PENGASUH

By Cratelius

151K 13.9K 1.2K

[Completed] Pusat organisasi pembunuh bayaran telah terbongkar dan menjadi buron oleh negara. Salah satu caba... More

Note;
Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
End

27

1.9K 200 24
By Cratelius

Permintaan

*

"Aku ga bisa keluar, Del."

Setelah papanya memaksa Ashel untuk ikut tinggal bersamanya, Ashel jadi tak bisa keluar dari rumah, bahkan untuk sekolah pun, sang papa meminta home schooling.

"Karna Marsha, ya?" Tanya Adel melalui panggilan telepon. Ashel mengangguk tipis sambil berdeham menjawabnya. "Aku kangen," sambung Adel membuat gadis yang ada di seberang telepon tersenyum.

"Aku lebih kangen," balas Ashel.

"Aku mau peluk kamu, Shel."

"Aku juga, tapi aku ga bisa ketemu kamu sekarang ini. Papa takut aku bakal kena incar juga sama musuh-musuhnya," papar Ashel, kini ia menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang, matanya menatap pintu balkon kamar yang terbuka.

Pagi pun tiba, matahari sudah mulai menampakkan wujudnya, dan Ashel tak tidur sama sekali malam ini, begitu juga dengan Adel.

Setelah rapat dengan saudarinya tadi malam, hasil keputusan bersama di tetapkan memberikan Freya waktu untuk berpikir. Tentu, hal itu tak di sambut baik oleh Adel.

Ia langsung masuk ke kamar meninggalkan lima saudarinya, dan kebetulan sekali Ashel menelponnya. Rasa emosi yang meledak-ledak di hati adel tadi seketika menjadi redup. Sungguh, gadis ini adalah rumah bagi Adel.

"Kok diem?"

Adel mengerjabkan matanya, tersadar dari lamunan karena Ashel tiba-tiba bersuara.

"Udah ngantuk ya?"

"Kamu kali yang ngantuk, aku mah udah biasa ga tidur," jawab Adel sambil terkekeh.

"Aku ngantuk," ucap Ashel. "Tapi aku mau kamu tidur di samping aku," imbuhnya lagi, membuat Adel yang berada di kamarnya tak kuasa menahan rasa rindu pada gadisnya.

"Aku ke rumah kamu sekarang."

-

"Kemana, Del?"

"Bacot."

Adel melenggang melewati Freya yang berada di ruang tengah. Freya yakin, Adel masih marah dengan dirinya karna perkara semalam.

"Kerja kali," celetuk Fiony yang juga berada disana.

"Kontraknya kan udah di cabut? Yakali ada kerjaan," jawab Kathrina sembari membenarkan kemeja putihnya.

"Lu mau kemana?" Tanya Freya sembari duduk di sebelah Fiony, sambil memegang secangkir teh panas yang hendak ia minum di pagi hari.

"Kerja," jawabnya singkat, lalu mengambil tas hitam yang ada di sofa dan bergegas pergi.

Fiony memandang Freya, merasa tak enak karna semua saudarinya jadi berlaku dingin atas pilihannya semalam. "Kamu udah mutusin mau gimana?" Tanya Fiony membuat Freya yang sedang menyeruput tehnya jadi terbatuk.

Freya menggeleng pelan, lalu menaruh cangkir teh miliknya di meja. Di putar tubuhnya, menatap Fiony yang setia memperhatikan semua gerak-gerik dari Freya. "Pikiran aku masih sama, Fio. Aku ga mau bunuh Flora."

Fiony menghela napasnya dan menyatukan punggungnya di sofa. Matanya terpejam, mencoba mencari solusi lain untuk masalah balas dendam mereka.

"Kamu pilih Jessi atau Flora?" Tanya Fiony tiba-tiba.

Freya tertegun, tak menyangka Fiony akan bertanya demikian padanya. Sungguh ini pilihan yang sulit baginya. Di satu sisi ia sangat ingin membalaskan dendam pada pelaku pembunuhan Jessi. Tapi siapa sangka, pacar yang ia sayangi itu adalah pelaku utama pembunuhan temannya.

"Kalau gue jadi Freya, gue bakal pilih Flora," sela Azizi yang baru saja keluar dari dapur, menatap dua saudarinya yang berada di ruang tengah.

"Kenapa?" Tanya Fiony.

Azizi kembali melangkah, menghampiri Freya dan Fiony, lalu berhenti tepat di depan Fiony. Ia berjongkok, dan kedua tangannya mengurung Fiony yang sedang duduk di sofa. Matanya tajam, menatap Fiony dengan ekspresi datar yang menakutkan. "Karna Jessi udah meninggal, pilihan apapun ga akan bisa buat dia hidup kembali."

"Jaga omongan lo, Zee."

Kali ini mereka bertiga menoleh, melihat Olla yang baru saja selesai membasuh diri keluar dari kamar mandi.

Azizi berdiri, dan mengangkat kedua tangannya, berlagak seperti seseorang yang baru saja di tangkap polisi.

"Sorry. Tapi itu kenyataan nya."

-

"Muka kamu kenapa keliatan kecut begitu?"

Kathrina menoleh, menatap Gita yang sedang duduk di sebelahnya. Perlahan Kathrina mengusap wajahnya dengan tangan kiri, mencoba menormalkan air mukanya yang tak sedap untuk di pandang.

"Lagi ada pikiran aja," jawab Kathrina, lalu kembali menoleh ke depan, memperhatikan jalanan yang pagi ini tidak terlalu ramai.

Gita mengangguk tipis. "Flora, kamu kenal 'kan?"

Kathrina tertegun sejenak, terkejut dengan Gita yang seakan tahu kalau inti dari pikiran Kathrina kini sedang tertuju pada gadis bernama Flora.

Kathrina mengangguk pelan, berpikir tak ada salahnya jika ia memberitahukan kalau dirinya kenal dengan Flora. Lagi pula, gadis itu 'kan teman satu sekolahnya Gita. "Kenal—"

"Bunuh dia," ucap Gita.

Kathrina terkejut, membuat mobil yang ia kemudikan menjadi oleng dan kini berhenti di bahu jalan. Perempuan itu menoleh, menatap Gita yang masih memasang muka datar menatapnya.

"Kenapa?"

"Aku ga salah dengar kan?!"

Gita menggeleng, mengoreksi kalau apa yang Kathrina dengar itu tidaklah salah. "Kamu pacar aku 'kan?" Tanya Gita dengan maksud yang lain. "Kamu bilang kamu bakal turutin semua permintaan ku 'kan?"

Sial. Kathrina tak pernah terpikir kalau permintaan pertama yang di minta oleh Gita setelah menjadi pacarnya ini adalah membunuh seseorang.

Tapi, sebenarnya ini tak terlalu sulit baginya. Terlebih, saat ini Kathrina dan saudarinya memang sudah berencana untuk mengeksekusi Flora.

Kathrina menghela napasnya, lalu mengangguk. Tak merasa curiga kenapa Gita memintanya untuk membunuh Flora.

Perempuan ini sekarang buta. Apapun akan ia lakukan agar Gita tak meninggalkan dirinya. Toh, permintaannya yang sekarang ini tak membebani Kathrina.

Namun, hanya ada satu ganjalan yang membuat ia tak bisa langsung menjalankan permintaan Gita.

Freya.

Keputusan akhir mereka ada pada Freya.

Mengesalkan sekali, kenapa Fiony memberi waktu untuk Freya berpikir. Bukankah jelas ujungnya nanti, kalau mereka akan tetap mengeksekusi Flora apapun jawaban dari Freya? Kenapa pakai acara di tunda segala.

"Aku sayang kamu," ucap Gita pelan sambil mengelus telapak tangan Kathrina.

"Aku lebih sayang sama kamu."

Kathrina memeluk Gita, lalu mengelus kepalanya dengan pelan.

Pagi yang sedikit mengejutkan, namun tetap saja, Kathrina akan melakukan apapun demi gadisnya.

Apapun.

-

"Aku cape,"

Lulu mendorong tubuh Raizan yang ada di atasnya, mencoba memisahkan dirinya dari kejantanan milik Raizan.

Sang empu hanya mengerang, enggan melepaskan miliknya dari Lulu. Sungguh, Lulu sudah sangat lelah karna bermain dengan anak itu dari semalam.

Lulu bahkan tak sempat bernapas karna stamina anak muda ini terlalu besar.

"Satu kali lagi," pinta Raizan.

Lulu menghela napasnya, pasrah dengan pacarnya yang sepertinya mengidap hyper ini. "Dari semalem bilang nya sekali lagi," keluhnya pelan.

"Ini yang terakhir, janji!"

Raizan kembali mendorong pinggulnya, menyatukan miliknya dengan tubuh Lulu, membuat sang empu kembali meremas sprei dengan kuat.

Namun beruntung bagi Lulu. Suara bel apartemennya terdengar, menandakan ada tamu yang datang ke sana.

Biasanya Lulu akan mengeluh jika ada orang yang bertamu di pagi buta begini. Tapi tidak untuk sekarang.

Siapapun yang datang itu, Lulu akan berterimakasih padanya.

"Minggir, ada tamu," kilah Lulu sambil mendorong tubuh Raizan.

Lulu berdiri terpincang. Selangkangannya terasa perih dan pegal. Sambil menggunakan baju tidurnya, Lulu beranjak keluar, meninggalkan Raizan yang masih di atas ranjang dengan keadaan telanjang.

"Iyaa, sebentar!" Seru Lulu sembari mengintip dari kaca bulat di pintu.

Tak ada orang disana, namun bel masih terus berbunyi.

Orang iseng?

Lulu membukanya, lalu menunduk untuk melihat seorang perempuan yang ia kenal berdiri di hadapannya.

Dia pendek, pantas saja tak terlihat dari kaca pintu.

"Flora? Ngapain kamu?"

"Kak, tolong aku, Please!"

.
.
.
.
.
Waduh, apakah Lulu bakal ke seret juga?!

Continue Reading

You'll Also Like

196K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
58.8K 3.5K 21
Salah satu dari kakak beradik tiri ini sulit menerima kenyataan bahwa hidupnya berantakan. Gadis ini menaruh kesal pada adik tirinya. Namun seiring b...
59.5K 3.9K 25
menceritakan cerita yang ge jelas hehe bercanda baca aja ya yang mau request cerita boleh isi link di sini, Terima Kasih https://saweria.co/LeoLLCKP...
147K 13.1K 42
kepala pundak, delshel lagi delshel lagi.. mohon untuk tidak dibawa ke rl guys! apalagi sampe ke member ya. terimakasih🫰🏻 ❕H A P P Y R E A D I N G...