Pak Guru - BL √

By HidupMati0

682K 37.4K 913

"Apa ma-" "Saya tidak melakukan nya dengan gratis" "Oh, maksudnya gua di sama in dengan wanita hiburan di sa... More

vol - 1
vol - 2
vol - 3
vol - 4
vol - 5
vol - 6
vol - 8
vol - 9
vol - 10
vol - 11
vol - 12
vol - 13
vol - 14
vol - 15
vol - 16
vol - 17
vol - 18
vol - 19
vol - 20
vol - 21
vol - 22
vol - 23
vol - 24
vol - 25
vol - 26
vol - 27
vol - 28
vol - 29
vol - 30
vol - 31
vol - 32
vol - 33
vol - 34
vol - 35
vol - 36
vol - 37
vol - 38
vol - 39
vol - 40
vol - 41
vol - 42
vol - 43
vol 44
vol - 45
vol - 46
vol - 47
vol - 48
vol - 49
vol - 50

vol - 7

19.2K 1.1K 16
By HidupMati0

Happy reading

"Aww....shh... pelan-pelan" lirih Dirga.

Kini Dirga dan Alvin sudah ada di rumah remaja SMA itu, tadi untung nya ada polisi saat semua preman sudah terkapar tak sadarkan diri.

Sekalian mereka langsung di tangani oleh pihak berwajib, mereka di antar pulang oleh pihak kepolisian tapi di antar pulang ke rumah Alvin bukan ke rumah Dirga karna mesti nya rumah pria dewasa itu ramai oleh Keluarga nya, sedangkan Dirga malas harus menjelaskan kronologi nya seperti apa.

"Bisa pelan sedikit..." Lirih nya.

Alvin mengobati luka di bagian bibir Dirga, ia memberikan Betadine dan juga kapas sebagai alat bantu pengobatan nya.

"Ini gua udah pelan-pelan pak" ucap Alvin.

"Kamu menyakiti saya...kasar sekali" keluh nya.

Alvin berusaha sepelan mungkin, dia mengobati luka pria cerewet itu.

"Awww...." Lirih nya menahan sakit di bagian bibir nya.

"Kamu bisa pelan sedikit...saya lagi sakit ini" ucap nya.

"Ya udah pak, obati saja sendiri!!" Kesal Alvin.

Alvin membuang muka nya dia lelah sekali pria itu terus-terusan mengeluh hanya karena dia yang menolong nya tadi.

"Mana bisa begitu, saya begini Karena kamu" jelas nya.

"Obati saja sendiri" kesal nya.

"Gara-gara kamu saya terluka, kamu tidak tau betapa hebat nya saya berkelahi tadi Jeffry Nicol saja kalah" ucap nya memuji diri sendiri.

Alvin menatap dengan wajah tidak percaya melihat nya, karena tiba-tiba saja pak guru itu jadi besar kepala.

"Dih... kepedean"

"Ayo obati saya"

Dirga memajukan wajah nya sambil memejamkan mata, sontak Alvin yang tadi tidak melihat ia menoleh terkejut karena wajah Dirga sangat dekat dengan nya.

Deg

Deg

Deg

Jantung nya berdebar-debar, tidak tau perasaan apa dia menjadi gugup di dekat pria itu.

Pelan-pelan dia mengobati luka di bagian kening dan juga bibir pria itu.

Setelah di obati Alvin memberikan plaster untuk menahan darah yang akan keluar di sana.

"S—sudah pak" ucap Alvin.

Dirga menjauh dari nya, dia melihat wajah anak SMA itu sedikit memerah dia memegang pipi tembem itu.

"Kamu sakit?" Tanya nya.

"Hah?!" Ucap nya terkejut.

Dirga memeriksa kening nya untuk mengecek suhu, tapi tidak ada apa-apa.

"Tidak panas, kenapa wajah mu merah begitu"

Plak

Alvin menepis tangan Dirga di wajah nya.

"Shh...sakit, kamu apa-apa main pukul tangan saya?" Ucap nya.

Dirga menggosok pergelangan tangan yang di sana ada lebam.

"Mana-mana?" Tanya Alvin.

"Tuh, kamu tidak lihat tangan saya lebam ini" ucap nya menunjukan pergelangan tangan nya.

Alvin memegang pergelangan tangan Dirga, dia meniup lebam itu.

Dirga memperhatikan nya, melihat anak itu memberikan perhatian untuk nya entah ada rasa apa dia sudah lama tidak merasakan nya semenjak bertengkar dengan kekasihnya sendiri.

"Udah kan?" Tanya Alvin.

Alvin melepaskan pergelangan tangan Dirga, sementara pria itu masih menginginkan nya lagi.

"Aduh.."

"Kenapa pak?"

Alvin panik karena tiba-tiba Dirga mengeluh kembali, Dirga berniat untuk mengerjai anak itu dia suka melihat wajah panik nya.

"Bibir saya sakit lagi" lirih nya.

Alvin mengambil air hangat di dapur dia berlari, lalu mengompres nya dengan air itu.

"Yang mana pak?"

"Ini" tunjuk nya.

Padahal Alvin sudah mengobati luka nya, tapi ia menuruti nya saja mana tau luka itu kembali sakit lagi.

"Aww.. pelan-pelan" ucap nya.

Dirga tidak menutup mata nya, dia membuka nya agar bisa melihat wajah anak itu yang kini dekat dengan nya.

"Lebih dekat lagi" pinta nya.

Alvin menuruti nya dia maju sedikit untuk lebih dekat lagi duduk nya.

"Sini luka nya"

Grab...

Tangan Alvin di pegang oleh Dirga, menarik nya mendekati luka yang ia bilang.

"Yang mana pak?"

"Sini"

"Pak, di situ tidak ada luka"

Alvin tidak melihat luka di sana tidak ada lebam atau pun goresan.

"Ada di sini tuh" ucap nya menunjukan tempat luka yang ia bilang.

"Bapak modus ya?" Tanya nya.

Sontak Dirga menjauh dari Alvin sambil membuang muka nya.

"Ngapain saya modus sama kamu!!"

"Trus kenapa tadi pegang-pegang tangan saya?"

"Say..saya kan mau menunjukkan luka nya"

Dirga terlihat gugup, dia berdiri menjauhi anak itu.

"Ekhm..bilang aja kali" ejek Alvin.

"Nggak ada ya!!" Kesal Dirga yang salah tingkah.

"Sial apa yang ku lakukan tadi" batin nya.

Dirga melihat sekeliling rumah, tadi mereka ada di ruang tamu Dirga melihat rumah itu kosong di sudut nya gelap cahaya yang di hidup kan hanya yang sering di gunakan saja.

"Mana keluarga mu?" Celetuk Dirga.

Wajah Alvin berubah tadi dia senyum-senyum, tapi sekarang wajah nya berubah menjadi datar.

"Bapak kalau mau istirahat, ada kamar kosong di samping kanan kamar saya" ucap nya.

Alvin tidak menjawab pertanyaan Dirga, dia masih sedih karena belum lama orang tua nya pergi untuk nya mudah melupakan.

"Saya tidak bertanya begitu, saya kan tanya di mana keluarga kamu?" Tanya nya.

Alvin membereskan obat-obatan yang tadi ia gunakan, berjalan melewati Dirga.

"Apa salah nya di jawab saja" ucap Dirga.

"Saya lihat rumah ini kosong seperti tidak ada kehidupan, di mana yang lain" lanjut nya.

"Saya pi—"

"Mereka sudah meninggal" sarkas Alvin.

Dirga terdiam dia melihat punggung remaja itu pergi meninggalkan nya.

"Alvin"

Dirga berlari dia merasa tidak enak karna bertanya demikian.

"M—maaf saya tidak tau" ucap nya merasakan bersalah.

"Lupakan saja"

Alvin masuk ke kamar nya dia tidak mengunci pintu kamar karna memang pintu itu sudah rusak.

"Apa yang ku katakan" gumam nya.

Dirga ke kamar sebelah yang sudah di tunjuk oleh Alvin tadi, dia membaringkan tubuhnya yang lelah.

Menatap ke langit-langit dia memikirkan Alvin.

"Ternyata anak itu sendiri" ucap nya.

01:00

"Hiks...hiks...hiks.."

Dirga terbangun karna mendengarkan suara tangisan, dia memerjap kan mata nya suara tangisan itu dari luar.

Dirga keluar dari kamar nya, dia menoleh sedikit ke kamar Alvin yang ada di sebelah nya.

Pintu itu terbuka sedikit, dia berjalan melihat apa yang terjadi.

"Hiks..hiks..mamah...Alvin kangen" lirih Alvin dalam tidur.

Dirga mendekati nya, melihat anak itu menangis dalam tidur sambil memeluk foto keluarga.

"Kasihan"

Dirga duduk di samping kasur Alvin, ia menyeka air mata yang terus mengalir.

Grab

Tiba-tiba Alvin mensrik nya dan sontak ia jatuh di atas Alvin untung dia bisa menahan nya kalau tidak mungkin anak itu akan terhimpit oleh tubuh besar nya.

"Mah... Alvin kangen..." Ucap nya.

Dirga bergeser berbaring di samping remaja itu, Alvin meringkuk di pelukan nya sambil mengeratkan pelukannya nya di tubuh pria itu.

Dirga ingin melepaskan nya tapi dia tidak tega, tangan nya memeluk tubuh rapuh itu menarik kedalam pelukan nya seketika Alvin menjadi tenang.

"Shhh....saya di sini jangan takut"

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 118K 148
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
191K 20.5K 20
Tidak pernah terbayang bagi seorang Syan akan di nikahin oleh raja Luke, keluarga Syan notabene cukup jauh dari garis bangsawan yang dekat dengan ke...
28.8K 1.9K 15
🔞 Warning ini bxb Jangan salah lapak!!!
257K 16.2K 27
Edward yang merasa uring-uringan setelah gagal menjalin kasih mencoba memesan penghibur memakai aplikasi yang di rekomendasikan oleh rekan kerjanya t...