2 hari sejak kejadian itu Lily menjadi terus memperhatikan Davin.
"Liy lu ngapain dah?" Tanya Delynn.
"Enggak papa Lyn"
"Gua emang engak punya bukti lu yang nyuruh orang buat mukulin Kak Shasa, tapi gua yakin lu yang nyuruh" batin Lily masih menatap tajam Davin.
"Kalok sampek gua dapet bukti nya dan terbukti lu yang nyuruh gua engak akan segan-segan sama lu"
Lily mengalihkan pandangan nya kembali menghadap ke depan memperhatikan guru yang sedang menjelaskan.
...
Kringggg...
"Vin kantin gas!" Ajak Egi.
"Lu duluan aja Gi, gua ada urusan bentar penting"
"Nayla lagi?"
"Bukan dari temen gua yang tinggal di AS" jelas Davin lalu pergi meninggalkan Egi.
...
"Sha lu gak ke kantin?"
"Iya ini mau ke kantin tapi gua mau ke toilet dulu"
"Oh ya udah kalok gitu gua sama Erin ke kantin duluan ya"
"Iya iya dah sono, ee Lan pesenin gua yang biasanya yak"
"Iya ada lagi kanjeng ratu" ucap Lana sedikit mengejek.
"Ngomong gitu lagi jangan salahin gua kalok ada kursi terbang ke lu" kesal Shasa.
Lana menjulurkan lidah nya lalu berlari keluar kelas guna menghindari amukan Shasa.
"Lah gua malah ditinggal, Lan tunggu!" Teriak Erin sambil mengejar Lana.
Setelah ke 2 teman nya pergi Shasa lalu bergegas ke toilet. Selesai dengan urusan per toiletan nya Shasa hendak pergi ke kantin menyusul Lana dan Erin. Tapi saat melewati koridor yang lumayan sepi karena banyak siswa/siswi yang sudah berada di kantin, samar-samar Shasa mendengar suara seseorang yang seperti nya tampak kesal. Awal nya Shasa ingin mengacuhkan nya hingga.
"Ck, bego banget sih itu suruhan nya Om Biel"
"..."
"Gimana mau sabar coba tinggal bawa aja susah"
"..."
"Ya karena gampang aja kek nya dapetin dia, ternyata lumayan susah"
"..."
"Engak! Biarpun Nayla itu susah buat di dapetin, tapi kalok bisa bener-bener dapetin dia lumayan"
"..."
"Ya kalok dia udah sepenuh nya ditangan gua, bisa kita gunain lah. Nanti kalok udah bosen tinggal dibuang"
"..."
"Yakin gua, Nayla tu polos banget. Engak tau juga sih antara polos sama bego, selama ini dia gua manfaatin tapi dia nya kagak ngeh"
"Tapi bodo amat sih, malahan nya kalok dia engak sadar lagi gua manfaatin. Peluang gua buat dapetin dia jadi makin besar"
"..."
"Iya kan kapan lagi coba bisa manfaatin orang segampang ini"
"..."
"Ya udah klok gitu gua matiin telfon nya. Iya iya aman"
...
"Tinggal beberapa langkah lagi Nayla bakalan sepenuh nya di atas kendali gua" batin Davin senang.
Setelah memasukan handphone kembali kedalam saku, Davin hendak berjalan menuju kantin. Saat sudah berada di persimpangan koridor, tiba-tiba sebuah pukulan menghantam Davin membuat nya tersungkur ke lantai.
Bruk...
"Anjing, jadi lu cuma mau manfaatin Nayla?!" Geram Shasa, tangan nya mengepal keras.
"Sialan ni bocah pakek denger lagi" batin Davin.
Shasa hendak pergi untuk memberi tahu Nayla kebenaran ini, tapi baru beberapa langkah Davin sudah memukul balik Shasa.
"Anjing!" Umpat Shasa.
Perkelahian terjadi antara ke 2 nya. Koridor yang awal nya sepi kini sudah mulai tampak ramai, ada beberapa siswa/siswi yang menonton ni perkelahian mereka. Walaupun Shasa perempuan tapi ia berhasil mengimbangi tenaga Davin, bahkan sekarang nampak Davin yang kewalahan.
"Heh bego, itu bukanya Shasa dari kelas 11 MIPA 1 ya. Kakak nya Lily sama Fritzy?" Tanya salah satu siswa yang menonton perkelahian mereka.
"Iya, njir" jawab siswa disamping nya.
"Panggilin Adek nya jir malah nonton!" Siswa itu lalu berlari mencari Lily dan Fritzy.
...
"Liy, ini Kakak lu kemana dah! Nasgor nya keburu kering ege!" Ucap Lana melihat nasi goreng yang dipesan tadi.
"Lah mana saya tahu, kan kalian yang 1 kelas"
"Tapi kok perasaan gua engak enak ya. Ini juga asli nya Kak Shasa kemana dah lama bener" batin Lily.
Saat sedang memikirkan dimana Shasa berada, tiba-tiba seorang siswa berlari ke arah meja mereka.
"LILY!"
"Itu hah- Kakak lu-" ucap siswa itu sambil ngos-ngosan.
"Kakak gua kenapa? Lu kalok mau ngomong yang bener ege!" Kesal Lily, kekhawatiran juga menyelimuti nya.
"Ini minum dulu" ucap Lana memberi siswa itu minum.
"Ah- itu Kakak lu gelut gak tau sama siapa sih laki-laki" jelas siswa itu.
Mendengar itu Lily dkk sontak berdiri.
"Lu gak bercanda kan?"
"Kagak, liat aja sendiri noh. Di koridor deket gedung IPS" ucap siswa itu.
Mendengar itu Nayla dan Lily langsung berlari menuju koridor samping Gedung IPS.
"Kalian kesan duluan aja, gua mau panggil Fritzy" ucap Erin lalu pergi mencari Fritzy.
Mereka pun lalu pergi mengejar Nayla dan Lily yang sudah lebih dulu pergi kesana.
"Gak ada kata makasih nya gitu? Tapi ya udah engak papa dapet es teh gratis lumayan kapan lagi coba" ucap siswa itu setelah Lily dkk pergi.
...
Perkelahian masih terjadi antara Shasa dan Davin, seragam mereka yang awal nya rapi pun kini sudah lusuh. Darah segar juga mengalir dari ujung bibir Shasa, lebam juga menghiasi wajah nya. Hal serupa pun tak luput dari wajah Davin, bahkan selain dari ujung bibir hidung Davin juga tampak mengeluarkan darah segar. Mata Davin tertuju pada 2 orang siswi yang tampak berlari mendataingi mereka, senyuman licik terukir di wajah Davin.
"Kena lu Sha!" Batin Davin.
"Kalok lu emang engak suka gua deketin Nayla, fine gua bakal ngejauhin dia tapi plis tolong jangan pukulin gua lagi" ucap Davin tiba-tiba.
"Kalok perlu gua juga bakal pindah sekolah, tapi plis jangan pukulin gua lagi" ucap Davin kini sambil berpose dramatis, seolah olah ia lah korban nya.
Bisik-bisik mulai terdengar diantara para siswa/siswi. Davin tersenyum senang.
"Kak Shasa!" Panggil Lily lalu menjauhkan Shasa dari Davin.
Kekhawatiran terpampang jelas di mata nya.
"Kalian kenapa sih?" Tanya Nayla menengahi ke 2 nya.
"Dia mau-"
"GUA BAKAL JAUHI NAYLA TAPI TOLONG AMPUNI GUA!" Potong Davin sambil sedikit berteriak.
"Maksud lu apa? Gua engak ngapa-ngapain lu, lu yang salah disini!" Geram Shasa hendak memukul Davin kembali, namun ditahan oleh Lily dan Nayla.
"Nay percaya, aku engak ngapa-ngapain dia"
Nayla tampak bimbang, ia bingung harus berbuat apa.
"Lu ngapain Kakak gua! Kak Shasa engak bakal mukul lu kalok lu engak bikin dia marah!" Tegas Lily.
"Gua tadi cuma lewat tapi tiba-tiba Shasa mukul gua!"
"Gak usah bohong lu!" Ucap Shasa sedikit meninggikan nada nya, mata nya mengunci Davin sebagai target nya.
Rasa nya Shasa benar-benar ingin membunuh Davin detik ini juga, tapi berhasil ditahan oleh Lily.
"Huhu, gilak capek gua ngejar lu pada!" Ucap Lana yang baru saja sampai dengan Oline dan Delynn.
Melihat Lily yang tampak kesulitan menahan Shasa, Oline ikut maju membantu nya. Tak berselang lama Fritzy dan Erin datang bersama seorang guru dibelakang mereka. Fritzy tampak terkejut melihat keadaan Kakak sulung nya.
"Udah-udah bubar, bentar lagi bel masuk kalian silahkan kembali ke kelas masing-masing" titah guru itu membubarkan gerombolan murid yang menonton tadi menyisakan Shasa, Lily, Nayla, Davin, Oline, Delynn, Lana, Erin, dan Fritzy.
"Shasa dan Davin ikut saya menemui guru bk" tegas guru itu.
Shasa mengusap kasar wajah nya, ia lalu berjalan lebih dahulu disusul Lily, Fritz dan Erin di belakang nya.
" Mom, Shasa bakal dihukum?" Tanya Oline khawatir.
"Mommy engak tau Lin, itu keputusan guru bk nanti" jelas Bu Indah sambil mengelus pelan kepala putri nya.
...
Suasana ruang bk benar-benar mencekam, hanya ada Shasa, Lily, Nayla, Davin, Bu Indah dan guru bk disana. Sementara Oline, Delynn, Lana, Erin dan Fritzy menunggu di luar. Nayla di injin kan tetap disana karena menurut Bu Indah ini ada sangkut paut nya dengan diri nya.
"Kenapa kalian kelahi?" Tanya guru bk dengan datar.
"Di duluan Bu yang mulai" ucap Davin sambil menunjuk Shasa.
"Karena lu yang salah, lu cuma mau manfaatin Nayla" ucap Shasa.
"Sejak kapan gua mau manfaatin Nayla. Itu fitnah Bu" elak Davin.
"Lu!" Geram Shasa hendak memukul kembali Davin.
"Aisa Maharani Jayawarda duduk!" Tegas guru bk.
"Huf~ kalian itu udah dewasa kenapa harus tangan duluan yang maju!"
"Dia duluan Bu yang mulai, orang saya engak ngapa ngapain"
"Ibu bakal liat rekaman CCTV lebih dulu" ucap guru bk lalu pergi mengambil laptop nya, dan mulai menyetel ulang rekaman CCTV.
...
"Tu Bu, ibu liat sendiri kan Shasa duluan yang mukul saya"
"Ok Shasa sekarang Ibu mau tanya kenapa kamu mukul Davin?"
"Dia mau manfaatin Nayla Bu, ya saya engak terima dong" jelas Shasa.
"Bukti nya mana, gak ada kan!" Nyolot Davin.
"Lu yang bicara gitu di telfon tadi, udah jujur aja!" Ketus Shasa.
Guru Bk itu mencoba mengecek kembali CCTV sayangnya ia tidak bisa mendengar apa yang Davin bicarakan di telfon. Memang benar Davin sempat terekam sedang berbicara dengan seseorang di telfon tapi sayang nya suara dari Davin tidak berhasil masuk.
"Huft~ memang benar Davin sempat berbicara dengan seseorang melalui telfon tapi karena suara nya tidak berhasil masuk, untuk sekarang Davin dinyatakan sebagai korban" jelas guru bk.
"Hah! Enggak bisa gitu dong Bu! Ck!" Kesal Shasa. Davin tampak menyungging kan senyuman kemenangan.
"Mampus lu!" Batin Davin kegirangan.
"Tapi. Karena apa yang Shasa katakan mungkin ada benar nya, jadi nya kalian berdua mendapat hukuman skors selama 1 minggu dan orang tua kalian akan ibu panggil" tegas guru bk.
Davin membulatkan mata nya sempurna.
"Hah! Kok gitu Bu. Kan saya korban" ucap Davin tak terima.
"Masih belum ada bukti, kamu benar-benar korban disini jadi hanya itu yang bisa Ibu lakukan" Davin berdecak kesal.
"Nay lu percaya sama aku kan?" Ucap Shasa mencoba menggenggam tangan Nayla, tapi Nayla menarik tangan nya terlebih dahulu.
"Maaf Sha, aku engak tau" ucap Nayla lirih tapi masih bisa didengar oleh Shasa.
"Oh gitu ya ckptw sih, ternyata emang enggak berguna" ucap Shasa lalu berdiri meninggalkan ruang bk.
"Kak Shasa!" Panggil Fritzy kala melihat Shasa keluar dari ruang bk.
Saat Fritzy hendak mengejar nya Oline lebih dulu menahan nya. Gelengan kepala kecil Oline berikan pada Fritzy.
Lily menatap Nayla penuh dengan kekecewaan, ia lalu berdiri untuk mengejar Shasa.
"Kak Shasa! Tunggu!" Ucap Lily setelah berhasil menahan tangan Shasa.
"Kenapa gini Liy?" Ucap Shasa lirih.
"Kak, aku percaya sama Kakak. Kakak tenang aja aku bakal ungkapin semua kelakuan busuk Davin"
Hati Lily benar-benar hancur, ini kali pertama nya ia melihat Shasa menangis. Dengan sigap Lily memeluk Shasa, amarah dan kekecewaan mendominasi emosinya.
"Aku janji Kak, akan ku pastiin Davin bakal hancur sehancur nya" bisik Lily.
"Gua emang marah sama Davin, tapi disisi lain gua juga kecewa sama lu Nay" batin Lily.
~~//~~
INDAH CAHYA DIRGANTA
( Indah)
Bu Indah salah satu guru di SMA Budaya 48 sekaligus Mommy dari Kathrin, Oline, dan Ribka.
~~//~~
TBC~
1697 Kata~