SHORT STORY [ Zayyan x All ]

By LollyCandy22

35.6K 2.4K 427

bxb area- ! Aku sudah kasih peringatan. Jadi bagi yang gak suka silahkan keluar dari lapak ku secara baik-ba... More

Jealous [ Sing x Zayyan ]
Teman? . [ Leo x Zayyan ]
Last Love [ Wain x Zayyan ]
Alzhemeir [ Lex x Zayyan ]
Do You Love Me? [ Sing x Zayyan ]
Love behind lens [ Leo x Zayyan ]
Hadiah Terbaik [spesial Sing Birthday]
Backburner [ Davin x Zayyan ]
Still a chance [ SingZay ]
Fanboy [ Spesial Zayyan Birthday ]
Wanna Be Yours [Sing x Zayyan ]
Backburner II [ Davin x Zayyan x Sing ]
Hybrid [Sing x Zayyan x Leo]
Hanahaki Byou [ Wain x Zayyan ]
Eksperimen 101 [ Sing x Zayyan ]
Galak [ Sing x Zayyan x Leo ]
Wacana [ Random Fake chat ]
Wanna be Yours II [ Sing x Zayyan ]
Anniversary [Zayyan x Member]
Ghoul [SingZay]
Marry Christmas [Sing x Zayyan]
The red thread that binds - Sing x Zayyan

Persephone [Sing x Zayyan]

1.1K 109 24
By LollyCandy22

[Disclaimer cerita hanya karangan belaka, peminjaman nama tokoh dan visual tidak untuk di bawa ke real. ]

——— 0%

50%

70%

100%

Story of Persephone play. Enjoy it. ——;

•••••

Zayyan itu pria manis dengan senyum secerah matahari nya yang mampu menarik perhatian orang-orang di sekitarnya dengan mudah meski pria itu hanya berdiam diri memandangi segerombolan ikan koi pada kolam ikan milik kepala sekolah nya.

Dirinya memang tak terlalu pandai bersosialisasi, tapi siapa yang tak mengenal sosok pria pendek manis yang gemar sekali maju dalam setiap perlombaan seni yang ada semenjak masa sekolah. Apa yang si manis tak bisa? Ia bisa melukis, membuat lagu, bermain piano dan biola serta alat musik tradisional Korea, lalu ia juga dapat menari balet serta tarian modern lain nya. Seperti seolah Zayyan telah meresap menjadi seni itu sendiri, seolah setiap langkahnya adalah nyanyian merdu hingga membuat banyak pasang mata melirik tertarik pada sosoknya yang hanya berjalan dengan anggun melewati mereka. Juga karena aroma alami bunga Carnation yang selalu menguar dari tubuhnya, serta kelembutan yang seolah seperti hutan hujan sejuk setiap kali berdekatan dengan Zayyan.

Zayyan itu yatim piatu, ia kini di urus oleh kedua orang tua Gyumin, sahabat baiknya sejak kecil. Tak membedakan sama sekali, keduanya memperhatikan Zayyan layak nya anak kandung dengan penuh kelembutan dan kehangatan

Jika bertanya kemana kedua orang tuanya, mereka menghilang dalam badai salju saat Zayyan akan berusia tiga belas tahun, saat itu mereka berniat untuk membelikan sang anak kado spesial sebagai apresiasi kepada si manis yang baru saja memenangkan lomba balet klasik pada usianya saat itu. Namun badai besar yang tiba-tiba saja datang entah kenapa seolah menghapus kedua orang tuanya tanpa jejak yang tersisa. Mobil nya bahkan tak di ketemukan, tak ada sisa sisa yang di tinggalkan dari keduanya, seolah benar-benar lenyap dalam sapuan badai tanpa jejak sedikit pun.

Dan saat di malam dirinya merasa dunia nya berantakan akibat kabar buruk itu, Zayyan tak sadar bahwa dirinya membawa letupan badai yang menerjang hutan serta tumbuhan hutan yang mengalami kematian mengenaskan tanpa sebab yang jelas.

"Apa yang kamu gambar kali ini? " Gyumin mendudukkan pantatnya pada sisi Zayyan yang kini tengah berkutat pada buku sketsa dalam genggaman nya, garis garis coretan kasar itu terlihat mulai membentuk gambar yang cantik

Pria manis itu sejenak merenggangkan jari-jarinya yang kaku, lantas menutup buku berisi banyak lembaran gambar miliknya itu lalu menatap kepada Gyumin yang tengah sibuk mengunyah sebuah roti melon.

"Kamu tidak ada di kantin, jadi aku membelikan nya juga untuk mu. Ini" Dua buah roti melon dan sekotak susu strawberry tersodor tepat di depan wajahnya. Zayyan menerimanya dengan senyum dan ucapan terimakasih yang tulus. Padahal dirinya yang lebih tua beberapa minggu dari Gyumin, tetapi sosok hangat namun penuh melindungi yang hadir pada Gyumin seolah membuat pria yang memiliki tinggi lebih darinya dua centi itu terlihat seperti kakak baginya.

"Apa perasaan mu sedang baik? " Gyumin kembali melontarkan pertanyaan saat hidung nya mengendus sebuah aroma yang cukup menyenangkan. Zayyan mengedip bingung, namun anggukan kepala pada akhirnya ia berikan sebagai jawaban.

"Aku baru saja menyelesaikan lukisan ku tadi malam. Symphony of flowers. Aku menamainya begitu, karena aku selalu memaknai bahwa setiap kehidupan cantik yang mekar dari sebuah bunga sebagaimana simponi baru yang terlahir pada bumi yang tua ini. Seperti sebuah harapan kecil yang menjadi lantunan melodi yang memenangkan dari setangkai kuncup bunga yang mekar. " Jelasnya dengan mata yang berbinar-binar penuh apresiasi. Sebulan sudah dia merencanakan lukisan yang baru bisa ia selesaikan tadi malam itu. Lukisan sederhana dengan polesan warna cantik pada kanvas, sebuah bunga yang baru saja mekar tepat di dalam sebuah buih lautan yang di terpa oleh cahaya matahari pagi yang menenangkan, seolah perasaan nya pun tersalurkan pada lukisan itu.

Gyumin tersenyum bahagia menyambut rasa senang yang hadir pada Zayyan. Semenjak memasuki SMA, Zayyan meminta dengan yakin kepada kedua orang tua Gyumin untuk tinggal terpisah pada sebuah apartemen yang tak jauh dari sekolah, dan membiarkan nya bekerja paruh waktu hingga kini mereka mulai memasuki masa kuliah pada universitas yang sama. Zayyan begitu karena merasa sangat tak enak jika terus bergantung dengan keluarga Gyumin, padahal mereka benar-benar sangat tak keberatan sama sekali jika Zayyan terus tinggal di sana bersama mereka. Itu sebabnya Gyumin menjadi begitu posesif dan terus mengikuti si manis pada ruang lingkup yang bisa ia capai agar teman baik nya itu tidak kenapa-kenapa.

"Oh ya, mengapa kamu bertanya tentang suasana hati ku? " Zayyan bertanya demikian, membuat kedua kelereng coklat milik Gyumin kini menatapnya kembali di sertai tawa kecil

"Kau tau, aroma pohon Pinus serta Lily Lembah menguar dengan begitu memabukkan nya dari dirimu ketika suasana hati mu sedang begitu baik. " Jelasnya yang membuat si manis hanya dapat menggaruk pipinya penuh kebingungan.

Jujur saja Zayyan tak pernah mengerti tentang setiap orang-orang yang selalu mengatakan bahwa aroma tubuhnya selalu berubah-ubah. Namun orang-orang lebih sering menghirup aroma pohon Pinus serta Lily Lembah menguar darinya karena Zayyan sering kali dalam suasana hati yang baik. Tetapi padahal dirinya tak pernah dapat membedakan aroma aroma itu, meski dirinya kerap kali mandi dengan sabun dengan aroma Rose Garden, Gyumin dan orang-orang yang kerap berinteraksi dengan nya selalu mengatakan hal yang berbeda tentang aroma tubuhnya.

"Padahal aku memakai parfum Citrus dengan tambahan apel manis, tetapi mengapa dirimu selalu mencium aroma yang berbeda sih? Aku tidak mengerti" Ucapan dengan nada kebingungan itu tak lantas Gyumin balas. Pria itu hanya mengatupkan bibirnya dan menatap ke arah lain.

"Zayyan! " Namun panggilan dari sosok seorang wanita berambut sebahu yang berdiri pada ambang pintu kelas kesenian membuat keduanya menoleh

"Dosen Lee memanggilmu, dia bilang ada sesuatu yang ingin dia bicarakan dengan mu"

"Baiklah, terimakasih Sooyoung-sshi untuk pemberitahuan nya. " Balasnya dan wanita itu segera berlalu dengan Zayyan yang mulai merapikan alat-alat nya.

"Aku akan menemui dosen Lee lebih dahulu, Gyumin jika kelas mu sudah selesai, pulang lah lebih dahulu tak apa, aku akan mampir untuk makan malam nanti. Aku rindu bibi dan paman. " Ujar Zayyan dengan senyum manisnya, melupakan pertanyaan nya yang tadi begitu saja dan lekas berlalu meninggalkan Gyumin dalam keheningan yang melanda seketika.

"Aku tidak berhak memberitahukan apapun kepada mu. "

••••••••

Yah semuanya berjalan dengan baik sebelum mimpi buruk seolah menimpanya serta meruntuhkan dunia yang sudah di tata dengan sedemikian rapih.

Ia mengalami sebuah peristiwa yang tak pernah dapat di pikirkan dengan baik oleh akal manusia biasa. Kematian berulang yang terus menghantui nya hingga membuat dirinya merasa frustasi, kisah akhir yang tragis seolah selalu menanti dirinya pada setiap akhir kehidupan yang sudah lima kali terulang itu

Atau bisa di bilang, dirinya mengalami sebuah peristiwa yang di sebut Regresi. Dimana dirinya selalu kembali pada titik awal konflik setelah kematian menjemputnya dengan tragis.

Pria manis itu kini terlihat memandangi wajah nya yang terlihat lelah pada cermin, pipi bulatnya sudah menghilang, wajahnya terlihat menirus begitupun badan nya yang juga menyusut karena Zayyan tidak makan dengan baik setelah semua hal yang ia lalui secara tiba-tiba itu.

Dirinya belum lama ini pulang dari jadwal kuliahnya setelah hari dimana ia kembali pada titik dimana semua kesengsaraan nya di mulai, ia bahkan masih ingat kemarin malam bagaimana lagi-lagi pristiwa dimana hubungan nya dengan sang kekasih berakhir begitu saja dengan perasaan hambar yang kosong tanpa sisa. Perasaan cinta yang dulu melambung tinggi itu menghilang pada kehidupan nya yang kelima ini, akibat dari rasa lelah karena frustasi akan kematian menenangkan yang tak pernah ia dapatkan. (karena Zayyan selalu kembali regresi setiap kali dirinya mati hingga kini adalah regresi kelima nya)

Ia mendesah frustasi, memejamkan mata lelah itu sejenak untuk kembali melihat bayangan-bayangan mengerikan yang seolah menghantui nya semenjak awal dari semua ini

Dimana dirinya seolah terjebak pada sebuah labirin besar nan gelap, seolah menjeratnya pada jalan yang tak berujung hingga merenggut kewarasan nya, membuat dirinya terjerat tiap kali hawa dingin nan mencengkam itu seolah mengurungnya dalam kehampaan tanpa batas. Serta bagaimana mata dengan kelereng merah darah yang selalu ia temui pada persimpangan labirin yang gelap pekat yang menyiksa, seolah mata itu terus mengawasinya kemanapun dirinya berlari

Dan terakhir adalah bisikan dengan nada dingin menakutkan yang seolah menekan nya untuk tetap mengingat suara itu, bagaimana suara itu yang berkata bahwa Zayyan hanyalah miliknya seorang, dan akan selalu begitu meski dunia berulang kali mengalami kiamat.

Ia mengusap kasar wajahnya, memikirkan semua hal itu hanya membuat pemikiran nya semakin rumit dan perasaan nya semakin tertekan, maka dengan segera ia memilih untuk membasuh wajahnya dengan air dingin yang menyejukan sebelum berlalu kembali menuju kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya yang begitu lelah. Kali ini Zayyan akan mencoba untuk tidak kembali mati dalam keadaan yang menyedihkan.

••••••

"Hei, kamu pucat, apa kamu sakit? " Gyumin bertanya dengan khawatir, kelereng coklat nya menatap cemas kepada Zayyan yang terlihat pucat hari ini

"Aku hanya lelah. " Namun jawaban dengan nada datar itulah yang ia Terima. Zayyan adalah orang yang keras kepala, maka ketika lagi-lagi jawaban itu yang dirinya dapatkan, Gyumin tak lagi bertanya meski aroma Lavender serta Embun Dingin terasa mengusik indra penciuman nya. Zayyan sedang memiliki perasaan rumit yang sedih.

"Zayyan, ayah dan ibu bertanya tentang dirimu, sudah sebulan ini kamu tidak datang berkunjung, mereka merindukan mu. " Gyumin berujar dengan hati-hati, matanya menelisik setiap perubahan ekspresi yang tampil pada raut wajah si manis, sedangkan Zayyan yang tengah sibuk berkutat dengan coretan kasar pada buku sketsa nya terlihat terdiam sejenak

Benar juga, akibat semua perasaan kacau yang ia rasakan ia jadi lupa bahwa ada orang-orang yang masih memperdulikan nya dan mengkhawatirkan nya termasuk dengan Gyumin. Meski lima kehidupan yang terus ia lalui dengan akhir yang buruk itu, Zayyan selalu mengingat bahwa Gyumin dan kedua orang tuanya adalah orang-orang yang masih tetap mengulurkan tangan mereka untuk membantu nya dalam segala hal. Ia jadi merasa bersalah sekarang.

"Maafkan aku, aku akan datang malam ini untuk berkunjung, paman dan bibi tidak sibuk kan? " Gyumin berbinar senang, ia jelas mengangguk begitu antusias sebagai jawaban

"Tentu saja, mereka selalu menantimu untuk berkunjung, aku juga merindukan berbagi banyak cerita denganmu, kau tau bagaimana dirimu yang seolah menghindari ku selama sebulan ini membuat ku sedih? " Pria itu berujar dengan tatapan nya yang menurun sedih, bagai anak anjing yang dibuang oleh sang pemilik hingga Zayyan tak bisa untuk tidak menarik senyum gemas nya

"Aku akan membuat kue Chapssalteok dan membawa nya untuk mu nanti. "

"Sungguh? Wah aku benar-benar mencintaimu Zayyan. " Ia berujar dengan heboh hingga memberikan pelukan erat kepada Zayyan yang hanya menanggapi nya dengan senyuman simpul.

"Kelas akan di mulai, kebetulan kita memiliki jam yang sama hari ini. Ayo" Ajak Gyumin kepada si manis yang mengangguk kecil, buku sketsa yang menganggur di atas meja tadi kini sudah berpindah dalam dekapan nya, Zayyan bangkit dari kursi dimana dirinya duduk tadi pada halaman belakang universitas, namun ketika dirinya berniat berbalik ia justru menabrak dengan cukup kuat tubuh seseorang yang segera menahan pinggang kecil nya agar tidak terjatuh

Zayyan berkedip pelan sejenak, menyadari bahwa dirinya kini tengah berada pada pelukan seseorang, ia menatap dada bidang yang baru saja ia tabrak itu, lantas mendongak untuk menatap sosok yang masih melingkarkan lengan pada pinggangnya.

Dadanya bergemuruh dengan hebat seketika, ia bahkan tanpa sadar menahan nafasnya ketika kelereng coklat madu miliknya kini beradu pandang dengan kelereng hitam legam milik pria dengan tinggi badan kontras di hadapan nya ini

Tatapan dalam di balik wajah dingin itu seolah memberikan euforia aneh yang mendebarkan hati nya, seolah ada rasa sesak, sakit, serta rindu yang seketika memadat menjadi satu dalam dada nya hingga membuat dirinya menjadi pusing seketika

"Zayyan! Kamu engga apa-apa? " Panggilan Gyumin dengan nada cemas itu kembali menariknya dalam realita. Ia segera menegakkan tubuhnya dan melepaskan rangkulan pada pinggangnya itu. Kelereng madunya melirik malu-malu pada sosok yang masih menatapnya lekat tanpa mengatakan apapun itu

"Engga apa-apa, aku justru baru saja menabrak orang lain. " Ujarnya dengan perasaan tak enak yang ia tujukan pada sosok pria itu, Gyumin hanya dapat menghela nafasnya melihat hal itu

"Ah iya, maaf karena aku sudah menabrak mu, aku ceroboh, apakah kamu tidak apa-apa? " Ia tak berani kembali menatap orang itu, yang ia lakukan sekarang hanyalah menunduk dengan ucapan penuh rasa tak enak hati di sana

Dan setelah nya yang Zayyan dengar hanyalah helaan nafas pelan, sebelum suara berat itu terdengar

"Lain kali perhatikan jalan mu, kamu mungkin bisa saja tersandung kaki mu sendiri. " Ujarnya dengan ekspresi wajah yang tak berubah, namun entah mengapa Zayyan seolah merasakan kekhawatiran di balik nada datar itu.

Pria manis itu hanya bergumam dengan sedikit tak jelas, pandangan nya masih senantiasa ia tundukan, hingga Zayyan melihat bagaimana sepatu hitam itu mulai melangkah meninggalkan dirinya dalam kebisuan yang membingungkan. Zayyan sejenak kembali menahan nafasnya kala aroma Leather Fragrance serta sandalwood seolah menggelitik penciuman nya, ia mendongak untuk memandangi punggung lebar tegap yang berjalan menjauh darinya itu, dengan tatapan mata yang tak bisa di jabarkan Zayyan seolah terpaku menatap pria asing yang tak pernah ia temui itu.

"Zayyan. Ayo. " Sentuhan lembut Gyumin pada lengan nya membuat Zayyan tersadar, ia menatap kepada sang sahabat sejenak, lantas segera berbalik untuk menuju kelasnya yang akan di mulai beberapa menit lagi.

Tatapan dalam itu, terasa tak asing baginya.

•••••

"Bagaimana? Kau sudah melihat nya kan? " Pertanyaan itu terlontar dari sosok yang sedang bersandar tanpa beban pada ambang pintu sebuah kamar dengan pencahayaan yang hanya mengandalkan sinar rembulan malam ini

Sedangkan sosok yang ia ajak bicara kini terlihat terduduk santai pada sofa panjang yang menghadap langsung pada jendela besar kamar itu, angin malam berhembus melalui jendela yang terbuka, menerpa wajah rupawan nya serta menyapu helaian rambut hitam nya yang terlihat sedikit berantakan

Senyum yang nyaris seperti seringai itu muncul seketika, minuman memabukkan milik Dionysius kini berada dalam secangkir gelas tinggi dalam genggaman nya

Ia menghirup sejenak aroma anggur manis dalam gelasnya itu, sebelum menenggak minuman candu itu untuk membasahi tenggorokan nya

"Dia cantik. Selalu cantik, kecantikan nya tidak pernah pudar sedikit pun, kekasih abadi ku itu selalu menawan bagaimana pun dirinya. "

Sosok yang berada pada ambang pintu tertawa kecil, ia hanya dapat menggelengkan kepalanya dengan dengusan geli yang terdengar setelah itu, tak habis fikir dengan segala macam pujian cantik yang selalu di ucapkan pada sosok di sofa itu meski ratusan tahun telah berlalu oleh waktu

"Tapi kamu membuat nya menderita dalam beberapa waktu kehidupan nya yang terulang. " Kata-kata yang seolah mengingatkan itu seketika menghadirkan tatapan sedih di balik kelereng sehitam jelaga malam itu. Namun seketika warna mata itu berubah menjadi semerah darah dengan giginya yang bergemeletuk menahan emosi, bahkan hal itu membuat nya hingga meremas gelas dalam genggaman nya hingga hancur menjadi debu.

"Itu semua karena nya! Makhluk sialan itu harus membuat ku mengambil jalan ini agar tetap bisa kembali pada kekasih abadi ku! Dia! Dia telah mengacak-acak alam dewa dan menodai ketetapan langit, menghancurkan ruang waktu antara diri ku dengan Persephone hingga kami harus berpisah dalam waktu yang lama, bahkan aku dan dia harus kehilangan kekuatan kami, kamu tau betapa lama aku mengumpulkan kembali kekuatan ku untuk bisa menjemput Persephone? Dan kini kekuatan ku telah pulih sepenuhnya, oleh sebab itu aku tidak akan membiarkan makhluk sialan itu kembali berulah seenak nya, akan aku pastikan jiwa nya akan terikat abadi dalam Tartarus yang terdalam. Dan menyiksanya dengan sedemikian parah! "

Sosok itu memandang sedih, bagaimanapun dirinya adalah saksi bagaimana pria itu sekuat tenaga menjalani segala ujian untuk kembali pada puncak kejayaannya nya, dan sekarang ia masih harus berusaha untuk mengembalikan sang kekasih abadi kepada sisinya. Cinta yang begitu besar itu, nyatanya di miliki oleh sosok yang di kenal kejam tak berperasaan sang pemimpin dunia bawah.

"Hades, beristirahat lah, aku akan menjaganya selalu sesuai perintah mu, lagi pula dia sudah seperti adik ku. " Mata tajam itu melirik kepada sosok yang semenjak tadi menjadi lawan bicaranya, ia mendengus singkat

"Hermes. Ah tidak— terimakasih Gyumin. "

Gyumin tersenyum simpul, sebelum dalam jentikan jari dirinya menghilang bagaikan hembusan pasir yang terbawa oleh angin

"Sama-sama, Sing. "
























Tamat.

Hallo aku kembali dengan one-shot ini😋

Sebenarnya sih ada rencana ini bukan one-shot karena pas aku ngetik ini itu rasanya harus menjadi book dengan beberapa part hehe. Jadi aku memutuskan untuk membuat nya menjadi book sendiri. Tapi! Nanti ya! Karena aku pun belum bisa menjamin jadwal update ku huhu

Gimana puasa kalian lancar kan?

Sampai ketemu lagi!

Continue Reading

You'll Also Like

1.9K 231 51
Vienna baru saja kehilangan ayahnya. Ia harus berhadapan dengan kenyataan saat mengetahui kalau kakaknya menghilang secara tiba-tiba. Ibunya jatuh sa...
8.5K 604 7
ini kisah tentang persahabatan mereka bertiga yang saling menyayangi sampai muncul sebuah perasaan berbeda.. munculnya rasa suka.. sayang.. cinta...
888 109 4
Hari-hari Yechan tidak pernah lagi sama semenjak bertemu dengan Jaehan. Hantu remaja yang sekarang selalu mengganggu ketenangannya. Tapi, benarkah Ja...
16.9K 876 12
Kisah keuwuan dedek seoki dengan para mamas mamas kesayangan STORY : 1. THE MAMAS'S (main story) 2. Cerita Oneshoot 3. Cerita TBC 4. NistaGram 5. Nis...