My Little Baby (END) βœ“

By AyyaKanawut

71.6K 8.4K 2.4K

Di usia nya yang baru menginjak 27 tahun Mew Manuel Damarion Harus siap di jodohkan oleh orang tua nya, alasa... More

Perkenalan Tokoh
01 || Di Kejar Nikah πŸ“
02 || Gara-gara Mochi πŸ“
03 || Calon menantu πŸ“
04|| ingin mengikat πŸ“
05 || resmi mengikat πŸ“
06 || Kantor Manuel πŸ“
07 || Bayi sakit πŸ“
08 || Kembali πŸ“
09 || Rencana πŸ“
10 || Kelulusan πŸ“
11 || Pernikahan πŸ“
12 || first time πŸ“
13 || Istri Kecil πŸ“
14 || tingkah Gasena πŸ“
15 || Ikan putih-putih πŸ“
16 || Gasena anak baik πŸ“
17 || Ice cream πŸ“
19 || Gasena Agresif πŸ“
20 || sakit lagi? πŸ“
21 || Mulai nakal πŸ“
22 | Gasena rewel πŸ“
23 || Keseharian πŸ“
24 || Gasena & Adek bayi πŸ“
25 || Keluarga kecil (END) πŸ“

18 || Manuel & Gasena

2.1K 313 76
By AyyaKanawut


Clek!!

Manuel menutup pintu kamar mandi dengan pelan, bersamaan dengan pintu kamarnya pun di buka. Manuel menatap datar orang yang masuk ke dalam, itu pengasuh Gasena.

"Ma—maaf tuan, mba cuma mau anterin sarapan Adek." Manuel mengangguk paham, Manuel memperhatikan Gasena dan pengasuhnya yang mengobrol. Manuel berjalan ke arah Gasena, Manuel menggunakan celana training dan kaos hitam polos.

"Gasena seharian dengan saya, kamu bisa mengerjakan pekerjaan rumah yang lain hari ini. Jika saya menelpon baru kamu kembali melakukan tugasmu," ujar Manuel pada Pengasuh Gasena, Gasena mengedipkan matanya berulang saat mendengar suara Manuel yang berbeda ketika berbicara dengan Pengasuhnya.

"Om, tidak marah banyak-banyak dengan Mba kan? Om jangan pecat Mba, asen ingin main dengan mba selama-lamanya!" Seru Gasena memegang lengan Manuel, Manuel tersenyum tipis. "Gak sayang, Om gak pecat Mba. Sayang lupa? Kita kan mau ke kantor Om hari ini," ujar Manuel menjelaskan.

"Asen lupa Om!! Hihi... Mba Asen dengan Om hari ini, mba jangan mencari teman yang lain besok kita main banyak-banyak lagi." Seru Gasena menatap pengasuhnya. "Iya adek," jawab pengasuh itu dengan suara lembutnya.

Gasena tersenyum dengan deretan Gigi terlihat seperti bayi kecil ketika merasa senang, Manuel mengusap pipi Gasena lagi. "Kamu bisa pergi," ujar Manuel dan pengasuh Gasena pun menunduk hormat kemudian berpamitan pada Gasena untuk keluar dari kamar.

Gasena melihat ke arah pintu sampai pintu itu kembali di tutup, Gasena terkejut ketika menoleh hidungnya begitu dekat dengan Hidung Manuel. "Om, Asen kaget."

Cup!!

Manuel mencuri kecupan di bibir Gasena, Manuel duduk di samping istrinya itu. "Sarapan dengan apa?" tanya Manuel dan Gasena menunjuk Makanannya, senyum ceria tidak luntur dari wajah Gasena.

"Bayi banget istri Om ini," gumam Manuel dengan menjawil hidung Gasena Gemas, Gasena terkekeh kecil. "Mau Om suap?" tanya Manuel lagi, Gasena menggelengkan kepalanya ribut.

Gasena mulai memakan sarapannya itu, Manuel memperhatikan Istrinya dengan intens. Tangan Manuel otomatis mengusap rambut dan telinga Gasena, Manuel tidak berbohong istrinya sangat manis dan Cantik.

"Setelah ini mandi, ingin Om bantu atau sayang mandi sendiri?" tanya Manuel lagi, Gasena yang sedang asik mengunyah pun mendongak menatap suaminya. "Asen sendiri saja Om, Asen tidak mau berduaan dengan Om di kamar mandi. Om nakal, pukul-pukul pantat asen terus!" Seru Gasena melipat kedua tangan di depan dada, pipinya ikut mengembung ketika mengingat kelakuan suaminya.

Manuel memejamkan mata dengan terkekeh kecil, siapa yang akan tahan ketika memiliki istri sempurna seperti Gasena. Bahkan ketika Gasena tidak paham pun Manuel kecanduan apalagi jika Gasena paham, semakin Manuel jatuh hati pada istri kecilnya itu.

"Sekarang tidak sayang, om ada meeting di kantor. Jadi sayang tidak boleh berlama-lama di kamar mandi okey?" pinta Manuel dan Gasena mengangguk kecil. "Okiee dokiee Om, Asen tidak akan bermain dengan para bebek." Manuel kembali melabuhkan kecupan di bibir Gasena.

Manuel sedang menahan gemas sebenarnya ingin rasanya Manuel mengigit pipi Gasena tapi Manuel ada meeting jika Gasena rewel dirinya pasti akan kewalahan, Manuel mencubit pipi Gasena sebagai gantinya. "Om jangan Cubit-cubit nanti merah-merah seperti Tomat!" Tegur Gasena tidak suka ketika ada yang mencubit pipinya seperti itu. 

🍓🍓🍓

Manuel melirik sekitar ketika membuka pintu Mobil, banyak karyawan yang baru saja datang ke kantor memang masih sangat pagi Manuel datang ke tempat kerja.

Sekarang pukul 8 pagi, karyawan memang masuk pukul 8:30 tapi jarang yang terlambat Manuel sengaja memberikan waktu seperti itu agar karyawannya tidak terburu-buru karena waktu.

Manuel membuka pintu samping pengemudi, senyumnya terlihat saat istrinya mendongak dan menatap Manuel. Gasena ikut seperti yang Manuel katakan, Manuel akan membawa Gasena hari ini kemanapun Manuel pergi.

Manuel mengulurkan tangannya, Gasena malah merentangkan tangan meminta Manuel untuk menggendongnya. "Tidak mau jalan, Asen ingin gendong bayi koala." Gasena menolak untuk Manuel gandeng, Manuel mencubit gemas pipi Gasena.

Manuel mengangkat tubuh Gasena dan menggendongnya Ala Koala, Manuel juga memberikan kecupan di kening Gasena. Gasena sangat manis, Manuel memang memiliki selera yang bagus walaupun dulu sempat menolak tapi sekarang terlihat sangat mengagumi.

Gasena melirik sekitar tempat Manuel bekerja. "Om, kakak-kakak semuanya bekerja sangat lelah tidak? Asen ingin bekerja juga Om!" Seru Gasena menatap Manuel penuh semangat. "Kuliah dulu, sayang ingin bekerja kan? Harus memiliki pendidikan yang tinggi lebih dulu."

Gasena malah memeluk leher Manuel, Gasena menggelengkan kepalanya pelan. "tidak-tidak, Asen tidak jadi bekerja. Asen ingin diam saja Om, Asen lebih suka mengumpulkan Mochi hihi...," Gasena terkekeh Geli, Manuel menggelengkan kepalanya.

Manuel masuk setelah satpam membuka pintu masuk kantor, Manuel tidak menghiraukan orang di sekitarnya. Gasena pun sama, fokus menikmati gendongan Manuel bahkan kakinya mengayun ke depan dan belakang. 

"ADEK!!" Panggilan itu membuat Gasena menoleh, senyum bayinya terlihat. "Om turunkan Asen! Asen ingin main dengan Kakak!" Seru Gasena meminta Manuel menurunkannya.

Gasena berloncatan kecil saat sudah di turunkan, Gasena merentangkan tangan begitu juga Janie tapi Manuel menarik pinggang Gasena dan memeluknya dengan erat, jari telunjuk Manuel pun mengenai kening Janie menahan Janie untuk menyentuh istrinya.

"Om asen ingin main dengan kakak!!" Seru Gasena menghentakan kakinya kesal, Janie mendengkus dan menjauhkan telunjuk Manuel dari keningnya.

Manuel menatap Janie dengan datar, di balas dengan tatapan tidak suka oleh Janie. "Pelit banget sih, cuma kangen-kangenan doang juga Gak boleh!" Kesal Janie mencibir Manuel. "Saya suaminya," jawab Manuel malas.

"Apa sih pak, cuma mau peluk dikit doang." Janie tidak terima, Manuel rasa Off dan Janie ini satu tipe. Mereka itu tidak sopan dengan Manuel, memang tidak ada takutnya mereka. "Janie."

"Iya-iya, maafkan karyawanmu ini Bos." Janie menundukan kepalanya Hormat, Manuel melepaskan pelukannya. Manuel menangkup wajah Gasena, pipi bulat Gasena mengembung sekarang. "Om ada Meeting, ingin ikut ke ruangan Meeting tidak?"

Gasena menggelengkan kepalanya ribut. "Asen ingin main dengan Kakak, Om!" Seru Gasena menolak ajakan Manuel. "Baiklah, Janie jaga istri saya dengan baik." Manuel memberikan kecupan di kening Gasena.

Manuel melepaskannya jas kantornya, menyampirkan Jas itu ke tubuh Gasena. Tubuh Gasena tenggelam karena jas milik Manuel, Manuel melirik ke arah kaki Gasena.

Gasena tidak menggunakan celana panjang, hanya celana selutut saja tapi Manuel tidak bisa melarang karena Gasena mengamuk ketika Manuel menegur. "Hati-hati jangan terluka, Om pergi dulu sebentar." Gasena mengangguk kecil.

Cup!!

"KURANG AJAR!! PAK BISA KAN GAK USAH CIUM-CIUM ADEK DI DEPAN MATA SAYA, SAYA KAN JADI GEMES LIATNYA!!" Jerit Janie ketika Manuel berjalan menjauh setelah memberikan kecupan di bibir Gasena. 

🍓🍓🍓

"Sudah berapa banyak adek?" tanya Janie ketika Gasena mengumpulkan semuanya menjadi satu, Gasena menoleh ke arah Janie. "Tidak banyak Kakak, asen ingin yang banyak sekali!" Seru Gasena dan Janie terkekeh kecil.

"Toplesnya tidak akan cukup adek jika banyak-banyak," jawab Janie dan Gasena cemberut. "KAKAK-KAKAK SEMUANYA SIAPA YANG SUDAH SELESAI?!" tanya Gasena pada semua orang dalam ruangan.

"Ini adek, kakak udah selesai ada lima nih origaminya." Gasena berbinar dan berjalan senang ke arah sumber suara dengan toples besar dalam pelukannya. "Gemas-gemas sekali Kakak origaminya!"

Gasena memasukannya ke dalam toples dan mengintip isi toplesnya masih sedikit, Gasena ingin banyak Origami jadi akan menunggu yang lainnya. Gasena membeli kertas origami dan meminta semua Orang yang Gasena kenal untuk membuat Origami, Gasena tidak bisa membuatnya.

Gasena berjalan kembali ke arah Janie dan menyerahkan toples pada Janie. "Asen ingin berkeliling-keliling kakak pegang ini sebentar." Janie mengangguk patuh, Gasena berjalan ke arah lain lagi.

Gasena menatap kiri dan Kanan memperhatikan semua orang yang sedang membuat Origami padahal mereka sedang bekerja tapi bisa melakukan keinginan Gasena lebih dulu, Gasena cukup aman jika di tinggalkan bersama karyawan Manuel.

Siapa yang tidak menyayangi Gasena, Gasena anak yang ceria dan baik tidak pernah membuat orang kesal malah gemas dengan tingkah dan kelakuan nakal Gasena.

"Ihh!! Kakak bisa membuat Origami berbagai bentuk?" tanya Gasena dengan suara cerianya, wanita yang di panggil langsung menoleh. "Kakak dulu sering mendapatkan tugas seperti ini, jadi masih ingat Cara membuatnya adek. Mana toplesnya, ini dapat banyak." Gasena berloncatan kecil dan berlari ke arah Janie.

Meminta Toples itu dan kembali berjalan ke arah tadi, Gasena memberikan toplesnya. "Yey!! Origami Asen banyak sekali!" Seru Gasena menghitung yang sudah lebih dari dua puluh origami berukuran kecil.

"Astaga!"

Suara itu membuat Gasena menoleh, Gasena berjalan ke arah sumber suara dan melihat. "Kakak-kakak Asen saja biar langsung di masukan ke dalam toples!" Seru Gasena ketika melihat origami yang berjatuhan.

Gasena berjongkok dan memunguti satu persatu origaminya, Janie terkekeh kecil ketika melihat Gasena. Dirinya hanya mengawasi, karena Gasena itu anaknya tidak mau di atur jadi biarkan Gasena dengan dunianya sendiri.

"Permisi Janie, Manu ada di ruangannya Gak?" Suara itu mengalihkan tatapan Janie, Janie berdesis kecil. "Kenapa balik lagi? Udah bahagia gak liat muka ulat gatal." Janie berucap dengan mencibir.

"Maksud kamu apa?!" tanyanya sewot, Janie memutar bola matanya malas. "Gak ada, pak Manuel lagi kerja jangan di ganggu nanti Moodnya berantakan ketemu kuntilanak!" Janie kembali berucap dengan Nada tidak suka.

"Say—"

"Kakak!"

"Tante Letta?" tanya Gasena pada Janie, Janie mengangguk kecil. Ailetta menatap Gasena dengan lekat. Jas yang Gasena kenakan milik Manuel, Ailetta terdiam karena baru kali ini melihat Manuel mau memberikan barang yang di pakainya pada orang lain.

Dulu saat berpacaran dengan Ailetta Manuel tidak seperti ini, ada sedikit rasa iri dari diri Ailetta melihat Gasena. "Ish!! Tante Letta tidak boleh datang kesini, nanti dekat-dekat dengan Om! Om sudah menjadi suami Asen, jadi Tante Letta tidak boleh berdekatan dengan Om!" Gasena mengomel hal itu membuat Lamunan Ailetta buyar.

"Saya ada urusan penting dengan Manuel," jawab Ailetta dan Gasena tetap menggelengkan kepalanya. "Tidak-tidak, om tidak boleh bertemu dengan Tante nanti Tante akan rebut Om dari asen." Gasena tidak suka dengan Ailetta karena Gasena tau Ailetta itu mantan kekasih Manuel.

"Say—"

"Baby," panggilan itu membuat Gasena mendongak, Janie terkejut saat Gasena menyerahkan toples yang berada di pelukannya pada Janie dan kemudian Gasena berlari ke arah sumber suara.

Manuel sedikit terhuyung ke belakang karena pelukan Gasena, Manuel menundukan kepalanya bingung. "Kenapa sayang?" tanya Manuel bingung, Gasena mendongak pelan tatapan sendu terlihat. "Om jangan mengobrol dengan Tante Letta, Asen tidak suka."

Manuel mendongak saat Gasena mengatakan itu, Manuel tidak melihat Ailetta karena terlalu Fokus mencari Gasena. Manuel kembali menunduk saat rahangnya di pegang dan Gasena menangkup wajah Manuel, Manuel tersenyum tipis. "Jangan lihat Tante Letta lama-lama Om, Asen tidak suka."

"Iya sayang tidak, Om melihat Gasena saja." Manuel menatap Gasena dengan lembut, Tangan Manuel berada di pinggang Gasena juga. "Cantik sekali istri Om ini," ujar Manuel tiba-tiba.

"Man—" Manuel mengangkat tangannya tidak mau mendengar suara Ailetta yang akan menghancurkan Moodnya. "Off saya akan pergi ke ruangan jangan biarkan dia masuk ke ruangan saya jika berurusan dengan pekerjaan lakukan di luar Kantor, saya tidak mau mata istri saya sakit karena tidak nyaman melihat dia disini." Manuel berucap tanpa berfikir.

Manuel mengangkat Gasena dan menggendongnya Bridal style, meninggalkan ruangan agar Gasena tidak perlu resah ketika mereka berdekatan dengan Ailetta. Ailetta menatap Manuel, helaan napas Terdengar. "Kamu banyak berubah, Manu."

"Kan Lo yang ngerubah, sadar diri aja sih kalau kata gue." Ailetta menoleh ke arah Off, Off dan Ailetta bertatapan sekarang. "Kamu kenapa sih Off? Aku kan udah minta maaf, masih saja kayak Gitu." Ailetta menegur Off.

"Lah... Ngapain minta maaf sama gue? Kita gak ada masalah, masalah Lo itu sama Mew dan masa lalu kalian itu. Mew udah lupain hal itu, tapi Lo? Lo masih kejebak di masa lalu." Off berucap lagi. "Cepet sembuh deh, biar Lo sadar kalau Mew emang udah gak mau kenal sama Lo lagi."

"Kalau ada masalah kerjaan apapun bilang aja sama Janie kalian kan sama-sama cewek jadi pasti lebih paham tuh satu sama lain, kerja Janie jangan ngurusin bininya Mew Mulu." Off berbicara dengan Janie.

"Dih... Saya di suruh pak Manuel kali, Pak off aja dah urus temen bapak ini saya gak mau. Banyak kerjaan yang harus saya lakuin, pak Manuel juga nyuruhnya bapak bukan saya bye!" Janie pergi meninggalkan Off dan Ailetta.

"Kurang ajar punya sekretaris!" Seru Off Kesal dengan kelakuan Janie, jika bukan adik sepupunya pasti sudah Off usir Janie ini. Off kembali menatap Ailetta.

"Ayo, di cafe sana kalau ada kerjaan yang harus di bahas tapi Tentang kerjaan jangan melipir kemana-mana gue gak akan jawab soalnya kalau Lo nanya Hal lain." Off berjalan duluan meninggalkan Ailetta, Ailetta memutar bola matanya malas dan mengikuti Off dari belakang.

Ailetta harus menurut karena tentang pekerjaan tidak mungkin dirinya melakukan Hal fatal, papanya bisa marah jika Ailetta menghancurkan kerja sama sang papa dengan perusahaan Manuel.

Hallo aku kembali lagi, ada yang kangen Manusena? Hehe... Maaf yaa aku lama soalnya sibuk juga di real life, aku datang untuk menyelesaikan cerita ini.

Sebentar lagi juga selesai kok, jadi sabar menunggu yaaa.

Vote and komen juga.

Ohh iyaaa lupa, Minal aidzin wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin walaupun telat Gapapa ngucapin aja dulu. Maaf yaaa kalau aku banyak salah sama kalian, bikin kalian kesel sama kelakuan aku dan lain sebagainya jangan gak di maafin soalnya dosa ku dah numpuk.

Udah lah segitu aja.

See you next part 👋

Continue Reading

You'll Also Like

48.9K 2K 44
Guru killer ganteng single menyebabkan rumor di sekolah kalo dia homo. Dan Rian menggoda nya hanya untuk memenangkan taruhan iseng dengan teman teman...
330K 35.7K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...
11.2K 1.3K 25
"Maaf kita gak kembar, tapi cuma mirip" "Sama aja woy" isinya kehidupan semisal Mingyu dan Yuvin adek kakak Started: 11 July 2019 finish: 3 Augst 201...
9.5K 605 30
zeePruk panic seorang CEO terkenal yang mempunyai paras yang ganteng dan cool, sangking cool nya dia jarang senyum,terkecuali bersama mamah, zeePruk...