HAYALAN S2

By cicak_gril

2.1K 885 1.4K

trauma. yang sangat mendalam di masa putih abu yang membuat gadis cantik dengan kepang dua trauma menjalani s... More

PROLOG HAYALAN S2
1.RUMAH YANG HILANG
2.RENZI ARIAN ADIBASKARA
3.TEMAN MASA SMA
4.RENZI OR RENDI
5.INGATAN YANG MENYEDIHKAN
6.TAMAN
7.BUTTERFLY NECKLACE
8.GADIS DALAM FOTO
9.LANGGA PUNYA KEMBARAN
10.RENDI KHAWATIR
11.KUE PUTU
12.DANAU
13.TEROR
14.GENG TERKUTUK
15.MATI!
16.THE QUEEN BAD MEMORY
17.BANGKAI KUCING
19.SEDIH JANGAN LAMA YA CANTIK :/
20. AGEN B.I.N AND BLACK RUBY
21.DUO MENYEBALKAN
22.HARAPAN HAYLLEN DAN RENZI
23.PERASAAN OR FAKULTAS KEDOKTERAN
24.I LOVE YOU MORE LAXSA
25.OBSES
26.KISAH YANG SINGKAT NAMUN MELEKAT
27.SATU HARI DUA NYAWA
28.SELAMAT TINGGAL ORANG BAIK
29.WILLIAM BAFENDRA SAKALA
30.PERMAINAN BERIKUT NYA
31.NGINAP DI RUMAH RENZI
32.AKHIR DARI PERSELISIHAN

18.PERHATIAN ES BATU

66 24 57
By cicak_gril

Vote dan komen

Warning ⚠️⚠️⚠️

Dilarang keras untuk plagiat ‼️

Plis tandai typo

🌼🌼🌼

Visual HAYALAN S2

"Huek mayat kucing siapa nih"

Filzan berdecak melihat reaksi konyol Langit bisa-bisanya bau busuk mayat kucing itu baru tercium saat dia melihat isi kotak yang di pegang oleh Bagas.

Kondisi Berlin tidak baik-baik saja dia berlari ke toilet untuk mengeluarkan isi perutnya yang bergejolak saat melihat bangkai kucing itu.

Tak lama Berlin keluar dari toilet dengan berlinang air mata wajah Berlin memerah dia merengek seperti anak kecil yang kehilangan ibu nya yang memancing gelak tawa semua orang yang berada di ruangan terkecuali Petir dan Laxsa yang sudah sangat nyaman di alam mimpi bahkan bau busuk yang menyengat ke hidung pun tidak menggangu tidur mereka.

"Bangkek manusia kejam mana lagi sih ini, kalo anggota geng kita yang jadi bangkai mah udah biasa ini kucing loh kucing kasian bet njir kucing oyen nya malah di taruh di kotak kek gitu huaaaa~"

Kia dan Langit melebar kan mata mereka mendongo melihat respon Berlin sampai menangis melihat bangkai kucing itu memang Berlin bisa di bilang pecinta kucing dan Berlin juga rada cengeng sih. Tapi waktu mengejutkannya lagi Berlin lebih mementingkan nyawa binatang di bandingkan nyawa manusia sangat berperi ke hewanan sekali Berlin Septihan Abijaya.

"Lo lebih peduli nyawa kucing ini dari pada anggota geng kita stres" Filzan tak habis pikir kelakuan teman-teman nya ini membuat kepala berdenyut.

Dia memberikan kode kepada Renzi untuk pergi keluar. Renzi yang peka mengangguk setuju kedua nya berjalan keluar ruangan namun langkah mereka terhenti karena tiba-tiba Langit menghalang di depan pintu.

"Kalian mau ke mana kalo mau ke club gue ikut"

Filzan mengangguk membenarkan bahwa dia dan Renzi ingin pergi ke club untuk menenangkan pikiran dan juga memikirkan solusi masalah mereka kali ini.

"Lo boleh ikut tapi Lo jangan sampai mabuk berat karena kita ke sana mau mikir jalan keluar dari teror ini dan bukan untuk happy happy Lo paham" peringat Renzi dengan tatapan mata setajam silet membuat Langit mengangguk-angguk seperti anak kecil dengan senyum tengil khas Langit.

Ketiga nya keluar bersamaan dari ruangan inap Laxsa saat Berlin melangkah untuk menutup pintu tiba-tiba Langit berteriak sangat mengesalkan yang membuat Filzan dan Renzi ingin menerkam nya hidup-hidup.

Dasar langit gila apa dia tidak tau kalo mereka sekarang berada di rumah sakit.

"Santai aja ga sih! Teror kaya gini mah udah biasa!!!"

***

Jam sepuluh malam lewat lima belas menit Renzi baru kembali pulang dengan kondisi sedikit mabuk dia Filzan dan juga Langit menghabiskan waktu di club untuk memikirkan teror yang terjadi di geng black Ruby.

Tidak terlalu lama mereka di club Langit mendapatkan telepon dari sang Bunda bahwa pesawat yang abangnya Sky tumpang untuk menjalankan bisnis almarhum ayah jatuh kelaut.

Mendengar kabar dari sang bunda yang sambil menangis membuat Langit lepas kendali dia melampiaskan rasa sedih nya dengan meminum banyak alkohol.

Filzan dan Renzi sampai kewalahan untuk membujuk Langit agar berhenti minum pada akhirnya Langit tak sanggup juga untuk menerima alkohol dia langsung tertidur di meja.

Rumah Renzi terasa sangat sepi ini lah rasa hidup tanpa kedua orang tua bila anak lain pulang selarut malam ini mungkin mereka sudah akan di sambut dengan ocehan kedua orang tua berbeda dengan Renzi pulang ke rumah hanya mendapatkan rasa sunyi.

"Ayah bunda Renzi kangen" monolog Renzi sambil menaiki anak tangga.

Mata Renzi terbuka lebar saat dia mengingat kejadian tadi pagi di mana dia meninggalkan Hayllen yang pingsan oleh perlakuan kasar Kia.

Saat pintu Renzi buka yang pertama dia lihat Hayllen yang masih terbaring di lantai dingin.

Renzi berlari membopong tubuh Hayllen ke atas kasur tubuh mungil Hayllen begitu dingin wajah nya juga sangat pucat pipi di mana Kia pukul tadi memar darah dari sudut bibir Hayllen yang sobek juga sudah mengering.

Renzi menepuk-nepuk pipi Hayllen berusaha untuk menyadarkan gadis malang itu dari pingsan nya tak lupa.

"Bangun oy bangun Lo jangan mati sekarang kalo Lo mau mati jangan di rumah gue"

Perlahan tapi pasti mata sendu Hayllen terbuka orang yang pertama Hayllen liat adalah Renzi.

Hayllen duduk dengan kondisi nya yang masih sangat lemah dia mengingat kembali tragedi yang sangat menyedihkan dalam hidup Hayllen saat di mana Mira terjatuh.

Dia tidak kuat memegang lengan Mira sampai akhirnya Mira jatuh dari balkon gedung yang begitu tinggi.

Renzi menatap Hayllen dengan wajah tidak peduli dia keluar dari kamar Hayllen membiarkan gadis malang itu menangis.

"Mira coba aja kamu ga lepas tangan Haya Waktu itu pasti hidup Haya ga menderita kaya sekarang, mungkin Haya ga bakal di benci, mungkin nenek bakal sayang sama Haya.

Benar sekali kan penyesalan selalu datang menghampiri. andai sebelumnya Hayllen tau targedi itu mungkin akan terjadi Hayllen tidak akan mau mengikuti ajakan Mira untuk main di balkon gedung.

Sampai saat ini Hayllen membenci hari ulang tahun nya apa lagi hari ulang tahun lah yang merenggut nyawa kekasih nya.

"Bunda, ayah Haya mau di peluk Haya sekarang cuman sendiri"

Hayllen memeluk tubuh mungilnya yang terasa remuk ala butterfly hug dengan air mata yang berlinang di pipi pucat nya.

Tepat saat Hayllen memeluk dirinya sendiri sambil menangis mengingat betapa kejamnya dunia untuk dirinya yang begitu lemah ini untuk menghadapi nya sendiri bila dulu Hayllen memiliki temeng terkokoh yaitu ayah, bunda, dan juga Langga namun ketiga nya sudah pergi.

Di sela tangis nya Hayllen merasakan hangatnya sebuah pelukan.

Sakit nya Hayllen kembali lagi pasti.

"Gue bukan ayah atau pun bunda Lo tapi semoga dengan kaya gini Lo bisa tenang dan berhenti nangis"

Hayllen membuka matanya ternyata rasa nyaman pelukan ini memang nyata Renzi yang memeluk Hayllen.

"Makasih Ren" Hayllen menggenggam lengan kekar Renzi yang memeluk kesedihan dan rasa sakit Hayllen.

"Udah nangis nya makan dulu bubur nya"

Dasar gengsinya di gede-gedein perhatian tapi sok dingin tapi gapapa kok Hayllen suka Renzi masih kasih Hayllen perhatian kecil meski Renzi sudah tau Fakta bahwa Hayllen pembunuh.

note from the author :

Semoga suatu saat tokoh utama Renzi Arian Adibaskara dapat membaca kisahnya dari awal hingga akhir ;)

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 128K 49
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
1.3K 1K 22
"Aku mencintainya, tapi aku juga menyayangi orang lain." -All "Don't expect too much, manusia itu gampang berubah." -Sya "Jangan merasa penting dalam...
173 123 3
Utamakan Follow Sebelum Membaca!! Menceritakan tentang dua pasangam yang sama" memiliki sifat dingin. Dan cowok nya bilang kalau tidak akan jatuh cin...
635K 24.9K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...