DICINTAI PUTRA KYAI [ END-REV...

By prynstory_

492K 19.2K 864

Typo bertebaran, harap tandai ❗ Cinta pada pandangan pertama memang sebuah anugrah yang Tuhan berikan bada su... More

Chapter. 00
Chapter. 01
Chapter. 02
Chapter. 03
Chapter. 04
Chapter. 05
Chapter. 06
Chapter. 07
Chapter. 08
Chapter. 09
Chapter. 10
Chapter. 11
Chapter. 12
Chapter. 13
Chapter. 14
Chapter. 15
Chapter. 16
Chapter. 17
Chapter. 18
Chapter. 19
Chapter. 20
Chapter. 21
Chapter. 22
Chapter. 23
Chapter. 24
Chapter. 25
Chapter. 26
Chapter. 27
Chapter. 28
Chapter. 29
Chapter. 30
Chapter. 31
Chapter. 32
Chapter. 34
Chapter. 35
Chapter. 36
Chapter. 37
Chapter. 38
Chapter. 39
Chapter. 40
Chapter. 41
Chapter. 42
Chapter. 43
Chapter End. 44
Ekstra Chapter I

Chapter. 33

5.9K 272 17
By prynstory_

Jangan lupa vote & komen guys!
Typo bertebaran, harap tandai ❗

•••

Di dalam kamar Zahra menangis haru malaikat kecil yang menjadi imipianya ikini tumbuh di dalam rahimnya, ia mengucapkan beribu-ribu syukur kepada Allah atas anugrah dan karunia yang terjadi padanya.

Zahra memberi kabar bahagia itu kepada orang tuanya, dan kedua orang tua Zahra yaitu Lukman dan Salma juga ikut bahagia. Setelah memberitahukan kepada kedua orang tuanya kini Zahra berencana untuk memberitahu kedua mertuanya, dan Zayyan.

Tapi sebelum itu Zahra hendak memberi kejutan untuk Zayyan. Zahra berjalan ke arah lemari dan mengambil satu pasang gamis koko suaminya dan memasukan tes pek ke dalam saku gamis koko tersebut, Zahra membuat rencana kejutan seperti itu.

Ia berharap rencananya berhasil, Zahra kembali menaruh baju gamis suaminya ke dalam lemari. Saat menutup lemari Zahra mendengar keramaian di depan ndalem, dengan rasa penasaran Zahra keluar kamar kemudian pergi ke depan pintu dari arah luar pintu sayup-sayup ia mendengar suara suaminya. Ia membukanya untuk melihat apa yang sedang terjadi.

"Melakukan apa?" ucap Zahra di ambang pintu ndalem.

"Anu begini Ning, Maaf sebelumnya jika ini mungkin akan menyakiti hati Ning. Jadi gini Saya tidak tau persis kejadianya seperti apa, tapi saat saya memasuki ruangan Bk setelah mengajar. Saya melihat Gus Zayyan yang sedang mengukung tubuh ustadzah Amira. Dan ustadzah Amira menangis, katanya Gus Zayyan melecehkan nya." jelas ustadz Rio.

Deg!

Zahra merasa Dejavu dengan kejadian ini, tiba-tiba waktu terasa sangat lambat. Nafas Zahra terasa berat, dunia juga terasa berputar tanpa sebab. Telinganya berdengung kuat saat mendengar kata 'Melecehkan' menyebabkan nyeri di kepalanya, Zahra menutup telinganya dan ia memejamkan matanya erat.

"Hey sayang kamu kenapa?" ucap Ummi Sinta panik mendekat ke arah Zaha di ikuti Zayyan.

"Za kamu kenpa?" panik Zayyan.

Sura panik dari Ummi Sinta, dan Zayyan tidak terdengar oleh nya. Mertua dan suaminya memanggil Zahra berusaha menyadarkannya, ditambah wajah Zahra terlihat pucat dan ia berkeringat dingin.

Bruk!

Zahra tidak dapat menahan rasa sakit di kepalanya lagi. Alhasil rasa sakit itu menarik paksa kesadarannya dan akhirnya Zahra tidak sadarkan diri, tubuhnya libung tapi untungnya dengan sigap Zayyan memeluk Zahra.

***

"Istri Gus baik-baik saja, tapi saya mau tanya apa suatu hal yang membuat Ning Zahra trauma." ucap sang Dokter.

"Trauma? Trauma istri saya kambuh lagi dok?" tanya Zayyan.

"Bisa di bilang begitu." sahut sang fokter.

"Saya harap kalian bisa menghindari hal-hal yang bisa membuat trauma Ning Zahra kambuh." lanjut sang dokter.

"Baik Dok, terima kasih." ucap Ummi Sinta orang.

"Sama-sama, baik kalau gitu saya pamit. Assalamu'alaikum." ucap dokter.

"Wa'alaikumussalam." sahut mereka semua yang berada di dalam kamar.

"Zayyan kita bicara di ruangan Abah." ucap Abah Azhar dengan dingin.

"Baik Bah." sahut Zayyan.

Setelah mengatakan itu Abah Azahr keluar dari kamar menuju ruangannya, menunggu sang putra menemuinya.

"Sebelum menemui Abah mu, lebih baik kamu bersihkan diri dulu. Biar Ummi yang siapin pakaian kamu." ucap Ummi Sinta yang di angguki oleh Zayyan.

Zayyan pergi ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sedangkan Ummi Sinta menyiapkan pakaian untuk putranya.

Sekitar 25 menit Zayyan selesai membersihkan badanya dan kini ia sudah rapih dengan pakaian yang tadi di siapkan Ummi nya. Zayyan mendekat ke arah istrinya yang masih memejamkan matanya, Zayyan mengusap tangan Zahra dan mencium nya.

"Maaf Za, Maafin Mas." lirih Zayyan berbisik di telinga Zahra.

Zayyan bangkit dari duduk nya kemudian keluar kamar untuk menemui sang Abah di ruang kerja nya, Zayyan berjalan menuju ruang kerja Abah nya dengan persaan campur aduk.

Zayyan berdiri di depan pintu ruang kerja Abah nya, ia menatap lamat-lamat pintu itu. Zayyan menarik napasnya dalam-dalam kemudian menghebuskanya perlahan, Zayyan muali masuk ke dalam ruangan kerja Abah nya ia melihat Abahnya itu sudah menunggunya dengan menatapnya tajam.

"Duduk." ucap Abah Azahr.

Zayyan menuruti ucapan Abahnya ia duduk dan berhadapan langsung dengan sang Abah.

"Jelaskan kejadian tadi siang Zayyan." ucap Abah Azahr dengan penuh penekanan.

Zayyan menarik namanya dalam-dalam kemudian ia mulai menjelaskan semuanya, kenapa kejadian itu menimapanya.

"Zayyan bener-benar tidak melakukan hal itu Bah, Zayyan juga tidak mengerti mengapa ustadzah Amira menuduh Zayyan melecehkannya." ucap Zayyan menunduk.

Abah Azahr menghela nafasnya ia memejamkan matanya sejenak. 'Ya Allah Ya Rabb bantu hamba menyelesaikan masalah ini, Ya Rabb mohon perlindungan dari mu dengan apa yang akan terjadi nanti, tolong lindungi keluargaku dan rumah tangga putra hamba.'

"Abah tidak bisa mendengarkan penjelasan dari sebelah pihak saya, Abah juga harus mendengarkan penjelasan ustadzah Amira." sahut Abah Azahr.

"Sekarang kamu keluar, jika kamu benar-benar tidak melakukan sholat dan berdo'a lah minta pertolongan kepada Allah untuk menyelesaikan masalah ini." lanjut Abah Azahr.

***

Zayyan kelur dari ruangan Abahnya menuju kamar miliknya, untuk memeriksa keadaan istrinya. Ia masuk ke dalam kamarnya dan melihat Zahra yang masih belum membuka matanya, Zayyan duduk di bawah tepat di sisi istrinya. Ia menggengam tangan istrinya, Zayyan mengusap dan mencium tangan itu dengan penuh kelembutan.

Eughh.

Terdengar lenguhan dari bibir Zahra. Zayyan yang sadar istrinya langsung mendekat ke arah istrinya, ia melihat Zahra dengan perlahan membuka matanya dan melihat ke arahnya.

"Mas." panggil Zahra dengan suara lemah.

"Dalem, kenapa hm? Ada yang pusing atau sakit. Kalau ada bilang sama Mas." jawab Zayyan mengusap kening istrinya.

"Aku mau minum." ucap Zahra.

Zayyan mengangguk mengerti, ia membantu istrinya untuk bersandar di headboard. Zayyan membenarkan posisi tubuh Zahra agar istrinya itu nyaman, selelah itu ia mengambil satu gelas air di atas makasih kemudian mengarahkan nya ke mulut istriny.

"Aku kenapa Mas?" tanya Zahra setelah selesai meminum air, bukan tanpa sebab ia menanyakan hal itu karena Zahra lupa apa yang telah terjadi pada dirinya.

"Kamu pingsan." jawab Zayyan seadanya.

"Terus kamu tadi kenapa banyak ustadz yang menggiring kamu ke ndalem, terus aku inget kamu ngomong 'Tidak Abah, Zayyan tidak melakukan itu. Kejadianya yang sebenarnya bukan seperti itu' memangnya kamu melakukan apa Mas?" tanya Zahra.

Deg!

Zayyan menahan nafasnya ketika mendengar ucapan Zahra, merasa sesak di bagian dadanya seakan ada batu bersar yang menghimpit dadanya.

"Hey, Mas kenapa bengong?" ucap Zahra sambil mengusap tangan suaminya.

"Za." panggil Zayyan sambil menatap istrinya.

"Iya, kenapa hm?" jawab Zahra dengan lembut.

"Kamu percaya kan sama Mas?" tanya Zayyan tiba-tiba membuat Zahra mengerutkan keningnya bingunh.

"Zahra percaya sama Mas, apa terjadi sesuatu hm. Kenapa Mas ngomong gitu." jawab Zahra lembut.

Zayyan menundukan kepalanya, ia mengigit bibirnya menahan tangis dan rasa sesak.

"Apa kamu tadi mendengar ucapan ustadz Rido?" tanya Zayyan dengan ragu.

Zahra mengingat-mengingat kejadian yang terjadi sebelum dirinya pingsan. 'Anu begini Ning, Maaf sebelumnya jika ini mungkin akan menyakiti hati Ning. Jadi gini Saya tidak tau persis kejadianya seperti apa, tapi saat saya memasuki ruangan Bk setelah mengajar. Saya melihat Gus Zayyan yang sedang mengukung tubuh ustadzah Amira. Dan ustadzah Amira menangis, katanya Gus Zayyan melecehkan nya.' Zahra mengingat ucapan ustadz Rido kemudian ia mengangguk menanggapi ucapan suaminya.

"Mas tidak melakukan hal menjijikan itu Za," ucap Zayyan lirih kemudian ia menjelaskan kejadian yang sebenarnya terjadi pada istrinya.

Sepanjang Zayyan menjelaskan Zahra memandang ke arah mata Zayyan, mencari kebohongan disana tapi Zahra tidak mendapatkan apa yang ia cari. Zahra terseyum lembut, suaminya ini benar-benar berkata jujur.

"Mas, Mas sunguh tidak melakukan itu Ma-" lirih Zayyan menundukan kepalanya.

"Aku percaya kamu tidak melakukan hal itu Mas." potong Zahra cepat, ia mengangkat wajah suaminya dan terseyum lembut.

"K-kamu percaya sama Mas?" tanya Zayyan yang di angguki oleh Zahra.

"Tidak ada alasan untuk tidak mempercayai kamu Mas, selama ini dan sejauh ini kamu selalu jujur tentang semuanya." jawab Zahra.

"Dengerin Aku, yakinlah musibah tuduhan yang kamu alami saat ini merupakan kebaikan untuk kamu Mas, kamu shalat istikharah untuk meminta bimbingan Allah cara yang tepat mengklarifikasi atau membela diri. Meladeni dan membantah terkadang justru membuka pintu keburukan untuk kita. Kamu inget salah satu ayat dari Surat Al Baqarah ayat 45, kan." lanjut Zahra.

"Iya Mas inget,
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ dan عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ

"Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan berdoa. Sesungguhnya (sholat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (QS Al Baqarah ayat 45)

"Berarti kamu tau kan artinya apa, kamu minta petunjuk dari nya dan yakin bahwa Allah akan memberikan pertolongan untuk hambanya. Dia berjanji memberikan pertolongan-Nya hanya jika orang-orang yang beriman tetap menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan sesuatu apa pun dengan-Nya maka hindarilah meminta bantuan kepada selain Allah SWT. Sebab selain Allah SWT tidak memiliki kemampuan untuk itu dan tidak ada jalan menuju ke sana." ucap Zahra terseyum lembut dan memeluk suaminya itu memberikan ketenangan dan kehangatan.

Terangnya sinar matahari kini telah di gantikan dengan gelapnya malam dan bukan, di ruang tengah ndalem nampak rapai oleh beberapa orang. Di anata orang-orang itu terdapat Zayyan dan Zahra, malam ini Kyai Azhar dan beberapa orang yang ada di sana merundingkan masalah Zayyan.

"Mohon maaf Kyai, ustadzah Amira tidak memberikan penjelasan apa pun. Kami sudah menanyakan apa yang sebenarnya terjadi tapi ustadzah Amira tidak berbicara apapun beliu malah meraung menangis." ucap ustadzah Runi.

"Dari yang saya perhatian Kyai, sepertinya memang benar Gus melakukan hal kitu." timpal ustadz Rido yang di angguki yang lain.

Zayyan diam mendengarkan ucapan itu, ia menggengam erat tangan Zahra.

"Hutfh, saya juga sudah berusaha berbicara dengan ustadzah Amira. Tapi sepertinya beliau masih syok." ucap Kyai Azhar.

"Terus bagimana jalan keluar nya masalah ini?" tanya ustadz Rido.

"Kita tunggu sampai ustadzah memberikan keterangan nya, jika masih seperti ini. Saya akan bertindak tegas dan mencari jalan keluar nya, sekarang kalian kembali lah." ucap Kyai Azhar.

Perundingan malam itu selesai dengan belum menemukan titik terang, semuanya kembali ke kediaman masing-masing.

TBC.
Assalamu'alaikum guyss aku update lagi nichh..
Gimana nichh ceritanya?
Satu kata buat ustadzah Amira?
Pesan buat Zahra dan Zayyan?
Seeu next part ya guys papayyy👋🏻

Continue Reading

You'll Also Like

IBRA By bakpao

General Fiction

639K 28.2K 39
Ini kisah Syaqira yang harus menerima kenyataan jika dirinya akan menikah dengan gus nya sendiri, juga Gus Ibra yang harus membimbing santri Abinya y...
18K 405 27
Azalea Az-Zahra Humaira gadis usia 17tahun yang baru tumbuh dewasa, ia harus merelakan masa depannya karena ulah gurunya.
1.7M 25.4K 43
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
1.5M 74.2K 52
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...