SAGARALUNA

Od SyfaAcha

2.9M 141K 35.6K

Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak ber... Více

PROLOG
Chapter 1 : SMA GALAKSI
Chapter 2 : SAGARA DAN ALUNA
Chapter 3 : RUANG BASKET
Chapter 4 : SAGARA ATAU GIVANO?
Chapter 5 : CLUB
Chapter 6 : KEMARAHAN SAGARA
Chapter 8 : SIKSAAN
Chapter 9 : ALUNA IS TIRED
Chapter 10 : SINTA VS TANIA
Chapter 11: HUKUMAN LAGI?
Chapter 12 : ALUNA ZIDAN DAN HUJAN
Chapter 13 : KAMAR MENJIJIKAN
Chapter 14 : PERNAH PUNYA HUBUNGAN
Chapter 15 : PEMAKAMAN
Chapter 16 : MULAI SADAR
Chapter 17 : CINTA SAGARA
Chapter 18 : JERUK NIPIS

Chapter 7 : PERTUNJUKAN

126K 6.5K 1.7K
Od SyfaAcha


Jangan lupa vote dan komen yah.. Ramaikan kolom komentar ges. Jangan jadi pembaca ilegal.

Ternyata banyak banget yang promosiin cerita ini di TikTok, aku berterimakasih banyak sama kalian karena udah mau promosiin cerita aku ini.

Kalo kalian promosiin lagi di TikTok jangan lupa tag akun TikTok aku ya biar aku tau yang mana TikTok kalian. TikTok aku @Dniafiksi123

Selamat membaca!!🥰❤️🫶

***

Mobil Sagara memasuki perkarangan kediaman Dirgantara. Tadi malam cowok itu tidak pulang kerumah dan memilih untuk ke apartemennya. Sagara mulai memasuki rumah, dan saat itu juga wajahnya memalas saat pemandangan pertama yang ia lihat adalah Dino yang ada di sofa sana.

Sagara tidak memerdulikan Dino papanya, cowok itu langsung berjalan menaiki tangga. Namun, baru satu langkah ia menaiki tangga suara Dino menghentikan langkahnya.

"Sagara. Kenapa kamu gak pernah pulang?" tanya Dino. Sagara membalikkan tubuhnya menatap papanya.

"Gak penting juga kan?"

"Sampai kapan kamu bakal benci sama papa Sagara?"

Sagara tersenyum remeh, cowok itu berjalan mendekat kearah Dino. Kini anak dan papa itu berhadapan.

"Papa lupa apa yang udah papa lakuin ke mama?" tanya Sagara. Ia menggepalkan kuat tangannya.

"Mama di rumah sakit, dan papa apa? Papa malah sama jalang itu di kantor," ucap Sagara marah.

"Kamu salah paham, Sagara," ucap Dino membela dirinya.

"Gak ada yang salah paham disini Pa. Disini yang salah papa."

"Papa terus sama perempuan itu, sedangkan mama mati matiin di rumah sakit," ucap Sagara lagi. Cowok itu tidak suka jika papanya tidak memerdulikan mamanya.

"Papa udah gak berhubungan lagi sama Tania," ucap Dino. Cowok itu kini berdiri dari duduknya.

Sagara mengusap wajahnya kasar. Ia menahan emosinya yang ingin meledak. "Gak berhubungan? Tadi malam apa? Papa berduaan kan sama jalang itu di hotel?" tanya Sagara yang mengingat foto tadi malam.

Dino diam membisu. Ia tidak tau harus menjelaskan dari mana dulu.

"Selagi papa masih berhubungan sama dia, jangan harap hubungan kita bakal baik baik aja," ucap Sagara dan pergi dari sana. Jika lebih lama lagi, cowok itu bisa memastikan jika ia akan begitu marah.

***

Sagara sekarang sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Cowok itu sekarang keluar kamar dan berniat untuk ke ruang dimana ia mengurung Aluna semalaman. Sebelum bener bener kesana, cowok itu mengambil satu paper bag di sana dan langsung menumui Aluna.

Samar samar cahaya yang masuk ke mata Aluna membuat cewek itu membuka matanya. Rasa sakit langsung menguasainya. Badannya begitu sakit, juga wajahnya yang terbilang tidak baik baik saja.

Darah yang keluar dari kepala Aluna tadi malam sudah mengering. Sagara tersenyum smrik saat melihat keadaan Aluna sekarang.

Cowok itu mendekat kearah Aluna dan melepas kasar lakban pada mulut Aluna. Aluna meringis pelan, ini sungguh sangat sakit. Jatuh dari tangga tadi malam membuat seluruh tubuhnya terasa remuk.

"Lebay banget lo gitu doang," ucap Sagara saat mendengar rintihan Aluna. Cowok itu berusaha melepas semua tali yang mengikat tangan dan kaki cewek itu.

Bruk..

"Pakek buruan, sekolah bareng gue." Sagara melempar paper bag kearah Aluna yang cewek itu menangkap sempurna. Aluna menatap Sagara.

"Ga, gue harus pulang dulu," ucap Aluna.

"Lo denger apa yang gue bilang tadi. Lo sekolah bareng gue, dan gak ada acara pulang ke rumah," ucap Sagara.

"Nenek gue lagi sakit, Ga. Gue harus ngasih obat dulu."

"Gak peduli gue!"

"Ga, gue mohon," lirih Aluna.

"Kamar gue di lantai dua, gue tunggu sepuluh menit, kalo telat lo tau akibatnya," setelah mengatakan itu Sagara langsung keluar gudang meninggalkan Aluna disana.

Aluna menatap sendu kepergian Sagara. Kenapa hidupnya begitu menyedihkan seperti ini. Kenapa ia harus terperangkap dalam kehidupan Sagara. Jujur ia sudah tidak sanggup lagi menghadapi Sagara.

***

Di perjalanan menuju sekolah hanya keheningan yang menyelimuti Aluna dan juga Sagara. Sagara yang fokus menyetir dan Aluna yang menatap kearah luar jendela. Pikiran Aluna sekarang tertuju pada neneknya. Apakah wanita itu sudah minum obat? Aluna ingin melihat kondisi neneknya sekarang, tapi Sagara.

Aluna menatap orang orang yang berlalu lalang di jalan sekarang. Mereka tertawa begitu lepas, sangat terlihat dari wajah mereka semua jika mereka sedang bahagia.

Seketika senyum miris terbit dari mulut Aluna. Dunia seakan begitu jahat padanya, tidak ada satupun kata bahagia dalam hidupnya, ia tidak merasakan itu.

"Turun!"

Aluna menatap Sagara. "Ga, sekolah masih jauh," ucap Aluna.

"Kalo gue bilang turun ya turun!" sentak Sagara marah. Aluna menatap kearah depan, sekolahnya masih terbilang begitu jauh.

Aluna tidak membantah, cewek itu berniat untuk turun sekarang.

Dugh..

"Bawa tas gue," ucap Sagara melempar tasnya kearah Aluna.

"Lari di belakang mobil gue sampe ke sekolah. Sebentar aja lo berhenti, lo habis di tangan gue," ucap Sagara menutup pintu mobilnya.

"Ga, ini masih jauh banget, gue gak bisa lari," ucap Aluna. Tubuhnya masih sangat sakit sekarang, ditambah Sagara menyuruhnya untuk berlari.

"Gak usah manja lo. Gue tau lo gak selemah itu," ucap Sagara.

"Tapi, Ga_"

"Banyak ngomong lo," ucap Sagara. Cowok itu tidak lagi memerdulikan Aluna. Dengan cepat ia menancapkan gas mobilnya.

Sebelum berlari, Aluna memejamkan matanya sebentar. Menarik napasnya dalam kemudian membuangnya kasar. Aluna mulai berlari, mobil Sagara sudah sangat jauh, ia mempercepat larinya.

Napas Aluna sudah tidak teratur, berlari membuat dadanya terasa sakit dan sesak. Tas Sagara yang terbilang besar membuat ia kesusahan berlari. Namun, cewek itu tetap memaksakannya, ia tidak boleh berhenti sedetik pun.

Aluna terus mengejar mobil Sagara. Untung saja cowok itu tidak mempercepat mobil membuat Aluna masih bisa melihat mobil cowok itu.

Semua orang menatap aneh Aluna. Namun, cewek itu tidak memerdulikannya. Ia fokus berlari dan mengikuti mobil Sagara.

Sagara yang lagi menyetir menatap Aluna dari kaca spion mobilnya. Senyum smrik nya ia perlihatkan. Ia merasa puas sekarang.

"Ini belum seberapa, Aluna."

***


"Widih tumben banget lo sekolah sepagi ini," Kenzo langsung menyambut Sagara saat cowok itu baru saja memarkirkan mobilnya. Sagara menaikkan alisnya.

"Lagi rajin gue," ucap Sagara.

"Pacar lo mana?" tanya Rayyan pada Sagara.

"Noh," ucap Sagara menunjuk Aluna dengan dagunya yang baru saja masuk ke perkarangan sekolah.

"Gila, lo nyuruh dia lari?" tanya Alio. Sagara mengangguk.

"Woi jalang sini!" teriak Rayyan melambaikan tangannya pada Aluna.

Aluna menetralkan deru napasnya saat sudah berada di depan mereka. Cewek itu ngos-ngosan. Bajunya sudah basah akan keringat. Berlari sedari tadi membuat ia sedikit berantakan.

"Keringetan aja lo masih cantik anjir," ucap Alio kagum. Wajah Aluna begitu cantik sekarang.

"Lebam dikit gak ngaruh di wajahnya," sambung Kenzo.

"Lo habis nyiksa dia?" tanya Kenzo menyenggol lengen Sagara. Sagara mengangguk tanpa ragu.

"Biasa, dia jual diri makanya gue kasih pelajaran," ucap Sagara.

"Jual diri? Maksud lo?" tanya Rayyan.

"Dia ke club semalam. Dan jual dirinya disana," ucap Sagara lagi.

"Gak gitu, Ga," bantah Aluna.

"Emang lo penurus keluarga, Lun. Salut gue," ucap Kenzo kemudian tertawa begitu keras.

"Udah udah, mending kita ke lapangan sekarang," ucap Kenzo sudah tidak sabar.

"Lun, sini tas gue bawa," Kenzo langsung mengambil tas ditangan Aluna. Aluna mulai was-was tidak biasanya seperti ini.

"Ga, udah kita siapin. Tinggal pertunjukan," ucap Alio pada Sagara. Sagara menepuk pundak Alio. "Kerja bagus."

"Langsung ke lapangan kan?" tanya Rayyan. Mereka semua mengangguk. Kemudian pandangan mereka semua tertuju pada Aluna hingga akhirnya mereka kembali tertawa.

"Ayok Lun," ajak Kenzo sambil membawa tas Aluna ke bahunya. Aluna tak bergeming, tumben sekali ini. Perasaan Aluna seketika tak enak, ia merasa ada sesuatu dibalik ini. "K-kemana?"

"Ikut pertujukan," jawab Kenzo. Ia memutar matanya dengan malas saat melihat Aluna bahkan tak bergerak sama sekali. "Ck, ayo ikut. Banyak tingkah lo!" sentak Kenzo menarik dengan kasar lengan Aluna hingga cewek itu terseret.

Aluna tersentak sesaat. Jujur ia takut, pertunjukan apa yang dimaksud sekarang?

"Kalian mau ngapain?" tanya Aluna lagi.

"Lo tinggal ikut aja, anjir. Banyak omong," sahut Rayyan dari depan.

"Eh jalang, cepetan lo jalan. Entar pertunjukannya bisa telat gara-gara lo yang jalan kek bebek hamil!" sentak Rayyan lagi. Ia menarik napas kasar saat Aluna kembali memberhentikan langkahnya.

Sedangkan Sagara? Cowok itu tak menatap Aluna sama sekali, ia berjalan di depan dengan pembawaan tenang, tak peduli dengan teman-temannya yang sedari tadi mengatai Aluna.

"Lun. Walaupun lo keturunan jalang, lo tetap cantik ya. Hahaha gue suka," bisik Alio. Aluna bergidik ngeri mendengar ucapan cowok itu. Ia mundur beberapa langkah mencoba menghindar dari Alio yang tengah menatapnya dengan nakal.

"Daripada lo terpikat sama dia, mending lo suka sama jalang yang lain, anjing. Ini jalang punya Sagara," balas Kenzo.

"Hahaha bener juga," sahut Alio tertawa kecil.

"Lun. Cepetan ah, capek gue nunggu lo jalan kek siput." Kenzo menarik dengan semakin kasar tangan Aluna, menyeretnya dengan kasar, tak peduli dengan lengan Aluna yang sudah terasa sakit. Aluna meringis, ia ingin meminta dilepaskan tapi dia tidak bisa. Kenzo pasti tak akan mendengarnya.

"Woi, bawa itu jalang ke sini!" teriak Rayyan dari jauh sambil melayangkan tangannya di tengah lapangan. Kenzo mengangguk, ia langsung menyeret Aluna lagi dan lagi.

***

Sorakan demi sorakan terdengar nyaring di telinga Aluna. Baru saja ia memasuki perkarangan lapangan basket sudah disambut dengan begitu banyaknya murid murid. Aluna mulai was was saat seorang siswa disana menyiapkan kursi di tengah tengah lapangan.

"Lun, capek gak sih lari dari tadi? Mending duduk dulu," ucap Rayyan membawa Aluna tepat di tengah lapangan. Semua orang menyaksikan itu dengan perasaan sangat menanti.

"Kalian mau ngapain?" tanya Aluna.

"Nanti juga lo tau."

"Gue gak mau!" sentak Aluna saat tangan dan kakinya kini mulai di ikat. Sagara yang duduk tidak jauh dari sana hanya tersenyum senang. Kursi khusus nya dan juga sahabatnya sudah tersediakan.

"IKAT JALANG ITU YANG BENER!" teriak Sagara dari arah berlawanan. Aluna menatap Sagara tak habis pikir. Apa yang akan cowok itu lakukan sekarang.

"SIAP BOS!" teriak Kenzo memberikan jempolnya untuk Sagara yang ada di depan sana.

"Bang, udah mau mulai?" tanya Aletta yang baru saja sampai disana bersama Gerald. Gerald langsung mendaratkan bokongnya disamping Sagara.

"Iya. Ini yang lo mau kan?" tanya Sagara pada Aletta. Dan cewek itu langsung mengangguk.

"Gue bener bener benci sama dia," ucap Aletta. Pandangan cewek itu menatap senang Aluna yang memberontak hebat.

Dengan keadaan kaki dan tangan di ikat di kursi Aluna kesusahan bergerak. Aluna menatap takut semua orang sekarang. Disana begitu banyak orang yang menontonnya di tengah lapangan.

Aluna mencari guru. Sial, tidak ada seorangpun guru disana. Aluna yakin tidak akan ada orang yang akan menolongnya kali ini.

"Urusan lo, Ga," ucap Kenzo saat ketiganya sudah berada di kursinya masing-masing. Sagara mengangguk.

"HARI INI LO SEMUA BISA JADIIN DIA SAMSAK KALIAN! KALIAN BEBAS MAU NGELAKUIN APAPUN SAMA CEWEK ITU SEKARANG!" teriak Sagara menatap semua orang disana. Suara sorakan terdengar begitu nyaring.

Aluna menggeleng pelan. Cewek itu mulai takut, matanya mulai berkaca-kaca.

"TENANG KALIAN GAK BAKAL KENA KASUS WALAUPUN CEWEK ITU MATI HARI INI!"

"ANAK DARI SEORANG PELACUR PANTAS BUAT DAPET PELAJARAN! MAU KALIAN APAIN TERSERAH. KALIAN BISA MAIN MAIN SAMA TUBUH DIA HARI INI!" terak Sagara menggelegar.

"Siapa yang mau pertama bisa langsung ke tengah lapangan," ucap Sagara lagi.

Beberapa siswa dan sisiwi mulai turun ke lapangan. Beberapa dari mereka sudah mengambil bola basket yang ada disana.

Dugh..

Bugh..

Bola bola itu mengenai wajah dan tubuh Aluna. Cewek itu batuk berkali-kali. Ini sungguh menyiksa.

"Ini buat lo karena udah buat sekolah kita malu," ucap salah satu siswi disana dan kembali melempar Aluna dengan bola.

Tidak sampai disitu, kini orang semakin banyak turun kelapangan. Aluna hanya bisa pasrah dengan rasa sakit di tubuhnya.

"Akhirnya gue bisa nyentuh lo juga," ucap salah satu siswa disana menyentuh wajah Aluna. Tidak hanya disana, cowok itu dengan sengaja memegang paha mulus Aluna.

"J_Jangan.." lirih Aluna.

"Cantik juga lo ternyata," ucapnya lagi. Cowok itu mulai membelai wajah Aluna. Cewek itu sebisa mungkin menghindar.

"Awas lo! Giliran gue!" sentak satu murid disana. Cewek itu langsung menjambak rambut Aluna hingga kepala cewek itu terpaksa mendongak.

"Gue pengen nyiksa lo habis habisan," ucapnya. Cewek itu langsung menampar Aluna begitu keras hingga darah keluar dari hidung Aluna. Aluna hanya bisa menangis sekarang.

Sagara dan para sahabatnya hanya menyaksikan itu dengan perasaan yang sangat bahagia. Bahkan mereka sekarang lagi memakan kacang sambil menonton Aluna di tengah lapangan sana.

Aletta merasa sangat puas sekarang saat Sagara mewujudkan keinginannya untuk menyiksa Aluna di lapangan sekarang.

Sedangkan Gerald, cowok itu hanya menatap dingin keadaan sekarang. Ini sungguh membuang waktunya.

"Gue, mohon. Jangan_" lirih Aluna pada seluruh murid yang lagi menyiksanya.

Bola basket terus mengenai tubuh Aluna. Semua murid sekarang mengerumuni dirinya dengan tangan yang terus memukulnya. Sakit, jangan tanyakan lagi, tubuh Aluna sudah penuh dengan lebam.

"CUKUP!"

Suara itu mengalihkan pandangan mereka semua. Aletta berdiri dari duduknya dan berjalan kearah Aluna. Semua murid memberikan jalan untuk Aletta. Aluna semakin takut sekarang saat melihat benda tajam ditangan Aletta.

Sreekkk..

"AARRGHHH! SAKIT.."

***

Gimana masih setia nunggu ga? Atau udah berhenti baca karena terlalu emosi. Aku harap kalian gak bosen ya baca cerita ini, dan aku harap kalian gak ada niatan buat plagiat cerita aku!!

Jangan lupa vote dan komen, jangan jadi pembaca ilegal oke!!

Sampai jumpa di CHAPTER selanjutnya🥰🥰

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

44.9K 1.7K 69
#Update diusahakan sesering mungkin. Jangan coba-coba mampir ke sini, kalo cuma mau plagiat dan jadi siders doang! ⚠bocil hus hus. Elvano Fauzan, ia...
4.5K 989 14
Spin off dari cerita ANDIRA IS MINE. GENRE: Romance *** Alvin Regantara atau kerap disapa dengan, Al merupakan seorang anggota Gang dan salah satu m...
1.1M 108K 58
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
85.2K 4.2K 15
Gue yang bakal ngerubah lo - Kim Taehyung