Done For Me ✔

Von foxsmoothie

11K 995 231

NORENMIN JENO-RENJUN-JAEMIN [ noren-jaemren ] ⚠️ bxb boyslove Mehr

•attention
1. Before
2. The kind one
3. His hug
4. Blithe
5. Similarity
6. Forgetting you
7. Stings
9. Fatigue
10. Done for me

8. Never know

584 66 16
Von foxsmoothie

Renjun berbaring sendirian, merasakan bagaimana sepi itu semakin membuatnya larut dalam pikiran kacaunya. Ia mengeratkan selimut yang membungkus tubuhnya, tapi terasa percuma. Karena tak ada kehangatan yang ia rasakan.

Kehampaan itu berujung rintihan kesedihan milik Renjun, semua hal terus terulang. Penyalahan atas dirinya, rasa sakit yang ia dapat pada tubuhnya, dibuang lagi, tak ada yang berdiri di sisinya lagi.

Dan Renjun yang tetap tak bisa berbuat apapun.

Renjun rasa memang dirinya hanya harus seperti ini, mendapat hal ini, dan tercipta untuk kesakitan ini.

Meski ia terbilang sering merasakan kesakitan ini, ia tetap tak terbias. Ia tetap merasakan sakit yang teramat.

"Aku lega Renjun sudah menemuimu, aku sudah terkejut melihat wajahnya memiliki lebam. Matanya terlihat begitu bersedih, mungkin ingatan ia di panti membuatnya trauma juga."

Mark mengerutkan dahinya mendengar Haechan mengatakan itu saat menemuinya pagi itu—ia masih dalam suasana hatinya yang buruk. Jejak emosi yang ia rasakan kemarin, mengingat apa yang telah Renjun lakukan. Haechan bilang kemarin ia berpapasan dengan Renjun yang berjalan pulang sembari melepas maskernya.

Lebam? Jadi alasan Renjun memakai masker karena memiliki lebam di wajah?

"Jadi Renjun mengatakan dari mana asal lebam itu?" Haechan yang belum menyadari raut kebingungan Mark bertanya tentang rasa penasarannya, dari man Renjun mendapat lebam itu.

Haechan tau tentang cerita Renjun di panti bagaimana, Mark memberitau semuanya. Jadi begitu melihat ada bekas kekerasan yang telah Renjun dapat, Haechan jelas khawatir. Karena Mark juga mengatakan ia tak pernah tau keseharian Renjun di panti saat ia tak berkunjung bagaimana, bisa saja Renjun mendapati hal yang lebih buruk dari yang Mark tau.

Dan Haechan rasa orang yang pernah mendapat perlakuan buruk, pasti setidaknya memiliki trauma dalam dirinya. Entah ia memperlihatkannya, atau menyembunyikannya.

Tapi Haechan percaya bagaimana Mark yang selalu bisa menjadi sosok kakak bagi Renjun, maka kemarin saat berpapasan dengan Renjun Haechan hanya menyapanya karena kebetulan ia sedang terburu-buru. Ia terkejut melihat lebam pada wajah Renjun tapi ia melihat senyum yang Renjun ulas untuknya, ia pun seketika teringat pasti Renjun telah bertemu Mark dam telah menceritakannya. Jadi Haechan tak terlalu khawatir. Tapi begitu melihat Mark menggelengkan kepalanya, Haechan terkejut.

"Aku bahkan tak tau ia memilikinya." Ujar Mark.

Ia melihat ponselnya, sebenarnya sejak pagi ia sudah mendapat tiga notifikasi pesan dari Renjun. Tapi ia belum membukanya karena merasa ingin menjaga jarak sebentar dengan Renjun.

Tapi saat mendengar ucapan Haechan barusan ia tersentak atas kelakuannya yang mengabaikan Renjun, apa benar Renjun telah mendapat perlakuan buruk lagi?

Dan ia semakin panik melihat isi pesan dari Renjun adalah pesan suara. Yang mengatakan ingin menitip lukisan-lukisannya sementara waktu, dan nanti ia akan mengambilnya lagi. Dua pesan lainnya adalah ia akan pergi dan sampai jumpa nanti— ada kikikan geli milik Renjun. Dan Mark justru sakit mendengar kekehan itu, ia tak yakin Renjun seriang itu saat mengiriminya pesan. Mengingat apa yang ia lakukan pada Renjun kemarin.

Dan dipikirannya sekarang berputar satu pertanyaan penuh kekhawatiran, pergi kemana anak itu?

Mark tak pernah menyangka Renjun bisa pergi dari sekitarnya, ia menatap apartemen Renjun—yang sudah tak ada barang milik Renjun disana. Pemilik gedung mengatakan bahwa Renjun telah berbicara bahwa tak akan melanjutkan menyewanya.

Dan dengan seluruh kepanikannya, Mark terus mencoba menghubungi Renjun. Tapi tak bisa. Sekarang rasanya ia begitu frustasi, bagaimana cara menemukan Renjun.

Disaat Mark masih berusaha menghubungi Renjun, tak lama kemudian Jeno datang ke apartemen. Sosok itu melongo tak percaya melihat apartemen Renjun yanh terbilang kosong itu.

"Kemana Renjun, kak?"

"Aku juga tak tau, ia tak bisa dihubungi."

Jeno mengerang, karena tadinya ia pikir Renjun hanya sekedar tak bisa dihubungi olehnya dan Jaemin. Ternyata kak Mark pun tak bisa. Dan yang lebih buruk adalah, Renjun pergi. Entah kemana.

.
.
.

Sebuah permintaan maaf adalah apa yang harusnya ia berikan pada Jeno, ia harusnya memohon maaf sejak awal semua pengkhianatannya diketahui Jeno. Tapi ia justru berkutat dengan ingatannya saat di panti, ia terlalu terseret oleh trauma yang ia simpan. Hingga melupakan apa yang seharusnya ia perbuat detik itu juga.

Tapi Renjun tak bohong saat mengatakan ia tak pernah menjadikan sebuah ucapan maaf adalah hal pertama yang harus ia lakukan, ia lebih paham bahwa ia hanya akan menerima kekerasan pada tubuhnya. Renjun tumbuh dengan pikiran itu, dengan kebiasaan itu. Membolehkan hukuman itu datang sendiri pada tubuhnya sebagai bentuk permintaan maafnya.

Renjun pernah memohon maaf, dan itu tak didengar. Dan itu hanya membuatnya terlihat lebih menyedihkan, Renjun benci perasaan itu.

Agatha dan Aretha lah yang menyadarkannya bahwa sebuah permintaan maaf itu perlu, dan harus ia lakukan. Agatha bahkan menjelaskan segalanya, membuat Renjun membayangkan jika dirinya berada di posisi Jeno atau Jaemin. Dan hal itu membuat Renjun menyesal.

Hingga saat akhirnya ia memutuskan menyalakan lagi ponselnya, orang pertama yang ia hubungi adalah kakaknya. Ia meminta maaf pada sosok itu, karena menjadi adik yang begitu serakah.

Kemudian keesokan harinya ia bertemu Jeno dan Jaemin yang menemuinya, mereka meminta hal yang sama darinya. Tapi Renjun rasanya ingin mencoba melepas mereka, ingin mencoba kembali hidup tanpa mereka. Ia takut kembali mengacau, maka pilihan terbaik menurutnya adalah tak lagi terikat dengan mereka.

Jeno dan Jaemin tak menutup-nutupi keberatannya mendengar permintaan Renjun, tapi Renjun seolah sudah yakin dengan semuanya. Dan mereka mencoba mendengar alasannya, kemudian menerimanya dengan berat.

Beberapa hari setelah pertemuan Renjun dengan Jeno dan Jaemin, ia masih merasakan kesedihan itu. Kakaknya tak salah, disaat ia menjadi begitu haus akan cinta lalu berubah serakah, itu adalah hal buruk. Sekarang Renjun kehilangan semuanya.

Bayangan bagaimana semuanya dalam beberapa bulan kebelakang hanya menjadi memori yang cukup ia simpan, bahwa ia pernah sebahagia itu. Mendapat kasih sayang dari kak Mark, mendapat cinta dari Jeno juga perhatian dari Jaemin dan kehangatan dari keluarga Lee.

Dan semuanya hancur karena dirinya sendiri.

Renjun bisa merasakan kekosongan itu, hatinya kerap mencelos setiap mengingat bahwa ia memang tak seharusnya menikmati terlalu banyak cinta.

Tapi Renjun juga tak bisa sepenuhnya menyalahkan dirinya sendiri, sepenuhnya, ia merasa tak terima kenapa sejak dulu ia selalu harus ada di posisi ini. Posisi salah dan disalahkan.

"Aretha ada jalan kesana?" Renjun menunjuk bukit di ujung sana, setiap ia mengantar Aretha ia selalu melihat pemandangan itu dan selalu penasaran.

Gadis kecil itu mengangguk. "Ada, ayah juga sering mendaki dengan teman-temannya."

"Tapi jangan kesana kak." Aretha menambahkan dengan cepat.

"Kenapa?"

"Nanti tersesat, aku tidak mau kak Renjun hilang." Kedua tangan kecil Aretha menggenggam tangan Renjun, mengatakan dengan tulus keinginannya yang tak menginginkan Renjun hilang.

Renjun sendiri hanya tersenyum tipis, karena justru ia menginginkan itu, ia ingin menghilang. Menjadi tak ada, ia merasa begitu lelah dengan semua pikiran yang berkecamuk akhir-akhir ini.

Dirinya bersalah, tapi bukan sepenuhnya salahnya.

Ia tak mungkin tumbuh dengan sifat seperti ini jika tak ada penyebabnya, ia tak mungkin jadi begitu serakah jika ia mendapat semua cinta sejak dulu.

Ia telah mendapat banyak kesakitan, bukan waktu sebentar ia mengalami hal buruk setiap hari. Dan sekarang begitu ia berhasil lepas dari tempat pemberi luka itu, ia ternyata tak bisa mengambil ganti kesakitannya semaunya. Ada aturan untuk semuanya, dan Renjun justru melewati batas.

Sekarang kesakitan itu kembali Renjun rasakan. Nyatanya ia hanya mendapat sedikit kesempatan untuk merasakan manisnya kebahagiaan yang menghangatkan hatinya.

Renjun benar-benar sudah begitu lelah dengan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia merasa perlu menemukan udara segar, dan keheningan. Renjun ingin mencoba pergi ke bukit sendirian, untuk menemukan nyamannya. Untuk mencoba menenangkan pikirannya.

Tapi ternyata keinginannya tak pernah bisa ia wujudkan, dalam perjalanan ke bukit ia terpeleset di sebuah tanjakan. Ia tak mengalami jatuh yang mengerikan, luka yang dimiliki Renjun hanya goresan pada lengan dan kaki. Pipinya juga ikut tergores.

Seharusnya semua itu adalah luka ringan, tapi Renjun justru tak bangun selama dua hari. Mark yang diberitau Agatha datang dengan khawatir, ia juga memindahkan Renjun ke rumah sakit tempat ia bekerja. Mark tak pernah memberitau Jeno dan Jaemin tentang ini, karena ia tau tentang Renjun yang telah memutus hubungan.

Begitu Renjun sadar, Mark kembali dibuat terkejut saat Renjun kembali kehilangan sebagian ingatannya. Ingatan Renjun berhenti pada kecelakaannya dengan Jeno sepulang liburan, dan Mark kebingungan bagaimana menjelaskan bahwa hubungan Renjun dan Jeno telah berakhir karena kekacauan yang Renjun perbuat.

Mark hanya menjelaskan secara singkat tentang kejadian penting yang Renjun lupakan, dan Renjun bersedih mengetahui hubungannya dan Jeno telah hancur. Pertemanannya dengan Jaemin menjadi kacau, dan ia dengan mama Lee yang jadi berjarak.

"Aku ingin kembali ke tempatku, kau bilang aku pindah?"

Mark mengiyakan. "Ya, kau pergi setelah semuanya semakin tak terkendali."

"Kau bisa tinggal di tempat Haechan dulu, Renjun. Kau masih perlu penyembuhan." Mark juga tak bisa membiarkan Renjun jauh darinya sekarang, apalagi setelah kejanggalan yang Renjun alami ini. Renjun yang bisa kehilangan ingatannya karena benturan ringan.

Untuk keadaan saat ini Renjun tak ditangani olehnya, rekannya yang lain yang mengambil alih.

Tak ada yang tau cara kerja otak sebenarnya seperti apa, dan menurut dokter bahwa mungkin Renjunlah yang meminta dirinya sendiri untuk melupakan ingatan itu. Apalagi jika memang banyak hal buruk yang dialaminya.

Mark merasa ia perlu berdiskusi banyak lagi tentang kondisi Renjun itu, dan Renjunnya jelas tak boleh terlalu jauh darinya.

Hingga beberapa minggu setelahnya Renjun tak juga mendapat ingatannya kembali, tapi dokter merasa itu tinggal tergantung diri Renjun sendiri.

.
.

Renjun menatap Aretha dan Agatha dengan rasa bersalah, ia mendapati kedua orang itu menemuinya di tempat Haechan. Dan Renjun merasa bertambah sedih menyadari ia melupakan orang yang selama ini membantunya—kak Mark memberitaunya bagaimana ia dan Agatha juga Aretha selama ini.

"Aku sungguh menyesal karena aku melupakan kalian." Ujar Renjun.

"Aku akan berusaha mengingatnya." Lanjut Renjun dengan perasaan yang entah kenapa seakan ragu.

Tapi malam harinya ia justru mencoba mengingat kelanjutan ingatannya setelah kecelakaan dengan Jeno, dan ditengah tidurnya. Renjun bangun terengah, lalu menangis. Mimpinya membawa ingatannya kembali dengan menyakitkan.


Saat Jeno menemuinya tiba-tiba, Renjun rasanya ingin berlari kepelukannya detik itu juga. Ingin mengadu seperti biasanya, bahwa ia sempat kehilangan ingatannya, lagi. Dan itu menakutkan.

Karena ingatannya yang baru kembali utuh beberapa minggu kebelakang, Renjun masih merasa begitu sulit mengendalikan perasaannya. Maka saat Jeno mengajukan hubungan mereka untuk kembali, Renjun menyetujuinya tanpa berpikir panjang.

Saat ini, di kekacauan dirinya. Tentang perasaannya, pikirannya. Ingatannya, juga hatinya. Renjun tak mau sendirian, ia ingin memiliki orang yang menemaninya.

Dan Renjun kembali mendapat hubungannya dengan Jeno, dengan adanya Jaemin juga. Rasanya Renjun rindu berbicara dengan Jaemin.

Jaemin menatapnya penuh rasa tak percaya saat Jeno mengatakan tentang hubungan mereka bertiga, Jaemin mendekat ke arahnya dan memeluknya. Renjun membalasnya dengan erat.

Renjun pikir ini memang langkah gegabah yang ia mulai kembali, tapi melihat lagi bahwa Jeno dan Jaemin tak lagi saling bersitegang satu sama lain Renjun berharap ini bukan keputusan yang salah.

Karena Renjun tak bisa membohongi hatinya bahwa ia masih begitu menginginkan cinta mereka berdua.

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

26.2K 2.9K 6
[R E M A K E] [NOREN] "Mencintaimu adalah hal yang paling indah dalam hidupku, terima kasih karena hadir dan mengisi kekosongan ku selama ini.. Namun...
47.4K 6.5K 33
NOREN LEE JENO - HUANG RENJUN ⚠️ bxb fantasy
51.5K 8.9K 39
Renjun sangat paham dan sangat tahu bahwa dirinya benar-benar berada dalam posisi yang berbahaya dengan terjebak bersama si kembar Lee Donghyuck dan...
2.8K 428 4
Bak Anjing dan Kucing yang tidak akur mampukah Jeno dan Renjun merawat bayi atas Wasiat Sahabatnya? Jangan salah lapak ⚠ Mpreg Renjun [Sub] Jeno [Dom]