SAGARALUNA

By SyfaAcha

2.9M 140K 35.5K

Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak ber... More

PROLOG
Chapter 1 : SMA GALAKSI
Chapter 2 : SAGARA DAN ALUNA
Chapter 3 : RUANG BASKET
Chapter 4 : SAGARA ATAU GIVANO?
Chapter 5 : CLUB
Chapter 6 : KEMARAHAN SAGARA
Chapter 7 : PERTUNJUKAN
Chapter 8 : SIKSAAN
Chapter 10 : SINTA VS TANIA
Chapter 11: HUKUMAN LAGI?
Chapter 12 : ALUNA ZIDAN DAN HUJAN
Chapter 13 : KAMAR MENJIJIKAN
Chapter 14 : PERNAH PUNYA HUBUNGAN
Chapter 15 : PEMAKAMAN
Chapter 16 : MULAI SADAR
Chapter 17 : CINTA SAGARA
Chapter 18 : JERUK NIPIS

Chapter 9 : ALUNA IS TIRED

161K 8.4K 2.1K
By SyfaAcha


Jangan lula VOTE dan KOMENT!!

Selamat membaca!!💐❤️🥰

***

Aluna menatap rumah sederhana didepannya. Sebelum masuk, cewek itu memejamkan matanya sebentar. Menarik jaket menutupi semua luka dan lebam nya, ia tidak mau jika neneknya melihatnya dalam keadaan seperti itu.

Aluna memperbaiki topinya yang menutup kepala. Perban di kepalanya juga tidak boleh terlihat oleh neneknya.

Perlahan kaki Aluna mulai memasuki rumah. Dengan senyum di wajahnya cewek itu langsung memasuki kamar neneknya.

"Nenek, Aluna pulang," ucap Aluna semangat melihat neneknya yang duduk di kamar.

"Cucuk nenek udah pulang," ucap wanita itu. Aluna mendaratkan bokongnya di samping wanita tua itu.

"Gimana sekolahnya?" tanya Nasyita nenek Aluna.

Aluna mengangguk dengan senyum yang tidak pernah luntur. "Baik, Nek. Temen temen Aluna juga baik baik sama Aluna. Aluna seneng sekolah disana," ucap Aluna. Semua ucapannya itu bohong.

"Bagus kalo gitu. Nenek tadi mimpiin kamu di kasarin sama temen temen kamu di sekolah," ucap Nasyita.

"Enggak. Aluna gak pernah di kasarin. Aluna punya banyak temen yang sayang sama Aluna."

Nasyita tersenyum lega melihat Aluna. Dari wajah cucunya ia bisa melihat senyum manis. "Alhamdulillah kalo gitu."

Sempat terjadi keheningan antara nenek dan cucu itu hingga akhirnya Aluna mengeluarkan suara.

"Nek?" panggil Aluna. Cewek itu menatap dalam kedua manik mata Nasyita.

"Nenek tau keluarga Dirgantara?" Wajah Nasyita langsung berubah drastis. "Kenapa kamu tanya tentang keluarga itu?"

"Apa keluarga kita punya salah sama mereka?" tanya Aluna lagi. Jujur Aluna tidak terlalu paham apa yang terjadi satu tahun yang lalu.

"Enggak. Kamu gak usah pikirin keluarga mereka," ucap Nasyita.

"Tapi_"

"Kamu gak usah berurusan sama mereka. Biarin orang tua kamu saja yang membayar semuanya," ucap Nasyita lagi.

Aluna hanya menatap bingung neneknya. Kenapa ia merasa ada sesuatu. Ia merasa jika Sagara semakin membencinya.

"Apa ini ada sangkut pautnya sama abang?" tanya Aluna lagi. Nasyita meraih kedua tangan cucunya itu. Mengelus lembut. "Gak ada sayang. Gak usah dipikirin ya. Sekarang yang penting kamu fokus sekolah, dan jangan berurusan sama keluarga Dirgantara."

'Aluna udah terlanjur terperangkap dalam keluarga mereka, Nek,' batin Aluna.

"Bentar. Wajah kamu kenapa biru gini?" Nasyita baru sadar jika wajah cucunya lebam. Aluna menutup wajahnya. "Ini, gak sengaja jatuh tadi," ucapnya bohong.

"Kamu gak pernah hati-hati," Nasyita berniat untuk mengambil kotak P3K. Namun, Aluna mencegah wanita itu.

"Gak usah diobati nek, ini nanti juga sembuh dengan sendirinya," ucap Aluna.

"Gak. Itu harus diobati, itu pasti sangat sakit," ucap Nasyita.

"Gak usah nek. Aluna baik baik aja kok."

"Serius kamu baik baik aja?" tanya Nasyita memastikan. Aluna tersenyum dan mengangguk.

"Nenek gak usah pikrin Aluna. Nenek sekarang harus jaga kesehatan, karena kesehatan nenek sangat penting buat Aluna."

"Sekarang waktunya nenek minum obat," Aluna bangkit dari duduknya dan mengambil obat dan air. Cewek itu langsung memberi obat tersebut pada neneknya.

Nasyita tersenyum hangat kemudian meminum obatnya.

"Sekarang istirahat ya, Nek," Aluna membantu wanita itu untuk berbaring. Menarik selimut hingga sedada dan kemudian mengecup singkat kening Nasyita.

"Aluna sayang, Nenek," ucap Aluna.

***

Dengan perlahan Aluna membuka jaket dan topinya. Terlihat lengan dan juga kepalanya yang masih terbalut dengan lakban. Aluna menghela napasnya kasar. Akhir akhir ini hidupnya diluar kendali.

Aluna merebahkan tubuhnya di kasur. Membiarkan tubuhnya untuk beristirahat sebentar. Hari ini sungguh melelahkan.

Tiba tiba saja kejadian malam itu terlintas di kepala Aluna. Dimana semuanya dimulai, dimana dirinya dan Sagara berhubungan.

Flasback on.

Sinar matahari memasuki celah celah jendela kamar itu. Seorang cewek yang lagi tertidur di atas kasur itu terusik saat cahaya itu mengenai wajahnya.

"Sshh.." ringisnya saat kepalanya terasa berdenyut.

Cewek itu menelusuri tempatnya sekarang. Tempat itu seperti asing baginya. Ini bukan kamarnya. Aluna menatap kamar itu heran. Aluna berniat untuk mengubah posisinya.

Dugh..

Jantungnya berdetak sangat cepat. Bajunya berserakan di lantai sana. Aluna menatap tubuhnya yang hanya dibalut oleh selimut.

"Gue dimana?" Aluna sangat takut sekarang. Ia tidak tau ada dimana sekarang.

Aluna menatap seluruh sudut ruangan, tidak ada seorangpun disana, hanya ada dirinya seorang.

"Apa yang udah gue lakuin?" tanya Aluna pada dirinya sendiri.

"Arrghh.." kepala Aluna kembali berdenyut hebat.

"Gue mabuk," gumam Aluna. Ia baru mengingat jika tadi malam ia meminum minuman memabukkan itu.

Dengan keadaan ketakutan, Aluna langsung berlari mengambil pakaiannya dan langsung memakai. Ia harus cepat cepat pergi dari sana sebelum terjadi apa yang tidak diinginkan.

"Mau kemana lo?"

Deg..

Tubuh Aluna kaku ditempat. Baru saja ia ingin membuka pintu kamar itu suara seseorang membuat ia menghentikan langkahnya.

Aluna membalikkan tubuhnya, dan saat itu juga tubuhnya seketika lemas dan juga bergetar hebat.

"S_Sagara?" gumamnya.

"Setelah kita seneng seneng tadi malem, lo mau pergi gitu aja?" tanya Sagara. Cowok itu baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk menutupi area bawahnya.

"Lo gak penasaran apa yang udah kita lakuin tadi malam?" tanya Sagara lagi. Cowok itu duduk di kasur dan mengambil ponsel dinakasnya.

Dengan badan yang bergetar hebat, Aluna berjalan mendekat kearah Sagara.

"Gak, gak mungkin kita ngelakuin itu," ucap Aluna.

Sagara senyum smriknya. "Gak ngelakuin apa apa, tapi gue udah ngeliat tubuh lo."

Deg.

"Ternyata lo mulus juga," ucap Sagara.

"Gak! Lo gak usah becanda deh! Gak lucu!" sentak Aluna marah. Cewek itu sekarang begitu ketakutan.

"Mau liat?" Sagara memberikan ponselnya. Saat itu juga tubuh Aluna merosot kearah bawah. Tubuh nya terlihat jelas di foto itu. Bukan hanya fotonya saja, melainkan seorang cowok yang ada diatasnya. Namun, sialnya hanya wajahnya yang terlihat, sedangkan cowok itu membelakangi kamera.

"Kebayang gak kalo foto ini gue sebar."

"Jangan! Gue mohon jangan," Aluna merosot kearah bawah. Cewek itu berada tepat dikaki Sagara sekarang.

"Jangan sebari itu. Gue mohon hapus foto itu," ucap Aluna memohon.

"Foto ini udah gue duplikat begitu banyak. Ini bakal berguna buat gue," ucap Sagara. Aluna menggeleng cepat.

"Gue mohon jangan. Gue bakal lakuin apapun asalkan jangan sebarin itu," ucap Aluna lagi. Cewek itu memohon dengan kedua tangannya di depan Sagara.

"Bener lo bakal lakuin apapun yang gue perintah?" Aluna langsung mengangguk. Ia tidak akan membiarkan foto itu tersebar. Ia takut, sungguh takut.

"Oke. Lo sekarang jadi pacar gue. Dan lo harus nurut sama gue," ucap Sagara final.

Flasback off..

Tanpa permisi air mata Aluna keluar begitu saja. Kenapa dunia jahat padanya, kenapa Tuhan mempertemukannya dengan Sagara. Ia tidak tahan dengan semua perlakuan Sagara terhadapnya.

"Gue takut foto itu kesebar, tapi gue gak tahan sama sikap lo, Ga," gumam Aluna. Kini ia terisak pilu. Menutup wajahnya yang mengeluarkan air mata.

"Tiap hari gue liat lo, gue takut, Ga. Gue gak sekuat itu bisa ngehadapin lo dan yang lainnya."

"Mental gue sakit. Gue bisa gila," dadanya kembali terasa sakit.

"Anak pelacur? Kalo bisa milih, gue juga gak mau lahir di rahim seorang pelacur."

"Gue lelah. Gue capek.." Aluna kembali menangis, tidak ada yang menemaninya. Hanya bantalnya yang tau betapa banyak cairan bening itu keluar. Hanya kamar itu yang tau betapa hancurnya dirinya.

"Gue rasanya pengen mati," Aluna terisak. Tubuhnya gemetar tanpa ada pelukan. Dia seorang diri, merangkul dirinya yang rapuh dan menatap pilu akan ke tidak adilan dunia padanya.

Aluna capek sama semuanya..

***

"WOI ANJING KEMBALIIN UANG GUE!"

Givano terus berlari menghindar dari Syaiton yang mengejarnya. Napas cowok itu tidak beraturan, beberapa orang mengejarnya.

"Sialan!" umpan Givano saat orang itu semakin dekat dengannya.

Givano semakin mempercepat larinya. Tidak peduli jika orang orang menatapnya aneh.

"SINI LO ANJING!"

BRUK!!

Tubuh Givano terjatuh seusai Syaiton menendang tubuh cowok itu. Givano menatap was was Syaiton yang menatapnya tajam.

"Kita usah sepakat kalo cewek itu buat lo dan uang buat gue," ucap Givano.

"Gue gak dapet cewek itu! Dia kabur!" sentak Syaiton marah. Sudah seharian ia menacari keberadaan Givano yang membawa uangnya entah kemana, dan untung saja sekarang ia menemui Givano.

"Sialan! Uang nya udah gue habisin," ucap Givano.

"Gue gak peduli! Kembaliin uang gue atau gue bunuh lo!" sentak Syaiton.

"Kasih gue waktu," ucap Givano. Cowok itu sudah terlebih dahulu menghabiskan uang seratus juta itu. Ia kira ini tidak akan terjadi.

"Gini aja, lo gak usah kembaliin uang itu. Tapi dengan syarat, lo harus bawa cewek itu ke hadapan gue," ucap Syaiton.

Givano sempat berpikir sebentar. Membawa Aluna pada Syaiton bukan lah hal yang berat. Itu akan sangat mudah. Namun, jika ia membayar uang itu sebanyak seratus juta, ia yakin tidak akan mampu.

"Oke. Tapi bukan sekarang. Gue butuh waktu buat nge bawa dia," ucap Givano memutuskan.

"Gue tunggu. Bawa dia dengan keadaan cantik. Bakal gue buat dia jadi milik gue."

***

Seorang cowok sekarang lagi berada di balkon kamarnya. Jam yang sudah sangat larut tidak membuatnya merasa kantuk. Pikirannya sekarang lagi berjalan kemana-mana. Semuanya terasa sangat rumit.

Sagara mengusap wajahnya kasar, menghembuskan napasnya kasar. Pikirannya sekarang tertuju pada Fronna. Jahat? Tidak, ia tidak merasa dirinya jahat. Menurutnya Aluna pantes mendapatkan itu semua.

"Dia pantes dapet itu, Na. Dia harus ngebayar apa yang udah keluarganya lakuin."

"Satu satunya cara supaya luka mama dan kakak gue terbayarkan dengan gue nyiksa Aluna."

"Dia harus ngerasain apa yang mama dan kakak gue rasain," ucap Sagara.

"Gue bakal nyiksa dia sampe dia bener bener memutuskan bunuh diri," lanjut Sagara. Cowok itu dibalut akan dendam. Mengingat semua perbuatan keluarga Aluna pada keluarganya membuat ia marah.

Saat sedang melawan dengan pikirannya sendiri, suara ponsel mengalihkan pandangan Sagara. Cowok itu mengambil ponsel di celana hitam yang ia pakai sekarang dan langsung menjawab telpon tersebut.

"Tuan, nona Sinta kabur. Kita semua lagi nyari nona sekarang. Tapi belum menemukannya."

***

Keadaan Aluna!!

Demi kalian aku up tengah malam ges! Awas aja kalian semua gak vote dan komen😠🫵🏻😁

Sebenarnya ada apa sih sama keluarga mereka? Apa yang udah keluarga Aluna lakukan pada keluarga Sagara sampe cowok itu sangat marah.

Penasaran lanjutannya? Tahan emosi kalian dan mari menunggu cahpter selanjutnya!!

See you moll🫶🥰❤️

Continue Reading

You'll Also Like

69K 4.1K 25
Zoya merupakan gadis yang memiliki tekad kuat untuk mencapai apa yang ia inginkan. Setelah kembali pindah ke kota kelahirannya, Zoya kembali bertemu...
3.1K 1.4K 19
"Akhh anjing lo, kalau jalan pake mata." sentak seorang cowo dengan nada kasar. "Hello??? lo denger kan yang gue bilang tadi." ucapnya lagi sembari g...
195K 5.8K 20
SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA! Kisah tentang kamu yang menjadi salah satu girl grup di SM ENTERTAINMENT. 🏅 RANK : #1 in sm [230921 - 131221] #2 in kpo...
1.6M 70K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...