Kagum

By Pluto_nius

12.9K 1.2K 89

"Dia baik, apa aku bisa memiliki nya" More

Prolog
Bab 1 (Awal Pertemuan)
Bab 2 (Ingin Bertemu)
Bab 3 (Sekarang Aku Tahu)
Bab 6 (Teman Baru Levi)
Bab 4 (Ingin Mengenal Lebih)
Bab 7 (Fakta)
Bab 8 (Pendekatan)
Bab 5 (Berkumpul Kembali)
Bab 9 (Ketua Osis Keren)
Bab 10 (Sibuk)
Bab 11 (Sibuk 2)
Bab 12 (Perhatian)
Bab 13 (Hari Perayaan Sekolah)
Bab 14 (Rencana Liburan)
Bab 15 (Reuni)
Bab 16 (Study Date? Maybe)
Bab 17 ( Lily )
Bab 18 ( Mengingat )
Bab 19 (Awal Mula)
Bab 20 (Bendera Perang)
Bab 21 (Pupus?)
Bab 22 (Licik)
Bab 23 (Kecewa)
(⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)
Bab 25 (Asing)
Bab 26 (Hilang)
Bab 27 (Titik Terang)
Bab 28 (Akhir?)
Bab 29 (Kembali Ke Awal)
Bab 30 (Kambali Dekat)
Bab 31 (Jalan)
Bab 32 (Study tour)
Bab 33 (Ber Dua)
Bab 34 (LiLynn)
Bab 35 (Perwakilan Sekolah)
Bab 36 (Jealous)
Bab 37 (Penjelasan)
Bab 38 (Kumpul)
Bab 39 (Persiapan Ujian)
Bab 40 (Hari Ujian)
Bab 41 (Hari Libur)
Bab 42 (Main)
Bab 43 (Kelas XII)

Bab 24 (Keluarga)

232 29 0
By Pluto_nius

Setelah keputusan dari guru bk tadi, Shasa kembali ke kelas nya untuk mengambil tas nya dan hendak pulang.

"Sha, ayo ke uks dulu biar gua obatin muka lu" saran Lana mendekati Shasa.

"Enggak usah Lan, nanti gua obatin di rumah aja"

"Minimal darah yang dimuka dibersihin dulu" timpa Erin.

"Nanti gua bersihin di mobil, gua duluan ya Rin, Lan" pamit Shasa lalu pergi menuju parkiran.

Sesampai nya di parkiran mata Shasa membulat sempurna kala melihat ke 2 Adik nya berdiri disamping mobil.

"Mana kunci nya biar gua yang bawa" pitah Lily meminta kunci mobil pada Shasa.

"Bukanya kalian masih pelajaran? Mending kalian balik ke kelas"

"Kita udah ijin buat balik duluan" ucap Fritzy menunjukan suran ijin yang sudah ditandatangani guru.

"Kalian engak perlu ngelakuin ini gua engak papa"

"Sttt- udah sekarang ayo masuk kita pulang. Lu duduk di belakang dulu sama Fritzy biar luka lu diobatin sama dia" jelas Lily sambil mendorong Shasa untuk masuk ke mobil.

"Tap-"

"Sttt- engak ada penolakan dah!" Shasa hanya bisa pasrah.

Ia menuruti semua perkataan Lily. Selama diperjalanan pulang tidak ada percakapan antara ke 3 nya, Lily fokus pada jalan didepan nya, Fritzy yang fokus pada luka di muka Shasa, dan Shasa yang hanya terdiam merasakan sakit di sekujur badan nya. Kini mobil yang mereka tumpangi sudah berhenti, Shasa turun terlebihdahulu.

"Loh kalian kok udah pul- Sha!" Khawatir Flora kala melihat luka di wajah Shasa.

Saat ia hendak menghampiri nya, Shasa mempercepat langkah nya. Ia langsung masuk kedalam kamar nya mencoba menghiraukan Flora yang tampak khawatir kepadanya.

"Shasa, Bunda mau bicara sama kamu. Buka pintu nya Sha" panggil Flora dari luar kamar Shasa.

Namun nihil Shasa sama sekali tidak merespon panggilan Flora.

"Bun"

"Liy, itu Kakak kamu kenapa?"

"Itu Bun tadi Kakak berantem disekolah"

"Kok bisa? Sama siapa?" Lily belum menjawab pertanyaan Flora, ia menatap pintu kamar Shasa hembusan nafas panjang berhasil lolos.

Lily mengandeng tangan Flora menjauh dari kamar Shasa, setelah merasa cukup jauh baru lah Lily menceritakan semua nya kepada Flora. Flora kini paham sesakit apa putri nya saat ini. Setelah Lily masuk ke kamar nya, Flora kembali turun menuju ruang tengah. Ia mengambil handphone yang berada dimeja, dan mulai mengetikan sesuatu.

"Halo Rel, bisa pulang dulu gak?"

"Halo, kenapa Flo?"

"Kamu pulang dulu nanti aku ceritain di rumah, tolong ya Rel"

"Iya Flo, bentar aku otw"

...

Ferrel mematikan telfon secara sepihak, dahi nya mulai mengerut. Ia memijat pelan pangkal hidung nya, setelah nya ia langsung berdiri mengambil jas yang tergantung di kursi nya dan mengambil kunci mobil yang berada dimeja. Ferrel mengendarai mobil nya dengan kecepatan yang lumayan tinggi, entah apa yang ia pikir kan saat ini prioritas utama nya bisa sampai rumah lebih dulu. 30 menit berlalu mobil Ferrel sudah berhenti di depan rumah nya, saat ia baru masuk kedalam rumah ia langsung disambut oleh Flora. Flora langsung memeluk erat Ferrel, Ferrel pun mulai membalas pelukan Flora. Setelah sedikit lebih tenang Flora mulai menceritakan segala nya, sama hal nya dengan Flora tadi Ferrel juga mulai merasakan sesakit apa putri nya sekarang.

"Shasa masih di atas?" Flora mengangguk sebagai jawaban.

Perlahan Ferrel mulai membuka salah satu laci dimeja yang terletak tak jauh dari tangga, setelah mendapat apa yang ia cari Ferrel dan Flora mulai berjalan menuju kamar Shasa.

Ceklek...

Flora menatap sendu ke arah Shasa yang tertidur menghadap ke samping di kasur nya. Flora perlahan mendekat dan duduk di ujung, tangan nya terulur membeli pelan kepala Shasa. Setelah menutup kembali pintu kamar Shasa, Ferrel memilih untuk duduk di kursi meja belajar samping kasur. Merasakan sebuah pergerakan membuat Shasa terbangun dari tidur nya, ia kemudian membalikan badan nya dan menatap Flora dan Ferrel secara bergantian. Melihat tatapan sendu dari Flora membuat Shasa tak kuat lagi menahan tangis nya, ia langsung memeluk erat Flora. Flora masih setia mengelus pelan punggung Shasa guna menenangkan nya, setelah suara isakan Shasa tak terdengar lagi barulah Flora mulai menanyakan masalah nya.

"Shasa salah ya Bun? Kenapa jadi nya malah gini?"

"Enggak, Shasa engak salah tapi juga enggak bener" Shasa menatap dalam Flora, senyuman mengambang diwajah Flora.

"Shasa bener karena niat Shasa nolong temen Shasa. Tapi Shasa tau engak salah Shasa dimana?"

"Karena Shasa mukul Davin duluan?" Ucap Shasa sambil menundukkan kepala nya.

"Betul, harus nya Shasa bisa nahan emosi Shasa lebih dari itu" jelas Flora sambil mengusap pelan pipi Shasa.

"Ehem, tapi sebener nya apa yang Shasa lakuin juga engak salah" timpa Ferrel yang langsung mendapat tatapan maut dari Flora.

"Hehe, engak gitu maksud nya sayang ✌🏻"

"Tapi maksud Ayah, kamu udah ngelakuin hal yang paling bener. Tapi besok besok jangan cuma di pukul, di bunuh sekalian aja"

"Rel"

"Hehe" Ferrel lalu memeluk Shasa dan Flora. Sementara Flora memutar malas mata nya.

"Kalok emang Davin Davin itu emang punya niat buruk, pasti suatu saat semua itu akan ketahuan"

"Ayah percaya kan sama Asha"

"Selalu Sha, Ayah sama Bunda selalu percaya sama kamu. Kita berdua tau persisi seperti apa kamu" mereka ber 3 terus berpelukan ala Teletubbies.

"Ehem~ parah kita engak di ajak Liy, Tzy" ucap Fiony yang sudah berdiri diambang pintu bersama Fritzy dan Lily di belakang nya.

"Hehe engak gitu sini-sini" ucap Ferrel lalu memberi ruang untuk Fiony, Fritzy, dan Lily.

"Shasa tenang aja, bukan cuma Ayah sama Bunda yang percaya. Tapi Bunda Fio, Lily, sama Fritzy juga percaya, dan setelah ini kita bakal bantu kamu ungkapin semua kebenaran nya. Karena masalah kamu masalah kita juga" ucap Fiony lembut, Shasa mengangguk paham.

"Makasih ya Yah, Bun, Bunda Fio, Liy, Tzy"

"Sama-sama, jangan sedih lagi ya" ucap mereka bersamaan.

"Aa keluarga kecil ku, Istri-istri ku anak-anak ku mau cium" ucap Ferrel tiba-tiba.

"Dih, mandi dulu sana" ucap Flora sambil memutar malas mata nya.

"Loh, tapi kan kalian tadi udah tak peluk masak enggak cium"

"Enggak-enggak dah ah, yuk Fio mending kita masak buat makan malem, daripada ngeladenin orang gila" ucap Flora lalu pergi bersama Fiony, Fiony tertawa kecil mendengar ucapan Flora.

"Hee kok aku ditinggal" kesal Ferrel, ia lalu menatap ke 3 putri nya.

"Tzy anak bungsu nya Ayah mau ci-"

"Enggak Yah makasih enggak minat" potong Fritzy sambil tersenyum.

Ferrel lalu berpindah menatap Lily dan Shasa.

"Asha, Liloy, mau Ayah ci-"

"Enggak dulu Yah" potong ke 2 nya bersamaan.

"Hikss~ kalian jahat sama Ayah" ucap Ferrel sambil mengusap air mata dramatis.

"Dih, udah ah ayo bubar Kak Shasa nya biar istirahat" ucap Lily sambil mendorong tubuh Ferrel.

Shasa tertawa kecil melihat tingkah random Ayah nya ini, melihat itu Lily juga senang. Senyuman terukir di wajah nya kala melihat Kakak nya kembali tertawa. Setelah semua nya keluar Fritzy menutup kembali pintu kamar Shasa, menyisakan Shasa sendiri di kamar nya menatap langit-langit kamar nya.

Ting...

~~//~~

"GIMANA CERITANYA KAMU BISA DI SKORS MANA SEMINGGU LAGI!" teriak lelaki paru baya pada putra nya.

"KAMU INI BISANYA BIKIN MALU AYAH AJA. MAU DITARUH MANA MUKA AYAH NANTI DAVIN!" Bentak Ayah Davin.

"M-maafin Davin Y-yah" ucap Davin tanpa menatap Ayah nya, karena ia terlalu takut.

"T-tapi Yah D-davin punya alasan" ucap Davin dengan ketakutan.

"AH! MASA BODO! KAMU INI CUMA BISA NGEREPOTIN AYAH AJA KERJA NYA. MALU SAYA PUNYA ANAK KAYAK KAMU" ucap Ayah Davin lalu pergi meninggalkan rumah dengan amarah.

"Huft~ kamu ini makin kesini malah makin suka membantah mau jadi apa kamu, kerja nya bikin malu Ayah sama Bunda. Lihat Kakak kamu Vin dia udah bisa banggain Ayah sama Bunda engak kayak kamu" ucap Bunda Davin lalu pergi menyusul Ayah Davin.

Meninggalkan Davin yang menangis sesenggukan diruang tengah.

"Bang Zello, Bang Zello aja terus! Davin kan engak ada apa-apa nya sama Bang Zello" monolog Davin, lalu berlari ke kamar nya.

~~//~~

TBC~

1262 Kata~

Continue Reading

You'll Also Like

3.2K 275 14
Story from : For My Dear Sister "Sungguh aku mencintai mu, Ella." ( Lanjutan kisah kehidupan dari Raisha Syifa Natio ) GXG AREA!!
4.1K 834 21
"Saya bersyukur punya kalian . Terlebih kamu , seperti Nama mu yaitu Grace. Kamu salah satu anugerah terindah yang saya miliki." Greesella Sophina De...
1.9K 313 12
dikisahkan oleh Trisha dan teman kelas nya yang ingin mengetahui keseharian guru baru nya yang aneh. Miss Ciara, ia adalah guru baru yang sangat aneh...
1.8K 294 7
Males isi, author rajin up sehari bisa triple up wokwowkwo