Putra Bajingan Duke Adalah Ps...

By 00lyan00

107K 14.5K 592

Ketika ia datang ke desa, seorang penduduk memujinya, "Bagaimana bisa Anda tahu apa yang dipikirkan para krim... More

Prolog
BAB 1 JADI SEBUTANNYA REGRESI ATAU TRANSMIGRASI?
BAB 2 CASIUS DAN PEDANG
Bab 3 Alter
BAB 4 RAHASIA CASIUS
BAB 5 RAHASIA CASIUS (2)
BAB 6 ELFREDA
BAB 7 CUMA UNDANGAN MAKAN, TAPI MENCURIGAKAN
BAB 8 MAKAN DENGAN TENANG (?)
BAB 9 JALAN-JALAN
BAB 10 YUSHE (1)
BAB 12 YUSHE (3)
BAB 13 DEEP TALK
BAB 14 MALAM BULAN BARU
BAB 15 BULAN DAN SERIGALA (1)
BAB 16 BUKA MULUT! AAAA~
BAB 17 KISAH SEORANG CASIUS (1)
BAB 18 KISAH SEORANG CASIUS (2)

BAB 11 YUSHE (2)

4.6K 764 24
By 00lyan00

Hm, pengennya up sore, tapi kesampeannya malah abis buka. Ya udah lah, Pokoknya ini bonusnya ya~ Selamat membaca~

Vote, comment, follow!

Typo tandai!

.

.

"Tunggu!" Xander menatap Casius bingung.

"Apa yang akan terjadi pada budak pedagang itu?" tanya Casius.

Xander berkedip bingung, namun ia tetap menjawab pertanyaan tuan mudanya.

"Hmm, biasanya mereka akan langsung dibunuh sebagai peringatan untuk pedagang budak lainnya, tapi... situasi di perbatasan akhir-akhir ini tidak bagus. Saya pikir mereka akan dikirim ke sana nanti," jelas Xander.

Casius menatapnya sesaat. Tak ada reaksi setelah mendengar jawaban itu. Entah apa yang dipikirkan Casius sekarang.

"Pergilah!" pintanya pada Xander.

Casius juga akan kembali ke keretanya. Tidak mungkin mereka lanjut jalan-jalan saat situasi kacau begini. Elfreda bahkan sudah menunggunya di dalam kereta.

"... Oh."

Seolah teringat sesuatu, Casius berhenti. Pemuda itu mendekati serigala hitam yang tak kunjung sadar. Dahinya mengernyit. Kenapa dia belum bangun juga? Apakah dia menendangnya terlalu kuat? Tapi Casius tidak ingat jika tubuhnya 'dulu' sekuat ini?

'Ya kan emang lo yang sekarang jauh lebih kuat dari sebelumnya,' celetuk Alter yang sejak tadi diam.

Casius semakin bingung. 'Maksudnya?'

'Ya gitu deh.'

'Tapi saya tidak berlatih begitu keras?'

'Yup! Karena tubuh lo lemah!'

Gimana sih? Tadi bilang kuat, sekarang bilang lemah.

"... Hahhh."

'Intinya ini bukan masalah serius, kan? Ya sudahlah.'

Casius menekuk kakinya. Tangannya terulur ke leher serigala itu, tepatnya pada choker yang terpasang di lehernya.

Ketika telapak tangan Casius menyentuh permukaan choker, sengatan panas merambat ke tangannya. Ini adalah konsekuensi Kutukan Naga.

Meski ia tahu akan sakit, Casius masih terkejut. Bukan karena sengatan panas dari sisa mana choker sihir, melainkan karena Casius tidak merasakan panas dari rambut serigala itu.

'Bukankah ini magic beast?' batinnya heran.

Seekor hewan buas dikatakan sebagai magic beast bukan hanya karena pertumbuhan dan kekuatan mereka yang abnormal. Melainkan juga karena hampir seluruh tubuh binatang itu diselimuti oleh mana. Karena itu Casius yang sudah mempersiapkan diri kalau-kalau tangannya terbakarpun heran. Tangannya memang sakit, namun tak ada luka bakar di sana.

Kraakkk-

Casius merobek choker kulit yang memang sudah sedikit terkoyak.

Setelah mengambil keputusan, Casius berdiri. Ia mengangkat serigala yang nyaris lebih besar dari tubuhnya dengan mudah.

"Tuan Muda? Apa yang-"

"Gilbert, bisakah kita membawanya ke kediaman?" tanya Casius memotong kata-kata Gilbert.

Gilbert yang ditanyai semacam itu menunjukkan ekspresi bingung.

"Anda ingin membawanya, Tuan?" Casius mengangguk.

Gilbert sebenarnya ingin bertanya apa alasannya, namun urung karena merasa tidak sopan. Sebaliknya, ia mengamati ekpresi Casius yang sayangnya datar-datar saja hingga ia tidak bisa tahu apa yang dipikirkan tuannya itu.

"Saya rasa lebih baik Anda bertanya langsung pada Kapten Xander, Tuan," balas Gilbert.

"Saya mengerti."

"Kalau begitu katakan padanya kalau saya akan membawa 'bayi' serigala ini."

Tanpa menunggu jawaban Gilbert, Casius naik ke keretanya dengan seekor serigala hitam di punggung.

Setelah pintu tertutup, barulah Gilbert menyadari sesuatu yang janggal. "Tuan Muda bilang 'bayi' serigala? Yang sebesar itu?!"

Sementara itu, di dalam kereta kuda...

"Kakak?! Kenapa kau membawa hewan itu ke sini?!" tanya Elfreda setengah ngeri. Bagaimana tidak? Tubuh serigala hitam itu sendiri lebih besar darinya dan ia masih belum melupakan berapa ganasnya serigala ini dari kejadian sebelumnya.

Casius menatap Elfreda sesaat, lalu beralih pada serigala yang ia letakkan di depannya. Tangan Casius bergerak untuk mengangkat kepala serigala dan meletakkannya ke pangguannya.

"Dia bukan hewan," balas Casius membingungkan.

Casius mengusap kepala serigala hitam dengan lembut, lalu menatap Elfreda serius.

"Dia werewolf."

"?!!"

Elfreda membulatkan matanya tak percaya.

Werewolf?! Ras yang terbilang sangat tersembunyi itu?! Tidak mungkin. Kehidupan mereka terlalu tersembunyi untuk di temukan semudah ini. Saking sulitnya ditemukan sampai-sampai banyak orang yang menganggap ras ini sudah punah. Tapi tiba-tiba kakaknya mengklaim seekor serigala acak sebagai werewolf?

"Itu tidak mungkin, kakak. Lagipula, werewolf tidak berwujud serigala seperti ini. Mereka adalah manusia serigala," sangkal Elfreda.

"... Mendekatlah, El," pinta Casius setelah termenung beberapa detik.

Elfreda tentu menuruti Casius dan mendekatkan tubuhnya.

"Ada apa, ka- ?!"

Elfreda tersentak ketika tangan hangat Casius menyentuh matanya, mengusap kedua matanya dengan lembut dan hati-hati. Elfreda merasakan kenyamanan dan memejamkan matanya.

"Buka matamu."

Elfreda membuka matanya sesuai instruksi Casius. Awalnya, gadis kecil itu tidak melihat apapun selain wajah Casius yang duduk di depannya. Tunggu! Tidak ada apapun?!

"Kakak?! Dimana serigala itu?!" Elfreda kelimpungan mencari sosok hitam besar yang harusnya ada di depannya. Gadis kecil itu akan berteriak pada para pengawal di luar untuk mencari serigala hitam, namun tiba-tiba-

Pukk-

"Eh?"

Tangannya menyentuh sesuatu di ruang antara dirinnya dengan Casius. Namun tidak ada apapun disana! Hanya udara kosong!

Elfreda merinding. Saat itu, Casius membuka mulutnya.

"Tidak hilang, dia masih di depanmu."

"Hahh?!"

Casius mengangguk. "Kamu bahkan menyentuh tubuhnya sekarang."

"APA?!" Elfreda reflek menjauhkan tangannya. Mana? Dia masih tidak melihat apapun?

"Kamu tidak bisa melihatnya... Sebagai gantinya, kamu bisa melihat 'ini'." Casius mengarahkan pandangannya ke bawah, Elfreda pun mengikuti.

Setetika matanya membola.

"SIAPA BOCAH INIIII?!"

Seorang anak laki-laki terduduk lemah di lantai dengan kepala di pangkuan Casius. Anak itu memiliki rambut hitam keabu-abuan. Bentuk matanya tajam, hidungnya kecil, dan bibirnya tipis, sayangnya anak itu sangat pucat dan kurus. Lalu, yang paling penting... ada telinga dan ekor serigala di tubuh anak itu!

Casius melambaikan tangannya ke udara. Seketika, pandangan Elfreda kembali. Tidak ada lagi bocah laki-laki imut yang ia lihat tadi, yang ada hanya tubuh bongsor serigala hitam yang nyaris menutupi pandangannya.

"AP- Bagaimana bisa?! Apa yang sebenarnya kakak lakukan tadi?!"

Elfreda menatap Casius dengan tatapan tak percaya. Ia memang terkejut bahwa ia bisa melihat wujud werewolf dengan matanya sendiri tadi, namun lebih mengejutkan lagi bahwa kakaknyalah yang membuat Elfreda bisa melihat wujud itu.

Apa yang sebenarnya dilakukan kakaknya? Kekuatan apa yang dimiliki kakaknya?! Siapa kakaknya sebenarnya?!!!

"... Aku juga tidak tahu."

Itu jawaban jujur. Namun tidak mungkin Elfreda mempercayainya.

***

Sesampainya di mansion, Elfreda dan Casius pun berpisah. Casius membawa serigala hitam dengan bantuan Gilbert –ia bisa membawanya sendiri, namun Gilbert memaksa untuk membantunya. Orang itu pasti jadi lebih berani berinteraksi dengan Casius karena ia tidak membuat keributan lagi akhir-akhir ini.

"Anda yakin, Tuan Muda? Anda ingin saya pergi?" tanya Gilbert seolah tak setuju dengan keputusan Casius. Apalagi ia harus meninggalkan tuannya itu dengan serigala hitam.

"... Ya. Pergilah!" pinta Casius dengan wajah datarnya.

Mata Gilbert meredup sendu. "... Baiklah, Tuan Muda."

Gilbert pergi dengan langkah lesu, membuat Casius menggelengkan kepalanya pelan.

Setelah siluet Gilbert tak terlihat lagi, Casius masuk ke dalam kamarnya yang sederhana. Dan di sudut kamar, serigala hitam menggeram dengan mata yang menatap lurus pada Casius.

"Ah, kamu sudah bangun?"

.

.

TBC

Alurnya lambat ya? Perlukah dipercepat?


Continue Reading

You'll Also Like

37.2K 3.7K 12
Eric Alkevno tidak pernah menyangka akan bertransmigrasi ke dalam tubuh ayah dari karakter sampingan favoritnya dalam novel "The Seventh Curse". Arth...
26.3K 4.3K 13
#Story Reinkarnasi "Apa kau benar-benar ayahku?" "Tentu, aku ayahmu." Suatu hari, beberapa saat setelah ulang tahun Callian yang ke delapan. Anak it...
4K 721 7
Menceritakan Keyla yang begitu menyukai Wafda, salah satu anggota BEM. Namun tanpa disadari, Satya yang selalu membuatnya kesal justru menaruh perasa...
1.1M 82.8K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...