haii, teman teman semua apa kabar??
sekarang udah pada masuk sekolah/kuliah/kerja ya??
semangat yaa, semoga harinya teman teman berjalan dengan lancar.💗💗
aku juga udah kembali masuk kerja lagii, kalo kalian gimana?
ada yang masuk di tanggal 16 atau masih liburan??
kalo masih liburan, selamat menikmati liburan yaa sebelum kembali ke rutinitas yang sibuk.
happy reading 💗💗
1
****
Mayted pov
jari-jari tanganku perlahan bergerak, mataku juga perlahan terbuka.
aku mengedipkan mataku berulang, saat sudah bisa melihat sekeliling dengan normal aku terkejut saat melihat dia ada di samping ku.
dia yang tengah tertidur dengan posisi duduk dan tangannya yang di jadikan bantalan kepalanya.
sungguh, aku tak percaya dengan apa yang aku lihat saat ini.
ini benarkah dia? atau aku hanya berhalusinasi? tapi tunggu. semuanya terasa jelas.
tidak salah lagi, ini adalah dia. perempuan yang aku rindukan.
aku menatapnya dengan tatapan mata yang tak berkedip, dengkuran halus yang terdengar membuat aku seakan hanyut dalam beberapa menit.
namun tiba-tiba ia seperti akan bangun dari tidurnya, cepat cepat aku memejamkan mataku dan pura-pura tertidur.
Hoam!
kamu menguap dan membenarkan posisi duduk.
melirik kearah Mayted, kamu menghela nafas lalu membuangnya lagi. "kamu kapan sadar? kasian mama, kakak kamu, dan semuanya nungguin kamu sadar."
"termasuk aku juga yang nungguin kamu sadar, aku cuman pengen kamu sadar. setelah itu aku janji ga bakalan balik lagi ke kehidupan kamu."lanjut kamu seraya memegang dan menggenggam erat tangan Mayted.
"tidak, saya tidak ingin kamu pergi."batin Mayted. rasanya ia ingin bangun dan mengatakan bahwa ia tidak ingin kamu pergi.
setelah selesai berbicara seperti itu, kamu hendak menaruh tangan Mayted kembali. namun tangan itu tidak bisa terlepas dan malah semakin erat menggenggam tangan kamu.
"ehh? ini kenapa?"ujar kamu seraya berusaha melepaskan tangan Mayted.
saat tengah berusaha melepaskan tangan Mayted, tiba-tiba saja laki-laki itu menoleh kearah kamu dan menatap kamu. "tolong jangan pergi dari saya."
sontak gerakan tangan kamu yang semula tengah berusaha melepaskan tangan Mayted dari tanganmu pun terhenti. tubuhmu seketika seraya membeku.
"saya sudah sadar sendari tadi, bahkan saat kamu masih tidur. perlu kamu tau saya tidak akan melepaskan tangan saya dari tangan kamu sampai kamu mengurungkan niat kamu tadi."lanjut Mayted seraya menatap kamu dengan tatapan intens.
"jangan gila."hanya kalimat itu yang bisa kamu katakan.
"memang, saya memang gila. tapi saya lebih gila lagi jika kamu meninggalkan saya. saya akui kalau waktu itu saya yang meminta mengakhiri semua ini. tapi nyatanya saya tidak bisa tanpa kamu."Mayted mengubah posisinya menjadi duduk bersandar di ranjang pasien.
kamu menggeleng. "jangan bahas hal yang sudah terjadi, aku ga mau mengingat lagi hal itu."
"terlalu jauh saya membuat kamu sakit ya?"tanya Mayted. "maaf kamu harus merasakan hal menyakitkan ini, seharusnya saya menjadi rumah untuk kamu dan menjadi tempat bersandar kamu. tapi nyatanya saya malah menjadi salah satu alasan luka terdalam yang kamu rasakan."
"luka aku biarkan menjadi urusan aku, kamu lanjutkan saja hidupmu dan jangan membahas soal kita yang sudah berakhir."kamu bangkit berdiri dan berhasil melepaskan tangan Mayted yang menggenggam kamu.
lalu kamu berjalan keluar dari ruangan tempat Mayted di rawat.
sebelum meninggalkan rumah sakit, kamu terlebih dahulu mengabari kakaknya Mayted.
You
kak tikaa, Pak Teddy sudah sadar. langsung jenguk aja ke rumah sakit.
setelah itu kamu memasukkan handphone ke tas selempang dan pergi dari rumah sakit.
apa alasan pergi dari rumah sakit?
hanya ada satu alasan, kamu tidak ingin air mata kembali jatuh dan tidak fokus lagi untuk melangkah ke depan.
seharusnya memang hal ini yang di lakukan bukan? tidak baik jika harus tenggelam dalam masa lalu.
walaupun mungkin di masa depan bisa menyatu tapi semuanya tidak semudah orang-orang yang mengatakan. "pindah keyakinan aja, gitu aja ribet."
memang hal itu bisa di lakukan, namun perlu banyak pertimbangan.
ibaratnya ketika hati masih ingin bersama, namun logika mengatakan semua hal itu tak mudah.
lantas apa yang mau di lakukan selain pasrah pada takdir yang akan datang?
batin meminta kembali namun raga meminta menjauh, kedua hal yang tidak sejalan menyebabkan kamu tidak tau apa yang harus kamu pilih.
apakah mungkin sebentar lagi kamu akan merasakan perayaan mati rasa?
entahlah.
****
"Pak Teddy sudah boleh pulang, namun kesehatan nya harus tetap dijaga dan jangan berkendara sendirian dulu ya Pak."ujar dokter yang menangani Mayted.
"baik dok, terimakasih banyak."balas Mayted seraya tersenyum simpul.
"sama sama, kalau begitu saya permisi dulu."lalu dokter itu pergi keluar dari ruangan tempat Mayted di rawat.
"kenapa waktu itu saya harus mengatakan permintaan yang seperti itu ya? kini cuman penyesalan doang yang bisa saya rasakan. mau kembali juga tidak bisa. apa yang harus saya lakukan? mencari orang baru lagi atau tetap menunggu kamu?"ujar Mayted seraya terduduk diam di atas ranjang pasien.
"anak mama, kamu sudah sehat. mama senang sekali melihat kamu seperti ini kembali lagi sehat."Mamanya Mayted berjalan menghampiri Mayted lalu memeluk anak laki-laki nya itu.
Mayted membalas pelukan erat mama nya. "maaf Teddy sudah buat mama dan kakak khawatir."
"iya gapapa, yang terpenting kamu sudah sadar dan sehat kembali."
kakaknya Mayted menoleh ke sekeliling. "loh (nama kamu) mana ted?"
"loh iya, nak (nama kamu) kemana?"sahut mamanya Mayted.
Mayted menghela nafas lalu membuangnya. "pulang."
"kenapa kamu jawabnya lesu gitu, kamu ga abis membicarakan hal yang menyakitkan hati (nama kamu) lagi kan?"tanya kakaknya Mayted.
"bukan gitu kak, tapi---"
"ted, kamu tau kan dia cuman sendirian sekarang. keluarga nya udah kaya tim sar yang menyebar. kamu kenapa malah bikin (nama kamu) makin rapuh sih?"cerocos kakaknya Mayted.
"kak dengar Teddy dulu, Teddy cuman minta (nama kamu) balik sama Teddy dan tadi aku minta maaf kalau gara-gara aku minta pisah kita jadi kaya sekarang. terus kata (nama kamu) dia ga mau bahas."jelas Mayted.
kakaknya Mayted memegang pelipisnya. "kan, udah kakak tebak pasti awal mula semua ini karena permintaan kamu yang aneh ini. okelah kalian memang beda keyakinan tapi ga gitu caranya buat pisah ted. kamu malah bikin dia mati rasa tau. asli kakak gemes banget sama kamu ihh."
"kalian berdua ngomongin (nama kamu) terus, emang ada apa?"tanya mamanya Mayted yang sedari tadi tidak mengerti.
"mama tau, (nama kamu) itu teman masa kecil Teddy. dan saat sekarang mereka sudah bersatu Teddy minta permintaan yang di luar dugaan. tika tau mereka beda keyakinan tapi ga begitu caranya kan maa?"jawab kakaknya Mayted.
"maaf."
kakaknya Mayted mengerutkan keningnya. "maaf untuk apa maa?"
"sebenarnya ini gara gara mamaa, iya mama tau kalau mama salah tapi mau pake cara apa biar mereka bersatu? ga ada. jadi jalan terbaik mereka berdua harus mengakhiri hubungan ini dan Teddy cari perempuan yang seiman. mama juga sebenarnya setuju dengan (nama kamu) jadi pacar Teddy cuman mereka beda keyakinan. mama ga punya pilihan lain."jawab mamanya Mayted.
"mama kenapa ga ngomong sama aku? bagaimana pun hubungan ini adalah urusan Teddy dan (nama kamu) kita hanya memberikan saran saja. soal hal apa yang harus di lakukan adalah keputusan mereka berdua maa."ujar kakaknya Mayted.
"iyaa mama paham, tapi sampai kapan Teddy harus seperti ini terus. dia udah kepala tiga. waktunya untuk menikah."
kakaknya Mayted mengangguk pelan. "ya sudahlah, semuanya sudah terjadi. pesan kakak untuk Teddy. kamu jika memang serius tunjukkan lah keseriusan kamu dan jika kamu ingin (nama kamu) menjadi sama seperti kita kamu juga harus serius dan membimbing (nama kamu) dengan baik. intinya jangan karena cinta tapi karena semua niat dan semua hal yang sudah di pikiran matang-matang."
****
haii, bab nya masih kependekan ga?
aku minta maaf kalau bab ini kurang dapet feel nya :>
okee, jangan lupa vote dan comment nya yaa. karena sekarang vote nya mulai berkurang :(
sampai ketemu di satu bab terakhir, kemungkinan bab terakhir akan lebih panjang. karena itu adalah bab ending hehehe.
setelah itu kita pindah ke season dua 💗💗
see u next bab, i love you guys. 🤍🤍