SAGARALUNA

بواسطة SyfaAcha

2.7M 135K 34K

Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak ber... المزيد

PROLOG
Chapter 1 : SMA GALAKSI
Chapter 2 : SAGARA DAN ALUNA
Chapter 3 : RUANG BASKET
Chapter 4 : SAGARA ATAU GIVANO?
Chapter 5 : CLUB
Chapter 6 : KEMARAHAN SAGARA
Chapter 7 : PERTUNJUKAN
Chapter 8 : SIKSAAN
Chapter 9 : ALUNA IS TIRED
Chapter 10 : SINTA VS TANIA
Chapter 11: HUKUMAN LAGI?
Chapter 12 : ALUNA ZIDAN DAN HUJAN
Chapter 13 : KAMAR MENJIJIKAN
Chapter 14 : PERNAH PUNYA HUBUNGAN
Chapter 15 : PEMAKAMAN
Chapter 16 : MULAI SADAR
Chapter 17 : CINTA SAGARA

Chapter 18 : JERUK NIPIS

251K 10.8K 7.5K
بواسطة SyfaAcha

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!! VOTE DARI KALIAN MEMBUAT AKU SEMANGAT TAU!!🫶❤️

ig ku juga jangan lupa di follow

@acha4_4

***

Fakta yang diterima SMA Galaksi pagi ini membuat mereka semua heboh. Fakta bahwa Sagara dan Aluna berpacaran membuat mereka semua mengangga tak percaya. Semuanya dibuat terkejut dengan kedatangan Sagara dan Aluna sekarang.

Fakta Sagara dan Aluna resmi berpacaran membuat hati kaum hawa terpotek, mereka tidak menyangka jika Sagara cucu pemilik sekolah itu berpacaran dengan seorang anak pelacur.

Pandangan mereka tidak luput dari dua remaja sedang berjalan di koridor dengan tangan saling bertautan. Sagara dengan wajah datar tidak peduli dengan pandangan mereka.

Aluna hanya bisa menunduk mengikuti langkah Sagara. Ia merasa tidak suka dengan keadaan sekarang. Kejadian tadi malam di club membuat ia terpaksa menerima ajakan pacaran Sagara.

Tanpa mereka berdua sadari seseorang di pojok koridor mengepalkan tangannya kuat. Pandangannya menatap Aluna penuh arti. Jadi ini alasan cewek itu memutuskan hubungan dengannya yang sudah terjalin dua tahun.

Gerald berjalan kearah Aluna dan Sagara. Aluna yang melihat Gerald langsung memasang wajah datarnya, memperlihatkan pada Gerald bahwa ia bener bener tidak pernah cinta.

"Bilang sama gue kalo berita yang gue denger hari ini gak bener," ucap Gerald pada Aluna. Tangan Sagara yang tadinya menggenggam tangan Aluna kini cowok itu lepas. Sagara menatap Aluna sekilas kemudian beralih ke arah Gerald.

"Lo berdua perlu ngobrol, gue duluan." Sagara langsung melangkah pergi darisana.

Kini hanya tinggal Gerald dan juga Aluna dikoridor sana dengan beberapa murid yang berbisik keburukan Aluna. Dan juga ada beberapa dari mereka yang mengabadikan momen itu.

"Ikut gue," dengan wajah kesal Gerald menarik lembut tangan Aluna membawa pergi dari sana.

Gerald membawa Aluna ke rofftop. Saat keduanya sudah ada disana tidak ada yang mengeluarkan suara. Sempat terjadi keheningan beberapa detik hingga akhirnya Gerald mengeluarkan suara.

"Ini alasan lo Lun minta putus sama gue?" tanya Gerald. Aluna menatap datar Gerald.

"Iya. Gue udah bilang, gue gak pernah cinta sama lo," ucap Aluna. Saat mengatakan itu jujur saja hatinya sakit.

"Terus kenapa lo bertahan sampai dua tahun? Jadi gue cuma cinta sendirian?" tanya Gerald. Cowok itu mundur satu langkah.

"Iya. Gue bertahan dua tahun cuma buat deket sama sahabat lo Sagara, gue cinta sama dia."

Gerald menggeleng. Ucapan itu membuat hatinya terasa begitu sakit. Ternyata selama ini ia dipermainkan. Selama ini Aluna mencintai Sagara bukan dirinya.

"Gak, lo bukan orang kayak gitu, Lun. Gue tau lo juga ngerasain apa yang gue rasain selama ini," cowok itu meraih kedua tangan Aluna lembut.

"Jangan gini, Lun. Lo lagi kenapa? Lo lagi ada masalah hm? Cerita sama gue, gue bakal selesaiin masalah lo itu," tangan Gerald kini beralih mengangkup wajah cantik Aluna.

"Gue gak pernah cinta sama lo Gerald."

"Gak. Gue gak percaya."

"Lo harus percaya. Buktinya sekarang gue udah resmi pacaran sama Sagara," tangan Aluna beralih memindahkan tangan Gerald yang ada di wajahnya. Gerald menatap dalam Aluna, hatinya begitu sakit saat menerima fakta jika cewek yang ia cintai sekarang sudah menjadi milik sahabatnya sendiri.

"Gue udah bilang, gue cuma gunain lo buat bisa dapetin Sagara, dan sekarang gue udah dapetin itu. Gue udah gak butuh lo lagi," ucapan itu semakin membuat hati Gerald sakit.

"Gue sayang sama lo Aluna," tubuh Gerald langsung hangat saat ia berhasil memeluk Aluna. Ia semakin mengeratkan pelukannya, ia enggan untuk melepasnya.

"Lepasin Gerald."

"Kembali, Lun. Gue bakal lupain ucapan lo barusan. Gue yakin lo cinta sama gue," cowok itu semakin mengeratkan pelukannya. Ini terasa nyaman.

Air mata Aluna jatuh tanpa permisi. Ia juga merasa sakit saat melihat Gerald seperti ini. Ia tidak sanggup, ia sakit. Namun apa boleh buat, ia harus melakukannya.

Aluna menghapus air matanya hingga tak bersisa. "LEPASIN GUE!" sentak Aluna mendorong tubuh Gerald menjauh darinya.

"Sayang.. Aluna.." panggil Gerald. Kali pertamanya ia mendengar suara tinggi Aluna.

"SAYANG SAYANG SAYANG! STOP PANGGIL GUE SAYANG GERALD! LO DENGER GAK SIH GUE BILANG APA! GUE GAK SUKA SAMA LO, GUE LEBIH SUKA SAMA SAGARA!"

"SAGARA LEBIH SEMPURNA DARI LO! DIA LEBIH KAYA DARI LO! DAN DIA JUGA LEBIH BERPENGARUH DARI LO!" sentak Aluna keras. Kedua mata cewek itu memerah.

Gerald yang mendengar itu diam seribu bahasa. Apa yang barusan cewek itu katakan. Hatinya kembali terasa sakit. Ini bener bener sakit.

"Gue cewek matre Gerald, gue butuh uang. Lo tau kan gue cewek miskin. Gue tau lo orang kaya, tapi ternyata gue gak cukup sama harta lo, gue butuh yang lebih kaya dari lo, dan itu Sagara orangnya."

"Jadi stop ganggu hidup gue. Jangan ganggu gue sama Sagara," ucap Aluna lagi.

Gerald menggepalkan tangannya kuat. Ia tidak percaya dengan Aluna sekarang. Cewek itu bener bener bukan Aluna yang ia kenal dulu.

"Lo bener bener cewek jahat.." ucap Gerald.

"Jadi selama ini lo cuma mempermainkan gue? Lo mempermainkan cinta gue.. Sialan!!" Gerald mengusap wajahnya kasar. Ia tidak percaya dengan ini semua.

Aluna meremas kuat rok sekolahnya. Cewek itu menggigit bibirnya yang bergetar. Ia menahan agar tidak menangis didepan Gerald.

"Lo bodoh! Lo gampang gue permainkan!"

"Sialan lo anjing! Gue nyesel jatuh cinta sama cewek kayak lo!" setelah mengatakan itu Gerald langsung pergi dari sana.

Saat itu juga tubuh Aluna merosot kearah bawah. Tangis yang ia tahan sedari tadi pecah saat itu juga. Bibirnya bergetar hebat, juga tubuhnya yang lemas. Ia tidak sanggup melihat Gerald seperti itu. Hatinya juga terluka melihat cowok itu yang kecewa. Namun apa boleh buat, ia harus melakukan itu.

"Arrrghhhh gue benci!!!"

Flasback off.

***

Entah sudah berapa kali cowok itu menghembuskan napasnya kasar hari ini. Memijat pangkal hidungnya pelan. Kepalanya terasa pusing memikirkan berbagai masalah dalam hidupnya.

Jam pulang sekolah sudah berbunyi sedari tadi. Namun, Sagara enggan untuk keluar kelasnya. Pandangannya sedari tadi terus menatap kursi Aluna disampingnya penuh dengan umpatan kasar. Dan itu ulah dirinya sendiri.

Perlahan tangan Sagara menyentuh kursi itu. Hatinya bercampur aduk saat menatap nama Aluna di kursi itu. Kursi itu penuh dengan coretan.

Sagara menatap penuh arti kursi itu. Dalam kelas hanya dirinya seorang, sedangkan murid lain sudah pada pulang.

"Ngapain sih lo! Gak usah kasian," saat menyadari perbuatannya Sagara langsung menarik tangannya. Menggeleng kuat.

"Lo kehilangan kakak lo, dan juga mama lo sakit. Jadi stop kasihan sama cewek sampah itu," ucap Sagara pada dirinya sendiri.

Dengan langkah cepat cowok itu keluar kelas. Koridor sudah sangat sepi sekarang. Hanya dirinya seorang dengan beberapa guru yang masih berkeliaran.

Saat sudah sampai diparkiran, ponsel cowok itu berbunyi menandakan seseorang menelponnya. Tanpa menunggu lama dirinya langsung menjawabnya.

"Kak Sagara.." Suara tangis dari sebrangsana membuat Sagara membulatkan matanya khawatir.

"Ta, hei.. Kenapa lo nangis? Ada apa?" tanya Sagara khawatir.

Bukannya menjawab, Aletta semakin mengencangkan tangisnya membuat Sagara semakin khawatir dengan adiknya itu.

"Kenapa? Papa buat masalah lagi?"

"Bukan."

"Terus kenapa? Kenapa nangis?"

"Aletta kangen sama kak Silva. Tadi pas masuk ke kamar kakak banyak banget foto kita semua. Gue kangen kita kumpul kayak dulu lagi," Aletta terisak pilu. Cewek itu semakin mengeraskan tangisnya. Dan itu adalah air mata buaya.

Sagara mengehmbuskan napasnya kasar. Ini yang ia tidak suka. Ia paling tidak suka jika Aletta menangis.

"Udah jangan nangis, gue bakal ngebuat keluarga kita kembali kayak dulu lagi, walaupun Silva udah gak ada," ucap Sagara. Bahkan cowok itu tidak yakin dengan ucapannya sendiri.

"Boleh Aletta minta sesuatu?"

"Tentu. Lo mau apa?" jawab Sagara cepat.

Dari sebrangsana Aletta tersenyum menang, ini adalah kesempatannya.

"Pengen Aluna."

Ucapan itu membuat Sagara terdiam. Cowok itu tidak langsung menjawab. Ia melawan dengan pikirannya sendiri.

"Kak. Gue pengen Aluna, pengen nyiksa dia. Cuma dia satu satunya obat saat ini," ucap Aletta.

"Kenapa diam aja? Jangan bilang kakak mau bela dia lagi. Stop kak, dia juga salah."

"Kakak bawa sekarang," setelah berpikir panjang akhirnya Sagara memutuskan.

"Makasih Kak. Gue tunggu dirumah."

Tut.

Sagara mengusap wajahnya prustasi. Dengan cepat cowok itu membuka pintu mobilnya kemudian langsung menancapkan gas meninggalkan perkerangan SMA Galaksi.

Sebelum mendekat kearah halte dimana sudah ada Aluna disana. Cowok itu menurunkan lengan jaketnya menutupi lengannya yang penuh luka yang dirinya ciptakan sendiri.

Kemudian cowok itu langsung menghentikan mobilnya didepan Aluna.

Aluna menghembuskan napasnya. Baru saja ia merasa lega saat Sagara tidak mengganggunya hari ini, ternyata dugaannya salah besar, cowok itu tidak akan melepaskannya.

"Naik," ucap Sagara. Aluna tidak ingin membantah, tidak ingin membuat Sagara marah.

Aluna menatap Sagara yang hanya diam fokus mengemudi. Aluna ingin mengeluarkan suara Namun, enggan karena mood Sagara sedang tidak baik baik saja.

"Gak usah natap gue," ucap Sagara saat Aluna sedari tadi menatapnya. Aluna langsung menoleh kearah lain.

"Mau ngomong apa? Ngomong aja." Sagara yang mengerti jika Aluna ingin berbicara itu langsung membuka suara.

Aluna kembali menoleh kearah Sagara. "Boleh mampir kerumah gue sebentar gak? Gue harus ngasih nenek obat," ucap Aluna. Ia tau jika Sagara pasti tidak akan mengizinkannya pulang. Namun, ai akan mencobanya.

"Gak!" ucapnya singkat.

Aluna menghela napas pelan. Ia sudah tau pasti itu jawaban Sagara. Aluna tidak lagi mengeluarkan suata. Cewek itu menatap kearah luar jendela.

Pantulan dirinya di kaca mobil Sagara membut ia meringis ngilu. Luka di wajahnya masih terlihat ungu, juga sobekan di sudut bibirnya masih terlihat.

Setelah menempuh perjalanan sedikit jauh, kini mobil Sagara sudah masuk ke perkarangan rumahnya. Sepertinya cowok itu sekarang sudah sering pulang.

Sagara masuk kedalam diikuti oleh Aluna dibelakangnya. Aletta yang memang sudah berada diruangan tamu menunggu Sagara langsung menghembuskan dirinya ke pelukan Sagara.

Sagara sedikit meringis saat lengannya tidak sengaja terkena tubuh Aletta. Namun, sebisa mungkin ia menahan ringisannya.

Aletta tersenyum kearah Sagara yang dibalas oleh cowok itu. Pandangannya sekarang beralih pada Aluna yang berada dibelakang Sagara.

"Jalang sini lo!" dengan sekali tarikan Aletta berhasil membuat Aluna tersentak.

"Lo kenal dia?" Aletta memperlihatkan satu foto dimana seorang cewek dengan seragam sekolah yang tersenyum manis.

"Dia kakak gue yang udah mati gara gara kakak lo! Dan lo tau apa yang lebih parah. Kakak gue depresi karena dua tahun di buly sama kakak lo!" Aletta berteriak keras.

Aluna menggigit bibirnya yang bergetar. Melihat wajah cewek itu membuat hati Aluna sakit. Ternyata cewek itu yang sudah saudaranya siksa.

"Lo tau gimana dia nyiksa kakak gue? Gue praktein sekarang!"

PLAK!!

BUGH!!

Tamparan dan bogeman Aluna rasakan di wajahnya. Dengan sekali pukulan Aletta berhasil membuat hidung Aluna mengeluarkan darah segar. Tidak sampai disana, kini Aletta tanpa perasaan sedikit pun menarik rambut Aluna dan mendorong cewek itu hingga terkena ujung meja.

Aluna meringis keras saat punggungnya begitu terasa sakit. Cewek itu merasa pusing luar biasa saat Aletta kembali melempar gelas tepat mengenai kepalanya.

Darah kembali mengelir di pelipis Aluna. Dengan tenaga yang masih terkumpul cewek itu berdiri dan berjalan sempoyongan kearah Aletta.

"Ini sakit.. Cukup, Ta. Gue mohon hentikan," lirih Aluna. Cairan bening sudah keluar membasahi pipi lebam Aluna. Juga rasa sesak di dada cewek itu.

Aluna menatap Sagara seklilas. Cowok itu hanya menatapnya tanpa ekspresi tanpa sedikitpun berniat untuk menolong Aluna seperti tadi disekolah.

Bukannya menghentikan Aletta Sagara hanya menatap keduanya tanpa ekspresi.

"Lo pantes dapet ini semua! Walaupun lo pacaran sama kakak gue! Lo tetap benalu dalam keluarga gue!"

BRUK!!

Lagi dan lagi tubuh Aluna kembali tergapar mengenaskan di lantai.

"Ta, lo mau ngapain. Jangan!" teriak Aluna saat Aletta mulai mengeluarkan benda tajam dari sakunya dan mendekat kearah Aluna. Aluna menyeret dirinya mundur. Aluna bener bener gila.

SREEEKKK!!

"ALETTA JANGAN... SAKITTT AAAA!!" jerit Aluna menggema di seluruh ruangan. Darah mengalir mengotori lantai. Aletta kembali berhasil melukai tangan Aluna dengan pisau. Darah keluar begitu banyak.

Aluna meringkuk menahan sakit seraya tangannya mengadah kearah bawah untuk menyudahi darah yang mengalir tanpa henti.

"Ini belum seberapa sama apa yang kakak gue terima!"

SREKKK!

"SAKIT, ALETTA CUKUP. INI SAKIT, GUE M-MOHON CUKUP!" jerit Aluna penuh air mata. Perih di lengannya begitu terasa. Aletta berhasil kembali menggores besar lengannya.

"AAAAA SAKIT.." Aluna terus menangis. Tangisnya semakin menjadi. Darah semakin banyak keluar. Perih sakit bersamaan ia rasakan.

Aletta tertawa melihat Aluna yang kesakitan seperti cacing kelaparan. Aluna sudah tergapar mengenaskan dilantai dengan darah yang mengotori tubuhnya. Darah tidak berhenti mengalir. Dan juga Aluna yang terus menjerit hebat.

"Mau yang lebih sakit gak?" Aletta mengambil jerut nipis di atas meja yang sudah ia siapkan dan langsung meremas jeruk itu hingga meneteskan air nya mengenai luka Aluna. Aluna kembali mengerang, ia berteriak sejadi-jadinya, jeruk nipis itu berhasil menciptakan perih menembus kulit di lukanya yang sudah terkelupas hebat, jeruk nipis itu bercampur dengan darah Aluna menciptakan bau amis yang menyengat. Aluna menangis kesakitan meraung dengan hebat karena ulah Aletta

"ARRRGHHHH PERIIHHH! SAKIIITTT ALETTTA! TOOLLOOONGGG!" Aluna kembali menjerit keras. Ruangan itu penuh dengan suara tangis Aluna. Perih yang luar biasa Aluna rasakan di lengannya. Jangan tanyakan bagaimana keadaan Aluna sekarang. Cewek itu hanya menunggu kapan dirinya tidak sadarkan diri.

Sagara membuang wajahnya dari Aluna yang menahan sakit. Cowok itu menoleh kearah lain, tidak ingin melihat Aluna untuk sekarang.

"Sagara tolongin gue.. Ini sakit, Ga. Sakit banget," lirih Aluna pada Sagara. Aluna menggigit bibirnya menahan sakit yang luar biasa. Kedua lengannya terluka parah.

Sagara yang mendengar rintihan Aluna bukannya menolong cowok itu langsung melangkah pergi dari sana.

Aluna semakin menangis saat Sagara pergi. Tidak ada yang menolongnya saat ini. Aletta hanya tersenyum puas melihat Aluna.

Aluna kembali menjerit saat sakit di lengannya kembali terasa. Kedua tangannya sudah tidak bisa ia gerakkan. Aluna merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

***

"AARRRRRGHHHH ANJING!"

Sagara meninju dinding kamarnya dengan keras. Tidak peduli sama sekali tangannya mengeluarkan darah. Berkali kali cowok itu menendang kasar meja belajarnya.

"SIALAN! KENAPA LO HARUS LAHIR DI KELUARGA ITU HAH! ARRRRGHHH GUE BENCI ANJING!" pekik Sagara dengan tangan terus memukul dinding. Darah sudah menempel di dinding tapi Sagara tidak juga menghentikan aksinya.

Saat melihat Aluna yang menjerit kesakitan tadi hati Sagara juga terluka. Namun, ia tidak bisa berbuat apa apa, Aletta tidak boleh menangis karena itu sungguh dirinya tidak suka.

"DENDAM SIALAN!" Sagara melepas jaketnya meninggalkan kaos lengan pendek ditubuhnya. Lebam kebiruan dan garis luka di lengannya terlihat begitu jelas.

Tubuh Sagara merosot kearah bawah. Cowok itu meremas kuat dadanya berniat menghilangkan rasa sakit. Tidak peduli dadanya mengeluarkan darah karena remasan yang ia lakukan begitu kuat. Cuma itu satu satunya pengalihan rasa sakit dihatinya.

Sagara kembali berdiri dan berjalan kearah nakasnya, perlahan tangannya mengambil satu botol dan membukanya.

"SIALAN! ARRRGHHH ANJING!" cowok itu melempar sembarangan botol itu tatkala ia tidak menemukan obat yang ia konsomsi selama ini. Dirinya lupa jika obat itu sudah habis dua hari yang lalu.

Sagara kembali merosot kearah bawah. Dirinya mengepalkan tangannya kuat. Cowok itu menarik keras rambutnya prustasi. Ini bener bener membuatnya pusing.

***

Gaysss aku udah gak tau mau bilang apa. Jadi mereka semuanya sakit. Aluna jauh lebih sakit, dirinya harus menanggung semua perbuatan keluarganya.

Jadi Sagara juga sakit, dimana ia dibohongi oleh Aletta yang begitu ia sayangi. Sagara tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya, belum lagi papanya yang memilih wanita lain dari pada mamanya yang mengalami gangguan jiwa.

Jadi Gerald juga sakit, dimana ia dipaksa harus menghilangkan rasa cintanya pada Aluna. Dimana ia berpikir cinta dua tahunnya dipermainkan oleh Aluna. Aluna memutuskan hubungan dengan Gerald yang mana cowok itu masih begitu mencintainya.

Intinya gayss terimakasih banyak buat antusias kalian dalam cerita ini. Dan makasih banyak udah mempromosikan cerita ini di berbagai media.

Jangan lupa vote dan komen!!

See you!!❤️🫶💐

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

107K 4.8K 31
Sepasang kekasih yang awalnya romantis kini mulai merenggang akibat adanya orang ketiga yang datang dari masalalu, terlebih lagi ia adalah first love...
9.4K 1.3K 7
[DAY6 LOCAL FANFICTION] "Gue boleh kan suka sama lo?" -Hansel Mahendra 2020, Afrose Lee Start: 8-Mei-2020 Finish: 11-Mei-2020
2K 188 7
cerita ini berisi tentang penyesalan seorang pria yang ditinggalkan oleh pasangannya untuk selamanya. Ini kesalahan yang membuatnya harus hidup tanpa...
Meet Destiny بواسطة Mindoy

قصص المراهقين

66.1K 4K 25
Zoya merupakan gadis yang memiliki tekad kuat untuk mencapai apa yang ia inginkan. Setelah kembali pindah ke kota kelahirannya, Zoya kembali bertemu...