Putra Bajingan Duke Adalah Ps...

By 00lyan00

107K 14.5K 596

Ketika ia datang ke desa, seorang penduduk memujinya, "Bagaimana bisa Anda tahu apa yang dipikirkan para krim... More

Prolog
BAB 1 JADI SEBUTANNYA REGRESI ATAU TRANSMIGRASI?
BAB 2 CASIUS DAN PEDANG
Bab 3 Alter
BAB 4 RAHASIA CASIUS
BAB 5 RAHASIA CASIUS (2)
BAB 6 ELFREDA
BAB 7 CUMA UNDANGAN MAKAN, TAPI MENCURIGAKAN
BAB 9 JALAN-JALAN
BAB 10 YUSHE (1)
BAB 11 YUSHE (2)
BAB 12 YUSHE (3)
BAB 13 DEEP TALK
BAB 14 MALAM BULAN BARU
BAB 15 BULAN DAN SERIGALA (1)
BAB 16 BUKA MULUT! AAAA~
BAB 17 KISAH SEORANG CASIUS (1)
BAB 18 KISAH SEORANG CASIUS (2)

BAB 8 MAKAN DENGAN TENANG (?)

5.1K 745 21
By 00lyan00

Double up ya... Hm... Mau double up atau dipanjangin aja episodenya? Kalo yang sekarang itu kisaran 1000-1500 kata. Kalo mau dipanjangin mungkin sekitar 2500-3000 kata?

Vote, comment, follow!

Typo tandai!

.

.

"Apa?! Langsung saja katakan apa tujuanmu! Jangan buang-buang waktu kami!"

Kenapa pula orang yang seharusnya ada di samping ayahnya datang ke tempat ini. Mengganggu saja.

Elfreda kesal, namun ia jauh lebih kesal ketika tahu bahwa kata-kata tajamnya sama sekali tak berpengaruh dan malah dibalas senyuman oleh James. Apa orang itu sedang mengejeknya?! Awas saja dia!

"Yang Mulia memanggil tuan dan nona muda untuk sarapan bersama. Beliau memerintahkan Anda berdua untuk segera bersiap."

Elfreda tersentak. Untuk apa ayahnya memanggil kakaknya? Dan lagi... sarapan bersama? Orang tua itu, haruskan Elfreda memanggilkan dokter? Atau dia bisa memanggil seseorang dari kuil, barangkali ayahnya kerasukan?

Elfreda mendekati Casius yang sibuk dalam pikirannya dan berbisik, "Kakak, perasaanku tidak enak. Orang tua itu mungkin-"

"... Baiklah."

"APAAA?!"

Elfreda tercengang dengan jawaban kakaknya. Apakah dia membalas tanpa berpikir? Yah, maksudnya tidak masalah jika itu undangan dari orang lain. Tapi ini AYAHNYA loh! Si bajingan tua nggak inget umur yang suka pelihara ketololan itu!

"Kakak, kau tidak bisa menerimanya! Apa kau lupa dengan perbuatan mereka saat makan malam terakhir?!" bisik Elfreda frustasi.

Yang dimaksud Elfreda 'makan malam terakhir' adalah makan malam yang diikuti Casius –karena paksaan tentunya- hampir setahun yang lalu. Itu adalah terakhir kalinya 'keluarga' itu makan bersama di meja makan. Tepatnya, Casius dilarang untuk datang ke ruang makan sejak saat itu.

"Kakak bahkan sampai sekarat karena hukuman ayah dan Kak Eric!"

Saat itu entah bagaimana, Casius dihukum oleh Arsland dan Maveric, kakak pertamanya. Kalau tidak salah, itu karena ia memukul Veronica?

"Itu kejadian lama, tidak perlu diingat," ujar Casius santai.

"Hah?! Tunggu- KAKAK!"

Elfreda mengekor di belakang Casius yang pergi lebih dulu. Lilian yang melihat itupun berniat untuk mengikuti nonanya. Sebelum pergi, ia menunduk hormat ke arah James yang hanya dibalas senyum formal olehnya.

***

Setelah mengganti pakaiannya, Casius pun berjalan ke ruang makan. Sendiri tentunya, karena ia meminta Elfreda pergi lebih dulu.

Casius tidak buru-buru dalam perjalanannya. Sebaliknya, ia menikmati hal-hal yang ia lihat saat ini.

Bagaimana para maid dan butler bekerja. Para penjaga yang berdiri kaku di beberapa tempat. Dan administrator yang buru-buru dengan berkas di tangan.

Itu membuat Casius nostalgia. Ia merindukan kehidupannya yang dulu. Memang ia harus bekerja keras untuk menghidupi dirinya. Namun setidaknya ia tak perlu menghadapi konflik keluarga yang rumit seperti sekarang.

Terlalu fokus mengamati orang-orang membuat Casius tidak menyadari bahwa ia sudah sampai di depan ruang makan.

Penjaga membukakan pintu untuk Casius. Manik merah darah Casius langsung dihadapkan dengan pemandangan 'keluarga harmonis' yang tengah menikmati sarapan mereka. Padahal mereka yang mengundangnya makan, tapi mereka juga tidak ingin menunggunya.

Casius sudah memperhitungkan hal itu. Karenanya dia berjalan santai tadi.

(Kira-kira beginilah susunan kursinya. Uhum! Tolong abaikan logo di samping.)

Arsland, selaku kepala keluarga, duduk di sisi ujung meja. Di samping kirinya ada Veronica dan Elfreda. Sementara di samping kanannya adalah seseorang yang belum pernah terlihat untuk beberapa waktu terakhir.

Dialah Eric. Kakak pertama Casius sekaligus pewaris gelar Duke Vanca, Maveric Le Vanca. Di samping pemuda itu adalah Ferron yang pastinya siap untuk mencari gara-gara.

"LIHAT! Akhirnya bajingan ini sampai juga. Heh, apakah dia mengira dirinya itu tokoh utama?" sinis pemuda yang duduk di seberang Elfreda.

"Tidak sopan! Apa kau sudah melupakan pelajaran etikamu ketika menjadi 'bajingan'?" sarkas Veronica.

"Kamu terlambat."

Suasana menjadi tegang begitu Arsland bersuara. Bahkan Ferron yang bersikap santai sejak tadi langsung membenarkan posisi tubuhnya.

'Mereka menggonggong dengan baik. Mereka pasti sangat sehat.'

Casius tidak menjawab, namun diam-diam ia menyetujui kata-kata Alter.

Pemuda itu menatap malas orang-orang di meja makan. Tidakkah mereka ingin mempersilakannya duduk dulu? Apakah mereka akan terus mengoceh dengan dirinya yang masih berdiri di sini?

"Duduklah, Casius. Makan makananmu."

Oh, akhirnya! Seseorang yang peka mempersilakannya duduk. Itu adalah Eric. Tidak terduga memang, tapi biarlah.

Casius pun duduk di kursi paling ujung, berseberangan dengan kursi Arsland.

Jangan tanyakan mengapa ia menjauh. Bahkan seorang ahli jiwa sepertinya juga manusia, yang merasakan penolakan tertentu pada orang-orang yang jelas-jelas menunjukkan ketidaksukaan mereka padanya.

Dan tanpa Casius sadari, hal ini memancing emosi salah satu dari orang-orang itu.

"Apa? Kenapa kau duduk sejauh itu? APA KAU SEDANG MENCARI PERHATIAN, HAH?!"

Tangan Casius yang akan memasukkan potongan steak ke mulutnya itu terhenti di udara. Pemuda itu menatap Ferron yang bersungut-sungut tanpa minat, lalu lanjut memakan steaknya.

"Ka- Apa kau baru saja mengabaikanku?!"

Hampir benar. Tepatnya Casius hampir tidak bisa mendengarkan suaramu, Ferron. Kau tahu? Kepala Casius jauh lebih berisik darimu saat ini.

'ANJ! LO NGAPA MALAH NYOLOT, SAT!'

'Ini juga kunti! NGAPA LO SENYUM-SENYUM HAH?! GILA LO!'

'Lo juga! Apa maksud lo natap gue kek gitu?! MAU GUE COLOK MATA LO PAKE GARPU HAH?!'

Hm... kenapa anak ini tiba-tiba sangat berisik? Bukankah beberapa waktu lalu ia menjadi sangat pendiam ketika bertemu salah satu dari mereka?

'Defense mechanism*?'

*Defense mechanisms adalah respons bawah sadar yang melindungi orang dari perasaan cemas, hal yang mengancam , dan hal-hal yang tidak ingin dipikirkan atau dihadapi.

Casius menduga perilaku Alter adalah bentuk perlindungan dirinya. Perasaan cemas dan kalut yang berlebihan mungkin melebihi batas yang mampu ia tangani dan berakhir dengan Alter yang tanpa sadar meningkatkan agresivitasnya.

Alter tidak akan mendengarkannya jika ia dalam kondisi 'melindungi diri'. Jadi, Casius memilih diam dan menikmati makanannya. Daging gratis, tidak perlu berburu di gunung belakang, Casius tidak mungkin menyia-nyiakannya.

"SIALA-"

"Ferron!"

Panggilan dingin Eric membuat Ferron yang ingin mengumpati Casius seketika bungkam. Selain ayahnya, ia paling takut dengan kakak tertuanya.

"Cepat makan makananmu!" pintanya yang langsung dituruti oleh Ferron. Termasuk Casius, semua orang di meja makan mulai memakan makanannya lagi.

Casius memperhatikan interaksi dua orang itu dengan mata malas, berbeda dengan isi pikirannya yang sedikit heran. Ia baru tahu kakak pertamanya membenci keributan di meja makan. Jika Casius membalas kata-kata Ferron tadi, pasti dia juga yang kena getahnya.

'Untung aku diam,' syukurnya dalam hati.

Casius menghabiskan makanannya dengan cepat. Salah satu alasannya tentu karena ia ingin segera keluar dari tempat yang dipenuhi 'setan' ini. Ia tidak tahu apa alasannya, namun hanya dengan melihat wajah orang-orang ini –kecuali Elfreda- membuat emosinya sedikit lebih mudah terpancing.

Disatu sisi Casius ingin pergi, disisi lain pemuda itu agak khawatir.

'Mereka tidak melakukan apapun?'

Apa orang-orang ini hanya memberikan 'salam pembuka' padanya? Mereka sungguh tidak merencanakan 'sambutan-sambutan' lainnya? Mereka sungguh hanya ingin makan saja?

Jujur saja, sejak ia terdampar lagi ke dunia ini, perilaku mereka sekarang adalah yang paling membuatnya takut dan cemas.

'Orang-orang ini... pasti sedang merencanakan sesuatu yang buruk.' Katakanlah pikirannya sedang tidak jernih sekarang. Tapi memang Casius tidak bisa memikirkan alasan lain selain itu.

Casius melirik Elfreda. Bahkan gadis kecil itu juga menatap keluarganya, tepatnya ayah dan kakak pertamanya, dengan mata curiga. Bukankah orang-orang ini yang paling bersemangat ketika memberikan hukuman pada kakak ketiganya?

'Sangat mencurigakan,' batin Elfreda.

Tak berselang lama, Eric, dan semua orang lainnya juga menyelesaikan acara makan mereka. Pemuda itu juga menangkap tatapan adiknya yang menelisik.

"Ada apa, Casius? Apa kamu membutuhkan sesuatu?" tanyanya lembut. Ekspresi Eric memang datar, namun tak dapat dipungkiri bahwa ada kehangatan dan kasih sayang di dalam matanya.

'ANJIRRR! GUE MERINDING, COKK!!'

"..." Bukan hanya Alter, bahkan Casius merasakan rambut di belakang lehernya berdiri.

Casius mengusap lehernya dan menghela napas. Ia menutup matanya sesaat sebelum menatap Eric dingin.

"Tolong, katakan saja apa yang kalian inginkan-"

.

.

TBC

~Pojok cerita (cuplikan info)~

"Bisakah setiap orang melakukan menggunakan defense mechanism? Lalu apakah itu buruk?"

Sebenarnya, defense mechanism bisa diaktifkan atau terjadi pada setiap orang. Mereka memanfaatkan mekanisme ini untuk melindungi ego agar tidak terluka atau dari kondisi kecemasan dan stress. Hal ini wajar dilakukan oleh tiap orang. Yang jadi masalah adalah jika mekanisme ini menjadi bagian dari life style atau kebiasaan, karena bisa saja hal ini malah berdampak buruk pada kesehatan mentalmu.


Continue Reading

You'll Also Like

39.3K 5.4K 24
Ketika ia bangun, jiwanya telah pindah kedalam suatu karakter dalam novel yang pernah ia baca dikehidupan sebelumnya. Sagatha, nama Jiwa dari dunia m...
20.9K 2.4K 26
Aku lelah. Kali ini aku ingin hidup tanpa penyesalan, dan hanya akan hidup menyendiri, lalu menjalani hidupku dengan tenang *** Zenovia Ralliade. Buk...
4K 721 7
Menceritakan Keyla yang begitu menyukai Wafda, salah satu anggota BEM. Namun tanpa disadari, Satya yang selalu membuatnya kesal justru menaruh perasa...
10.5K 1K 40
Bagaimana bisa seorang pemuda 18 tahun yang telah menghabiskan sisa hidupnya dikurung dalam rumah sakit malah mati dibunuh, lalu bereinkarnasi menjad...