Kagum

By Pluto_nius

13K 1.2K 90

"Dia baik, apa aku bisa memiliki nya" More

Prolog
Bab 1 (Awal Pertemuan)
Bab 2 (Ingin Bertemu)
Bab 3 (Sekarang Aku Tahu)
Bab 6 (Teman Baru Levi)
Bab 4 (Ingin Mengenal Lebih)
Bab 7 (Fakta)
Bab 8 (Pendekatan)
Bab 5 (Berkumpul Kembali)
Bab 9 (Ketua Osis Keren)
Bab 10 (Sibuk)
Bab 11 (Sibuk 2)
Bab 12 (Perhatian)
Bab 13 (Hari Perayaan Sekolah)
Bab 14 (Rencana Liburan)
Bab 15 (Reuni)
Bab 16 (Study Date? Maybe)
Bab 17 ( Lily )
Bab 18 ( Mengingat )
Bab 19 (Awal Mula)
Bab 20 (Bendera Perang)
Bab 21 (Pupus?)
Bab 22 (Licik)
Bab 23 (Kecewa)
(⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)
Bab 24 (Keluarga)
Bab 26 (Hilang)
Bab 27 (Titik Terang)
Bab 28 (Akhir?)
Bab 29 (Kembali Ke Awal)
Bab 30 (Kambali Dekat)
Bab 31 (Jalan)
Bab 32 (Study tour)
Bab 33 (Ber Dua)
Bab 34 (LiLynn)
Bab 35 (Perwakilan Sekolah)
Bab 36 (Jealous)
Bab 37 (Penjelasan)
Bab 38 (Kumpul)
Bab 39 (Persiapan Ujian)
Bab 40 (Hari Ujian)
Bab 41 (Hari Libur)
Bab 42 (Main)
Bab 43 (Kelas XII)

Bab 25 (Asing)

233 24 2
By Pluto_nius

Tok tok tok...

"Masuk"

"Permisi, saya orang tua dari Shasa"

"Iya silahkan masuk, Bapak dan Ibu tau kan alasan saya memanggil kalian kemari?"

"Soal Shasa kelahi kan? Maklumi saja nama nya juga anak-anak" ucap Ferrel sambil cengengesan.

Mendengar itu Flora yang disamping nya langsung mencubit perut nya.

"Aduh duh! Bercanda Ay!" Rintih Ferrel.

"Huft~ bisa-bisa nya dia masih bercanda disaat kek gini" ucap guru Bk lirih.

"Tapi Dir, itu beneran skors nya Shasa engak bisa dikurangi?" Tanya Flora membuka obrolan.

"Buat sekarang sih belom bisa Kak, tapi kalok emang terbukti Davin beneran mau manfaatin Nayla skors nya Shasa bisa dikurangi. Tapi karena belum ada bukti aku belum bisa bertindak. Belum lagi nanti kalok ternyata Davin beneran korban, skors nya Shasa bisa aja makin lama" jelas guru Bk, yang kerap dipanggil Indira.

"Oiya Dir, keluarga nya Davin gimana?" Tanya Ferrel tiba-tiba.

"Nah itu dia, kemarin aku sempet panggil mereka tapi enggak ada yang dateng. Sisi positif nya mungkin mereka enggak mempermasalahkan masalah ini, tapi di sisi lain aku juga khawatir mereka engak memperhatikan Davin" jelas Indira.

"Prioritas utama ku saat ini bisa tau apa yang Davin bicarakan di telfon, karena akar dari masalah nya disitu, itu yang bisa nentuin skors nya Shasa dikurangi atau ditambah" lanjut nya.

~~//~~

"Sekarang gua harus ngapain coba?" Monolog seorang gadis menatap lekat langit-langit kamar nya.

Tok tok tok...

"Ya siapa, masuk aja engak di kunci" ucap gadis itu masih menatap lekat langit-langit kamar nya.

Pikiran gadis itu terbang entah kemana, bahkan ia sama sekali tidak menoleh pada orang yang berada dibelakang nya. Hingga lamunan nya itu buyar kala kaleng dingin menyentuh pipi nya.

"Mikirin apa sih lu?" Tanya seseorang itu sambil menempelkan kaleng kopi dingin pada pipi gadis itu.

"Enggak boring aja gitu, ngapain coba gua 1 minggu dirumah" jawab gadis itu lalu menerima kaleng kopi.

"Oh~" seseorang itu lalu duduk di kasur.

"Btw kok lu udah pulang?"

"Iya, guru pada rapat makanya balik cepet"

"Oh~ Erin enggak ikut?"

"Niat nya sih tadi ikut, tapi tiba-tiba anak-anak Osis di suruh kumpul mau enggak mau dia harus ikut kumpul makanya dia engak bisa kesini" jelas Lana lalu merebahkan badan nya.

Tidak ada percakapan antara ke 2 nya setelah itu, hanya keheningan.

"Ee Sha, lu boring kan? Jalan yuk"

"Lu gila apa gua kan di skors"

"Terus kalok lu di skors engak boleh keluar rumah gitu?"

"Enggak juga sih. Hemm~ ya udah yuk" mendengar itu Lana lalu bangkit dari kasur.

"Anterin gua balik dulu dong mau ganti"

"Dih! Jalan ngapa rumah lu cuma samping kanan rumah gua ya" ketus Shasa.

"Ck! Ya udah sih, bentar" ucap Lana kesal lalu pergi ke rumah nya.

15 menit berlalu...

"SHA! AYOK!" Teriak Lana dari depan rumah Shasa.

"Emang si Lana ini kadang urat malu nya udah putus kek nya" monolog Shasa lalu keluar dengan jaket di tangan nya.

"Mau kemana?" Tanya Shasa kala Lana sudah menaiki motor nya.

"Hemm~ nge mall aja yuk cari makan kek atau apa gitu"

"Hemm~ ok deh yuk gas"

Shasa menjalan kan motor nya dengan kecepatan rata-rata. 20 menit berlalu kini mereka sudah berhenti disalah satu mall yang ada di Jakarta.

~~//~~

Seminggu berlalu begitu saja, kini Davin dan Shasa sudah mulai kembali masuk. Bisik-bisik mulai terdengar diantara para siswa/siswi.

"Pagi Nay" sapa Davin kala memasuki kelas, Nayla hanya tersenyum tipis sebagai jawaban.

"Weh Vin akir nya lu balik" sapa Egi saat Davin sudah duduk disamping nya.

"Iya ni, gilak bosen banget gua 1 minggu kemaren. Btw itu temen-temen nya Nayla pada kemana?"

"Oh itu, enggak tau sejak lu sama Shasa kena skors si Nayla dijauhi sama Lily enggak tau kenapa"

"Oh~ Lily doang apa sama yang lain?"

"Kek nya sih Lily doang soal nya kalok Oline sama Delynn masih sering bicara ya walaupun enggak sesering dulu" jelas Egi.

"Wih bagus tu, gua jadi makin gampang buat dapetin Nayla. Dengan kondisi dia yang di jauhi sama temen-temen nya dan Shasa yang udah engak di pihak dia lagi. Ya walaupun gua harus bonyok dulu gpp lah" batin Davin.

"Berarti tinggal 1 langkah lagi" batin Davin senyuman licik tak luput dari wajah nya.

...

Kringggg...

"Enggak ke kantin Nay?" Tanya Davin lalu duduk di depan Nayla.

"Enggak, kamu sendiri?"

"Lagi males gua, btw temen-temen lu pada kemana?"

"Aa itu-" Nayla tidak melanjutkan ucapan nya.

"Gara gara gua ya?" Nayla menggeleng cepat.

"Bukan kok, itu bukan salah Davin. Ini salah Nayla" ucap Nayla lirih.

"Hemm~ mau ke perpus engak?" Nayla kembali menatap Davin, anggukan kepala menjawab pertanyaan Davin.

Mereka ber 2 lalu berjalan menuju perpustakaan, saat sedang mengobrol ringan dengan Davin, Nayla tak sengaja menabrak seseorang.

"Maaf aku engak senga- Shasa"

Ya orang yang ditabrak Nayla adalah Shasa. Shasa tidak menggubris Nayla, ia masih fokus pada noda saus yang mengenai seragam nya. Melihat itu Nayla hendak membantu Shasa, namun saat tangan nya hendak membantu Shasa lebih dulu menepis tangan Nayla. Tatapan dingin yang Nayla dapatkan, bahkan Shasa langsung pergi meninggalkan Nayla yang mematung karena perlakuan nya.

"Jangan pernah muncul lagi dihadapan gua" ucap Shasa dingin saat melewati Nayla.

Nayla membalikan badan nya menatap punggung Shasa yang perlahan menjauh. Rasa sedih dan salah menyelimuti nya, ia hendak mengejar Shasa namun tangan nya ditahan oleh seseorang.

"Jauhi Kak Shasa" ucap Lily dengan datar, yang sudah berdiri dibelakang Nayla.

"Dan jangan pernah lu muncul lagi dihadapan dia!" Tegas Lily lalu kembali melangkah.

Nayla kembali menundukkan kepala nya, ia mencoba manahan air mata nya. Bukan hanya Lily yang menjauhi nya, tapi juga Shasa. Sementara Davin terlihat senang melihat pertengkaran antara Shasa dan Nayla.

...

Kringggg...

"Baiklah anak-anak karena bel sudah berbunyi kalian sudah boleh pulang. Sekian dari ibu"

"Akir nya balik juga, oiya Sha gua nebeng ya" ucap Lana lalu membalik posisi duduk nya menjadi menghadap Shasa.

"Motor lu kemana?"

"Hehe, masuk bengkel kemaren" jawab Lana dengan cengiran kuda.

"Hemm, tapi lu duduk dibelakang bareng Fritzy"

"Iya deh gua duduk dimana aja mau di bagasi mobil aja gua jabanin"

"Ohh~ kalok gitu lu taruh di bagasi aja Sha, dia engak masalah kok" ucap Erin sambil tertawa kecil.

"Ya jangan dong Kak, tadi bercanda doang ya kalik gua beneran ditaruh di bagasi" ucap Lana, mengundang tawa Shasa dan Erin.

"Iya iya Lan, ya udah yuk balik" ucap Shasa lalu melangkah kan kaki nya meninggalkan kelas.

Mereka ber 3 lalu berjalan menuju parkiran sambil berbincang-bincang ringan, hingga tiba-tiba Shasa berhenti membuat Lana yang berada di belakang nya menabrak punggung Shasa.

"Aduh! Lu bisa gak sih kalok berhenti tu kasih aba-aba kek!" Kesal Lana, Shasa tidak menggubris omongan Lana.

"Ngapain lagi? Udah gua bilang jangan pernah temui gua lagi! Lu budeg ya?!" Sarkas Shasa, mendengar itu Lana dan Erin pun menengok siapa orang yang di depan Shasa.

"Kamu kenapa?"

"Hah, Gua? Lu kalik yang kenapa Nay!" Ketus Shasa.

"Udah ah minggir" Shasa kembali melangkah kan kaki nya meninggalkan Nayla.

"Sha tunggu ege!" Lana dan Erin pun pergi mengejar Shasa, meninggalkan Nayla yang diam mematung.

~~//~~

"Mending Kak Nayla jauhi Kak Davin!" Ucap Levi tiba-tiba.

"Kenapa?" Tanya Nayla, mata nya masih fokus pada jalan didepan nya.

"Menurut Levi Kak Davin itu bukan orang baik, mungkin apa yang Kak Shasa bilang ada bener nya"

"Soal apa?"

"Soal Kak Davin yang cuma mau manfaatin Kakak"

"Tapi itu belum ada bukti nya Lev"

"Terus maksud Kakak, Kak Shasa bohong gitu?"

"Enggak gitu juga, cuma buat sekarang Kakak enggak tau siapa yang bener dan siapa yang salah"

"Ya udah deh terserah Kakak, inti nya Levi udah pernah peringatin Kakak buat jauhi Kak Davin"

Tidak ada lagi percakapan antara ke 2 nya.

...

"Gimana kamu udah dapet bukti nya?"

"Baru juga mau di kaget tin udah sadar aja" ucap Amando dengan lesu.

"Kalok mau kaget tin orang besok jangan pakek parfum banyak-banyak"

"Emang ke cium? Oiya, hehe"

Indira memutar malas mata nya. "Jadi gimana?"

"Oh itu, udah dong Amando gitu lohh" jawab Amando dengan bangga, lalu menyerahkan sebuah alat perekam kepada Indira.

"Lama ya, nunggu 1 minggu dulu baru dapet. Skors nya Shasa udah kelar btw"

"Ya maap Ay, lagian si Davin suara nya kecil banget jadi susah denger nya" Indira tak menangapi perkataan Amando ia kembali menatap alat perekam itu.

Indira lalu mendengarkan suara dari alat perekam itu dengan seksama.

"Jadi bener Davin mau manfaatin Nayla" monolog Indira.

"Jadi gimana Ay, aku perlu turun tangan gak ni?"

"Ngapain turun tangan?"

"Ya belain ponakan tercinta lah, sebagai Om yang baik aku enggak terima Shasa kena skors karena si Davin Davin itu" jelas Amando dengan lantang.

"Kek nya jangan dulu deh Man, kalok kamu ikut turun tangan urusan nya nanti jadi makin runyam. Biar aku yang urus dulu, nanti kalo udah genting baru kamu turun" jelas Indira yang dijawab anggukan kepala oleh Amando.

"Sekarang aku bakal ngasih info ini dulu ke Kak Flora, besok aku langsung bertindak"

Indira lalu menelfon Flora guna menyampaikan informasi itu, ia berpesan pada Flora agar Ferrel jangan bertindak berlebihan terlebih dahulu. Flora pun menyanggupi permintaan Indira.

Malam ini Indira memikirkan cara terbaik untuk menangani masalah ini tanpa harus mengunakan kekerasan. 

~~//~~

INDIRA SERUNI PARAMA
(Indira)

Guru Bk SMA Budaya 48, Adik dari Flora sekaligus Tante dari Shasa, Lily, dan Fritzy.

ARMANDO ALGIO PARAMA
(Amando)

Om dari Shasa, Lily, dan Fritzy.

~~//~~

TBC~

1522 Kata~



Continue Reading

You'll Also Like

8K 1K 27
gatau, baca aja. bijaklah dalam membaca! BxG ⚠️⚠️ Fiksi Jangan dibawa ke rl Selamat membaca..
20.5K 1.9K 35
Bercerita tentang keseharian mereka yang berada di kosan, kebahagiaan, kesedihan, kesenangan, semuanya mereka rayakan dalam kosan tersebut, simak ter...
3.2K 275 14
Story from : For My Dear Sister "Sungguh aku mencintai mu, Ella." ( Lanjutan kisah kehidupan dari Raisha Syifa Natio ) GXG AREA!!
62.5K 4.1K 32
diceritakan seorang gadis yang bernama flora, dia sedikit tomboy dan manja kepada orang" terdekatnya dan juga posesif dan freya dia Cool,posesif dia...