Your's To Claim

By Cebongkun

36.3K 2.3K 849

PASSION FANFICTION! By : Cebong-chan Title : Your's to Claim Pair : Ilay RieGrow x Jeong Taeui Rate : M (Mat... More

[[Cebong-chan's Note]]
[[CHAPTER 1]]
[[CHAPTER 2]]
[[CHAPTER 3]] : "Ilay RieGrow..."
[[CHAPTER 4]] : Antara Takdir dan Kebetulan
[[CHAPTER 5]] : Perjanjian Dengan 4 Faksi
[[CHAPTER 6]] : Kesalahan Kedua
[[INFORMASI TENTANG UNHRDO]]
[[CHAPTER 7]] : Gairah
[[CHAPTER 8]] : Hold Me Tight, Cry Baby
[[CHAPTER 10]] : Kunjungan Tak Terduga
πŸ”ž[[CHAPTER 11]] : "IMBALAN"πŸ”ž
πŸ”ž[[CHAPTER 12]] : Apa Karena Gil Sang Cheon?πŸ”ž
[[CHAPTER 13]] : Patung Porcelain Indah yang Suram
[[CHAPTER 14]] : Kesepakatan Rahasia
[[CHAPTER 15]] : "Teman Masa Kecil Ilay"
[[CHAPTER 16]] : TROUBLE MAKER
[[CHAPTER 17]] : CRAZY RIEGROW
[[CHAPTER 18]] : Mutiara Hitam Tarten
[[CHAPTER 19]] : Analgesia
[[CHAPTER 20]] : Greed, Lust, and Anger
[[CHAPTER 21]] : END SEASON 1

[[CHAPTER 9 : Wet Dream]]

1.4K 108 11
By Cebongkun

"Taeil... "

Suara dalam bernada rendah itu terdengar begitu dekat. Menggelitik pendengaran dan mendebarkan dada yang sesaat berdenyar. Desah napasnya yang berat meremangkan bagian leher belakang. Memberi kesan merinding aneh yang membuat bulu kuduknya berdiri.

"Mhh~"

Begitu hidung mancung itu bersinggungan dengan daun telinganya, Jeong Taeui tanpa sengaja mendesis. Seakan sengaja, hidung itu tampak berlama-lama di sana. Membaui aroma dari belakang telinganya dan rambutnya yang basah oleh keringat. Dengan suara tarikan napas yang meresahkan dan membuatnya semakin gelisah.

"Jeong Taeil... "

Kembali, suara rendahnya bergema. Mengendusnya sejenak, sebelum akhirnya mengirimkan kecupan lembut di belakang lehernya. Kecupan itu naik, mengikuti jalur dari otot leher dan sampai ke telinga. Mendengkus senang di sana sebelum mengirimkan jilatan bersuara basah yang membuat Jeong Taeui tersentak.

"Ahk-- hentikan--mph~! "

Jeong Taeui menahan lenguhan. Terkejut ketika sebuah tangan besar tiba meremas dadanya. Ia bahkan tak sadar jika tangan panas itu telah masuk ke balik pakaiannya dan meremas-remas dadanya yang empuk. Dari sekedar remasan, berubah menjadi cubitan. Ibu jari dan jari telunjuk mencubiti tonjolan dadanya seakan gemas kemudian menarik-nariknya hingga terasa nyeri. Membuat gerakan memilin dengan kesan mesum yang khas.

"Eugh-- berhenti--akh.... Kau.. Kau gila--"

"Jangan menolak. Aku tahu kau menikmatinya juga. "

"MHH~!! "

Kepalanya seperti berputar. Jeong Taeui bahkan baru sadar bahwa celananya telah turun hingga ke mata kaki dan sebelah tangan pria itu kini tengah menggenggam miliknya yang menegang dan mulai basah oleh precum. Tangan besar itu bergerak maju mundur memanjakan kejantanan Jeong Taeui dan sedikit menggesekkan kukunya di bagian ujungnya yang seperti kepala jamur.

Kuku yang bening berkilat indah dan dibasahi oleh precum kental.

"Ng--ahk! Ja-jangan disentuh--mhh~ to-tolong-- heukh~ berhenti--"

FWOP--!!

"HNHH--!! "

Tangan besar itu bergerak menghentak ke arah pangkal dengan kencang. Jeong Taeui melenguh keras. Kepalanya pening bukan main dan pandangannya bagai menjadi hitam putih di saat bersamaan. Setiap kali tangan besarnya menghentak dengan kencang, tubuh Jeong Taeui bereaksi dengan tersentak-sentak kecil. Pria di belakang terkekeh kecil dengan suara rendahnya yang khas. Kemudian mengecupi lehernya dan memberi sebuah gigitan di sana.

"... Ukh... Berhentiii.... Hhh..~. "

Jeong Taeui merasa hampir gila. Kedua tangan besar itu menggerayangi tubuhnya dengan begitu lihai dan penuh semangat. Membuat tubuh Jeong Taeui yang merasa asing oleh sentuhan seperti itu menjadi merinding dan meremang dengan aneh. Setiap kali gerakan yang dilakukan mengenai tempat yang membuatnya merasa nikmat, tubuhnya akan bergetar dengan kuat. Lenguhan tak dapat lagi di tahan. Memenuhi udara dengan suara yang manis bercampur dengan suara becek dari tangan yang maju mundur dan basah oleh cairan keputihan.

FWOP--!!

"NG-AHH~!! "

SPRUUTT~!

Sebelum akhirnya tangan besar itu memberikan hentakan yang jauh lebih kencang. Jeong Taeui terbelalak. Matanya berkaca-kaca bersamaan dengan menyemburnya sebuah cairan kental yang sudah mencapai ujung. Menyembur dalam jumlah banyak dan membasahi lantai beserta tangan besar yang telah memainkannya hingga mencapai puncak kenikmatan.

Jeong Taeui seketika lemas. Tubuhnya bergetar kecil dan kakinya seakan tak bertenaga. Namun pria di belakangnya memeluk pinggangnya dengan kencang sembari memperlihatkan jemari indahnya yang telah terbalur oleh cum.

"Kau keluar sebanyak ini, apa rasanya seenak itu? "

Jeong Taeui ingin membalas, namun ia sudah tak bertenaga. Kepalanya pening dan ia merasa begitu mengantuk.

Namun pria itu tak membiarkan Jeong Taeui beristirahat dengan tenang.

Ketika Jeong Taeui hendak menutup matanya, dagunya diraih. Tangan besar yang terbalur cum memaksa Jeong Taeui untuk melihat kedepan.

"Lihat, Taeil. "

Jeong Taeui melihat kedepan. Seketika matanya terbelalak.

"?!!!!!! "

Jeong Taeui memekik di dalam kepalanya. Merasa malu bukan main begitu melihat keadaan dirinya yang terpantul di depan sebuah cermin besar.

Di cermin itu, tampak sosok Jeong Taeui dalam keadaan setengah telanjang. Kancing pakaiannya telah terlepas dan terbuka hingga mengekspose bagian dadanya. Putingnya membengkak sempurna karena cubitan tangan nakal sebelumnya. Sedangkan celananya melorot hingga tak terlihat di cermin lagi. Tubuhnya basah oleh keringat dan kakinya terbuka dengan bagian bawahnya yang "menegang" Dalam genggaman tangan putih yang begitu cantik dan tengah memilin bagian ujung ereksinya.

Tapi sosok di belakangnya tak terlihat di sana. Yang ia lihat hanyalah siluet hitam yang kabur dan seperti bayangan saja dalam pantulan cermin besar itu.

Tapi tangan putih pucat yang meraba tubuhnya ini... dan suara dalam bernada rendah yang sangat tak asing--

"Kau jadi berantakan hanya karena tanganku. Bagaimana kalau aku memasukkan sesuatu lainnya? "

"Apa--"

Zruk--

"--?!!!!! "

Jeong Taeui seketika merinding. Wajahnya di penuhi ketakutan.

Sesuatu yang panjang dan besar tergesek di celah pantatnya.

"Tu-tunggu! Tunggu dulu-- heukh! ILAY--!"

Jeong Taeui terkejut. Nama itu yang langsung terpintas dalam kepalanya. Padahal ia sendiri tak dapat melihat sosok pria yang tengah menggerayangi tubuhnya dan menggesekkan sesuatu di belakang sana.

Tapi pikirannya hanya tertuju pada pria Jerman itu.

"Taeil."

Ketika suara rendahnya kembali memanggil Taeui, tangan pria itu-- yang masih mencengkeram dagunya-- menggerakkan wajahnya agar menoleh ke samping.

Sepasang iris kecoklatan Jeong Taeui bergetar. Ketika pria itu memasukkan jari telunjuk dan tengah ke dalam mulut Jeong Taeui dan mengaduk rongga mulutnya dengan gerakan mesum. Jantung Jeong Taeui seketika berdebar keras.

Wajah dari Pria Jerman dengan surai kelabu dan mata keabuannya yang berkilat dipenuhi nafsu bersandar di bahunya. Menjilat sisi wajahnya penuh nafsu kemudian tersenyum dingin sembari berkata,

"Aku akan memasukkannya. "

Jeong Taeui merasa jantungnya seperti berhenti berdebar ketika pria itu bergerak dengan bibir seksinya yang terbuka.

Sedangkan benda di belakang sana yang terus tergesek-gesek di celah pantatnya mulai memposisikan diri untuk menerobos kedalam.

Jeong Taeui akan disantap olehnya.

"HYAAKKKHH--!!!! "

>>>>>>>>><<<<<<<

CHAPTER 9 : WET DREAM

>>>>>>>>><<<<<<<

"HYAAKKKHH--!! "

Jeong Taeui berteriak keras. Saking kerasnya suaranya sampai bergema di dalam ruangan itu. Napasnya yang berat berembus dengan tersenggal-senggal. Bagaikan selesai berlari marathon, tubuhnya bahkan sampai basah oleh keringat.

Sepasang iris kecoklatan yang membola itu menoleh ke belakang. Seperti orang ketakutan, tampak tengah mencari keberadaan seseorang yang sempat muncul dengan begitu mengejutkan.

Namun sosok itu sudah tak ada di belakangnya. Ah, dia bahkan tak berada di manapun. Yang Jeong Taeui lihat hanyalah ruangan sempit berukuran 4x5 dengan furnitur minum dan tampak seperti kamar sebuah asrama sederhana.

Setelah berdiam diri selama beberapa detik dan mengatur napasnya, Jeong Taeui perlahan mulai menyadari keberadaannya.

Ini di kamar asrama nya. Jeong Taeui tengah duduk di atas ranjang dengan selimut tipis yang melingkupi separuh tubuhnya. Ada sebuah meja belajar dengan beberapa buah buku di rak yang disediakan juga lampu belajar temaram yang ia nyalakan sebagai penerangan semalam. Kemudian tas sekolah dan lemari di sisi lainnya.

Benar. Ini di kamar asrama nya sendiri. Bukan di tempat lain.

Jeong Taeui menghembuskan napas berat. Jantungnya yang tadi berdegup kencang perlahan-lahan mulai kembali berpacu dengan normal. Kepalanya mulai dapat berpikir dengan tenang. Menyadari apa yang telah terjadi pada dirinya.

Jeong Taeui menghela napas tenang.

"Untung cuma mimpi... Ku kira benar terjadi... " Gumam Jeong Taeui sembari tersenyum lega. Namun senyum itu hanya bertahan selama dua detik ketika tiba-tiba dia menjadi sangat panik sampai menjambak rambutnya sendiri seperti orang gila.

"Gilaaa!!! Gilagilagilaaaa!! Aku pasti sudah gila sampai memimpikan hal seperti itu! " Jerit Jeong Taeui heboh.

Kakinya berkelojotan di atas ranjang hingga membuat sepray kusut. Jeong Taeui pun kembali merebahkan dirinya dan berguling-guling di atas ranjang sempit itu seperti orang bodoh. Merutuki dirinya yang memimpikan sesuatu yang begitu VULGAR dan GILA dengan seorang PRIA JERMAN GILA!

"Kenapa aku malah memimpikan hal seperti itu dengan bajingan gila--uwaa--! "

BRUK--!

Jeong Taeui pun berakhir terguling dari ranjang sempit itu.

Taeui mendudukkan dirinya sembari mengusap punggungnya yang kesemutan karena terbentur dengan lantai. Jeong Taeui seperti hampir menangis. Ia pun mendudukkan diri di atas lantai dingin.

Zruk--

Jeong Taeui terkejut oleh sesuatu yang tampak mengeras di bagian bawah tubuhnya. Dengan mata membelalak syok, ia menurunkan dagu dan pandangannya.

Segumpal daging mengeras di balik celananya dan membuatnya mengembung dengan memalukan. Bagian depannya bahkan tampak telah basah dan berlendir.

Jeong Taeui menutup matanya dengan lelah. Merasa semakin frustasi karena harus TEGANG dan BERMIMPI BASAH di usia 20an.

"Sialan! Ini semua gara-gara bajingan gila itu! "

>>>>>>>><<<<<<<

Jika menilik kembali tentang apa yang sudah terjadi belakangan ini, titik yang menjadi awal dari kesialannya adalah Pamannya, Jeong Changin.

"Memang tak ada hal baik yang datang jika pergi bersama Pria berseragam... "

Jika saja hari itu pamannya tak muncul, sudah pasti Jeong Taeui masih akan tetap berada di Korea. Menjalani kehidupan sehari-harinya seperti biasa. Berangkat bekerja dan pulang kemudian berkumpul sembari minum alkohol bersama teman-temannya. Lalu dia akan tidur di rumah kecil peninggalan kedua orang tuanya.

Kehidupan yang terlihat membosankan memang, tapi bagi Jeong Taeui, kehidupan seperti itu justru lebih baik daripada hidup di tengah-tengah ancaman akan keselamatan dirinya dan kesialan yang terus menimpa dirinya secara bertubi-tubi.

Semenjak datang ke Sekolah Internasional UNHRDO, Jeong Taeui selalu mendapat kesialan. Dari mulai terlambat mendapatkan kamar, berangkat kesiangan dan berakhir mendapat hukuman, sampai berkelahi dengan orang-orang dari kelas lain.

Di tambah IA JUGA TERUS TERLIBAT DENGAN SEORANG BAJINGAN GILA DARI KELAS EROPA!

Eh salah. Orang Gila itu berada di Kelas Amerika walaupun berasal dari Eropa--

Jeong Taeui menghitung dengan jarinya. Seberapa banyak interaksi yang sudah terjadi antara dirinya dan Pria gila itu. Mulai dari awal ketika mereka bertemu di perpustakaan 2 sampai kejadian terakhir di mana ia harus menjadi alat pemuas nafsu di kamar mandi.

"Tiga kali. Aku baru bertemu dengannya tiga kali dan sudah mendapat masalah luar biasa karena orang gila itu. " Gumam Taeui. Menatap jari telunjuk, tengah, dan manis yang menunjukkan hitungan jumlah.

Ya dan tiga kali itu juga ia selalu mendapat masalah!

Dan yang terkahir adalah yang paling besar!

"Bajingan itu menggunakanku seperti itu.... Di tempat seperti itu dan dalam keadaan seperti itu.... " Jeong Taeui bergumam. Wajahnya pucat dan tampak lelah, namun matanya dipenuhi kemarahan kelam.

"Dasar bajingan sinting! " Dan kalimat itu kembali terucap entah sudah keberapa kalinya.

Pikirannya kembali melayang, bagaikan melihat sebuah video usang, ingatan akan kejadian beberapa hari lalu terlintas kembali di kepalanya.

Malam itu ketika Jeong Taeui sedang menjalankan hukuman membersihkan kamar mandi dan harus berakhir ditangkap oleh Bajingan Sinting bernama Ilay RieGrow.

Jika boleh jujur, daripada marah, Jeong Taeui lebih kepada takut dan gugup. Ia tahu orang seperti apa Ilay RieGrow itu. Bajingan itu benar-benar sangat gila dan bahkan tak segan-segan memukuli siapapun yang berani menghalanginya atau menantangnya. Ia juga tak segan-segan melakukan tindakan kekerasan yang mengarah pada aksi pembunuhan, alih-alih hanya sekedar melukai secara fisik. Tindakannya yang begitu ekstream bahkan menimbulkan rasa trauma terhadap para korban seperti yang ia baca dalam file yang dikirim oleh pamannya.

Namun Jeong Taeui tak menduga bahwa orang gila itu bahkan jauh lebih gila lagi!

Saking gila nya orang itu bahkan sama sekali tak  malu melakukan serangkaian hal mesum di tempat umum DAN BAHKAN JIKA SAMPAI KETAHUAN ORANG LAIN! Dan lagi IA JUGA SANGAT MEMAKSA dan MENCOBA MENGGUNAKAN ORANG LAIN UNTUK MELAMPIASKAN HASRAT MESUMNYA!

Jeong Taeui kembali merinding jika mengingat apa saja yang sudah dilakukan bajingan gila itu padanya. Memojokkannya ke pintu bilik dan menggerayanginya dengan tangan putih besar dan panas itu. Sensasi ketika tangan besar itu berada di tubuhnya dan menggenggam miliknya bahkan masih membuat Jeong Taeui meremang.

Kemudian bagaimana ketika pria itu menggesekkan daging raksasa miliknya yang panas dan tegang di antara pahanya untuk mencapai kepuasan sendiri.

Bulu kuduk Jeong Taeui kembali berdiri. Padahal ini sudah berlalu beberapa hari, namun sensasi kesemutan dan panas di paha dalamnya masih dapat ia rasakan setiap kali mengingat hal itu. Setiap kali menyadari bahwa benda besar itu pernah tergesek-gesek di antara pahanya dan menggesek ereksinya sendiri. Bagaimana tubuh besar itu berusaha menaklukkan dirinya dan mengurungnya dengan kesan yang penuh dominasi. Bagaimana suara desah napasnya yang berat disertai geraman dalam bernada rendah yang terus menggelitik pendengarannya.

Bagaimana lidah panasnya mencumbui telinganya disertai suara decapan mesum yang basah dan menggairahkan.

Dan bagaimana ketika bibir yang menyunggingkan senyum dingin itu mengeja namanya berkali-kali.

"Taeil... "

Suara lembutnya kembali terngiang di dalam kepala Jeong Taeui

"Taeil... "

Lagi. Suara itu kini disertai dengan tawa lembutnya yang seksi dan sesaat mendebarkan dadanya.

"Jeong Taeil...."

Bersamaan dengan memanggil nama lengkapnya dengan aksen khas orang Eropa . Pria itu meraih wajahnya.

Dan mencium bibirnya.

Tidak. Itu tidak bisa dibilang mencium. Karena yang dilakukan pria itu lebih seperti menyantap dirinya. Dengan begitu tak sabar, pria itu meraup bibirnya dan seperti mencoba menelan setiap jengkal dari bibirnya yang gemetar. Giginya menggigiti permukaan bibirnya dan bahkan menghisap dengan kuat. Memagutnya berkali-kali seperti orang kelaparan.

Dan ketika lidahnya yang panas itu menerobos ke dalam mulutnya dan mendominasi dirinya di sana--

"GYAAAKHH!! " Jeong Taeui kembali berteriak dan menampar dirinya sendiri. Sekujur tubuhnya MERINDING GILA! Membayangkan lidah besar itu masuk ke dalam mulutnya dan bergerak bergerilya mengeskploitasi seluruh rongga mulutnya.

"Gilagilagilagilaaaa! AKU SUDAH GILA! Tidak, bukan aku yang gila, TAPI BAJINGAN GILA ITU YANG GILA! " Teriaknya lagi. Begitu frustasi sembari mencengkeram rambutnya dan meringkuk di atas ranjang. Sekali lagi berteriak dan berguling-guling karena bayangan ketika pria itu mencumbui dirinya dengan begitu mesum dan bergerak menghantamkan pinggulnya di antara pahanya masih terbayang dengan begitu jelas.

"Siapa juga yang sudi digunakan sebagai--"

"Jeong Taeui, apa kau sudah tidak pusing? "

Jeong Taeui terkejut dan langsung menoleh ketika seseorang tiba-tiba muncul dari balik tirai putih. Pria berambut coklat terang dengan mata abu-abu yang khas. Pria itu tampak berwajah aneh melihat ke arah Jeong Taeui yang baru saja berguling-guling di ranjang Ruang Kesehatan.

"Ah, anu-- aduh kepalaku sepertinya masih berputar. Aku mau tidur tapi mataku tak bisa terpejam. Ahaha... " Jawab Jeong Taeui disertai tawa gugupnya.

Yuri Gable, pria yang juga merupakan salah satu pelajar di UNHRDO tampak menghela napas. Kaca mata yang memantulkan cahaya dari lampu di atas memantul sesaat. Jeong Taeui awalnya mengira bahwa pria ini juga merupakan kaki tangan pamannya, namun ternyata tidak. Pamannya bilang bahwa pria ini bahkan berada di kelas yang berlainan darinya-- Yuri berasal dari Eropa jadi tentu saja dia akan menjadi bagian dari kelas Eropa.

Tapi kerena Yuri juga mengurus beberapa hal, dia jadi sering terlibat dengan kelas lainnya, terutama kelas Asia.

Yuri Gable melihat keadaan pasien yang tampak sehat wal afiat itu dari atas kebawah.

Kemudian memijit bagian atas hidungnya.

"Bagaimana kalau kau kembali saja ke kelas dan mengikuti pelajaran? Aku tahu kau mungkin hanya mengantuk, tapi kau tak bisa seenaknya kemari hanya karena itu. Professor Jeong Changin berharap agar kau bisa mengikuti pelajaran juga dan lulus tes dengan nilai yang cukup. "

Jeong Taeui tampak tertegun. "Eh? Tes? Tes apaan? "

"Tentu saja Tes akademik dan non akademik. Kau adalah murid baru yang masuk di akhir semester awal. Dalam kurang dari 10 hari lagi akan diadakan tes kelayakan. Jika tidak lulus, kau akan langsung didepak dari tempat ini."

Tunggu. Apa ini? APA MAKSUDNYA INI? SEBENTAR LAGI TES?! UJIAN?!!!!

"Kenapa tidak ada yang memberitahuku kalau akan ada tes seperti itu?!! " Jeong Taeui kini kembali panik. Sejujurnya Jeong Taeui bukanlah orang yang terlalu bodoh. Ia selalu mendapat peringkat bahkan sewaktu sekolah dulu.

Tapi itu DULU dan sudah berlalu dua tahun sejak ia kembali menduduki bangku sekolah seperti ini.

Dan bahkan sejak masuk ke sekolah seminggu ini, Jeong Taeui bahkan belum BELAJAR SAMA SEKALI! Waktu dikelas juga ia lebih sering bengong karena merasa bosan.

"Kenapa aku jadi seperti murid pindahan sungguhan begini sih... Padahal Paman memintaku untuk menjaga Hyung... " Guman Jeong Taeui menggunakan bahasa Korea. Sengaja agar Yuri tak memahami perkataannya.

Namun salah jika Jeong Taeui berpikir seperti itu.

Karena selanjutnya Yuri bahkan balas menimpali perkataan Jeong Taeui dengan bahasa yang sama,

"Itu juga salah satu cara agar kau bisa terus berada di sekitar Jeong Jaeui. Jika kau lulus tes, secara otomatis kau bisa berada di tempat ini dalam waktu yang lebih lama dan bisa terus memantau Jeong Jaeui. Bahkan jika kau bisa lulus dari tempat ini, akan lebih mudah bagimu mencari pekerjaan di luar sana. "

Jeong Taeui sesaat melongo mendengar balasan Yuri Gable dalam bahasa korea-- yang bahkan terdengar sangat fasih lengkap dengan logatnya yang khas.

"Kau... Kok bisa pakai bahasa Korea? "

"Aku belajar beberapa bahasa, termasuk bahasa Korea, Jepang, Rusia, Arab, dan Mandarin. Bahasa Jerman dan Inggris ku juga cukup baik karena aku sering menggunakannya saat masih anak-anak. Dan bahasa Korea lebih mudah dipelajari daripada bahasa Jerman. "

Jeong Taeui tampak menimbang-nimbang sesuatu dengan serius,

"Sampai belajar bahasa asing sebanyak itu--Berapa umurmu? "

"23 tahun. Umur itu hanya angka, tapi menuntut ilmu bisa dilakukan sejak kapan saja termasuk saat masih anak-anak. Apa aku terlihat setua itu?"

Jeong Taeui ingin berteriak 'SIKAPMU TERLIHAT SEPERTI PRIA AWAL 30AN--!' namun ia telan bulat-bulat keinginan itu karena tak ingin menyinggung pria di hadapannya ini. Jeong Taeui tahu jika Yuri dan dirinya tak terpaut umur jauh, tapi melihat pria ini belajar banyak bahasa asing tetap saja membuatnya kagum. Bahkan di samping itu, di Sekolah UNHRDO dia juga diberikan tanggung jawab untuk mengurus perihal kesiswaan dan bahkan memegang ruang kesehatan karena jabatannya sebagai "Asisten Dokter".

Karena Dokter di sekolah sering tak berada di tempatnya.

Yuri Gable tampak mengambil sesuatu dari kantung celananya. Itu adalah sebuah obat dengan isi 4 kapsul. Yuri langsung melemparkannya pada Jeong Taeui dan dapat di tangkap langsung dengan cepat.

"Minum vitamin itu dan kembalilah ke kelas. Aku akan menulis laporan jika kau istirahat di Ruang Kesehatan karena masuk angin."

Jeong Taeui merengut, "Hey, aku serius pusing lho. Sudah tiga malam aku tak bisa tidur dengan cukup. Masa nggak ada keringanan--"

"Itu masalahmu sendiri. Aku tak bisa membantu berbohong lebih banyak. Jangan sampai Professor Jeong mengetahuinya. "

"Dasar nggak punya hati nurani! " Gerutu Taeui. Terang-terangan memelototi Yuri Gable yang tampak tak tertarik.

Jeong Taeui mengantungi obat itu dan mulai menurunkan kedua kakinya ke sisi ranjang.

"Jika aku sampai pingsan di jalan, aku akan mengutuk Pria eropa yang sering berada di ruang kesehatan karena tak mengizinkanku beristirahat dengan cukup. " Kata Taeui kesal.

"Siapa yang tak mengizinkanmu beristirahat, Hyung? "

Sebuah suara tenang dan manis menimpali. Jeong Taeui dan Yuri Gable menoleh ke asal suara itu dengan cepat.

"Shinru...? "

Pemuda berkulit putih dengan perawakan kurusnya yang khas mendekat. Dalam balutan seragam sekolah dan vest di baliknya, dia tampak seperti seorang tuan muda dari keluarga konglomerat. Wajah manisnya begitu kontras dengan penampilannya yang cantik dan elegan. Tapi wajah itu tampak membuat ekspresi khawatir begitu melihat Taeui yang berada di ranjang. Dia buru-buru mendekat tanpa mempedulikan keberadaan Yuri atau dua orang pria yang dibawanya seperti bodyguard.

"Hyung, apa kau tidak enak badan?"

Jeong Taeui tersenyum gugup ketika Ling Shinru mendudukkan diri di sampingnya dan menyentuh wajahnya. Kelereng coklatnya yang besar tampak bergetar dengan sedih melihat keadaan Taeui yang tampak sedikit pucat.

Sembari menggaruk tengkuknya, Jeong Taeui menjawab, "Ah, cuma sedikit pusing karena beberapa hari belakangan aku kurang istirahat. "

Ling Shinru beralih pada Yuri Gable. Wajahnya terlihat sinis dan galak, "Hey, kau ini kan hanya pengganti dokter di sini, nggak seharusnya kau melarang Taeui-Hyung untuk istirahat. "

Yuri Gable menghela napas, "Ling Shinru-ssi, maaf sepertinya kau sedikit salah paham. Jeong Taeui-ssi sudah berada di sini sejak jam istirahat pertama dan dia bahkan tidak beristirahat dan terus ngoceh seperti anak burung. "

Jeong Taeui mendelik ke arah Yuri. Apa sejak awal pria ini mendengarkan semua gerutuannya dalam bahasa Korea?!

"Itu karena tempat ini tak nyaman. Taeui-Hyung jadi kesulitan istirahat! Apa kau tak lihat kantung matanya menghitam? " Ling Shinru menyodorkan wajah Jeong Taeui yang memang tampak lelah.

"Dalam peraturan UNHRDO, meninggalkan jam pelajaran tanpa alasan jelas dan tanpa surat persetujuan dari guru pengajar dapat dikenai sanksi hukuman. Seharusnya kau paling mengetahuinya, Ling Shinru-ssi."

Melihat pertengkaran kedua orang di dekatnya ini membuat Taeui jadi tak nyaman. Ia buru-buru melerai mereka

"Hey, sudahlah Shinru, aku hanya sedikit lelah saja dan seperti kata Yuri, aku memang harus segera kembali ke kelas. Jadi jangan bertengkar lagi. "

Ling Shinru memberengut dengan lucu, "Tapi bukanlah Hyung masih kelelahan dan mengantuk? Cih, Bajingan Tarten itu memang keterlaluan memberimu hukuman seperti itu dan membuatmu bekerja seperti pembantu... "

Wajahnya sesaat menjadi dingin.

"Apa perlu ku urus bajingan itu untukmu, Hyung? "

Mendengar ancaman mengerikan yang datang dari bibir mungilnya entah kenapa membuat Jeong Taeui merinding. Sosoknya tak lagi seperti malaikat, melainkan seperti iblis kecil yang siap mencabik-cabik mangsanya.

Jeong Taeui mengibaskan tangannya, "Nggak perlu. Lagi pula hukumannya tinggal beberapa hari lagi kok. Setelah itu aku sudah bebas. "

"Tapi kau jadi kelelahan Hyung. Aku bahkan sempat melihatmu ketiduran di kelas kemarin. "

Jeong Taeui langsung terdiam.

Bagaimana Shinru tahu kalau dia ketiduran di kelas?

Memang benar mereka sama-sama dari kelas Asia, tapi dirinya dan Shinru berada di kelas yang berbeda. Shinru berada di kelas A-2 sedangkan Jeong Taeui berada di kelas A-4. Bahkan kelas peminatan yang mereka ambil juga berbeda.

Tapi jika diingat lagi, beberapa hari belakangan, Shinru memang sering menemuinya di kelas. Itu terjadi sejak di kamar Yuri Gable waktu itu. Shinru bahkan membantunya berkemas untuk pindah ke kamar baru. Dan sikapnya setelah itu juga jauh lebih baik dan ramah. Kemarin Shinru juga membawakannya makanan dari kantin dan mereka makan roti di kelas bersama-sama. Beberapa hari lalu Shinru bahkan membawakan bento.

Jika boleh jujur, Jeong Taeui merasa tidak enak dengannya. Sikapnya yang berubah bersahabat itu memang membuatnya nyaman. Dan Taeui menyukainya. Dia terlihat jauh lebih manis ketika tersenyum seperti itu. Pipinya naik dengan lucu dan bibirnya yang kecil berisi melengkung dengan ramah.

Yah, ini tak buruk. Mungkin salah satu hal yang membuatnya bersyukur bisa berada di tempat ini adalah karena ia bisa bertemu dengan anak laki-laki semanis ini.

Tapi Ling Shinru terkadang bersikap sedikit berlebihan...

Jeong Taeui terkekeh kecil dan mengelus kepala Shinru. Seperti biasa, bocah itu akan berwajah setengah terkejut dengan sangat polos setiap kali Jeong Taeui melakukan itu. Seperti anak kucing nakal yang berhasil tunduk ketika berhasil disentuh oleh tangan lembut manusia. Kemudian dia akan menjadi tenang kembali dan berwajah lembut sembari berkedip lugu.

Benar-benar sangat manis...

"Makasih sudah mengkhawatirkanku, tapi aku benar-benar tak apa. Shinru juga pasti bakal dapat masalah kalau berurusan dengan Komite Disipliner. "

Ling Shinru tampak memberengut sejenak. Jeong Taeui mencubit pipinya lembut karena melihat tingkah Tuan Muda yang terlampau imut itu. Dan sepertinya ia bahkan tak menyadari bahwa tiga eksistensi yang seperti tembok transparan melotot melihat hal itu.

"Hyung, berhenti mencubitku. Kau membuatku terlihat seperti anak kecil. "

"Maaf, habisnya kau memang imut banget seperti anak kecil jika merengek seperti ini. " Celetuk Taeui seenaknya. Hampir saja dua orang di belakang Shinru melayangkan pukulan karena merasa sikap Jeong Taeui sudah kurang ajar pada Pimpinan Faksi mereka.

Ling Shinru tampak berwajah makin lucu, kemudian meraih tangan Jeong Taeui dan menggenggamnya, "Kalau Hyung suka dengan tingkahku yang imut, Hyung harus lebih sering bersamaku. Kita bisa mulai makan siang bersama di kantin dan kembali ke asrama bersama. Aku juga bisa menemani Hyung belajar. Bukankah Hyung kesulitan mengikuti mata pelajaran disini? Sepuluh hari lagi akan ada ujian, jadi aku akan membantu Hyung dibidang akademik! Aku mendapat peringkat atas ketika tes masuk, jadi seharusnya takkan ada masalah jika aku menjadi pembimbing. Bagaimana? "

Jeong Taeui melongo. Entah mengapa ia jadi begitu malu.

Apa anak ini sebelumnya mendengar percakapannya dengan Yuri Gable?

Ling Shinru tiba-tiba menarik Jeong Taeui agar mendekat. Taeui sesaat terkejut ketika melihat wajah manis itu telah berjarak kurang dari 5 centi dari wajahnya. Mata coklatnya membulat, melihat bibir kecil yang seperti ceri itu hampir menyinggung bibirnya,

BATHUMP--!

Sebelum akhirnya wajah kecil itu melewatinya.

"Atau aku akan duduk di sampingmu ketika ujian sehingga kau bisa mencontek jawabanku. "

Jeong Taeui hampir saja kena serangan jantung! Ia buru-buru melompat dari ranjang dengan wajah memerah sempurna sembari memegangi telinganya yang turut merona dengan lucu. Menatap Ling Shinru yang berwajah keheranan dan penuh tanya.

"Hyung? Kenapa? "

Jeong Taeui panik dan gelagapan. Ia buru-buru mundur dan tiba-tiba berdiri di belakang Yuri Gable dengan wajah canggung luar biasa.

"I-itu ide bagus. Ku-kupikir aku akan benar-benar membutuhkan bantuanmu."

Walau wajahnya tersenyum, sejujurnya Jeong Taeui sedang menyembunyikan SESUATU yang tiba-tiba menjadi KERAS gara-gara bisikan dan sentuhan Shinru sebelumnya.

Jeong Taeui mengutuk gairah sialan yang membuatnya jadi bersemangat tiba-tiba.

Shinru mengubah sikap duduknya, dia tampak bersemangat, "Kalau begitu mau mulai dengan belajar bersama nanti sore? Setidaknya Hyung bisa sedikit-sedikit memahami pelajarannya. "

"Boleh saja. Ehm.. Tapi sepertinya kita lakukan lain kali saja. Aku masih ada hukuman membersihkan Toilet--"

"Jeong Taeui-ssi, aku mencoba mengingatkan. Tapi bukanlah kau masih memiliki hukuman lainnya? "

Jeong Taeui melihat ke arah Yuri Gable yang berada di hadapannya. Wajahnya tampak linglung sejenak seperti tengah mengingat-ingat sesuatu yang penting dan tampaknya telah ia lupakan.

Kemudian seketika matanya membola dan dia berubah panik.

"Benar juga! Aku harus menyalin peraturan UNHRDO 100X!! "

Dengan mengingat hukuman tambahan itu, Jeong Taeui kini benar-benar tampak seperti pemuda yang tak lagi memiliki masa depan cerah. Menangis di dalam hati sembari memegangi kepalanya seperti orang paling merana di dunia.

Sudah jatuh, tertimpa tangga. Dan Jeong Taeui yang hanya melakukan satu kesalahan diberikan hukuman berlipat ganda, SEDANGKAN SATU ORANG LAINNYA YANG JUGA TURUT MEMBUAT MASALAH YANG JAUH LEBIH BESAR DILEPAS SANTAI BERKELIARAN TANPA DIJATUHI BEBAN HUKUMAN!

Memang benar dunia ini tak adil! Dan hukum selalu condong ke arah yang lebih berkuasa!

Setelah merutuk beberapa kali, Jeong Taeui berhasil mendapatkan ketenangannya kembali dan mengelus dadanya dua kali.

"Sabar... sabar... Kalau sabar semua bakal berjalan lancar... " Gumamnya.

"Hyung? "

Suara kecil Ling Shinru mengalihkan perhatian Jeong Taeui. Walaupun sedikit memaksakan, Taeui mencoba tersenyum untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja.

"Tak apa, aku hanya sedikit syok. Makasih Gable sudah mengingatkanku soal itu. " Kata Jeong Taeui tulus. Yuri menatap sejenak ke arah Taeui, menghela napas kemudian berbalik.

"Kembalilah ke kelasmu. Dan Ling Shinru-ssi juga sebaiknya ikut kembali. Jika membutuhkan obat penambah darah, aku akan memberikannya saat jam pelajaran terakhir. "

Dengan usiran halus itu, Shinru melompat dari ranjang dengan wajah merengut. Taeui masih merasa gemas dengan pipi Shinru yang mengembung imut.

"Baiklah. Shinru, ayo kita ke kelas. "

Dengan tawaran lembut itu, wajah merengut Ling Shinru langsung berubah total menjadi penuh kesenangan. Ling Shinru mengangguk mantap Dan segera berjalan berdampingan dengan Taeui keluar dari ruang kesehatan. Meninggalkan Yuri Gable yang kembali duduk di kursinya.

Sepasang iris keabuan terang itu tampak terpejam. Ingatan akan sosok Ling Shinru yang tersenyum manis pada Jeong Taeui membuat sudut hatinya seperti tercubit oleh sesuatu.

"Apakah aku terlalu kaku atau sikapku kurang lembut? "

Senyum itu-- bahkan kalaupun senyum yang ditunjukkannya bukanlah senyum aslinya, tetap saja, bagi Yuri Gable....

Itu senyum yang indah.

Tidak. Itu manis.

Manis seperti potongan coklat yang lumer di lidah.

Tapi, bahkan Yuri Gable tak dapat menikmati coklat manis itu karena coklat itu tidak diberikan untuknya.

"Tinggal sepuluh hari sebelum ujian. Aku harus bersiap untuk bencana selanjutnya. Jeong Jaeui akan segera berganti faksi, tapi bagaimana dengan Jeong Taeui? "

Yuri bingung. Bahkan ketika mendengarkan baik-baik perundingan yang terjadi beberapa hari sebelumnya mengenai Perjanjian 4 Faksi kepada Jeong Jaeui, semuanya masih terasa begitu aneh.

Wajahnya kini menjadi serius.

"Sepertinya mereka mencoba mendapatkan tak hanya  si Jenius, tapi juga Dewa keberuntungannya.... "

>>>>>>>>>><<<<<<<

"Tenang saja Hyung! Kau bisa mempercayakan hal itu padaku! Kita pasti akan duduk bersebelahan saat ujian besok! "

Saat ini Ling Shinru sedang memberitahu sistem ujian Sekolah UNHRDO pada Jeong Taeui. Selama berjalan melewati lorong untuk kembali ke kelas, Ling Shinru terus mengoceh mengenai Ujian Sekolah yang katanya merupakan ujian kelayakan itu. Bahkan kalaupun Jeong Taeui tak memahami separuh perkataannya, ia terlihat senang mendengar bocah itu terus berbicara dengan senyuman manis yang tak luntur di wajahnya yang imut.

"Karena hanya Ujian Kelayakan, kita akan duduk bersama teman satu Faksi kok. Hanya beda kelas saja. Kecuali saat Ujian Kenaikan. Semuanya benar-benar diacak dan akan terjadi kekacauan. "

"Kekacauan? Kenapa? "

"Bayangkan saja jika Hyung saat ini duduk dengan siswa sari kelas Afrika atau Amerika, apa yang akan terjadi menurut Hyung? "

Jeong Taeui berpikir sejenak, kemudian segera mendapat jawaban yang masuk akal.

"Benar juga. Semua faksi saling bersaing dan pertengkaran sering terjadi. "

Bahkan kalaupun Jeong Taeui belum genap berada di Sekolah ini selama seminggu, Jeong Taeui dapat mengetahui beberapa hal dan kebiasaan dari orang-orang yang berada di sekitarnya.

Seperti orang-orang dari kelas asia yang cenderung lebih pendiam namun terus merasa panas di dalam hati dan mengutuk orang-orang dari faksi lain. Atau kelas Afrika yang suka terang-terangan menantang berkelahi. Tak berbeda dengan kelas Amerika yang sembrono sampai kerap kali menghancurkan furnitur di Kafetaria. Faksi Eropa juga begiru, walaupun tampak tenang dan berkelas seperti bangsawan, lidah mereka sangat tajam sehingga sering menyinggung perasaan orang dari faksi lain hanya dengan satu atau dua kalimat pendek.

Hubungan yang seperti ini menimbulkan kerenggangan dan rasa ingin menghancurkan satu sama lain. Sehingga tak dapat dihindari jika perkelahian terjadi di saat apapun dan kapanpun.

Ah, mungkin selain di saat jam pelajaran berlangsung. Karena yang sedikit tak terduga, semua orang akan langsung tenang dan fokus begitu Professor yang mengajar di jam itu masuk ke kelas.

Jadi perkelahian yang dimaksud Shinru jelas terjadi setelah ujian selesai.

"Ujian kenaikan masih lama kok. Itu akan berlangsung setelah musim dingin berakhir. Toh selama Hyung bisa menjadi bagian penting dari salah satu kelompok 4 Faksi, Hyung pasti akan baik-baik saja. "

"Bagian penting? Apakah itu seperti Jaeui? "

Jeong Taeui tampak tertarik mengenai hal itu Dan berniat bertanya lebih lanjut. Mengenai Jeong Jaeui yang mendapat perhatian khusus dari kelompok 4 Faksi ini dan juga isi perjanjian mereka.

Namun pertanyaannya tak tersampaikan dengan benar ketika suara nyaring dalam bahasa Inggris terdengar bergema di lorong.

"Pergi kau, orang gila! "

Suaranya sangat kasar dan garang.

"Hm? Kenapa harus?"

Dan suara bernada dingin Dan rendah yang membalas bentakan garang itu terdengar cukup families di telinganya.

"Sepertinya ada keributan... "

Jeong Taeui Dan Ling Shinru segera menangkap penampakan kelas Asia A-4 yang tampak cukup ramai. Orang-orang berdiri di depan pintu dengan dipenuhi kemarahan dan seperti mencoba mengintimidasi seorang pria berkulit putih yang tampak sangat mencolok karena begitu jangkung.

Tapi jika dilihat baik-baik. Mereka bahkan tampak seperti yang terintimidasi dengan kehadiran pria jangkung itu.

DEG!!

Jantung Jeong Taeui seperti berhenti di detik itu juga. Langkah kakinya juga berhenti, begitu pula dengan Ling Shinru yang langsung memasang wajah garang dan waspada.

"Kenapa bajingan itu ada disini?! "

Jeong Taeui tak dapat berkedip. Kakinya seperti tertanam di lantai dan mati rasa. Jantungnya berdebar gila karena melihat sosok itu di depan kelasnya.

Rambut keabuannya yang mencolok tampak sangat kontras dengan wajah berkulit pucatnya yang tak tergores oleh setitikpun luka. Cahaya dari lampu di langit-langit lorong bahkan menambah kesan sendiri pada sosoknya yang elegan. Bahkan kalaupun dia dikerubungi oleh orang-orang yang membencinya, pria itu masih bersikap tenang. Wajahnya dingin, tak menunjukkan ketakutan sama sekali.

Malahan pria itu tampak seperti sengaja memancing amarah dari gerombolan orang di hadapannya yang ingin cepat-cepat mengusirnya.

Ketika sepasang iris keabuan gelapnya yang bergradasi itu melirik ke arah Jeong Taeui, wajah dinginnya berubah.

Dia tersenyum. Ya. Senyum kecil yang sedikit lebih lembut namun masih menyisakan kesan dingin yang mengancam. Berbalik mengabaikan kerumunan orang di hadapannya yang terus melempar olokan,

Kemudian memanggil namanya dengan begitu tenang,

"Ah, Disana kau rupanya, Taeil."

Sungguh iblis. Bahkan kalaupun saat ini pria itu mencoba bersikap ramah, Jeong Taeui dapat menebak bahwa ia akan segera mendapat MASALAH karena kemunculan Iblis tampan nan sialan ini.

Jeong Taeui mengumpat sejadi-jadinya.

KENAPA ILAY ADA DI KELASNYA?!

>>>>>>>>>>bersambung<<<<<<<<<<

Cebong-chan's note

Aloha minnaa~ cebong-chan's here

Maaf ya karena kalian pasti pada nyariin bong-chan buat nungguin update an fanfik hoho.

Karena lagi puasa, jadi bong-chan emang sengaja buat gak up yang berbau BIEL gitu 🥺 soalnya bong-chan juga puasa wkwkwk 😭🙏 makanya dari kemarin nahan banget buat nulis biel 😭😭

Berhubung besok gak puasa jadi akhirnya bisa ngelanjutin up fanfik ini dehhh ^^

Big thanks buat kalian semua yang selalu setia nungguin update an Yours to Claim! Maaf karena puasa jadi baru bisa update :3 tapi bakal kuusahain buat nggak hiatus kok hoho 🥰 ini juga fanfik yang paling bong-chan suka jadi agak sayang kalau tiba-tiba drop 😭🙏

Dan makasih jugaa buat dukungan dari kalian semua 🥺 aku sempet gak nyangka ternyata ada beberapa orang asing yang juga baca fanfik ini Dan komen sampai nge dm nanyain kapan update 😭🙏 sorry sist puasa moment wkwkkw 😭🙏

Maaf yaa bong-chan gak bisa bales komentar kalian atau DM kalian satu" Tapi pesan cinta dari kalian selalu bong-chan baca kok 🥺🙏

Bong-chan harap kalian masih mau buat terus ngikutin kisah Ilay sama Taeui di fanfik ini yaa karena jalan cinta mereka masih panjang hoho 🥺❤

Pokoknya lopelope sekebonn buat readersss!! Nantikan kelanjutannya yaa Dan baca fanfiknya jangan pas puasa wkwkwk 😭🙏❤

Salam, cebong-chan

Continue Reading

You'll Also Like

43.9M 1.3M 37
"You are mine," He murmured across my skin. He inhaled my scent deeply and kissed the mark he gave me. I shuddered as he lightly nipped it. "Danny, y...
11K 676 31
Penjahat adalah orang yang melakukan segala macam kejahatan terhadap tokoh utama. Dia bertransmigrasi sebagai 'Sung Eun Yul'. Tapi masa lalu sudah le...
16.7K 627 5
πŸ”žπŸ”žPASSION BL FANFICTION!πŸ”žπŸ”ž Passion By : Yuuji Fanfiction created by : Cebongkun Spesial Valentine Day! Pairing : Ilay RieGrow (Enigma) x Jeong T...
199K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...