ONESHOOT48

By gusjyssc

292K 9.1K 544

Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori ceri... More

GreShan CH2
GreShan CH2 II
GreShan CH2 III
FioChik
FioChik
FioChik
FreFio
Gaby
FreSha
CH2
FreShan
FreShan II
ChikShel
ShanChik x ZoyToy
GreChik
KathShel
KathAsMa
FreShan [Kepikiran]+
FioChik [Ketos & Waketos]+
DelShel
ShanChik [Ex]+
ShanChik [Ex]II+
ManDira [PC Baru]+
FreFlo+
FreFlo+
ChrisMuth [Sekretaris & Bendahara]
ChrisMuth [Sekretaris & Bendahara]II+
KACILA [Cinta Abadi]
ShanChik [Zoo]+
Shani Marsha [Hukuman]+
FreShan [Guling Kesayangan]
ShanChik [Ketidaksengajaan]
ShanChik [Ketidaksengajaan]
ShanChik [Jealous]
CH2 [Bunda Chika]+
CH2 [Bunda Chika]+
CH2 [Nenek]+
ChrisZee[Crazee]
ShanChik [Ex]+
ShanChik [Ex]+
🔥
ShanChik [Ex]+
[Mommy?]+
[Mommy?]+
[Mommy?]+
Mami Pengertian+
Sikopet Kesayangan+
Sikopet Kesayangan+
Tumbuh Dewasa+
Tumbuh Dewasa+
Tumbuh Dewasa+
Tumbuh Dewasa+
Mantan Istri+
Mantan Istri+
Sang Ilmuan dan Ciptaannya+
Sang Ilmuan dan Ciptaannya+
Kepribadian Ganda+
Kepribadian Ganda+
Hujan+
Artefak+
FreFlo
Kepribadian Ganda+

FreShan+

3.9K 124 10
By gusjyssc

Beberapa bulan belakangan, di hari Sabtu dan Minggu, aku menyempatkan diri untuk lari pagi di sekitaran komplek menuju taman di dekat rumahku.

Aku tidaklah seorang pengusaha kaya raya yang mengelola pekerjaan sana sini. Aku hanyalah seorang siswi kelas 3 SMA. Dan itu cukup membuat aku stress dan berujung aku dibawa ke psikolog.

Dokter di sana pun menyarankan aku untuk lebih sering keluar rumah. Mencari angin segar sembari jogging. Jadilah sekarang kebiasaan itu tumbuh dalam diriku.

Sekolahku yang memiliki sistem full day, alhasil Sabtu dan Minggu mendapatkan jatah libur.

Aku membiasakan langkah dan kakiku agar mereka seirama. Tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Hal seperti ini memang butuh latihan yang konsisten. Dan aku ingin itu.

Sepanjang perjalanan menuju ke taman, aku melihat cukup banyak orang orang workaholic yang melakukan kegiatan yang sama sepertiku. Ku pikir mereka lelah bekerja dan memilih untuk beristirahat di hari libur.

Baru saja aku akan belok ke arah kanan, di seberang sana aku melihat seorang wanita yang terjatuh saat ia membawa barang yang cukup banyak. Tanpa berpikir panjang, aku langsung mempercepat langkah lariku dan menghampiri wanita itu.

Ku raih barangnya yang berserakan di lantai. Beliau juga mulai berdiri lagi dan tersenyum manis padaku.

"Makasi ya dek, maaf merepotkan." Aku pun tersenyum dan menggeleng. "Sama sama tante, nggak masalah kok." ucapku sembari melihat kanan dan kiri.

Pasalnya aku melihat ada dua buah mobil terparkir di dalam garasi rumahnya. Ditambah dengan satu motor listrik di antaranya. Tidak mungkin, pikirku, jika Tante di depanku ini tinggal sendirian.

"Cari siapa?" Aku menggaruk tengkukku karena ketahuan mengintip. Aku menggeleng.

"Aku Freya, kalau tante?" Dia tertawa gemas melihatku. Aku pun sedikit gugup dibuatnya. Ya karena aku jarang keluar, jadi bersosialisasi susah bagiku.

"Shani. Shani Indira."

-----

Aku mengendus sekali lagi tanganku usai ku gunakan untuk bersalaman dengan Tante Shani. Demi apapun, aku terkejut bukan main. Siapa sangka aku bisa bertemu dengan seorang model dewasa yang fotonya kerap kali ku gunakan untuk fantasiku.

Memang dalam foto tersebut, wajah sang model di sensor untuk kepentingan dua belah pihak. Tapi tak jarang juga wajahnya ikut terpampang dengan jelas.

Dan Tante Shani berpesan padaku untuk sering sering mampir ke rumahnya. Apalagi ia hanya tinggal seorang diri saja. Sial, jantungku berdetak lebih cepat kali ini.

Ku bangkit dari tempat tidurku. Ku nyalakan laptopku dan mulai mencari model yang bernama Shani Indira. Tak lupa aku meraih kotak tissue ku yang berada di atas meja belajar. Setelah itu, aku melakukannya dengan keadaan sadar.






Sekarang hari Minggu. Hari terakhirku untuk berolahraga di minggu ini. Aku anaknya emang monoton, jadi ku lalui lagi jalanan kemarin. Dan tentu saja di belokan depan ku lihat rumah Tante Shani lagi.

Tapi sekarang berbeda. Aku lihat Tante Shani yang sedang duduk sambil mengenakan sepatunya. "Freya, sini!" Aku langsung mendekat ke rumahnya. "Kenapa tan? Mau lari juga?" Dia mengangguk.

Tante Shani memintaku untuk menunggu dirinya bersiap. Akupun tak ada masalah dengan itu. Aku juga tidak memiliki tugas yang mendesak. Setelah siap, Tante Shani mengajakku jogging bersama.

Gimana ya, rasanya itu berbeda ketika aku berlari sendiri dengan berlari ditemani model dewasa. Jujur saja, mataku ini tidak bisa fokus ke depan. Selalu saja aku ingin melihat dua buah payudara yang menggantung itu. Membuatku meneguk ludah dengan kasar.

Aku langsung mengalihkan pandanganku ketika Tante Shani menatapku dengan senyumnya. Semoga saja Tante Shani tidak sadar kalau sedari tadi aku memperhatikan tubuhnya.

"Freya masih sekolah?" tanya Tante Shani kepadaku. Kami baru saja selesai dengan joggingnya. Sekarang waktunya pendinginan dengan berjalan menuju rumah. "Iya Tan, masih. Udah kelas tiga sekarang."

"Minggu depan ajakin Tante jogging bareng lagi ya. Kamu langsung masuk ke rumah Tante aja." Pintanya dan ku sanggupi secara langsung.

Sebenarnya sekarang aku sedang gelisah. Hasratku tidak bisa diajak untuk kerjasama. Melihat leher yang dipenuhi keringat itu, memancing nafsuku. Aku ingin segera pulang dan menuntaskannya.

"Sini Freya, mampir dulu?" Aku bimbang. Haruskah aku mampir sebentar? Tapi takutnya aku semakin gelisah dibuatnya.

Belum juga jawab, aku sudah ditarik masuk ke dalam rumahnya. Doakan aku semuanya!

Aku takut setengah mati sekarang. Orang yang baru ku kenal kemarin sudah mengunciku di dalam kamarnya. Bersama dengan dirinya. Apalagi sekarang dia mulai menanggalkan satu per satu pakaiannya.

Aku bukannya takut karena risih atau apa. Tapi aku takut kalau aku langsung orgasme ketika melihat tubuhnya yang telanjang. Bayangkan saja, yang awalnya kamu hanya bisa lihat di layar ponselmu, sekarang kamu melihatnya secara langsung.

"Ngh," lelehan lelehan kecil mulai ku rasakan keluar dari liang senggamaku. Aku terus meringis dan menutup kedua mataku.

Aku tersentak saat ada tangan yang menekan kedua belah pipiku. Yang membuat mulutku terbuka begitu saja.

Setelah itu aku merasakan rasa strawberry yang begitu manis. Dan juga bibir lembut yang tengah memainkan bibir atas dan bawahku. Ku pikir ini kesempatan ku. Karena bukan aku yang memulainya terlebih dahulu.

Aku mengikuti alur permainannya. Ku biarkan dia memimpin dan siapa tau nanti aku terpuaskan.

Aku terlalu terbawa suasana sehingga aku tidak sadar sekarang tubuhku sudah telanjang bulat. Bibirku semakin dibungkam. Pentil payudaraku dimainkan dengan lihai olehnya. Dan jangan lupakan satu tangannya lagi sudah bermain dengan klitorisku.

Mati. Jiwaku rasanya ingin keluar sekarang juga.

"Nghh, tanteee!" teriakku saat aku mendapatkan pelepasan pertamaku.

Tante Shani memang menyudahi ciumannya di bibirku. Tapi kali ini ia menjilati lalu bermain di vaginaku dengan lidahnya yang cukup panjang itu. Aku masih sensitif dan kembali dirangsang seperti itu.

Aku tidak bisa. Belum ada lima menit aku sudah meraih orgasme keduaku. Nafasku tersengal sengal dengan mata yang terpejam.

"Kelas 3 SMA, berarti umur di kisaran 18 atau 19 tahun. Sangat nggak mungkin loh kamu nggak tau siapa tante."

Ya betul sekali. Aku tau Tante Shani luar dan dalamnya. Aku masih memejamkan mata ketika ku dengar suara berisik dari laci di sebelah.

Tante Shani menepuk pipiku dan memintaku untuk membuka mulut. Aku menggeleng dengan kuat untuk menolak. Sekarang o-gag sudah berada tepat di depan mulutku. Aku tau ini akan masuk ke bagian BDSM atau Semi-BDSM.

Aku bukannya takut dengan benda seperti itu. Tidak sama sekali. Hanya saja benda benda seperti itu adalah kelemahanku. Aku masih ingin berjalan besok. Mami tolong akuu!

Mendesah pun rasanya sulit jika sudah terpasang benda seperti itu dimulutku. Aku melihat Tante Shani yang mengambil dildo. Besarnya sama seperti o-gag yang ku gunakan. Agak sedikit kenyal yang ku lihat karena benda itu bergerak gerak.

Benda itu dicoba untuk dimasukkan ke dalam mulutku, dan berhasil. Berhasil membuatku terbatuk batuk karena ujung dildo itu mengenai tenggorokanku. Ujung mataku mulai mengeluarkan air yang langsung diusap lembut oleh Tante Shani.

Tante Shani kembali mengambil dildo yang satunya. Ia mengemut dildo itu agar lebih licin ketika benda itu masuk ke dalam milikku.

Aku hanya bisa melenguh dengan rahang yang sedikit pegal. Dildo itu sudah digesek gesekkan membuatku kegelian. Dengan perlahan, dildo itu didorong masuk.

"NGHHH!"

Aku orgasme. Benar benar kelemahanku bukan?

Ternyata Tante Shani tersenyum lebar melihat aku yang seperti ini. Ia mulai menggerakkan dildo itu dengan tempo sedang. Menghantam cukup dalam hingga mengenai G-spot ku.

Tentu rasanya nyeri, karena itu adalah benda pertama yang pernah masuk ke dalam sana. Selama ini aku hanya bermain dengan jari jemariku saja.

Siksaan yang terbalut kenikmatan ini terus berlanjut hingga aku tak bisa mengingatnya lagi. Menurutku Tante Shani memainkan tubuhku hingga ia benar benar puas. Puas melihatku berantakan.

Continue Reading

You'll Also Like

10.6K 157 10
tolong jangan dianggap serius. semua cerita ini hanya fiksi atau karangan author. have fun!
21.5K 1.2K 25
uchiha sasuke harus terdampar di tepi jalan, namun seseorang gadis berambut lavender itu bersedia menjadikan sasuke sebagai adiknya itu. baca.... bac...
23.6K 4.6K 34
"Malam ini tidak," katanya, menolak tawaran teman-temannya. "Aku tidak bisa lagi melakukannya," susulnya. "Aku dijodohkan, dan menerimanya. Dengan se...
1.1M 26.5K 17
(Belum revisi) Part yang hilang ada di karyakarsa : deynaraa Bantu follow yuk sebelum baca, hehe Kisah gadis cantik, Claire yang mengejar seorang la...