Kagum (END)

By Pluto_nius

17.6K 1.7K 145

"Dia baik, apa aku bisa memiliki nya" More

Prolog
Bab 1 (Awal Pertemuan)
Bab 2 (Ingin Bertemu)
Bab 3 (Sekarang Aku Tahu)
Bab 6 (Teman Baru Levi)
Bab 4 (Ingin Mengenal Lebih)
Bab 7 (Fakta)
Bab 8 (Pendekatan)
Bab 5 (Berkumpul Kembali)
Bab 9 (Ketua Osis Keren)
Bab 10 (Sibuk)
Bab 11 (Sibuk 2)
Bab 12 (Perhatian)
Bab 13 (Hari Perayaan Sekolah)
Bab 14 (Rencana Liburan)
Bab 15 (Reuni)
Bab 16 (Study Date? Maybe)
Bab 17 ( Lily )
Bab 18 ( Mengingat )
Bab 19 (Awal Mula)
Bab 20 (Bendera Perang)
Bab 21 (Pupus?)
Bab 22 (Licik)
Bab 23 (Kecewa)
(⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)
Bab 24 (Keluarga)
Bab 25 (Asing)
Bab 26 (Hilang)
Bab 27 (Titik Terang)
Bab 28 (Akhir?)
Bab 29 (Kembali Ke Awal)
Bab 30 (Kambali Dekat)
Bab 32 (Study tour)
Bab 33 (Ber Dua)
Bab 34 (LiLynn)
Bab 35 (Perwakilan Sekolah)
Bab 36 (Jealous)
Bab 37 (Penjelasan)
Bab 38 (Kumpul)
Bab 39 (Persiapan Ujian)
Bab 40 (Hari Ujian)
Bab 41 (Hari Libur)
Bab 42 (Main)
Bab 43 (Kelas XII)
Bab 44 (ZyZy)
Oshi Ku ಥ⁠‿⁠ಥ
Bab 45 (Terbuka?)
Bab 46 (Usaha)
Bab 47 ( MoZy )
Bab 48 ( Zy? )
Bab 49 ( Kacau )
Bab 50 (Mencari)
Bab 51 (Penantian)
Info

Bab 31 (Jalan)

276 26 3
By Pluto_nius

Minggu hari pun tiba, sesuai dengan janji Shasa kepada Nayla hari ini ia akan menjemput Nayla untuk jalan.

"Mau kemana Kak?" Tanya Flora kala melihat Shasa menuruni tangga.

"Mau main sama Nayla Bun"

"Oh ya udah hati-hati ya, jangan ngebut-ngebut"

"Iya Bun, ya udah Shasa berangkat ya" Flora mengangguk memberi izin.

...

"Pak Tio mobil nya udah siap kan?" Tanya Shasa pada Pak Tio selaku supir pribadi di rumah nya.

"Udah Non, ini kunci nya" jawab Pak Tio sembari memberikan kunci mobil kepada Shasa.

"Makasih ya Pak" ucap Shasa dengan sopan.

"SHASA LU MAU KEMANA?" Teriak Lana dari balkon kamar nya yang menghadap ke pekarangan rumah Shasa.

"MAU MAIN SAMA NAYLA"

"PARAH GUA GAK DI AJAK!"

"PENGEN BANGET DI AJAK, KAPAN-KAPAN DAH KALOK ENGGAK SAMA NAYLA. KASIAN HATI JOMBLO MU NANTI MERONTA-RONTA KALOK LU JADI NYAMUK" ejek Shasa dengan tengil.

"DIH PARAH BANGET!" Kesal Lana sambil memutar malas mata nya.

"BIARIN! DAH YA KASIAN NAYLA UDAH NUNGGUIN!" Ucap Shasa lalu hendak masuk ke dalam mobil, tapi sempat-sempat nya ia masih mengejek Lana dengan menjulurkan lidah nya.

Lana hendak melempar pot disamping nya namun berhasil ia tahan, ia takut jika nanti diamuk Mami nya karena melempar pot, belum lagi nanti kalok Shasa ngamuk gegara pot nya kena mobil nya. Ia kembali meletakan pot yang sudah siap dilempar tadi kembali ke tempat semula. Mata nya masih memandang mobil Shasa yang perlahan mulai menjauh, senyuman tipis terukir diwajah nya sangatlah tipis.

"Kalok Nayla emang kebahagiaan lu gua ikhlas Sha, walaupun perasaan gua yang harus jadi korban gua enggak masalah. Nay gua serahin Shasa ke lu jangan dibikin nangis lagi ya, gua bakal coba buang perasaan gua ke Shasa sejauh mungkin walaupun gua yakin itu susah. Tapi asal Shasa bahagia bakal gua lakuin"

~~//~~

"Huf~ ayo Sha lu bisa, tinggal lu ketuk tu pintu terus bilang mau ngajak Nayla jalan. Ok" monolog Shasa, saat ia hendak mengetuk pintu rumah Nayla pintu itu terbuka lebih dulu.

"Loh Sha kamu udah sampek, kenapa enggak di ketuk aja pintu nya?"

"Hehe tadi baru mau saya ketuk Tan, tapi udah Tante buka duluan"

"Oh, masuk dulu aja Nayla nya lagi siap-siap. Tu di dalem ada Levi, sama Om Ollan"

"Oh iya Tan"

"Ya udah kalok gitu Tante tinggal dulu ya"

"Iya Tan hati-hati"

Setelah Jessi pergi dari pekarangan rumah nya, Shasa lalu masuk.

"Permisi"

"Loh Shasa, sini nak duduk dulu mau nyari Nayla ya?"

"Iya Om, mau izin ngajak Nayla nya jalan boleh Om?"

"Boleh lah kenapa enggak boleh kan sama kamu, sini duduk dulu Nayla nya lagi siap-siap"

"Iya Om"

"Enggak usah terlalu formal, santai aja"

"Hehe iya Om, Shasa usahain"

"Kamu mah bener-bener duplikat nya Flora sama Ferrel ya"

"Kan anak nya Om, serem dong kalok beda"

"Iya juga ya, haha"

"Om udah lama ya kenal sama Ayah, Bunda"

"Iya udah lama banget, dulu Om sama Ayah kamu itu udah temenan dari SMP kls 8. Kalok sama Bunda kamu hemm~ waktu SMA pas awal-awalan Ayah kamu jadian"

"Aa berarti dulu Om juga satu sekolah sama Bunda Fio ya?"

"Iya"

"Oiya Om, kata nya Bunda dulu Ayah buaya emang bener? Soal nya tiap Shasa tanya berapa mantan nya Ayah enggak mau jawab"

"Hemm~ berapa ya dulu Ayah kamu pernah pacaran sama istri nya Om dulu, terus sama istri nya Om Zeean, sama Yori juga pernah, setau Om sih cuma itu tapi enggak tau juga Ayah kamu buaya darat soal nya" jelas Ollan, Shasa mengangguk paham.

"Kamu jangan jadi buaya kayak Ayah kamu lo ya"

"Enggak lah Om, Shasa mah setia" Ollan tertawa kecil mendengar itu.

Mereka lalu lanjut berbincang ringan, Ollan menceritakan banyak hal soal hubungan antara Ferrel dengan Flora, dan juga hubungan Ferrel dengan Fiony. Shasa menyimak dengan khusyuk, apa lagi baru pertama kali ini ia mendengar cerita tantang lika liku Ayah nya dulu mendapatkan hati ke 2 Bunda nya.  

"Loh Sha, kamu udah sampek? Udah lama kh?"

"Oh belum kok Nay, santai. Mau jalan sekarang?"

"Iya ayo, Papi Nayla izin jalan sama Shasa dulu"

"Iya Nay, Sha Om titip Nayla ya"

"Aman Om, kalok gitu kita berangkat dulu ya Om. Permisi"

Setelah berpamitan pada Ollan, Shasa dan Nayla pun pergi menuju mobil Shasa. Ia lalu membuka pintu untuk Nayla, setelah Nayla masuk baru lah ia naik.

Perjalanan kali ini dihiasi dengan celetukan dan tawa. Shasa mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang, pemandangan kota yang perlahan berubah menjadi sebuah hutan yang rindang. Entah Nayla atau Shasa ke 2 nya sama-sama menikmati pemandangan yang mereka lewati. Hingga mobil itu berhenti disebuah lahan kecil, terdapat jalan setapak di samping nya. Shasa lebih dulu turun, setelah nya baru membuka pintu untuk Nayla. Mereka ber 2 lalu berjalan menelusuri jalan setapak itu, Shasa jalan lebih dulu dengan tangan kanan nya yang menggenggam erat tangan kiri Nayla. Pepohonan rindang menghiasai jalan itu, banyak tupai yang melompat dari pohon ke pohon, kicauan burung juga menghiasi menciptakan suasana tenang. Langkah mereka perlahan terhenti, mata Nayla membulat sempurna kala melihat pemandangan didepan nya. Sebuah danau dengan rumput hijau mengelilingi nya, terdapat beberapa bunga liar yang menambah kesan indah, pantulan sinar matahari yang perlahan mulai terbenam, dan angin sepoi sepoi yang menyapu kulit. Suasana menenangkan, hanya terdengar kicauan burung dan suara pohon yang terkena angin. Mata Nayla perlahan mulai terpejam menikmati sapuan angin yang mengenai wajah nya, senyuman mengambang di wajah nya.

"Mau duduk disana gak?" Tanya Shasa sambil menunjuk sebuah batu yang terlihat datar, Nayla mengangguk sebagai jawaban.

"Aku engak tau ada tempat se indah ini ditengah hutan" ucap Nayla mengawali pembicaraan.

"Hemm~ dulu aku juga enggak tau. Tapi aku jadi tau setelah dibawa ke sini sama Bunda, dulu Ayah jarang pulang karena kerjaan nya jadi kadang Aku, Lily, Fritzy sering sedih karena jadi jarang main sama Ayah. Terus Bunda bawa kita ke sini"

"Tempat ini sama sekali enggak berubah" lanjut nya.

Mereka kembali terdiam, saling menikmati suasana menenangkan di sekitar nya dengan mata tertutup. Sesekali Nayla memandang wajah Shasa yang duduk di samping nya, kagum itu lah yang Nayla rasakan. Tanpa ia sadari perlahan wajah nya berubah menjadi merah bagai kepiting rebus, dan setiap itu terjadi Nayla selalu memalingkan wajah nya kearah lain. Sementara Shasa mencoba menahan tawa nya, kala melihat hal itu dari ujung mata nya yang sedikit terbuka. Tak terasa langit berubah menjadi malam, matahari berganti menjadi bulan. Walaupun malam tiba, tapi danau itu masih terlihat indah dengan pantulan cahaya bulan, bintang yang bertaburan di langit malam, serta kunang-kunang yang berterbangan disekitar mereka. Shasa mengambil beberapa barang dikantong plastik yang ia bawa tadi, ia mengeluarkan 2 bungkus kembang api. Senyuman terukir jelas di wajah Nayla, setelah Shasa mulai menyalakan kembang api itu Nayla tampak sangat kegirangan. Ia mulai berlari kecil kesana kemari dengan kembang api ditangan nya, senyuman terukir diwajah ke 2 nya. Walaupun sederhana namun momen ini tak akan pernah terlupakan.

"Semoga gua bisa terus liat senyuman lebar mu itu Nay"

Setelah merasa puas dan capek, ditambah udara yang semakin dingin mereka ber 2 memutuskan untuk menyudahi kegiatan jalan untuk hari ini. Mobil itu kembali menelusuri jalanan, pemandangan kota tampak semakin indah dimalam hari dengan alunan lagu yang menenangkan membuat katuk mulai menyelimuti Nayla. Mata nya perlahan mulai tertutup, Shasa mengendarai mobil nya setenang mungkin agar tidak mengusik Nayla. Hingga mobil itu berhenti dipekarangan rumah Nayla, Shasa turun lebih dulu saat ia hendak mengendong Nayla, Nayla yang merasakan pergerakan malah terbangun.

"Eh maaf kamu jadi kebangun, kita udah sampek rumah"

Nayla tidak merespon ucapan Shasa, sebalik nya ia malah merentangkan tangan nya seakan meminta gendong. Shasa yang paham lalu mengendong Nayla ala koala, setelah Nayla berada di gendongan nya ia malah kembali tertidur.

Tok tok tok...

"Iya sebentar"

"Loh Sha, Nayla nya tidur?"

"Hehe iya Tan, kamar nya Nayla dimana ya Tan, biar Shasa taruh dikamar nya"

"Oh iya, sini Tante anterin"

Setelah meletakan Nayla dikamar nya, Shasa perlahan mulai kembali menutup pintu kamar Nayla.

"Kalok gitu Shasa izin pamit pulang dulu ya Tan" Izin Shasa sambil menyalami Jessi.

"Enggak makan dulu?"

"Enggak tan,kapan-kapan aja Shasa izin pamit ya Tan. Permisi"

"Iya Sha, makasih ya"

~~//~~

"Sha udah pulang, udah makan? Kalok belum itu Bunda udah masak kamu makan gih"

"Iya Bun, Shasa mau bersih-bersih dulu"

Sesampai nya dikamar Shasa lalu merebahkan diri nya ke kasur, ia lalu membuka kembali handphone nya melihat berbagai momen yang ia lalui bersama Nayla hari ini. Senyuman tak luntur dari wajah nya.

~~//~~

TBC~

1392 Kata~

Continue Reading

You'll Also Like

27.9K 4.6K 17
Allura Christy Gadis remaja polos nan lugu yang kerap kali mendapat bullyan dari semua siswa siswi di sekolahnya. Bagaimana tidak, sekolahnya saja s...
Drie By VAnswan

Fanfiction

30.9K 3.8K 21
Mamanya bilang, Chandra harus mengalah pada adiknya, Nathan, karena Chandra adalah seorang kakak. Lalu papanya bilang, Chandra harus mengalah pada ka...
91.8K 9.1K 37
FIKSI
147K 14.5K 26
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...