Pak Guru - BL √

De HidupMati0

683K 37.5K 913

"Apa ma-" "Saya tidak melakukan nya dengan gratis" "Oh, maksudnya gua di sama in dengan wanita hiburan di sa... Mais

vol - 1
vol - 2
vol - 3
vol - 4
vol - 5
vol - 6
vol - 7
vol - 8
vol - 9
vol - 10
vol - 11
vol - 12
vol - 13
vol - 14
vol - 15
vol - 16
vol - 17
vol - 18
vol - 19
vol - 20
vol - 21
vol - 22
vol - 23
vol - 24
vol - 25
vol - 27
vol - 28
vol - 29
vol - 30
vol - 31
vol - 32
vol - 33
vol - 34
vol - 35
vol - 36
vol - 37
vol - 38
vol - 39
vol - 40
vol - 41
vol - 42
vol - 43
vol 44
vol - 45
vol - 46
vol - 47
vol - 48
vol - 49
vol - 50

vol - 26

10.8K 581 2
De HidupMati0

Happy reading

"Nanti pulang, hubungi saya ya?" Ucap seseorang di dalam mobil.

Zidan menggangguk kecil, saat sebuah tangan berurat mengusap rambut nya dengan lembut.

Cup

Pria itu mencium kening Zidan, dia hanya menunduk kan kepalanya.

"Sekarang pergilah"

Zidan keluar dari mobil sementara Zion membuka kaca mobil nya menatap ke arah remaja itu.

"Doll" panggil Zion.

Itu panggilan kesayangan Zion untuk Zidan, sang empuh pun menoleh ke arah sumber suara.

"Iya"

"Jangan dekat-dekat siapa pun, saya tidak mau alat kesayangan saya rusak" ucap nya.

Brumm...

Setelah itu Zion pergi, dia menghela nafas berat nya melangkah pergi ke kelas nya.

"Zidan!!" Teriak seseorang di belakang nya.

Orang itu tentu nya Alvin bersama Dirga.

"Apa?" Ucap Zidan.

Kali ini dia harus berusaha bisa saja agar Alvin tidak curiga, tapi seperti nya percuma.

"Tadi sama siapa?" Tanya nya.

"Emm...paman gua" ucap nya.

"Lah, bukan nya Lo pernah bilang kalau paman Lo tuh dan meninggal" ucap Alvin.

Dia sedikit kepo tentang teman nya itu.

"Trus gimana ceritanya motor Lo, bis-"

"Vin, bisa satu-satu gua juga bingung mau jelasin nya"

Alvin diam, mereka berjalan beriringan Dirga masih di belakang.

"Sayang" ceketuk Dirga di belakang.

Alvin mengumpat di dalam hati, bagaimana tidak teman di sampingnya itu masih belum tau tentang hubungan mereka.

"Apa?" Ketus nya.

"Aku ke ruang guru dulu ya"

"Ya udah pergi lah!!"

Zidan menatap nya bingung dia tidak tau menau tentang teman nya ini memiliki hubungan dengan pak guru di sekolah.

Cup

Dirga mencium kening Alvin, sebelum ia pergi untung saja di sana hanya ada Zidan.

"Dasar!!" Kesal Alvin tapi pipi nya memerah.

"Jaga, pacar saya ya, kalau bandel bilang aja ke saya"

"Diam lah!!" Kesal nya.

"Vin, beneran apa yang gua pikirin"

"Iya, tapi Lo jangan kasi tau siapa-siapa" ucap nya.

"Tenang kok, gua akan jaga rahasia Lo"

Mereka berjalan menuju kelas, Alvin melirik ke arah Zidan leher nya di tutupi oleh baju dalam yang cukup untuk menutupi nya.

"Gua boleh nanya nggak?" Tanya Alvin.

"Gua tau kok, apa yang mau Lo tanya" ucap Zidan.

"Tapi bukan di sini"

Alvin mengangguk mengerti.

Jam 13:00

Kelas Alvin sedang mendapatkan jam kosong, mereka pergi ke belakang sekolah karna memang di sana tempat yang paling sepi.

"Jadi?" Ceketuk Alvin.

Zidan menghela nafas panjang sebelum ia bercerita.

flashback
--------------

Brumm..

Motor kebanggaan seorang remaja bernama Zidan rokaza, dia anak pertama dari 3 bersaudara. Memiliki adik perempuan 2 dan adik laki-laki 1 yang berumur baru beberapa bulan.

"Zidan pulang" ucap nya.

Rumah itu gelap, Zidan mencari kontak saklar lampu agar bisa terlihat ia menggunakan flash ponsel nya.

Tap

Rumah berantakan, pecahan kaca di mana-mana, semua peralatan rumah hancur berantakan.

"Ini kenapa?" Tanya nya.

"Kakak" panggil seseorang yang berlari ke arah nya.

"Gita?"

Adik perempuan Zidan, bernama Gita yang umur nya baru saja menginjak 10 tahun. Dia menangis tersedu-sedu sambil memeluk kakak nya.

"Gita, ada apa dek?" Tanya nya dengan rasa khawatir.

"Kak...hiks...papa... ninggalin kita" ucap nya.

"Kakak!!" Pekik adik perempuan Zidan yang ke 2.

Zidan memeluk adik perempuan nya, dia mengendong adinda yang umur nya sekitar 5 tahun.

"Mama, mana?" Tanya nya.

"Mama...hiks...ada di kamar"

Zidan berjalan ke kamar ibu nya, dia di sana melihat wanita yang melahirkan nya itu terkapar tak sadarkan diri.

"Mama!!" Teriak nya.

"Mama kenapa?" Tanya nya.

"Tadi papa pukul mama.." ucap Gita.

"Papa jahat, pukul mama pakai tongkat golf" lanjut Gita mengadu kepada kakak nya.

"Astaga!!"

Kepala sang ibu berdarah, Zidan cepat-cepat menggendong mama nya untung wanita itu berbadan kecil jadi mudah dia bawa.

"Oweekk....owekkk..."

"Ijat!!" Beo Zidan.

Adik kecil nya itu menangis di atas kasur, Zidan menoleh ke arah nya melihat bayi itu terus menangis sekeras-kerasnya.

"Gita bawa, adik" ucap nya.

Gita menggendong adik bontot mereka, sementara Zidan menggendong ibu nya.

"Adinda, tetap ikut di belakang kakak ya?"

Anak itu menggangguk, Zidan memesan grab untuk mereka pergi ke rumah sakit terdekat jika tidak sempat mungkin akan memilih klinik.

10 menit

Mobil itu sampai, semua nya masuk kedalam mobil.

"Tolong cepat pak"

Brumm...

Mobil itu berangkat pergi ke tempat yang sudah sesuai aplikasi.

"Kakak" panggil si kecil.

"Iya, adinda?"

"Mama baik-baik aja kan?" Tanya nya.

Mata nya sedikit sendu untuk mengatakan nya, tapi dia hanya bisa berdoa agar ibu nya baik-baik saja.

"Kita doa sama-sama ya, mama pasti baik-baik aja"

Zidan mengusap rambut adinda yang kini duduk di pangkuan nya, sementara yang 3 duduk di paling belakang ibu mereka terbaring di kursi tengah.

7 menit

Mereka sampai di sebuah rumah sakit 'umum' Zidan turun menggendong ibu nya lagi, di susul dengan adik-adik nya yang di belakang.

Untung Zidan memiliki uang sisa belanja nya di sekolah agar bisa membayar kan grab tadi yang ia pesan.

"Dokter, dokter tolong mama saya" ucap Zidan panik.

"Mohon maaf, bisa tunggu sebentar" ucap perawat itu.

"Ini nggak bisa di tunggu lagi, mama saya butuh bantuan cepat lah!!" Ucap Zidan sedikit membentak.

"Ini rumah sakit dek, banyak yang sakit di sini, jadi saya harap adek bisa menunggu sebentar"

Zidan mulai marah dia kesal dengan perawat rumah sakit ini.

"Tolong lah, mama saya butuh bantuan.."

Tetesan air mata nya jatuh, membuat adik-adik nya juga ikut menangis.

"Ada apa ini?" Celetuk pria di belakang mereka.

Zidan tidak melihat dia hanya menatap perawat itu agar mau menangani ibu nya.

"Ini pak, kami sudah menjelaskan bahwa jika mau di tangani harus antri dulu dan untuk itu harus mendaftar" jelas perawat itu.

Zion pria itu memicingkan mata nya, dia menatap satu-satu dari mereka hingga dia berhenti pada remaja yang menggendong seorang wanita di punggung nya.

"Urus segera" pinta Zion.

"Tapi pak, ti-"

"Mau rumah sakit ini saya tuntut?" Tanya nya.

"Tapi tetap saja tidak bisa" kekeh perawat wanita itu.

"Tanggani sekarang atau kau kehilangan pekerjaan!!" Ancam nya.

"Maaf tapi bapak siapa mau mengancam saya" ucap perawat itu.

Zion menatap nya dengan tatapan kesal, dia merogoh kocek celana menelpon seseorang.

"Cepat ke sini, aku tidak suka layanan dari rumah sakit ini"

Tidak lama seseorang wanita datang, dia pemilik rumah sakit itu.

"Apa yang terjadi?" Tanya nya.

"Aku tidak suka layanan dari perawat ini, orang sakit sudah mau sekarat masih tidak di tanggani" kesal nya.

"Apa yang kau lakukan, cepat tanggani pasien nya!!" Pinta wanita itu.

Perawat itu terdiam dia langsung menanggani ibu Zidan untuk di rawat secepatnya.

"Terimakasih pak" ucap Zidan.

Belum sempat Zion menjawab Zidan sudah pergi membawa ibu nya serta adik-adik yang di belakang nya.

"Tumben peduli sama orang lain?" Tanya wanita itu yang tak lain teman nya.

"Hanya membalas Budi" ucap nya berjalan pergi.

22: 00

Zidan menunggu bersama adik-adik nya, ibu nya di rawat di ruangan gawat darurat. Tidak berselang lama dokter keluar.

"Gimana dok?" Tanya Zidan.

"Luka di bagian kepala nya membuat tulang kepala bagian belakang retak dan itu butuh waktu lama untuk pulih"

Zidan sedih mendengar nya.

"Mohon bersabar dek, untuk sekarang mungkin pasien belum bisa sadar karena pasien sudah lama mengidap penyakit kanker otak"

Perkataan dari dokter membuat Zidan lemas, dia terduduk menatap ke lantai.

"Gua nggak mau kehilangan mama" ucap nya.

Dokter itu menepuk bahu nya untuk memberikan sedikit rasa empati nya setelah itu dia pergi.

23: 15

Zidan mengantar adik-adik nya pulang ke rumah menggunakan angkot yang untung nya masih ada yang lewat.

"Gita jaga adik ya"

Gadis kecil itu menggangguk kecil, sesampainya di rumah Zidan berhenti sejenak dia berpikir bagaimana dengan biayanya rumah sakit

Dia melihat sana-sini, apa yang mau ia jual semua nya sudah tidak ada lagi.

Dia melihat ke arah motor nya, mungkin untuk biaya awal bisa ia bayar dengan menjual motor kesayangan itu.

Zidan masih berpikir bagaimana dengan hutang yang ayah nya tinggal kan, rumah itu menjadi korban nya nanti jika tidak di bayar secepatnya karena sudah menunggak pembayaran nya sudah sangat lama.

"Gua harus apa?" Gumam nya.

Jam 01:00 tengah malam

Karna pusing memikirkan sana sini, dia pergi ke tempat hiburan malam dia awalnya tidak mau ke sana tapi tidak ada pilihan dia butuh uang banyak.

"Permisi" ucap Zidan.

Dia mendekati seorang wanita yang tidak lain adalah mommy di sana, yang mengurus wanita penghibur.

"Cari apa?" Tanya nya.

"Apa, ada ... tempat untuk laki-laki ?" Tanya nya.

Wanita itu melirik dari atas hingga bawah.

"Kau tidak menarik!!" Ucap nya.

"Gua bisa lakukan apa saja, asal bisa mendapatkan uang!!" Pinta Zidan.

"Tidak, pergilah!!" Usir nya.

Zidan berlutut dia memohon agar dia juga di terima di sana, meski dia laki-laki.

"Ekhmm..saya mau dia?" Ceketuk seseorang pria di depan wanita itu.

"Anda yakin tuan?" Tanya nya.

"Saya mau dia, jika tidak mungkin saya tidak akan memberikan bonus besar" ucap nya.

Zidan berdiri dia menatap pria itu, dia kenal pria itu lah yang membantu nya di rumah sakit tadi.

"Baik...baik...ambil saja"

Wanita itu gelap mata saat melihat Zion memberikan nya uang.

"Ikut kah dia!!" Ucap wanita itu.

Zidan berjalan mendekati nya, pria itu tersenyum dia menarik dagu milik Zidan.

"my doll" ucap nya.

Saat ini
----

Alvin terdiam mendengar cerita Zidan, benar hidup remaja itu sekarang berbeda jauh dengan yang dulu pantas saja dia terdiam sepanjang hari saat bertemu dengan nya.

"Gua nggak ada cara lain Vin" ucap nya.

Alvin memeluk Zidan, membiarkan remaja itu menangis tersedu-sedu di pelukan nya.

"Gua..gua kalau bisa nggak mau kek gini, Vin" lirih nya dengan suara pecah karna menagis.

"Hidup gua gini amat"

"Shhh...gua di sini, gua mau bantu Lo"

"Nggak usah Vin, gua nggak mau merepotkan Lo"

"Nggak merepotkan kok"

"Lo tersiksa sama pria itu?" Tanya Alvin.

Alvin tidak tau kalau Zion itu adik tiri dari Dirga.

"Gua hanya nurut aja, gua tau pekerjaan gua hina Vin, tapi gua nggak punya pilihan" ucap nya.

"Dia apain Lo?" Tanya Alvin.

"Cuma cium, pelukan, menyentuh tubuh gua itu aja dia belum menggauli gua" ucap nya.

"Kalau Lo mau bebas gua mau bantu Lo"

"Nggak usah Vin, dia kek nya bukan pria yang mudah gitu aja melepaskan mainan nya"

Alvin menarik diri dari pelukan nya.

"Gua janji akan cari cara, gua nggak bisa liat teman gua kek gini"

Zidan tersenyum mungkin dia beruntung memiliki teman seperti Alvin.




Tbc

Continue lendo

Você também vai gostar

28.8K 1.9K 15
🔞 Warning ini bxb Jangan salah lapak!!!
466K 23.6K 25
Ravin manusia dingin sedingin ketos ketos di cerita wp yang sukanya gelud di ring, tapi di baliknya mempunyai suami spek sugar dady dan bahkan sudah...
936K 59.6K 34
#1 homo, 29 Oktober 2021 🎖 #1 gay, 1 November 2021🎖 #5 lgbt, 28 Oktober 2021 🎖 ON GOING FOLLOW AJA DULU, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA, SOALNYA BE...
1.7M 68.1K 43
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...