Surrogate Mother || MewGulf

By Gween_Kanawut

34.1K 4.2K 786

Kana sekretaris pribadi yang menyewakan rahimnya pada pasangan suami istri yang menginginkan keturunan dalam... More

Chapter 1 🌻
Chapter 2 🌻
Chapter 3 🌻
Chapter 4 🌻
Chapter 5 🌻
Chapter 06 🌻
Chapter 07 🌻
Chapter 08 🌻
Chapter 10 🌻
Chapter 11 🌻
Cahpter 12 🌻
Chapter 13 🌻
Chapter 14 🌻
Chapter 15 🌻
Chapter 16 🌻
Chapter 17 🌻
Chapter 18 🌻
Chapter 19 🌻
Chapter 20 🌻
Chapter 21 🌻
Chapter 22 🌻
Chapter 23 🌻
Chapter 24 🌻
Chapter 25 🌻
Chapter 26 🌻
Chapter 27 🌻
Chapter 28 🌻
Chapter 29 🌻
Chapter 30 🌻

Chapter 09 🌻

1.3K 145 16
By Gween_Kanawut

Di dalam kamar mandi suasana semakin memanas, Mew sudah tak bisa menyembunyikan hasratnya yang keluar begitu saja saat mencium bibir Kana.

" hnghh presdir haa~" desahaan Kana saat Mew menghisap ceruk lehernya dengan tangan yang bermain di puting mungilnya.

Claps claps eemm claps....

" nghh.. aakh presdir." Mata sayu menatap langit-langit kamar mandi.

Lidah hangat Mew menyapu dengan intens ceruk leher Kana yang sudah banyak bercak merah keunguan di sana.

Mendapat desiran aneh di dalam tubuhnya, Kana mencengkeram kuat lengan Mew tanpa persetujuan dari pria gagah di hadapannya.

Mew semakin menggila, dirinya kembali mabuk pada pesona tubuh Kana yang merangsang hawa nafsunya.

Di bawah sana sudah kembali mengeras sempurna hingga terasa sesak bagi Mew. Menyudahi kecupan gila di ceruk leher Kana, Mew justru membuka seluruh pakaiannya tanpa tersisa.

Kana yang sudah terbuai akan hasrat yang membanjiri tubuhnya, hanya diam mengamati apa yang Mew lakukan di hadapannya.

" presdir,," suara yang begitu lincah di indra pendengaran Mew membuat dirinya semakin bergairah.

Menatap wajah sendu Kana yang sangat mempesona dengan jejak merah di setiap inci perpotongan leher Kana hasil karya darinya, membuat Mew semakin menggila akan pesona Kana. Dirinya benar-benar mabuk akan pesona yang Kana pancarkan dari tubuh mulus seputih susu itu.

Meraih tangan Kana dengan kasar untuk menyentuh penisnya yang membesar.

" puaskan dia."

Glup!

Kana menelan ludahnya kasar berhadapan dengan penis besar dan tebal milik Mew.

" apa yang harus saya lakukan presdir."

" bungkam mulut mu dengan ini dan jangan sampai mengenai gigi mu."

" tapi presdir. Ini tidak akan muat di dalam mulut saya presdir." Gugup Kana.

" lakukan dengan perlahan, kau pasti bisa memasukkannya."

Kana benar-benar merasa ngeri dengan penis yang ada di hadapannya. Bagimana bisa penis besar panjang dan tebal ini masuk kedalam dirinya hingga dirinya bisa mengandung seperti saat ini.

Mew yang melihat Kana hanya diam saja dengan tangan mungil yang memegang penisnya tanpa melakukan apa pun mulai kesal.

" ckk! Apa yang kau lakukan. Kenapa hanya diam saja, cepat puaskan dia."

" tapi presdir,," suara lemah Kana seolah meminta keringan dari Mew.

" ckk!! Sial." Kesal Mew dan langsung bangkit dari Bathtube membawa tubuh Kana keluar dari sana dan membaringkannya di atas ranjang.

" p-presdir." Gugup Kana.

" menungginglah."

Kana diam mematung.

" apa kau tidak dengar dengan ucapan saya? "

" ya presdir."

Dengan perhalan Kana membalikkan tubuhnya dan menunggingkan bokongnya tepat di wajah Mew.

" sangat nakal." Sindir Mew.

PLAK!!

AKH!

Tamparan tepat di pipi bokong Kana dengan jejak merah di sana.

" hik presdir." Merasa sakit di bagian bokongnya karena pukulan Mew.

" bagaimana bisa lubang sekecil ini melahap habis penis milikku dengan sangat berani." Sringai di wajahnya.

Lubang kecil dengan bulu halus membuat Mew merasa sangat bergairah. Jika saja pria di hadapannya belum mengembangkan sperma miliknya, sudah di pastikan ia akan menerobos masuk kembali kedalam pria mungil ini tanpa ampun.

Tangan besar Mew memegang dua bongkahan sintal Kana dengan cengkraman kuat membelah bongkahan itu untuk melihat lebih dekat sehabat apa lubang kecil sempit yang sudah melahap habis penisnya tanpa tersisa.

" benar-benar sangat nakal. PLAK!! " Mew kembali memukul bokong sintal Kana.

" presdir~~" nada yang begitu lembut.

Jemari jempol besar miliknya mulai bermanja di lubang berkerut itu.

" hngg presdir, aah~" desahan Kana saat tangan Mew bersentuhan langsung dengan lubang Analnya.

" lubang ini sudah berhasil melahap penis milik saya. Seharusnya itu tidak terjadi bukan??"

Lidah panjang hangat Mew menyentuh permukaan Anal Kana dengan lembut.

" hngghhh presdir aakhhh.."

Terasa hangat di bagian dalam Analnya yang entah sejak kapan Mew memasukkan lidahnya di dalam sana.

Memberi gerakan aneh di dalam Anal nya membuat Kana berteriak histeris.

" Akhh presdir! Apa yang presdir lakukan!  Hngghh keluarkan itu dari sana presdir!! Ughh."

Drpp drp..

Ujung penis Kana menguarkan cairan sebening kaca.

" hiks hiks presdir. Rasanya sangat tidak nyaman di dalam sana hngghh... hiks.." meremat seprai begitu kuat menahan sesuatu yang hendak ingin kelaur dari penisnya.

Claps clpas claps.. mmph  empph... claps..

Mew tak menghiraukan ucapan Kana, ia masih asyik bermain di dalam Anal Kana yang berdenyut lincah.

Kana yang sudah tak bisa menahan sesuatu di dalam penisnya segera menyemburkan lahar panas dalam dirinya.

" PRESDIRR!! AAKHH!!" Teriakan Kana saat mengeluarkan sesuatu dari batang penisnya.

Mew menghentikan permainannya dan menatap kearah Kana yang sudah lemas setelah pelepasannya.

" bukankah itu terasa enak. Kana." Berbisik nama Kana dengan lembut di telinga Kana.

" hiks hiks presdir.. ngh.." merasa malu akan apa yang baru saja terjadi.

Mew membalikkan tubuh Kana dengan perlahan. Membawa tubuh mungil itu untuk bertumpu di atas panggkuannya.

Mew menyenderkan tubuhnya di kepala rajang, mengamati Kana yang ada di atas pangkuannya. Tubuh Naked itu sangat berani menantang hasrat Mew.

Kana merasa Dejavu akan posisinya saat ini. Dirinya kembali mengingat sesuatu yang pernah terjadi di dalam hidupnya.

Wajahnya bersemu memerah mengingat akan hal yang pernah ia alami beberapa waktu lalu.

" di dalam sini akan tumbuh penerusku. Perutmu akan semakin membesar dari pada saat ini."

Tangan Mew menyentuh perut Kana begitu lembut, entah kenapa suara Mew begitu menghangatkan untuk Kana bahkan dirinya seolah-olah adalah bagian dalam hidup pria yang ada di hadapannya saat ini.

Kana tak bersuara. Justru ia sedang mengamati wajah Mew yang memperhatikan bagian perutnya.

Dia sangat tampan. Bisakah Kana memiliki pria tampan ini untuk selama-lamanya??

Kana memikirkan bagaimana hidup bahagia dengan pria yang sudah mencuri hatinya ini.

Mata mereka kembali bertemu, namun saat mata mereka bertemu desiran aneh di dalam tubuh keduanya semakin kuat.

Tangan Mew mulai meraih wajah Kana untuk mendekat kearahnya dengan sangat lembut. Kana memejamkan matanya tak sanggup untuk melihat mata tajam itu yang akan menusuk hatinya.

Chup~

Sebuah kecupan lembut, Kana dapatkan kembali.

Tangan mungil Kana dengan ceroboh mengalung di perpotongan leher Mew dengan intens.

Ciuman lembut tanpa kekerasan dan tanpa paksaan tersalurkan dengan begitu indah. Mereka saling membelit, mengisap, menggigit hingga benang saliva menjuntai di kedua bibir mereka.

" hahh hhaa hh.." deru nafas saling bersahutan memburu oksigen.

Wajah mereka bersemu memerah setalah penyatuan bibir terlepas.

Mew menyadari sesuatu, ia menurunkan tubuh Kana dari atas pangkuannya dan berkata....

" aku akan menyelesaikan ini sendiri. Pakailah baju mu dan kita akan sarapan bersama." Suasana canggung terjadi.

Mew bicara tanpa menatap kearah Kana yang bingung dan menghilang di balik tempok.

Kana menyentuh bibirnya, " apa presdir merasakan hal yang sama seperti apa yang aku rasakan saat ini." Kana berpikir keras.

Di dalam kamar mandi, Mew merasa kesal pada dirinya. Bahkan detak jantungnya tak ingin berhenti setelah mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

" aarghh sial!! Kenapa jantung ku memiliki debaran yang sangat aneh seperti ini. Debaran ini seolah mengingatkan ku akan Davika." Berdiri di guyuran air shower.











RUMAH SAKIT...

" Nyonya, ayo di habiskan makanan ini."

" letakan saja makanan itu di sana, Bi. Mulut ku terasa sangat pahit."

" tapi bagaimana bisa Nyonya seperti ini. Nyonya tidak akan sembuh jika tidak makan dengan benar."

" Bi,," suara lembut Davika.

" ya Nyonya."

" apa Mew mengabari Bibi? Apa dia khawatir dengan keadaan saya."

" hari ini tuan belum menghubungi saya. Mungkin saat ini tuan sedang sibuk. Saat saya mengabari tuan tentang keadaan Nyonya, tuan merasa sangat khawatir. Tapi tuan bilang, tuan tidak bisa datang karena sangat sibuk."

" haa.." helaan nafas Davika dengan pandangan menatap sendu kearah jendela.

" Nyonya, apa Nyonya baik-baik saja." Khawatir.

" dia selalu bilang sibuk. Sibuk dan sibuk. Tak pernah memikirkan keadaan ku. Hiks hiks hiks.."

Mendengar Davika menangis, Bibi mulai memeluk tubuh ringkih itu dan menenangkannya.

" Nyonya, semua akan kembali baik-baik saja. Tuan bekerja demi Nyonya dan demi kebahagiaan Nyonya."

" hiks hiks.. aku tidak membutuhkan itu Bibi. Hiks hiks.. aku hanya ingin suami ku datang dan memelukku saat ini hiks hiks.."

Ruang rawat inap Davika larut akan kesedihan.

" selamat pagi." Suara seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruang rawat inap Davika.

" selamat pagi dokter." Ucap Bibi.

Davika segera menghapus jejak air matanya saat dokter muda masuk ke dalam ruangannya dengan dua orang suster di belakang tubuh dokter muda itu.

" apa kabar Anda Nyonya Davika."

" kabar saya baik dokter." Suara serak Davika.

" boleh saya periksa keadaan Anda Nyonya."

" silakan dokter."

Dokter mulai memeriksa keadaan Davika. Mengecek tekanan darah Davika dan suhu tubuh Davika.

" bagaimana keadaan Nyonya saya dokter."

" saya harus mengambil darah pasien dan memeriksa lagi bagaimana hasil yang lebih akurat. Apakah tekanan gula darahnya stabil atau tidak dan saya harus mengecek HB pasien rendah atau tidaknya." Bicara pada Bibi.

Mata dokter mengarah kearah Davika, " apa Anda makan dengan benar, Nyonya Davi."

" hari ini Nyonya hanya makan satu suap saja dokter." Bibi bicara.

" jika Anda ingin segera keluar dari rumah sakit ini. Tolong bekerjasamalah dengan saya untuk meningkatkan kondisi Anda kembali."

Davika hanya acuh dan enggan mendengar perkataan dokter.

" suster."

" ya dokter."

" tolong ambil darah pasien segera."

" baik dokter."

Suster pun mulai mengambil darah Davika tanpa ada perlawanan. Setelah suster selesai mengambil darah, Dokter pun pergi dari ruang rawat inap Davika.

" kalau begitu saya permisi dan semoga Anda lekas sembuh Nyonya Davika."

" terima kasih dokter." Bibi bicara.





PENTHOUSE...

" kenapa kau hanya memainkan makanan itu. Habiskan makanan itu dan cepat minum obatmu."

" presdir."

" hm." Duduk saling berhadpan.

" bisakah presdir mengganti menu makanan saya. Melihat makanan ini rasanya saya ingin muntah."

" jangan banyak alasan. Cepat habiskan makanan itu dan minum obat mu."

" ya presdir."

Dengan terpaksa Kana mulai memakan apa yang Mew siapkan untuknya. Namun baru saja suapan ketiga Kana langsung memuntahkan makanannya tepat di atas meja makan.

Huekk!!

Byurr!

Keluar sudah apa yang Kana makan hingga mengejutkan Mew yang ada di hadapannya.

" apa yang kau lakukan!!"

" huekk!! Huggh. Presdir huek huek!!"

Kana memuntahkan segala sesuatu yang ada di dalam perutnya tanpa henti membuat Mew khawatir.

Apakah Kana mengalami keracunan makanan yang ia buat atau malah ada bahan makanan berbahaya yang tak sengaja ia masukkan ke dalam makanan Kana.

" hiks hiks presdir hueek huekk!!"

" ayo kita ke kamar. Saya akan memanggil dokter untuk memeriksa keadaanmu."

Dengan cepat Mew membawa Kana masuk ke dalam kamar dan menghubungi dokter kepercayaannya.

Mew mulai membersihkan meja makan dimana Kana memuntahkan seluruh isi perutnya tanpa tersisa.

" astaga. Kenapa ini bisa terjadi. Bagaimana keadaan benih sperma ku di dalam rahimnya jika dia mengalami hal seperti itu." Khawatir Mew.

Selesai Mew membersihkan meja makan, ia mulai pergi kearah dapur membuat air madu untuk Kana.

Namun baru saja ia berada di ambang pintu kamarnya, suara Kana kembali terdengar.

" huekk hueekk hughh hueek.. hiks hiks.. hueek.." Kana masih saja memuntahkan isi perutnya di atas ranjang.

Mew berlari kearah Kana.

" astaga kau ini. Kenapa memuntahkan isi perutmu di atas ranjang seperti ini." Kesal Mew.

" hiks presdir hiks hiks.. perut saya mual sekali hiks hiks.. saya tidak bisa pergi ke kamar mandi karena presdir melarang saya untuk menginjak lantai hiks hiks.. makanya saya muntah di atas ranjang seperti ini. Huek huekk."

" astaga." Lelah Mew dengan rasa kesal di dalam dirinya.

Mew membawa Kana menuju sofa, Mew mulai mengganti seprai yang terdapat banyak cairan di atasnya.

Kana hanya memandang kasihan ke arah Mew. Tapi mau bagaimana lagi, dirinya tidak di perkenankan untuk menginjak lantai sedikit pun.

Mew yang sudah selesai menggantikan seprai berjalan ke arah Kana dan duduk di sisi Kana.

" minumlah air madu ini." Menyerahkan segelas air madu yang sudah ia buat tadi.

Namun baru saja Kana mencium aroma air madu yang manis berubah menjadi bau busuk di dalam cangkir, Kana kembali memuntahkan isi perutnya lagi.

" hahhh...." tarikan nafas lelah Mew.

Ia membiarkan Kana membuang isi perutnya tanpa tersisa hingga dokter pun datang dan memeriksa keadaan Kana.

" sebaiknya hindari makan-makanan yang Kana tidak inginkan dan berikan apa saja yang ia mau. Kondisi Kana yang seperti ini sangat wajar terjadi pada ibu hamil sepertinya. Hormon kehamilannya meningkat di usia yang masih cukup muda untuk janin. Mungkin Anda harus lebih bersabar dengan sikapnya yang sangat aneh ini. Itu semua karena hormon kehamilan yang terjadi padanya."

" apa tidak ada cara lain untuk menghentikan hormon kehamilan itu." Mew bicara dengan tangan yang melingkar di dadanya.

" sampai saat ini tidak ada obat untuk menghentikan hormon kehamilan sesuai dengan apa yang Anda inginkan tuan Mew. Kita tidak tau pasti kapan hormon kehamilan seperti ini akan usai. Mungkin Anda harus sedikit lebih bersabar untuk menghadapinya nanti."

" apa sesusah ini menghadapi hormon ibu hamil."

Kana hanya melongo mendengar ucapan Mew.

" seperti yang Anda rasakan saat ini tuan."

" oke baiklah. Apa keadaannya baik-baik saja."

" Kana mengalami dehidrasi yang cukup berat. Tapi Anda tenang saja, karena saya sudah memberikan infus untuk menstabilkan tubuhnya. Kondisi tubuhnya akan baik-baik saja setelah menghabiskan dua botol infus."

" lalu bagaimana keadaan benih sperma milik saya di dalam rahimnya."

" selama janin tidak mengalami guncangan yang berat, kondisinya akan baik-baik saja." 

" oke baiklah."

" jika tidak ada yang ingin Anda tanyakan lahi, saya akan pergi."

" saya akan mengantar Anda."

Mew dan dokter berjalan keluar dari dalam kamar menyisakan Kana yang diam di atas ranjang karena lemas tak bertenaga.








Bersambung....


Rabu, 10 April 2024

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H/2024 M. Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin untuk para Reader setia Author Gween ....

Maafkan author yang suka gak jelas ini yau..

Sehat² terus untuk kalian semua 🥰🥰

Continue Reading

You'll Also Like

5.9K 848 21
Buat yg save cerita gw di perpus, jangan lupa follow akun gw. Cerita ttg PS, kali ini straight Di jamin kalian akan baper... Buat bocil atau pun homo...
5.8K 713 26
" aku tidak bisa melihatmu seperti orang orang tapi aku bisa tebak kau pasti sangat tampan " -kavin " dan kau sangat cantik " - Julian
743K 12.3K 21
Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak me...
6.2K 486 28
FOLLOW DULU BARU BACA!!! Ragu dalam menentukan pilihan hati membuat salah satu dari ketiga sahabat itu memilih pergi. Bukan berarti ia menyerah akan...