Change Fate

By Aiutapu

93.3K 5.6K 151

Leoni Cahaya, gadis yang masuk kedalam sebuah novel. apakah gadis itu menjadi antagonis? tidak. figuran? tida... More

Prolog
(01)- Kilas Balik
(02) -Novel?
(03) -Mimpi
(04) -Gafandra
(05) -Pindah Sekolah
(06) -Murid Baru
(07) -Baiknya Dia
(08) -Mimpi Buruk
(09) -Balapan
(10) -Sepupu Glora
(11) -Sampai Sini Saja
(12) -Gafa vs Arsen
(13) -Kesepian
(14) -Andreas
(15) -Aurora
(16) -Rahasia
(17) -Terungkap
(18) -Wajah Aslinya
(19) -di Rumah Gafa
(20) -War
(22) -Al
(23) -Zora dan Alvin
(24) -Wanita Aneh
(25) Alvin Gila
(26) - Ketahuan
(27) -Malaikat?
(28)- Poltak
(29)- Gak Habis Pikir
(30) Hari Ibu

(21) -Bakso

1.4K 134 11
By Aiutapu

"Si Al gak pernah muncul lagi," ujar Glora lesu. 4 hari ini Al tidak pernah memperlihatkan wujudnya lagi di depan Glora. Glora sampai bertanya-tanya, kemana anak itu pergi?

"Ngilang lagi, dan lagi. Kebiasaan," omelnya. Glora menatap balkon kamarnya, kejadian tawuran itu terus berputar di dalam pikirannya. Setelah kejadian itu, Glora jadi semakin yakin bahwa semuanya benar-benar berubah.

"Gue harus jauhi Aurora dari Gafa. Bisa kan?" Gumamnya. Dia memejamkan matanya saat angin malam menerpa kulit wajahnya. Sejuk sekali.

Tok tok tok

Glora membuka matanya, dia langsung membukakan pintu kamar. Dan ternyata Jastin-papanya yang mengetuk. "Kenapa pa?" Tanyanya.

Jastin tersenyum tipis. "Gimana kalau kita bakar-bakar di bawah?" Tawarnya.

Glora langsung berbinar, ini yang ia mau! Selalu di kamar terkadang membuat Glora bosan. "Mau pa!" Serunya girang.

"Ayo." Jastin langsung menarik pelan Glora. Saat turun ternyata semua sudah di siapkan Jastin.

"Papa yang nyiapin ini semua?"

"Iya dong, buat gadis cantik papa," balasnya sambil tersenyum senang. Glora terharu, Jastin memang sosok ayah dan ibu yang terbaik yang pernah ada.

Jastin berjalan dan mengangkat beberapa daging. "Papa jarang di rumah belakangan ini, papa pengen ngabisin waktu berdua sama kamu," katanya.

Glora mengangguk dan duduk di salah satu kursi. "Aku senang banget pa, thanks," ujarnya.

Jastin meletakkan daging di alat panggang, dan meletakkan jagung di alat bakar. "Papa yang seharusnya berterima kasih sama kamu. Terimakasih sudah hadir di hidup papa," katanya.

Glora tersenyum haru, rasanya ia akan menangis sekarang. Dia akan berusaha menjadi anak yang baik, dan pengertian untuk Jastin. Jika saja Jastin tau bahwa dia bukan Glora asli, apakah dia akan menjauhi nya? Glora tidak bisa membayangkan hal itu.

"Glora?" Panggil Jastin.

Glora tersadar dan langsung tersenyum kikuk. "Ya pa?"

"Kenapa?" Tanya Jastin heran ketika melihat Glora termenung.

Glora berdiri dari duduknya. Dia menatap lurus kearah manik mata Jastin. "Pa... Jangan tinggalkan Glora ya?"

Jastin membeku. "Apa yang kamu bicarakan? Papa akan selalu ada di samping kamu," balas Jastin cepat.

"Janji?"

Jastin menghampiri Glora, dan mengelus puncuk kepala Glora pelan. "Papa janji."

****

"Habis ini kemana fa?" Tanya Glora. Sekarang mereka berdua, Gafa dan Glora sedang membagikan beberapa nasi kotak untuk orang yang membutuhkan. Ini adalah ide Gafandra, pemuda itu mengajak Glora untuk pergi bersama.

"Di dekat jembatan yuk?" Gafa meletakkan beberapa bungkus di bagasi mobil nya. Glora mengangguk tanda setuju dengan ide itu, karena di sana banyak anak-anak jalanan.

Gafa membukakan pintu mobil untuk Glora. "Ayo, biar kalau selesai kita lanjut makan dulu, udah siang," katanya dan Glora langsung masuk.

"Gafa sering berkegiatan kayak gini?" Tanya Glora penasaran.

Gafa tersenyum kecil. "Gak ada salahnya berbagi satu sama lain, ra. Rezeki setiap orang pasti ada," katanya.

"Iya juga, sih."

Glora menatap wajah Gafa serius, dia memiliki banyak pertanyaan untuk pemuda di sampingnya. "Fa, lo kapan lomba basket?" Tanyanya.

Gafa sedikit melirik Glora. "Katanya sih, gak bakal lama lagi ra. Emang kenapa?"

"Jangan terlalu paksain diri ya. Kalau capek istirahat fa," ucapnya. Gafa menatap heran Glora, dia merasa kata-kata Glora memiliki makna yang cukup dalam.

"Gue bakal istirahat kalau capek. Lo tenang aja," katanya sambil tersenyum manis.

Glora terpanah, rasanya dia akan meleleh metika melihat senyuman manis Gafandra. "Jangan senyum fa, lo mau gue diabetes?"

Gafa terkekeh pelan. "Lo hobi banget ya gombal," katanya.

"Gue? Enggak kok, fa. Cuma lo aja kok... Hehe." Dan seketika tawa Gafandra pecah.

.
.
.

"Makan bakso," rengek Glora pada Gafa. Mereka sudah selesai dengan tugas mereka, sekarang saat nya isi perut yang anak nya sudah minta makan.

"Gak mau makan nasi aja?"

"Gak! Gue mau bakso, ya??" Ucap Glora memelas. Gafandra jadi tidak bisa berkutik jika terus seperti ini.

"Yaudah, oke." Gafandra berbelok arah menuju kedai bakso yang ada di pinggir jalan. Mereka turun, terutama Glora yang sangat antusias sekali.

"Gue mencium aroma-aroma yang sangat sedap. Kuah bakso yang menggugah selera, dengan bakso yang lembut dan gurih, dengan di padukan ketika rasa, manis, asin, dan pedas. Benhh mantap!" Katanya dan langsung berlari masuk kedalam sana.

Gafa menggeleng kepala nya tak habis pikir. "Kayaknya tuh anak ngidam," gumamnya.

"Ayo fa!"

"Iya."

Mereka memesan bakso sambil menunggu pesanan dengan tenang. Glora sibuk dengan Hp nya, sedangkan Gafa melihat-lihat sekitarnya. Dan sekilas Gafandra melihat seseorang yang tak asing, saat Gafa melihat lebih detail lagi, ternyata itu adalah Aurora.

"Ra," panggil Gafa.

Glora mendongak menatap Gafa. "Kenapa?"

"Ada Aurora," katanya. Dan seketika Glora langsung menatap arah pandang Gafandra. Dan matanya langsung melotot. Di sana ada Aurora yang sedang berjalan masuk kedalam kedai.

Glora langsung menatap Gafandra yang masih menatap Aurora. "Gafa! Kita pesan di tempat lain aja yuk? Gue ngerasa gak enak nih," ujarnya.

Gafandra menoleh. "Kenapa ra? Tadi pengen banget makan bakso. Udah terlanjur pesan kan?"

"Itu.... Perut gue sakit banget, pengen BAB hehe."

Gafandra langsung berdiri. "Ayo gue antar ke toilet."

"Ha? Ohh, ya. Toilet," ucapnya kaku. Glora berdiri dan segera ketoilet di antar Gafandra. Setidaknya dia tidak melihat wajah Aurora. Sedangkan Gafandra sudah kembali ke meja mereka lagi.

Di dalam toilet, Glora misuh-misuh gak jelas. Dia menatap nyalang ke arah pintu toilet yang sederhana itu. Kenapa harus ada Aurora di sini?

"Gue harus cepet-cepet keluar nih, males banget gue," gumamnya. Dia buru-buru keluar setelah 7 menit di dalam sana. Saat pergi ketempat Gafandra, Glora melihat pemuda itu sudah mengobrol ria dengan Aurora di sana juga.

Dengan kesal Glora berjalan kearah mereka berdua dan langsung duduk dengan tidak sopan, terutama wajah yang terlihat tidak bersahabat.

Gafa tersenyum canggung. "Rora, kenalin. Dia Glora, temen gue," katanya.

Aurora menatap Glora dengan senyuman manis yang membuat Glora muak. Sedangkan Gafa keheranan melihat raut wajah tak bersahabat Glora.

"Ra, dia Aurora. Temen gue juga." Glora mengangguk tanpa minat.

"Udah pesan rora?" Tanya Gafandra lembut. Aurora hanya mengangguk saja, padahal Glora tau bahwa gadis itu berpura-pura.

"Ngomong kek," celetuk Glora kesal.

Gafandra memejamkan matanya tak enak. "Ra, Aurora tunawicara."

"Ohh." Hanya itu respon Glora. Gafandra menatap aneh Glora yang tidak seperti biasanya. Dan dengan menyesal Gafa harus minta maaf atas tingkah laku Glora pada Aurora.

Seketika pikiran Glora menjadi cair, dalam hati dia merencanakan hal yang akan membuat kedok nenek lampir itu terungkap.

Dengan pelan Glora berdiri dari tempat duduknya, mangkok bakso yang tinggal kuah nya saja itu Glora bawa.

"Mau kemana ra?" Tanya Gafa.

"Balikkan mangkok," katanya. Gafa mengangguk saja dan memakan makananya lagi.

Tidak tau saja jika Glora berusaha untuk akting dulu sementara ini. Dengan pelan, Glora bersikap seolah-olah ia tersandung kaki meja. Dan kuah bakso dan mangkok itu jatuh mengenai paha Aurora.

Prangg

"Akh!"

Bersambung....

Penasaran, apakah kedok nenek lampir terungkap? Vote dulu mangkanya, mwhehehe.

Jangan lupa join Saluran WA Gafandra.

Linknya ada di Sorotan IG aku, @Aiutapu ya.

Sorotan "Change Fate"

***

Gafandra: wkwk, yok borong takjil. author yang bayar.

Author: mau gue jadiin ubi rebus lo?

Gafandra: Author nya galak ges.

Author: Durhaka lo😭

#kisahnyata

Continue Reading

You'll Also Like

1.3K 96 7
Melihat kesekitar, mora bingung apa yang sebenarnya terjadi Kenapa ia terbangung di usia ke 17 tahun? kembali ke masa ia masih kelas 11 sma? Seinga...
329K 20.9K 51
Elina Clarissa gadis remaja yang selalu diperlakukan kasar oleh Bundanya,sepanjang dia hidup gadis itu hanya berharap Bundanya mau menyayanginya buka...
239K 18.6K 35
freya harus rela bahwa dirinya memasuki tubuh seorang gadis macho bernama 'VICTORIA ALGHAVERO' Gadis Macho dengan perawakan laki dan satu-satunya an...
SAMA AKU AJA By Ry

Science Fiction

1.3M 59.7K 33
🌹 🌹 🌹 🌹 Oya. Cerita ini aku private! So, yang mau baca, bisa follow terlebih dahulu 😄 Muachhhh...