ೀ 𝗠𝗔𝗦𝗛𝗟𝗘 𝗫 𝗥𝗘𝗔𝗗𝗘𝗥

By nothaara

20.2K 2.3K 974

⩇⩇:⩇⩇ ๋࣭⭑ʏᴏᴜ sᴛᴏʟᴇ ᴍʏ ʟɪғᴇ, [ɴᴀᴍᴇ]. ꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒦꒷ ✒ 𝗧𝗛𝗔𝗧 𝗰𝗮𝗿 𝗮𝗰𝗰𝗶𝗱𝗲𝗻�... More

The Beginning
New Life
Easton
Bullies, Hierarchies, and Duelo
Lance and Dott
Magia Lupus
Divine Visionary
Visionary Selection
Final Test
Her and The Past
The End of Her Life
Last War
End
After Married - Mash Burnedead
After Married - Rayne Ames

Summer and Final Test

1.1K 122 104
By nothaara

"Gimana rasanya ngambil kehidupan orang lain, [FullName]?"

"Aku..."

"Kamu siapa?" Tanya [name], melirik orang yang berada dihadapannya

"Aku (name)." Jawabnya, ia menatap [name] dari ujung kepala hingga ujung kaki. [Name] merengut

"Loh? Aku juga [name]." Ucapnya, ia berfikir sejenak

"Wah jangan jangan kita kembar." Lanjutnya

"Stop lawak pls, serius dikit." (Name) menepok jidatnya sendiri, merasa lelah dengan [name]

"[FullName]. Gimana rasanya ngambil kehidupan orang lain?" Tanya (name), akhirnya serius, [name] merengut,

"Apa maksud kamu?"

"Setelah tertabrak mobil, kau bangun ditubuhku." [Name] yang mengingat itu langsung berkeringat dingin, matanya melirik kesana kesini, resah

"Kamu siapa?" (Name) memiringkan kepalanya, ia tersenyum

"Aku (name). (Name) Blowelive." (Name) mengangkat telunjuknya, dan menunjuk orang dihadapannya, "dan kau. Tamu tak diundang."

"Hah?"

"Anjing, kamu ngerti ga sih aku ngomong apa?"

"Enggak, hehe."

"Love thirds..." Rapal (name), dua garis muncul dipipi kanannya, begitupun dengan pusaran kelopak mawar merah yang mengelilingi tubuhnya

"Loh kok tandamu empat?" (Name) tersenyum sombong

"Karna aku kuat." Ucapnya, ia mengeluarkan tongkat sihirnya dan menodongkannya pada leher [name]

"Kau tinggal ditubuhku, secara nggak langsung, kamu harus nurut sama aku. Kalo enggak, aku kirim kamu ke akhirat detik ini juga."

"Oh, ngancam nih ceritanya?" Alis (name) menekuk, ia mengacungkan tongkatnya pada lengan kanan [name]

"Cupid's letter."

SLASH

TAK

Lengan kanan [name] seketika putus dan tergeletak ke permukaan begitu surat cinta itu melayang dengan cepat kearah jahitan di lengan kanannya, dan mengirisnya dengan cepat.

Sebuah benang, keluar dari lengan [name] dan menyambung dengan cepat pada lengan kanannya yang putus, dan menariknya kembali, mengembalikan lengan kanannya ke bentuk awal, dengan benang yang terjahit secara otomatis pada lengan kanannya

"Itu salah satu kelebihan tubuhku." (Name) mengacungkan tongkatnya lagi pada leher [name] dan merapal

"Cupid's letter."

SLASH

"Mengecewakan sekali kau tak bisa memanfaatkannya dengan baik."

"Kau harus nurut padaku, jika tidak, aku akan melakukan hal yang sama setiap kau tidur dan masuk alam bawah sadar."

"Bergabunglah dengan Innocent Zero dan temui kakak-kakakku." Titahnya,

"Jika aku menolak?"

"Kau akan kukirim kau ke akhirat."

"Kita memang berada dijalan yang berbeda. Aku tidak menyembah si slenderman itu, aku juga tidak mengikuti jejak visioner."

"Slenderman?"

"Innocent zero."

"Tapi, kau harus menuruti perintahku."

"Mengapa?"

"... Kau mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku dan memilih jalan yang berlawanan."

"Karena itu, aku tidak akan segan padamu. Aku tak peduli kau sakit jiwa, kau ditelantarkan kedua orang tuamu, bahkan mati secara mengenaskan dikehidupanmu sebelumnya. Itu tak akan mengubah fakta bahwa kau merebut kehidupanku, aku akan menghabisi mu jika kau melakukan hal yang bertentangan dengan apa yang kukatakan."

"Ini peringatan untukmu. Kau hanya memiliki dua pilihan, lakukan perintahku atau mati. Jangan lupakan, jika kau berani menentangku, orang di sekitarmu juga akan terkena imbasnya."

"[NAME]!"

"AH!" [Name] mengerjapkan matanya berkali kali, nafasnya terasa sangat berat, ia terbangun di ranjang rumah Lance. Menoleh ke samping, disana ada Lance yang senantiasa mendampinginya

Ia melirik lengan kanannya yang terbalut oleh perban. Ia bangun dari ranjang, dan melihat Lance yang menatapnya dengan tatapan khawatir, ia juga ikut berdiri dihadapan [name]

"Kamu udah dua hari nggak bangun." Mendengar itu, [name] terdiam, ia menunduk

Lance yang melihat itu segera mencondongkan badannya kedepan, dan mendekap gadis itu, [name] membalas dekapannya dan meremat punggungnya dengan erat

"Lance, takut..." Ucapnya dengan lirih, selain mendapat ancaman dari sang pemilik tubuh, ia juga kembali mendapatkan ingatan buruknya sebelum ia mati, ia memikirkan kemungkian terburuk yang terjadi pada teman temannya jika [name] lalai bahkan sedikit saja, hal itu membuatnya menjadi resah

Lance mengusap usap punggung gadis itu, berusaha menenangkannya, "shhh... nggak usah takut, aku disini."

"[Name] kalo ada masalah... Cerita sama Lance, ya? jangan dipendem. Nggak baik."

"Udah, sekarang [name] tidur lagi aja. Aku temenin," Lance menidurkan [name] diatas ranjang, dan menyelimutinya, lalu dia melepas kaosnya, membuat [name] langsung melebarkan matanya

'anjir, aku baru bangun cok, udah dikasih roti sobek aja 😭😭'

"Bang?? Mau ngapain bang?" Tanyanya kaget, begitu Lance berbaring disebelahnya

"BANG JANGAN BANG, AKU MASIH MINOR BANG!"

"apasih? Orang gabakal ngapa ngapain juga."

Ia mencubit pipi [name] dengan keras, meraih pinggangnya dan mendekapnya sekali lagi,

"Biar kamu nggak takut."

"Tapi gausah buka baju juga kali,"

"Nanggung udah dilepas."

★彡

BEBERAPA hari kemudian, berita akan kemunculan innocent zero di Easton dengan empat tersebar ke seluruh dunia

Untuk mencegah kepanikan, cerita dibuat bahwa para visioner suci telah mengusir mereka. Walau masih banyak yang meragukan itu

Karena peristiwa ini, biro sihir lebih memperketat keamanan mereka dan mencegah informasi bocor keluar

Mash, satu satunya orang yang tahu akan kebenarannya

Orang yang menjadi pusat dari insiden ini

Yang terbebani dengan informasi ini

Pergi ke pantai

"WOOOOOOO!"

SPAAASH

Whum whum

"Waktu musim panas itu wajib ke pantai!" Seru Dott sambil menggali pasi dan memakai kacamata hitamnya, "tapi aku belum pernah," ucap Mash

"Aku pernah, tapi tidak pernah bersama teman teman." Ucap Finn tiba tiba nimbrung, "aku juga tidak." Timpal Dott, Mash, dan Lance bersamaan

Lemon yang melihat interaksi teman temannya seketika berpikir, 'oke, jadi mereka itu semuanya jomblo payah. Kecuali [name]'

"Tapi apa kita harus kesini? Setelah semua yang terjadi itu?" Tanya Finn, "DI WAKTU SEPERTI INI KAU HARUS MEMECAH SEMANGKA, BODOH!" Jawab Dott enggak ramah bintang satu

WRIGGLE

Dott memegang sebuah semangka yang memiliki banyak tentakel 🌚 "ini semangkanya."

ZWOOM

"Jadi, aku harus memecah semang-" sebelum Mash menyelesaikan ucapannya, Dott melemparkan semangka bertentakel itu pada kepala mash

GLOMP SHLOOP

Semangka itu langsung mengkokop kepala Mash, dan tentakelnya mencolok lehernya, "kalau kau lengah, kau akan kehilangan seluruh darahmu." Jelas Dott, mengundang sentakan histeris dari Finn, "ITU BAHAYA! KENAPA KAU BAWA MAKHLUK ITU KESINI?!"

"Karena hidup adalah terus berjuang melawan kematian." Ucap Dott, pandangannya mendadak menjadi kosong

"Um... Maaf, tapi... Kenapa matamu tiba tiba jadi terasa hampa?"

SMASH

Mash menghantamkan kepalanya ke permukaan pasir, semangka yang mengokop kepalanya seketika hancur, "sudah kupecah. Sekarang kita makan?"

WRIGGLE WRIGGLE WRIGGLE

tentakel semangka itu menggeliat kesana kemari, "te... ri... ma... ka... si.... hhhh....."

'MANA BISA AKU MAKAN MACAM ITU!!' Batin Finn menjerit jerit, merasa jijik

"ayo kita segera berenang setelah selesai makan!" Ajak seseorang, sesi makan berakhir. Mash dan Dott tampak berlari larian dipesisir pantai sambil menciprat cipratkan air

Splash splishy splishy splash

"Wheee!"

"Wheee!"

Mereka berdua terlihat bahagia, dengan Dott yang menyemprotkan air pada Mash, dan Mash yang menghindarinya. Sementara yang lain memilih untuk duduk santai dipinggiran

"Aku tak percaya Mash itu anak innocent zero..." Ucap Finn yang duduk sambil memeluk lututnya disebelah Lance, ia memulai pembicaraan

"Melihat posisi Mash... Mereka entah bagaimana pasti akan mencoba menyalahkannya." Ucap Lance,

"Semua ini bahkan bukan salahnya." Ucap Lemon, ia menjadi khawatir dengan Mash

"Ini seperti kebalikan... Dari kedamaian yang Mash inginkan."

"Ini akan jadi ujian terbesar bagi Mash." Suara kepala sekolah tiba tiba menginterupsi pembicaraan ketiganya, membuat mereka seketika terkejut

"KEPALA SEKOLAH!!" Seru mereka disaat kepala sekolah terlihat duduk santai, dengan memakai kacamata hitam dan minum air kelapa

"KENAPA ANDA DISINI?!"

"Ini kan musim panas."

"TAPI AKU KIRA ANDA TERLUKA...'

SPLUCK

Disaat yang bersamaan, kepala sekolah tiba tiba batuk darah

"LIHAT KAN, ANDA MASIH TERLUKA!"

"KENAPA ANDA NEKAT DATANG KESINI!?"

"Musim panas itu cuma sekali setahun."

"BUKAN ITU MAKSUDKU!!"

"Seperti yang kalian tahu... Mash Burnedead tak akan pernah melihat kedamaian." Ucap kepala sekolah tiba tiba serius, perkataannya membuat semua orang disana seketika terdiam "kecuali kita bisa mengalahkan innocent zero."

"Dia bukan hanya memiliki sihir pribadi terkuat "waktu"... Tapi dia sekarang juga punya sihir "ruang" milikku. Dan dia memakai sihir terlarang untuk meningkatkan kekuatannya," jelasnya

"Menyebut innocent zero sebagai penyihir terkuat... Yang tercatat dalam sejarah itu tidak melebih lebihkan."

"Ditambah lagi, dia dijaga oleh kelima saudara Mash... Masing masing dari mereka juga adalah penyihir tingkat atas."

"Tiap orangnya memiliki kekuatan yang setara denganku... Atau bahkan lebih."

"Itu gawat sekali." Ucap Finn, berkeringat dingin, "masih ada lima yang sekuat itu?"

Kepala sekolah Wahlberg meneguk air kelapa mudanya, "jika tak ada yang menghentikan dia, itu sama saja dengan akhir dunia kita. Aku yakin itu."

"Aku tak menduga innocent zero akan mengumpulkan kekuatan sebesar itu."

"Kemungkinan kita menang hampir nol."

"Atau begitulah kalau dengan kondisi normal. Tapi kita memiliki elemen tak stabil yang mampu menggoyahkan apa itu normal. Elemen itu adalah Mash Burnedead."

"Latihan telah membuatnya unggul dalam hal hal berikut : kekuatan instan, ketangguhan, kekuatan mental, dan..."

"Tenaga otot yang luar biasa."

"Tenaga otot itulah... Yang menjadi kunci mengalahkan sihir terkuat."

"Tapi... Anda tak bisa menandingkan Mash begitu saja dengan penyihir terkuat di dunia." Sela Lemon,

"Tidak apa, Lemon." Sahut Mash, "aku bisa menang atau kalah. Itu artinya aku punya kemungkinan 50%"

"Dan otot otot ini tak pernah kalah. Jadi tambahkan itu jadi 100%." Ucap Mash, ia mengangkat kedua tangannya untuk memamerkan ototnya

Lemon seketika tersenyum 😊, "itu baru pria yang kucintai."

"Aku mengandalkanmu, Mash Burnedead." Ucap kepala sekolah, kembali meneguk air kelapa mudanya

"Serahkan saja padaku... Akan kuhajar para penjahat dan membawa kedamaian di dunia ini." Ucap Mash, ia berkata dengan penuh tekad, "aku juga... Akan lulus bersama teman temanku semua."

"Mash..." Panggil Finn, terharu

"Baiklah, tapi ujian akhir semester kan sebentar lagi." Ucap Lance, mengingatkan, "apa yang akan kau lakukan?"

"Huh?"

"Nilaimu jelek semua hingga kau hampir dikeluarkan."

"Oh..." Mash langsung berkeringat dingin, "ohhhhhhh... Ohhhh."

"Ngomong ngomong [name], kenapa kau digendong terus sih?!" Tanya Lemon dengan nada gak ramah bintang satu, [name] yang sedaritadi digendong oleh Lance tersenyum sombong,

"Alah bilang aja kamu iri ga bisa digendong Mash." Ucapnya, membuat Lemon langsung mendengus kesal, ia berlari pada Mash,

"Mash! Gendong aku doong~"

"Gak."

"Diem kalian semua, [name] lagi sakit, jadi aku gendong." Ucap Lance, Finn langsung menghampirinya, dan bertanya

"Sakit apa?"

"Sakit hati."

'cukup tau :)' batin Finn tertekan

Lance duduk disebuah kursi, dan mendudukkan [name] dipangkuannya. Ia mengambil coklat kecil dari saku celananya, dan menyodorkannya pada [name], "mau?"

[Name] menggeleng, dan melirik ke arah lain sementara Lance lanjut makan. "Lance," panggil Finn, ia menoleh

"Lehermu ada bekas gigitan." Ucap Finn memberi tahu, mendengar itu Lemon langsung menatap horror pada keduanya

"Digigit anjing." Ucap Lance, [name] langsung menekuk alisnya, "oh, anjing ya?"

'emang anjing sekecil itu?'

"Awas rabies." [Name] nyengir seribu makna, begitupun dengan Lance, ia memajukan bibirnya dan mendekati hidung [name], sontak [name] langsung membekap mulut Lance dengan telapak tangannya

"Stop sange pls."

★彡

DINI hari sebelum jam sekolah, [name] ketiduran di kasur Finn setelah menjelaskan padanya bagaimana ia adalah anak tiri Innocent Zero, sejauh ini hanya Finn, Lance, kepala sekolah, dan para visioner suci yang mengetahuinya

Ia bangun setelah mengalami mimpi yang panjang, Finn yang sedari tadi duduk disampingnya, menatap horror darah yang menetes dari jahitan di lengan kanan [name]

Dengan cepat, ia mengambil perban dan membalut lengan kanan [name], "semacam kutukan, ya...?" Tanya Finn, [name] manggut

"Aku nggak bisa jelasin detailnya." Finn mengangguk,

"Enggak apa apa, gak usah dijelasin,"

"Bangun, udah mau sekolah."

"Emang jam berapa?"

"Tiga pagi."

"Ngotak dikit."

Finn terkekeh, ia segera membantu [name] bangkit dari kasurnya. "Aku mau balik ke kamarku." Ucap [name], Finn mengangguk dan menuntun [name] untuk pergi ke kamarnya

alis [name] mendadak menekuk ketika menemukan pintu kamarnya terbuka, "kok kebuka?" Tanya [name], mendengar itu Finn langsung berkeringat dingin

"Umm... Umm... [Name]... Jangan marah ya." Alis [name] semakin menekuk, ia nyelonong masuk ke kamarnya dan menemukan pemandangan yang sangat alamak

"... Kalian ngapain?" Tanya [name] begitu melihat teman temannya, Mash, Lance, dan Dott

"[NAME]! AKU BISA JELASIN!" Teriak mereka bersamaan

"GAK ADA YANG BISA DIJELASIN, NGAPAIN KALIAN PAKE DALEMANKU?!"

"KITA BISA JELASIN--"

"DOTT, BIAR APASIH KAYA BEGINI?!"

"ITU---"

"KAMU JUGA, MASH! NGAPAIN IKUTAN?!"

"Aku kan udah sering pake baju kamu...?"

"TAPI GAK DALEMAN JUGA! LANCE, KAMU JUGA NGAPAIN SIH?!"

"mau beliin buat Anna, lucu."

CTAK CTAK CTAK

"Ampun [name], kita insaf." Ketiganya bersujud dikaki [name], disaat ia menjitak kepala ketiganya dengan tenaga ekstra, bahkan jari [name] sendiri sampai ungu

[Name] akhirnya duduk dikasur miliknya, sambil melipat kedua tangannya. Memelototi siapapun yang menatapnya

"[Name], maaf." Mash mengambil satu tangan [name] dan mengecupnya, menatap [name] dengan mata berkaca kaca, "stop plis."

[Name] menutup mulutnya sendiri disaat Lance tiba tiba meraih pinggangnya dan menariknya dari Mash, menggendongnya layaknya sebuah karung beras di bahunya

"Jangan pegang pegang!" Ucap Lance sambil memelototi Mash, Mash membalasnya dengan tatapan dingin, "ngatur. Aku kakaknya, minggat sana."

"Ngimpi. [name] aja lebih betah sama aku."

"[Name] tinggalnya sama aku." Keduanya lanjut bergelut lewat tatapan mata

"UDAH STOPPP!! LEPASIN DALEMAN AKU PLIS, JANGAN DIPAKE TERUS NANTI MELAR RRRRAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHH!!!!"

★彡

UJIAN akhir semester merupakan tantangan baru bagi Mash. Lemon duduk dihadapan Mash, dengan kacamata kotak yang bertengger di batang hidungnya, ia mulai memeriksa lembar demi lembar hasil ujian Mash

"Ini adalah hasil dari ujian yang telah kau kerjakan... Untuk lebih memahami kemampuanmu saat ini."

"Coba kita lihat. Bahasa sihir... 30."

"Sejarah sihir... 10."

"Potion sihir... 3."

"Matematika sihir... 10."

Shk shk shk shk shk shk shk shk shk shk

Mash bergetar dengan hebat, "uhhhhhhh. Ahhhhhhh."

"Mash masih bisa melanjutkan berkat nilai sempurna di ujian fisik..." Ucap Lance, "tapi ujian tertulisnya yang jadi masalah." Lanjutnya,

"Ahhhhh."

"Kurasa dia sedang error," ucap Finn, ia menoleh pada Mash, "dia pasti sangat benci belajar..."

"Aku mau pulang..." Gumam Mash sambil memegang kepalanya, "jangan cemas! Kami akan membantumu!' Ucap Dott, ia mengepalkan tangannya

"Dot, kau mahir belajar?" Tanya Mash, Dott seketika tersenyum 😊

"Tentu saja." Mash seketika kaget dan matanya melebar,

"Belajar adalah salah satu cara terbaik kau bisa melanjutkan ke tujuan mu. Anggap saja sebagai latihan untuk pekerjaan nyata dan lakukan sedikit demi sedikit tiap hari," jelas Dott,

"ditambah lagi itu akan terlihat baik di catatanmu. Kau tak ingin melihat ke masa kecilmu dengan penyesalan, kan." Mendengar itu, Mash kembali bergetar dengan hebat

Shk shk shk shk shk shk shk shk shk shk

"Uhhhhhhh."

Shk shk shk shk shk shk shk shk shk shk

"Ahhhhhhh."

BRAK

mendengar suara gebrakan meja, Mash dengan spontan melihat kearah sumber suara. Kertas ujian milik [name], dengan nilai 100++ di semua mata pelajaran

"Kau mengkhianatiku, [name]." [Name] tersenyum sombong dan mengibaskan rambutnya, "makanya belajar."

Mendengar itu Mash bergetar dengan hebat untuk kesekian kalinya

Shk shk shk shk shk shk shk shk shk shk

"Uhhhhhhh."

Shk shk shk shk shk shk shk shk shk shk

"Ahhhhhhh."

Mash menunduk dan mengepalkan kedua tangannya "Aku merasa sangat terkucil..."

"Jangan cemas. Aku akan ajarkan padaku semua yang kau butuhkan." Ucap Dott, menenangkan Mash, dia masih senyum 😊

"Ngh... T-tolong... A-ajari... A-a..." Mash menggerakkan giginya, "aku..." Dott tersenyum 😊, Lance mengambil buku, dan mulai menjelaskan

"Oke. Ayo kita mulai. Untuk matematika, kita mulai dengan matematik dasar. Kita lewati terapan dan langsung ke materi ujian."

"Ok."

"Penting bagimu untuk mengingat formula ini dan bagaimana memakainya, misalnya..." Mendengar penjelasan Lance, Mash melongo

"Selanjutnya sejarah sihir, jika kau mulai dengan mempelajari kosa kata yang penting, kau akan bisa..." Mash mulai ngiler karena kelebihan informasi, beberapa helai rambutnya mulai terangkat

"Sebuah trik mudah untuk mengingat bahasa sihir adalah..."

SPLUT

Helaian rambut yang terangkat semakin banyak, darah mulai keluar dari mulutnya, bahkan pupil matanya menghilang, Ia bergetar dengan hebat

"Pembelajaran sihir itu adalah..."

Drip drip

Darah mengucur semakin banyak dari mulut Mash, air matanya keluar dengan dengan deras dan

BOOM

Kepalanya meledak

"KAU TAK APA APA?!" Tanya Dott dengan khawatir ketika menemukan kepala Mash mengeluarkan asap, dan rambutnya berubah menjadi abu

"ADA SESUATU YANG MELEDAK!?"

FSH FSH

"Ah! Ahh!"

Rmbl rmbl rmbl rmbl rmbl rmbl rmbl

"Uhhhhhhh"

Rmbl rmbl rmbl rmbl rmbl rmbl rmbl

"Ahhhhhhh"

Mash bergetar dengan hebat untuk kesekian kalinya, "aku tak bisa... aku tak akan pernah bisa melakukan ini."

Dott mengangkat telunjuknya dan menunjuk Mash, ia menyentaknya, "itu bukan soal bisa atau tidak! Harus ini atau di d.o."

Mendengar itu, Mash langsung kena mental, "kalian jahat...!"

Mash mulai belajar dengan tenang, beberapa jam sudah terlewati, keadaan terdengar hening, ia melirik ke samping dan menemukan Lance, Lemon, [name], dan Dott yang terus melipat kedua tangannya sambil memelototinya, sedangkan Finn hanya menatap mereka

Mash kembali melirik pada kertas kertas dihadapannya, ia memejamkan matanya dan

SMASH

Kabur lewat jendela, melihat itu Dott, Lemon, dan Finn segera mendekati jendela yang pecah, "DIA KABUR!" seru Dott, "MASH!"

"Stop... Biarkan saja." Cegah Lance, "walau kita tahu akibatnya, jika dia hanya akan lari di kesulitan pertama yang dia temui, itu salahnya sendiri.

"Aku tak mau menghabiskan waktu... Mengajari seseorang yang tak mau belajar."

Finn terdiam sejenak, tetapi ia melangkah pergi, "yah, aku akan tetap mencari dia."

"Hmph." Lance melipat tangannya, menatap kepergian Finn

Tak lama, Mash kembali bersama Finn. Rupanya ia mengubur dirinya ditanah, untung saja Finn berhasil membujuknya, kini Mash mau untuk belajar

"Maaf aku telah kabur," Mash membungkukkan badannya pada Lance dan Lemon, "tolong ajari aku lagi."

"Hah! Sekarang aku jadi ragu! Kalau kau ma-" ucapan Dott terputus karena Lance segera menyuruh Mash untuk duduk, "duduklah."

Mash menurut, dan segera duduk. Lemon menyemangatinya, "kita pasti bisa, Mash!"

"CUMA BERCANDA!" Dott menaikkan suaranya, "MEMANG AKU SESOMBONG ITU!? APA SEMUA MEMANDANGKU SEPERTI ITU SEKARANG!?"

Tak ada satupun yang merespon Dott, semuanya mengelilingi Mash, dan mengajarinya, "mulai dari sini... Dan ini jadi begini..."

"DENGAR AKU! AKU JUGA MINTA MAAF, OKE!"

Lalu setelah itu... Walaupun belajar itu bukan keahliannya, Mash berjuang sekuat tenaga. Ia belajar mandiri, diajari oleh Lance, Dott yang menemaninya belajar, study date dengan Lemon di perpustakaan, belajar mandiri sambil mengangkat beban, diajari oleh Finn dan juga [name]

Hari ujian sudah tiba, Mash duduk di kursinya sambil memegang tumpukan kertas, teman temannya mengelilingi dirinya,

"Kita sudah berusaha."

"Lakukan yang terbaik, aku serius."

"Aku akan mendukungmu."

"Ok."

"Kita mulai ujiannya.' Ucap guru wanita itu, satu ruangan seketika hening, fokus dengan ujian masing masing. Mash mengerjakan ujiannya dengan sangat fokus, hingga banjir keringat dingin, beberapa jam terlewati, bell berbunyi

"Dan selesai!"

Dott dengan [name] menghampiri Mash yang masih terdiam setelah selesai mengerjakan ujian, dott terkejut

"Kau berkeringat luar biasa... Buset." Mash masih terdiam,

"NGOMONG DONG!? HEY!"

[Name] mengeluarkan sapu tangan, dan mengelap keringat dingin di wajah Mash, ia bertanya

"Gimana ujiannya?"

"... Susah."

"Aowkaowkwowk yang sabar."

Hari pengumuman hasil ujian telah tiba. Semua siswa sudah memegang kertas ujiannya masing masing,

"Ini dia... Kelulusan kita..." Gumam Mash, merasa gugup

"[FullName]." Panggil guru wanita itu, [name] segera menghampirinya,

"Kerja bagus. Tingkatkan lagi, ya" Puji guru itu dan menyerahkan kertas ujian milik [name], dan diterima dengan baik. [Name] melihat nilai ujiannya, 'seratus semua, apanya yang harus ditingkatin.'

[Name] duduk disebelah Lance sambil mengibaskan rambutnya, ia menyodorkan kertas ujian miliknya pada Lance

"Pinter." Puji Lance sambil mengelus-elus kepala [name], membuatnya langsung salah tingkah

"Mash Burnedead." Panggil guru itu, "hadir."

Guru itu langsung memelototi Mash begitu ia tiba dihadapannya, membuat Mash menunduk gugup, "kau ini selalu menentang... Akan sistem edukasi disekolah ini."

"Uh... Tapi aku tak bermaksud begitu."

"Dan nilaimu selalu buruk." Guru itu menyodorkan kertas ujiannya, "nghhh!"

Mash menerima kertas ujian itu, matanya melebar saat melihat nilai miliknya, "Aku ingin sekali bilang kau tak akan lama lagi berada disini..."

"Tapi aku lihat... Terkadang kau bisa juga menunjukkan usaha." Ucap guru wanita itu sambil tersenyum ikhlas

"Walau nilaimu bukan yang bisa dibanggakan."

"Whoa!" Kagum Dott saat melihat nilai ujian Mash, "KAU LULUS PAS PASAN!"

"Iya..." Mash menghela nafas, "yah, itu tadi gampang sekali." Ucapnya, mengundang amarah dari Lance, Dott, dan [name]

"Besar kepala!" Ucap mereka sambil menginjak injak Mash yang berjongkok melindungi dirinya, "yeah! Dasar besar kepala!"

Mash menerima bantuan yang sangat besar untuk ujiannya, kenangan dari teman temannya... Mengingatkan dia akan hal yang penting.

Bahwa melalui bantuan orang lain, kita jadi bisa terus maju

★彡

HARI yang berbeda, di biro sihir. Setelah campur tangan dari Innocent Zero, telah diputuskan bahwa Dott, Lance, Mash, dan [name]... Semua akan lanjut ke ujian akhir

"Kita berhasil sampai ke ujian akhir..." Ucap Lance, "mereka akan tetap lanjutkan meski potensi bahaya itu, huh?" Ucap Dott

"Selamat datang, kalian semua." Sambut kepala sekolah Wahlberg yang melayang di udara, "sebelum melanjutkan ke ujian akhir... Kalian masing masing akan ditanyai oleh salah satu dari visioner suci." Jelasnya,

"Jika mereka merasa kau tak layak... Kau tak akan bisa lanjut. Waspadalah." Peringat kepala sekolah

"Wawancara, huh?"

"Hmph... Masih ketat dengan formalitas, ya..."

"Ikuti petunjuk sesuai penguji kalian." Titah kepala sekolah, keempat siswa Easton itu mulai berbicara sendiri, menunggu giliran mereka tiba, hingga beberapa saat sudah terlewati, sisa Mash dengan [name]

"[FullName]." Panggil kepala sekolah, [name] yang lagi tidur seketika ngeleg sesaat, "hah? Oh."

Ia bangun, dan segera berjalan secara mandiri menyusuri lorong yang panjang itu, dan menemukan kembaran mammon obey me, Renatus Revol, visioner suci, immortal cane

"Nama?" Tanyanya, [name] menjawab

"[FullName]."

"Umur."

"16."

"Asal sekolah."

"Easton."

"Tempat tanggal lahir."

"Lupa."

"Bjir bisa gitu. Anak keberapa."

"Ngga tau, aku anak pungut."

"Kasian. Sihirnya apa."

"Sihir cinta."

"Ti ati jadi succubus."

"Kurang ajar, anjing."

"Bahasa. Tujuan jadi visioner."

"Gabut, terus iseng ikut ujian, ternyata lolos."

"Diterima, boleh ikut ujian akhir."

[Name] melongo tak percaya, "gitu doang??"

Alis Renatus menekuk, ia menatap [name] sambil menggaruk tengkuknya, "ya terus mau apa? Gelut? Males ah. Sama Orter aja sana."

"Oh iya Orter, baru inget." Renatus berjalan menjauhinya, [name] segera mengejarnya, "penguji macem apa kau ini?"

"Berisik, bocah banyak mau."

"Lah, penguji ga bener, pasti makan gaji buta!"

"Enak bener tuh ngefitnah, udah banyak omong, tukang fitnah lagi!"

"Alah! Visioner gajelas! Gelut sini anjink!"

"Ayok! Bocah ga guna kaya kau cuman remahan roti kalo dibandingin samaku!"

Keduanya lanjut adu mulut, hingga mereka tiba disalah satu ruangan, disana Mash dibelenggu oleh pasir milik Orter, dan hendak ditusuk, melihat itu Renatus berinisiatif untuk menghentikan keduanya

"Undeath."

Sebuah tangan besar muncul dan menghalangi pasir Orter untuk menusuk Mash, begitupun dengan Mash yang segera terbebas dari belenggu pasir

Renatus mendekati mereka sambil menguap, diikuti dengan [name] yang bete karena dia diseret, kerah bajunya ditarik oleh Renatus. Cie Dejavu

Semua orang disana terdiam, begitupun dengan Renatus, ia melipat tangannya dan berfikir, "huh? Aku lupa kenapa aku kesini ya?"

"Aku tadi mau ngapain kesini?" Tanyanya pada Mash, "yah... Aku tak tahu."

"Sama."

"Dasar orang aneh."

"Visioner gajelas!" Ejek [name] sambil memukul punggung Renatus dengan keras, membuatnya langsung memelototi [name] dan memegang kepalanya sendiri

"Gah! Ayolah... Sudah diujung lidah... Urgh..."

"Bantu aku! Aku hampir ingat..." Titahnya, Mash menurut, "uh, kalau kau tak bisa, yang lain juga tidak!"

"Diamlah. Aku sedang mencoba berkonsentrasi." Titahnya, "tapi-"

Renatus mendadak serius, "kau sudah diberi izin untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya..."

"Trimagicathlon ujian akhir visioner suci."

"Trimagicathlon ujian akhir visioner suci?" Ulang Mash, memiringkan kepalanya

"Saat ini, terdapat tiga sekolah sihir elit, akademi sihir Easton, akademi sihir suci Saint Ars, dan akademi sihir Walkis."

"Tiap akademi mengirim kandidat visioner suci terbaik mereka. Ujian akhir akan mempertandingkan kandidat itu untuk menentukan pemenangnya."

"TAPI! KEADAAN TELAH BERUBAH!"

"Kami merasa, Innocent Zero mungkin sudah... Menyusupkan seseorang sebagai siswa Walkis."

"Akademi Walkis selalu percaya kalau kekuatan adalah kebajikan. Mereka adalah sekolah elit yang menghargai kekuatan dan bukan hal lainnya."

"Jadi, siapa yang mengendalikan tempat itu? Tak lain adalah anak buah sang penjahat..."

"Mereka mengincar hadiah ujian akhir, tanda sang visioner suci, yang dikenal sebagai... Wand Of Beginnings (tongkat permulaan)"

"Itu diberikan untuk upacara kepada sang pemenang sebagai perayaan... Tapi tongkat itu adalah sumber kekuatan sihir yang sangat besar. Dengan kekuatan darinya, kau akan... Hm?"

Penjelasan Renatus terhenti ketika Mash tampak melongo dan mulutnya mengeluarkan darah karena kelebihan informasi,

"Pokoknya, ujian akhir visioner suci... Adalah perayaan seluruh negeri, sebuah persembahan untuk dewa."

"Kita tak boleh berhenti hanya karena firasat. Kita harus menjaga agar dunia tidak jatuh kedalam kepanikan, jadi..."

"Kami memasukkan dirimu kedalam turnamen itu... Untuk melindungi tongkat itu dan menghancurkan sekolah sihir hitam itu."

"Tak ada yang bilang ini akan mudah. Tiga besar Walkis itu bukan sembarangan. Dan nomor satu mereka, Domina Blowelive, saat ini adalah siswa penyihir yang paling kuat."

"Apa dia sekuat kami para visioner? Lebih kuat? Sulit mengatakannya... Melihat Domina mungkin saja anak Innocent Zero."

"Hancurkan sekolah sihir hitam... Hancurkan sekolah sihir hitam..."

"Pokoknya, menangkan turnamen itu... luluslah dalam ujian.. maka dunia akan menyambutmu sebagai visioner selanjutnya."

"Ujian akhir yang sebenarnya..." gumam Mash, Renatus beralih pada Orter, "kau juga nggak keberatan kan... Orter?"

"Domina... Blowelive." Orter membenarkan letak kacamatanya, ia melirik [name] sesaat, "hmph!"

Orter berbalik badan dan perlahan lahan menghilang, diikuti oleh butiran pasir yang mengelilingi tubuhnya, "aku akan bertindak sendiri... Jadi terserah kalian mau apa."

"Huh? Dia mundur?" Tanya Mash, "Orter harus mengurus urusannya sendiri." Jawab Renatus,

"Domina adalah pusat dari banyak rumor buruk di S.M.P. ada banyak pembicaraan soal visioner yang setelah Orter... Lalu juga yang sebelum Rayne. Mereka sangat hancur hingga tak ada lagi yang bisa dilakukan pada mereka..."

"Rumornya adalah bahwa Dominalah yang bertanggung jawab. Tak bisa dipercaya kalau seorang anak S.M.P bisa mengalahkan visioner, tapi bagi Domina itu bisa saja. Ingatlah kata kataku, tak ada siswa penyihir yang lebih tangguh dari dirinya."

"Domino Blulight ini akan jadi musuh terkuatku." Ucap Mash,

"Tak perlu cemas. Kami punya beberapa orang dari Saint Ars yang bersaing dengan Rayne tahun lalu. Akan kuhubungi mereka, beritahu dia untuk membantumu."

"Dengan Rayne... Aku yakin aku bisa mengandalkannya."

'Domina Blowelive? Blowelive? kakaknya kah?' Pikir [name], ia teringat perkataan sang pemilik tubuh,

'aku (name). (Name) Blowelive.'

'bergabunglah dengan Innocent Zero, dan temui kakak-kakakku'

'kau hanya memiliki dua pilihan, lakukan perintahku atau mati.'

★彡

HARI ujian akhir, di aula utama Easton tampak meriah, dengan suara tiupan terompet dan pukulan drum, kata kata sambutan mulai diucapkan oleh narator,

"Tuhan memberi kita dua anugrah. Kekuatan besar akan pengetahuan, dan kekuatan suci dari sihir."

"Sihir adalah segalanya didunia ini. Mereka dengan kendali penuh akan dianggap sebagai yang terdekat dengan tuhan!"

"Dan sekarang... Kita akan menentukan siapa siapa dari para penyihir ini yang paling dekat dengan pandangan suci Tuhan!"

"UJIAN AKHIR TRIMAGICATHLON... VISIONER SUCI, DIMULAI!!"

Para penonton bersorak, tiga pintu terbuka, para kandidat visioner keluar dari sana. Lance, Mash dan Dott, keluar dari salah satu pintu, [name] kemana? Telat dia

"PERWAKILAN DARI... EASTON!!"

"WALKIS!"

"SAINT ARS!"

Akan tetapi para kandidat dari Saint Ars tidak kunjung datang, membuat semua penonton terheran heran. "huh? Tolong kandidat dari Saint Ars, diharapkan masuk!"

"Tunggu! Apa ini?! Kami baru menerima surat dari Saint Ars," ucap narator itu sambil membaca isi suratnya, "tak bisa dipercaya! Para kandidat Saint Ars mengundurkan diri tahun ini! Apa yang terjadi?"

"Haha... Para kandidat Saint Ars... Sepertinya telah ketakutan." Ucap Domina, ia menjatuhkan tongkat sihir yang telah hancur dengan lumuran darah dari kepalan tangannya, lalu menginjaknya

"Akademi Easton. Apa kalian siap? Kalianlah selanjutnya."

"DIA TERSENYUM!" Finn histeris, "ITU ADALAH TONGKAT DARI PARA KANDIDAT SAINT ARS! DIA ITU MONSTER!"

"Hei, lihat itu." Ucap para penonton, menunjuk para kandidat dari Easton

Alih alih merasa tertantang, mereka malah mengadakan pesta minum teh, "siap? Siap untuk apa?" Tanya Mash sambil makan krim puff

★彡

ADA tiga sekolah sihir elit di dunia sihir. Easton, dimana kemanusiaan dan kasih sayang diajarkan berdampingan dengan sihir.

Saint Ars, dimana keadilan ditegakkan dan pelanggar dihukum dengan berat

Dan Walkis, dimana kekuatan berarti segalanya dan sihir diasah hingga tingkat tertinggi

Dalam 100 tahun terakhir, Easton telah menghasilkan 11 visioner dan Saint Ars 4. Sedangkan Walkis menghasilkan 85

Ada sebuah jarak besar diantara ketiga sekolah.

"Mereka cukup cerdas..." Ucap Domina, tersenyum mengejek, "untuk mundur setelah menyadari mereka tak layak untuk jadi visioner."

"Kami dengan senang hati menerimanya." Para penonton terkejut, disaat kepulan asap muncul, dan berubah menjadi tiga orang siswa tambahan dari Walkis

"Puncak dari sihir. Itulah yang dilambangkan oleh visioner. Easton, dengan penekanan pada karakter, tidak masuk dalam kriteria. Begitu pula dengan Saint Ars, dengan penekanan pada hukum dan formalitas. Kekuatan ada diatas segalanya. Itulah pandangan Walkis."

"Kami berenam, dari Walkis... Akan ikut serta dalam turnamen ini untuk membuktikan hal itu."

Para penonton seketika heboh dengan pernyataan Domina, Dott menyangkal,

"INI TIDAK BENAR! BUKANNYA TIGA SEKOLAH SALING BERKOMPETISI, INI PERTARUNGAN 3 LAWAN 6!!"

"Hmm? Tunggu, kalau totalnya 9 orang... Dan 3 orang mundur, ditambah 3 lagi..." Gumam Mash mulai berhitung dengan jemarinya, "totalnya jadi... 18 orang?"

"MASIH TETAP 9 ORANG LAH..."

"DIA SERIUS?"

"BAGAIMANA BISA JADI 18? AKU PAHAM KALAU DIA BILANG 12, TAPI..."

"Tapi tak penting berapapun yang harus kukalahkan..."

"Sungguh pemberani sekali..." Puji Domina, masih tersenyum

"Aku tak mau bertarung kalau bisa dihindari. Tapi ini demi kakek, adikku yang paling imut sejagat raya, dan teman temanku."

"Demi mereka yang penting bagimu? Aku bersimpati."

"Tapi keberanian tak akan membantumu mengalahkan ku. Superioritas kita sudah ditentukan sejak lahir," ucap Domina, "maksudku, itu benar kan? Kapan seorang adik melampaui saudara mereka yang lebih tua didunia ini? Dan melihat kau bahkan tak punya sihir, yah..." Lanjutnya, Mash seketika bingung

"Saudara?? Keluargaku cuma aku, kakek, dan [name]." [Name]? Alis Domina seketika menekuk, Dott menepuk bahunya dari belakang,

"Kau ini juga Innocent Zero. Mungkin maksudnya yang itu?"

"Oh itu."

"Tunggu..." Ucap seseorang dari arah belakang, itu adalah salah satu kandidat dari Saint Ars keadaannya begitu mengenaskan, "aku Kingruss, dari Saint Ars, sekolah Easton, dengarlah aku."

Ia terbatuk, dan terjatuh ke permukaan lantai, Mash segera berlari padanya

"Kau tak apa apa!?"

Mash berlutut disamping Kingruss dan menopang tubuhnya, "huff.. huff.. kandidat Easton.. kami dari Saint Ars telah kalah pada mereka. Mereka bahkan mengutuk keluarga kami."

Kingruss terbatuk darah, dan meremat bahu Mash, "kami telah mempermalukan diri kami... Maafkan aku..."

"Aku sungguh... Minta maaf!"

"Kalahkan mereka. Mereka.. tak boleh menjadi perwakilan terkuat..."

"Aku benci pembohong." Celetuk salah satu peserta dari Walkis, Levis Rosequartz, ia mengangkat telunjuknya dan mengarahkannya kebawah

"Dan itu semua adalah kebohongan busuk. Datang kesini dan bicara soal harga diri sekolah dan minta maaf... Itu memang membuatmu terlihat mulia, bukan?"

"Tapi, menyerah demi melindungi keluargamu? Itu lemah! Aku tak akan pernah melakukannya..." Yang punya Daddy issue diem aja deh ups- spoiler

"Kalau kau tak siap bertarung... Maka mundurlah, pecundang!!" Titahnya, ia mengeluarkan tongkat sihirnya dan menyerang Kingruss

Mash, Lance, dan Dott, segera bersiap menyerang balik, namun Lance dan Dott tiba tiba dijebak oleh suatu benda berwarna gelap yang mengurungnya, menyisakan Mash sendirian dan keenam kandidat Walkis

"Pisahkan mereka satu persatu... Sedangkan kita berenam bisa mengamuk sepuasnya!"

"SERANG DIA!!" titah Levis pada teman temannya

GWAH

6 jenis sihir yang berbeda dilayangkan secara bersamaan pada Mash, membuatnya terpojok dan

SLAAAM

"MASH!!" Teriak Finn dan Lemon dengan bersamaan, Mash ditutupi oleh kepulan asap, membuat yang lain berpikir jika dia terkena sihirnya

"Mampus satu..." Ucap Levis, tersenyum senang. Namun matanya melebar disaat menemukan serangan keenamnya diblokir oleh sebuah boneka raksasa

"Enam lawan satu... Kelihatannya itu tak adil." Ucap seseorang yang lain, para penonton yang melihat keempat sosok itu, Margarette Macaron, Abyss Razor, dan Abel Walker, mereka menatap tak percaya, "mustahil!'

"Bagaimana menurutmu..."

"Ibuku?" Tanya Abel, pada boneka yang ia gendong

"Dia masih bidadariku dengan bonekanya ya..." Gumam Mash sambil menutup mulutnya

"Aku kandidat visioner! Maaf aku telat!" Suara feminim milik orang berbeda, terdengar dari belakang ketiga orang itu. Ia muncul dibalik Abel, dan nyengir tak bersalah, "tadi nyatok dulu."

DEG

Domina, melihat gadis yang berjalan keluar dari belakang Abel, gadis dengan mata gelapnya yang nyaris tak memantulkan cahaya, tanda ganda yang memiliki lengkungan ditengahnya, membentuk simbol hati jika disambungkan. Ia melebarkan matanya, sesaat jantungnya berhenti berdetak

'[name]?'

★彡

"KAMI bertiga akan bergabung di pihak Easton."

"Kami tak punya kualifikasi untuk menjadi visioner. Kami disini hanya untuk mendukung mereka dan mewakili sekolah kami."

"Jika tidak, maka ini tak akan adil." Ucap Abel, mengakhiri pidato panjangnya, Domina senantiasa tersenyum, meski jantungnya berdetak tak karuan, emosinya bercampur aduk

Salah satu rekannya, Galuf Gargaron, berbicara, "siapa kalian ini?" Margarette memejamkan matanya, ia berbicara, "hoho... Siapa kami?"

"Kami adalah keluarga Mash Burnedead."

"Bukan." Sangkal Mash, "kalian keluarga, eh? Oh, aku suka itu."

"Kamu memang saling kenal, tapi bukan keluarga."

"Jika kau adalah temannya, maka kau yang akan mati duluan," ancam Galuf, "KALIAN SIAP?! CECUNGUK!" Galuf menerjang Margarette, dengan sihir asam yang mengelilinginya

"Galuf, tunggu." Cegah Domina, pergerakan Galuf terhenti, darah keluar dari tubuhnya, "inilah kekuatan... Dari keluarga."

"Kita bukan keluarga." Koreksi Mash,

"Kau boleh juga ternyata." Ucap Galuf, bahu Margarette tiba tiba memuncratkan darah, membuatnya keheranan, "wah, wah... Kapan itu terjadi?" Tanyanya,

"Galuf, mundur..." Titah Domina, mulai merasa kesal, soalnya [name] ada dibelakang Margarette, Domina takut sihirnya Galuf kena ke [name]

"Bahkan kau sekalipun tak akan lepas tanpa terluka."

"Aku sudah dengar rumornya," ucap Margarette, ia menjilat bibirnya sendiri 😧, "tapi bertarung denganmu sepertinya akan menyenangkan." Matanya melebar sesaat ketika ia melihat aura gelap yang dikeluarkan Domina,

"Walau tingkatku itu sangatlah berbeda. Baiklah, aku izinkan kalian bertiga ikut serta."

"Halo. Tolong jangan menentukan hal sendiri!" Tegur si narator, "kami akan periksa dengan pihak biro mengenai tambahan peserta dari Easton! Sedangkan untuk turnamennya, itu akan dilaksanakan esok lusa di tempat yang berbeda!" Jelas narator itu

"dan untuk [name], dimohon untuk tidak terlambat lagi!" Tegurnya, [name] nyengir dan membungkukkan badannya, "saya mohon maaf."

"Dengan ini, berakhirlah upacara pembukaan... Dari ujian akhir visioner suci!"

Satu persatu peserta juga penonton mulai meninggalkan tempat itu. Mash bertanya pada Abel,

"Kenapa dulu kita bertarung? Kenapa kau membantuku?" Abel terdiam, ia menengok pada Mash,

"Untuk membayar hutangku pada yang lain. Cuma itu saja, dan permintaan dari bocah kelinci yang disana," ia menunjuk pada [name] yang berdiri dibelakang Mash sambil nyengir,

Mash melirik pada [name] sesaat, lalu kembali menatap Abel, "membayar? Aku... Pernah pinjemin kau uang?"

"Itu lebih penting dari uang." Ucap Abyss, dari arah belakang, Mash memiringkan kepalanya sambil melipat tangannya,

"Kaya kue krim puff?"

Peserta dari Easton akhirnya pergi meninggalkan ruangan itu, meninggalkan [name] yang juga hendak melangkah keluar, tetapi langkahnya terhenti dikala seseorang memanggilnya dari belakang,

"[Name]..." Panggilnya dengan lembut, [name] menoleh kebelakang, mendapati Domina yang tersenyum sedih padanya,

"Kamu nggak kangen sama aku?"

[Name] menekuk alisnya, "maaf... Apa kita saling mengenal sebelumnya?" Mendengar itu, Domina terkejut bukan main, memang mereka terpisah selama dua belas tahun, tapi ia tidak menyangka [name] akan melupakannya

Domina mencengkeram kedua bahu gadis itu, dan menjitak dahinya dengan keras, membuatnya mengaduh kesakitan. Kepalanya mendadak pusing disaat berbagai macam ingatan sang pemilik tubuh disaat usianya masih balita terputar dipikirannya

Hingga ia mengingat satu hal, sosok lelaki dihadapannya ini merupakan kakaknya. Ah, akhirnya, mata [name] yang selalu terlihat kosong selama bertahun tahun, kini kembali bersinar, cahaya matanya kembali, "kakak...?" Panggilnya,

Mendengar itu, Domina tersenyum, ia menarik gadis itu ke pelukannya dan mengusap usap punggungnya,

"Shh... Kakak disini..."

Domina melepaskan pelukannya, dan menangkup wajah [name] yang bersemu merah dengan air mata yang mengalir dari matanya, dan ingus yang mengucur dari hidungnya

Tangannya turun ke bahu gadis itu, dan mendekapnya untuk kedua kalinya dengan erat,

"Jangan nangis... Nanti cantiknya ilang..." Bujuk Domina, ia mengelus rambut [name], dan mengecup dahinya

"[Name] sayang.. ikut sama kakak sebentar, ya?" [Name] mengangguk, dan membiarkan Domina membawa dirinya bersamanya

★彡

"INI dimana?" Tanya [name], ia melirik kesana kemari, begitu Domina menggenggam tangannya dan membawanya ke kediaman Innocent Zero,

Domina melepaskan tangan [name], "kamu keliling dulu aja. Aku mau nemuin ayah sebentar."

[Name] mengangguk, membiarkan Domina pergi sementara dirinya berkeliling, menyusuri lorong kediaman Innocent Zero itu, ia melirik salah satu foto berukuran yang terpajang di salah satu tembok

"Bjir." Gumam [name], ia melewatinya dan kembali berjalan

Beberapa saat sudah terlewati, [name] berhenti disebuah ruangan dengan meja bundar ditengah tengahnya. Ruangan itu kosong, ia melangkah masuk, tetapi langkahnya terhenti disaat seseorang menarik rambutnya, dan memutar kepalanya untuk menghadap padanya

"Antingmu bagus, buatku y-"

"[Name]...?"

"Tunggu- [NAME]?" Cowok dengan dandanan menyerupai badut itu- Famin, melepaskan cengkeramannya pada rambut [name], dan beralih menangkup kedua pipinya, lalu turun ke lengannya, dan mendekapnya

"[Name] udah gede ya sekarang." Ucapnya,

BRAK

Pintu lain terbuka secara paksa, menunjukkan lelaki lain yang menghampiri mereka, rambutnya basah dan hanya mengenakan handuk, tampaknya dia baru selesai mandi

"Asal lu tau ya, Min. Aku rela ninggalin bak mandi isi kembang tujuh rupa yang bagus banget buat kulit KARNA KAMU TIBA TIBA TERIAKIN NAMA ADEKKU YANG PALING IMUT PALING MENGGEMASKAN SEJAGAT RAY-"

"Berhenti bicara omong kosong, [name] memang ada disini."

Dia seketika terdiam, matanya melebar, lalu berteriak dengan histeris, "[NAME]??? OMAAAYYYGGGYAAAAAAATTTTTTTTTTT, [NAME]-KU, SAYANGKU, CINTAKU, BELAHAN JIWAKU, SEPARUH NAFASKU, KAKAK KANGEN BANGET SAMA KAMUUU!!"

[Name] ditarik dengan paksa dari dekapan Famin, dan dipeluk dengan erat oleh orang yang baru datang itu, ia terlihat sangat senang, hingga melompat lompat

"Pake bajumu, Delisaster. [Name] akan berpikir kau akan mencabulinya jika kau terus mendekapnya tanpa memakai baju. Kau itu sudah tua, sadar diri." Peringat Famin, ia melipat tangannya

"Alah berisik, kau yang seharusnya sadar diri! Kau lebih tua dua tahun dariku!" Delisaster melepaskan dekapannya pada [name], ia menangkup kedua pipinya,

"ini beneran [name] kan?! Iya kan??" Tanyanya memastikan, ia menampar kedua pipi [name] secara bergantian, "BENERAN [NAME]!!"

"AAAAAAAAAAA [NAME]!!! AKU KANGEN BANGET SAMA KAMUUUU!!" Delisaster mengangkat [name] dan berputar, membuat [name] melayang layang di udara, lalu menurunkannya lagi,

"Terakhir liat [name] masih cimit, sekarang udah gede." Tambahnya, sambil mengigit pipi [name], sontak ia langsung berteriak

"AAAAAAA PEDOFIL!!!"

"NOOO, KITA BUKAN PEDOFIL, KITA SISCON!" malah cosplay Lance :)

'kok Dejavu ya?' Batin [name]

"Udah, diem kalian." Ucap Famin, ia menarik lengan [name] dan menggendongnya dengan bridal style, "yuk kita ke dapurnya Epidem, minta pudding." Ajaknya, Delisaster segera berlari mendahuluinya

"EPIDEEEMMMMM!!! MINTA PUDDING! ADA [NAME]!!" teriaknya sambil berlari dikoridor, "aku mau ke ruangan ku dulu ya, ngambil Amer. Bye bye 🤫🧏🏻‍♀️!" Famin berdehem, dan fokus pada tujuannya untuk pergi ke ruangan Epidem

Sesampainya disana, Famin menurunkan [name], dan om om berjas kantoran- Epidem, datang, ia langsung menutup mulutnya dengan dramatis, "[NAME]???"

Ia berlari padanya, dan memeriksa tubuh [name] dari ujung kepala hingga ujung kaki, "KURUS BANGET!! PASTI GA DIKASIH MAKAN SAMA ORANG TUA BARUNYA!"

"WAH, GA BENER." Sahut Delisaster dari arah pintu, ia membawa tiga botol disatu tangannya, "BUNUH! BUNUH!" Soraknya, Famin langsung mengeluarkan kartu kartu miliknya,

"STOP FITNAH PLS, AKU DIKASIH MAKAN KOK!" Sanggah [name], ketiga kakaknya itu seketika duduk didepannya, membuat [name] keheranan, "ngapain?"

Delisaster menggeleng, ia meraih lengan [name], "nggak apa apa, kita cuman bersyukur aja kamu masih hidup."

[Name] turut duduk dihadapan mereka, ketika ia menyadari bahwa mereka akan bercerita panjang lebar kali tinggi

"saat kamu diculik, aku masih empat belas tahun," ucap delisaster, matanya mendadak mengosong, "kita lagi main ditaman bunga, waktu itu, kita ninggalin kamu sama Domina. Sementara kami pergi ngambil makanan dari kastil."

"Waktu kami kembali, Domina pingsan, badannya luka luka. Kamu nggak ada disana."

"Waktu ayah tahu akan hal itu, dia ngamuk. Terus nyiksa kita semua, karena saat itu memang asalnya jantung kamu mau diambil."

"Kami bener bener ngerasa putus asa, apalagi Domina, dia ngaku nggak bisa melindungi kamu disaat saat kamu diculik. Tapi disisi lain kami bersyukur, karna kamu nggak jadi dikorbanin sama ayah."

"Kita seneng ngeliat kamu kini udah gede, makin cantik, makin dewasa." Ucap Delisaster, sambil memeluk [name], diikuti oleh kedua kakaknya,

"[Name]. Jangan datang kesini lagi," peringat Famin, mereka langsung melepaskan pelukannya, "kita gamau kamu dikorbanin sama ayah."

"Sihir kamu besar, kita gamau sihir kamu diambil sama ayah."

"Doom, aku, Epidem, Delisaster, Domina, itu udah cukup, [name] jangan ikutan."

"Kenapa kamu bawa dia kesini?" Tanya Famin, pada Domina yang sedari tadi berdiam didepan pintu, "kamu tau kan tentang rencana ayah ke [name]? Kenapa kamu bawa dia kesini?"

"Aku cuma ingin nunjukin kalau [name] masih hidup, kalian juga pasti kangen sama [name]" jawab Domina, ia menghampiri [name] dan menggenggam tangannya

"Kita gak mau ambil resiko, Domina. Kita gak mau [name] kenapa napa. Ayah yang pertama nemuin kalau [name] masih hidup, itu berarti pertanda buruk!" Sentak Famin,

"Kita gak mau tau, pulangin [name] dan jangan bawa lagi kesini." Titah Famin, Domina seketika mengepalkan tangannya, mengingat [name] sekarang tinggal bersama orang yang ingin sekali ia lenyapkan, Mash

"Tapi kak-"

"Domina, nurut. Ini demi kebaikan [name], kamu sayang, kan, sama [name]?" Ucap Epidem, Domina mengangguk, "karena itu, biarin [name] hidup tenang, siksaan dari ayah biar kita yang nanggung."

Epidem mengambil satu potongan pudding dan menyuapkannya pada [name], [name] mengunyahnya dan langsung menelannya, tak lama kemudian ia mulai mengantuk

"Cukup tangan kita aja yang kotor, tangan [name] harus tetep bersih."

Itu adalah kata kata yang terakhir [name] dengar, ia merasa sangat mengantuk, dan pada akhirnya kehilangan kesadarannya

★彡

"[NAME]... Bangun..."

[Name] merasakan pipinya ditepuk tepuk oleh seseorang, membuka matanya, ia menemukan dirinya berbaring dilantai asrama, dengan kepalanya berada dipaha Abyss, ia mendengar suara keributan massa dari arah balkon

"Kamu kok tidur diaula? Kaya orang homeless aja. Ya kan, Bu?" Ucap Abel, berbicara pada bonekanya,

[name] tak menanggapi, ia masih asik berbaring, bahkan memeluk pinggang Abyss, membuatnya seketika membeku ditempat, woi, ada Lance loh 😁

"Ngantuk ah, mau tidur lagi."

"Kebo banget." Ejek Lance, yang melangkah masuk dari balkon, dan duduk dilantai, ia menarik pinggang [name], menjauhkannya dari Abyss

"Kok bisa tidur di aula sih? Untung tadi Abyss nemuin." Lance mendudukkan [name] dipangkuannya dan memeluk pinggangnya dengan erat hingga [name] sendiri susah nafas. Lance mendekat ke telinga [name] dan berbisik

"Dibawa sama Domina?" Suaranya sangat kecil, hanya mampu didengar oleh [name], ia mengangguk

"Diluar ada apa?" Tanya [name], melihat keluar balkon yang disana ada Mash, kepala sekolah Wahlberg, dan juga Dott dan Lemon

"Warga tau Mash gapunya sihir, jadi di demo."

[Name] menatap Mash, disaat yang bersamaan Lemon langsung menerjangnya, "KITA AKAN MENIKAH!"

"Lah kenapa?" Tanya Mash, bingung. Sedangkan Dott langsung tantrum

"Aku mau tidur lagi ah." [Name] kembali memejamkan matanya, Lance menyandarkan kepalanya di bahu [name] dan bersenandung dengan lembut

"Mimpiin aku, ya."

"Ogah."

★彡

☆ CAST ☆

[ IDENTITY ]
name : Charles Contini - Domina Blowelive - Levis Rosequartz

[ IDENTITY ]
name : Renatus Revol

[ IDENTITY ]
name : Orter Madl ( ngh 🛐 )

[ IDENTITY ]
name : Margarette Macaron - Abyss Razor - Abel Walker

[ IDENTITY ]
name : Lemon Irvine - Finn Ames

[ IDENTITY ]
name : Dott Barrett - Mash Burnedead - Lance Crown

[ IDENTITY ]
Name : [Name]

Tbc.
05/04/24

Continue Reading

You'll Also Like

11.8K 2K 33
❀੭ ࿔ my world ────── kdj x you special for october 2023 end.
10K 2K 5
Tiga kali dikeluarkan dari sekolah karena selalu membuat ulah. Akhirnya sang kakak menyarankanmu untuk bekerja sebagai penjaga kasir toko buku. Tapi...
3.4K 685 10
Kelanjutan dari Immortal FushixReader. Sebelum membaca cerita ini alangkah baiknya Reader-san membaca book Immortal (FushixReader) agar tahu jalan ce...
48.8K 7.4K 25
𝗞𝗶𝗺𝗲𝘁𝘀𝘂 𝗻𝗼 𝗬𝗮𝗶𝗯𝗮 (𝗩𝗮𝗿𝗶𝗼𝘂𝘀) 𝘅 𝗙𝗲𝗺! 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿 Memandang dirinya tak cukup satu kali. Perlu ketelitian ketika kau menatapnya...