TAKEN YOUR DADDY [SEGERA TERB...

By ZahraAra041

611K 26.6K 2.1K

Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly A... More

01. Broken Heart!
02. YOUR DADDY!
CAST
03. Siapa yang Salah?
04. Ide Gila
05. Gue Nggak Sudi!
06. Tinggal Bareng?!
07. Patah Hati Satu Kantor
08. Saingan Sama Tante!
09. Ada Rasa Lama?
10. Tidur Berdua?!
11. Mata-Mata Dena
12. I Want to be Your Wife
13. Simulasi Jadi Mommy
14. Serigala yang Bangun
15. Giliran Dibalas Takut!
16. Cemburu nih, ceritanya?
17. Nyaman (?)
18. Mempertanyakan Status
19. Jadian, nih?
21. Insiden Pesta Malam
22. Penghangatan
23. Kompor
24. Terhalang Restu
25. Nge-date
26. Senjata Makan Dena
27. Alergi
28. Ngurus Bayi
29. Dilamar?!
30. Bongkar Identitas
31. Ellen Kepanasan
32. Para Pengganggu
33. Pearly vs Dena
34. Sentuhan
PENGUMUMAN
35. Sakit Hati Berjamaah
36. Kejutan Besar
37. Gerald
38. Mengulik Kasus
39. Pearly vs Nalika
40. Kasus yang Terbongkar

20. Pesta Pernikahan Theo (FIRST KISS)

14.4K 606 55
By ZahraAra041

HALO!

MALAM INI AKU BAWAIN KISAH PIE DAN GARA UNTUK MENEMANI MALAM MINGGU KALIAN!

Yuk baca yuk!

_-00-_

Kalea memang sengaja membuntuti Gerald setelah melihat Gerald berangkat bersama Pearly yang sudah berstatus sebagai mantan itu. Kalea menaruh sedikit rasa curiga pada Gerald, pasalnya tadi lelaki itu beralasan tidak bisa menjemputnya karena harus berangkat bersama sang ayah. Kalea masih bisa berpikiran positif, mungkin saja Gerald dipaksa berangkat bersama Pearly karena mengingat mereka berdua itu dijodohkan.

Dan sekarang, Kalea betulan kalang kabut setelah mendengar ucapan Gerald dengan telinganya sendiri bahwa lelaki itu menginginkan Pearly untuk kembali menjadi pacarnya. Apa-apaan?! Bukankah dia sendiri yang mengatakan bahwa perasaannya kepada Pearly sudah pupus? Kalea tidak terima Gerald mempermainkannya.

"Brengsek lo, Ge!" pekik Kalea marah. Matanya menatap nyalang dengan urat-urat yang terlihat jelas.

Gerald panik sendiri, pasti pacarnya itu marah karena salah paham. Seharusnya ia membicarakan rencananya ini terlebih dahulu kepada Kalea agar tidak berakhir salah paham. Jika sudah begini, maka dirinya tidak bisa berbuat apa pun selain mengatakan hal sejujurnya pada Kalea di belakang Pearly.

"Lea, lo salah paham---"

"Salah paham apa?! Gue dengar dengan jelas lo minta balikan sama Lily! Mau lo sebenarnya apa, sih, Ge?!" cerca Kalea tersulut emosi.

Keluar dari perdebatan dua sejoli itu, terdapat Pearly yang mati-matian menahan tawa. Ingin sekali ia menyemburkan tawa di hadapan dua makhluk yang pernah menjatuhkan harga dirinya di hadapan khalayak ramai itu. Menurutnya mereka adalah pasangan terkonyol di dunia. Malas meladeni, Pearly memilih untuk segera ke kelas sebelum guru tiba. Biarkan saja dua makhluk ini bertengkar pagi-pagi. Ia malas ikut campur.

"Dadah anak Mama dan calon menantu! Gue pergi ke kelas dulu, ya!"

Amukan Kalea pada Gerald sontak berhenti begitu Pearly menyebut Gerald dan dirinya sebagai 'anak dan calon menantu'. Kalea menatap Gerald dengan sorot bingung, sementara Gerald tampak lega. Kepergian Pearly menumbuhkan tanda tanya di benak Kalea.

"Tuh cewek ngomong apa barusan? Anak mama? Calon menantu? Hah?" ucap Kalea bingung.

Gerald mampu bernapas lega sekarang. Ia raih pundak Kalea, lalu ditariknya hingga gadis itu menyender di bahunya. "Iya. Lily berniat nikah sama papa gue. Gue nggak terima, makanya gue pura-pura minta balikan, karena gue kira Lily kayak gitu cuma untuk manas-manasin gue aja."

"Terus, dia mau balikan sama lo?"

Gerald menggeleng, wajahnya tampak lesu. "Gue salah. Ternyata Lily emang beneran jatuh cinta sama papa. Gue nggak mau Lily sampai jadi mama tiri gue, Le ...."

Kedua mata Kalea membulat sempurna. Ia pikir Pearly hanya bercanda saja saat mengatakan hal serupa padanya sewaktu di depan gerbang sekolah kemarin. Rupanya betulan. Ia shock berat, sebelumnya tidak pernah terpikirkan jika Pearly akan bertindak senekat itu demi balas dendam.

"Gue speechles, Ge. Gue kira Lily anaknya polos, ternyata mainnya lebih jauh."

Gerald mengambil tangan Kalea, kemudian dikecupnya singkat. "Maafin gue ya? Seharusnya gue rencanain ini bareng lo biar nggak salah paham."

"Gue mau aja sih, maafin. Tapi ada syaratnya."

_-00-_

MA DRESS sebuah nama butik yang terpampang jelas pada papan nama tepat di atas bangunan besar. Menelisik lebih jeli, terdapat banyak model pakaian mulai dari santai hingga formal terpajang di dalam bangunan tersebut. Toko pakaian besar ini sudah berdiri sejak lama, dan merupakan butik langganan keluarga Gara. Kualitasnya tidak perlu dipertanyakan, ya walaupun harganya terbilang mahal yang memang hanya dipasarkan untuk kaum menengah ke atas. Ada harga ada kualitas, begitu slogan yang tercipta di dunia ini.

Gara menatap jam tangannya, waktu ternyata sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Dia sengaja datang ke sini untuk memesan gaun yang akan dipakai Pearly untuk mendampinginya datang ke pesta pernikahan Theo nanti malam. Sebelumnya Gara sudah pergi ke kantor untuk memeriksa apakah jadwalnya padat, dan ternyata jadwal pagi ini tidak begitu padat. Jadi, ia bisa mampir ke butik ini sebentar.

Sebenarnya ia bisa pergi nanti sore bersama Pearly setelah anak itu pulang sekolah, tetapi sepertinya tidak akan cukup karena ia juga harus mengantar Pearly pergi ke salon sebelum berangkat. Jadi, Gara memilih pergi sendiri, Ia juga sudah membawa beberapa dress milik Pearly sebagai patokan ukuran.

Tak ingin mengulur waktu, Gara segera masuk ke dalam toko tersebut. Bau khas toko pakaian dan beberapa pakaian yang terpajang rapi langsung menyambutnya. Sang pramuniaga dengan seragam rapi pun menyambutnya dengan ramah dan penuh ceria.

"Selamat datang di MA DRESS Boutique, selamat berbelanja. Kenyamanan Anda adalah kepuasan kami."

Gara membalasnya dengan senyum ramah tamah, kemudian melanjutkan langkahnya hingga seorang wanita muncul dari balik tembok dan menyapanya. Wanita paruh baya dengan senyum hangat itu adalah pemilik butik ini yang berteman dekat dengan sang ibu.

"Hai, Pak Gara! Ada yang bisa saya bantu?" sapanya ramah.

"Saya ingin mencari dress casual untuk mendatangi pesta pernikahan yang diselenggarakan saat malam hari," balas Gara tak kalah ramah.

"Mari ikut saya," intruksi wanita itu yang langsung diikuti dari Gara.

Wanita ramah itu berhenti di barisan gaun. Ia mengambilkan sebuah gaun berwarna abu-abu yang tidak terlalu panjang dengan minim motif, terkesan sangat mewah dan elegan. Gara langsung jatuh cinta dengan gaun itu saat pertama kali memandang. Namun, sepertinya tetap akan kepanjangan jika Pearly yang memakainya.

"Saya suka dengan gaun ini, tetapi sepertinya terlalu besar. Saya membawa beberapa gaun untuk dijadikan sampel ukuran, tolong diperiksa." Gara memberikan totebag berisi beberapa gaun milik Pearly kepada wanita itu.

Wanita itu lantas meraih totebag dari tangan Gara dengan sopan. "Baik, saya periksa dulu."

Wanita itu pun melenyapkan diri dari hadapan Gara, menyisakan Gara yang kini tengah memilah beberapa gaun yang terpajang di sana. Tak lama wanita itu datang kembali, tetapi kini dengan seorang pramuniaga di sisinya membawakan beberapa gaun.

"Untuk gaun jenis ini dengan ukuran yang bapak request sedang kosong, tetapi kami memiliki beberapa gaun dengan ukuran yang pas. Bapak boleh memeriksanya,"ujar wanita itu sembari menyuruh sang pramuniaga untuk maju mendekati Gara.

Gara segera memeriksa beberapa gaun yang dibawa oleh pramuniaga itu dengan saksama. Detail dan motif sangat diperhatikan olehnya hingga Gara menghabiskan waktu kurang lebih dua puluh menit hanya untuk memilih gaun yang berjumlah sepuluh itu.

Setelah berlama-lama memilih, akhirnya mata Gara tertarik pada salah satu gaun berwarna hitam dengan desain elegan. Manik legamnya bergerak baik turun perlahan-lahan mengamati desain gaun hitam tersebut sembari membayangkan betapa anggunnya Pearly ketika gaun itu membalut tubuhnya.

"Perfect."

_-00-_

Jam pulang sekolah telah lewat sejak dua menit lalu, dan kini bel sekolah baru berbunyi. Suara nyaring yang sangat didambakan para siswa dari kalangan kelas manapun. Mereka keluar berbondong-bondong dari kelas, pemandangan sekolah tampak seperti kandang ayam dengan para anak ayam yang berlarian ketika pintu kandang dibuka.

Pearly sendiri sibuk mengutak-atik ponsel yang berdering---ada panggilan dari Gara. Ia menepi dan duduk di pinggir lapangan sembari mengangkat telepon dari pacarnya itu.

"Hai, pacarnya Pie! Om udah di depan?"

"Hai juga, Pie. Saya di depan gerbang sekolah kamu, ya."

Pearly segera bangkit dan berjalan sedikit cepat ke depan gerbang sekolah untuk menjumpai Gara. Langkah kecilnya meloncat-loncat di atas aspal, membelah keramaian di antara para siswa. Tiba di gedung depan, Pearly memekik kecil begitu menemukan Gara yang sedang bermain ponsel sembari menyandar di badan mobil.

"SAYANG!!" pekik Pie riang, hal itu mampu menarik atensi beberapa siswa yang sedang berada di sana.

Gara mengangkat setengah lengan, lalu melambaikan tangannya pada Pearly. Matanya fokus mengamati sepasang kaki kecil di sana yang berlari riang ke arahnya. Menggemaskan, Pearly terlihat seperti anak kecil alih-alih remaja.

"Om udah nunggu lama, ya?"

Gara menggeleng, kemudian mengusap pucuk kepala gadis itu. "Saya baru sampai. Oh iya, kita tidak pulang ke rumah, ya."

Pearly mendadak bingung. Ia lupa kalau hari ini jadwalnya ia mendampingi Gara ke pesta pernikahan Theo. "Kita mau ke mana?"

"Saya akan membawamu ke salon untuk melakukan perawatan dari ujung rambut sampai ujung kakimu. Kamu akan menjadi pasangan saya di pesta nanti malam."

Pearly bersorak riang detik itu juga. Jelas saja, wanita mana yang tidak gembira ketika hendak diajak perawatan seluruh tubuh seperti itu? Kegiatan perawatan itu adalah kegiatan yang paling Pearly sukai di dalam hidupnya. Sudah lama juga ia tidak melakukan perawatan tubuh serta wajah.

"Huwaaa, seriusan?!"

"Yep, baby,"

"IH, SUKA DEH!"

Saking senangnya, gadis itu pun melompat dan memeluk tubuh Gara dengan kedua tangan dan kedua kakinya. Penampilan mereka saat ini tampak seperti anak koala yang tengah menggandoli tubuh induknya.

"Makasih, big boy-nya Piee!"

Gara menyangga tubuh Pearly dengan tangan kirinya, kemudian membuka pintu mobil. Gara segera duduk di kursi kemudi tanpa mau melepaskan tubuh Pearly yang masih setia menempelinya. Ia merasa nyaman seperti ini. Tubuh Pearly itu hangat.

_-00-_

Sudah hampir empat jam Gara menunggu Pearly melakukan seluruh perawatan dari ujung rambut hingga ujung kaki di salon yang sudah menjadi langganan keluarganya. Ruang tunggunya nyaman, membuat Gara betah berlama-lama menunggu Pearly di sini. Gara pun sudah terbiasa ke tempat ini karena sering diajak oleh sang ibu dan mendiang istrinya untuk menemani. Dena pun sudah pernah diajak ke sini olehnya, tetapi lupakan yang satu itu.

Kini, Gara menunggu Pearly sembari mengurus beberapa berkas kantor yang belum selesai di outdoor. Ruang tunggunya memang terbagi menjadi dua, yakni indoor dan outdoor. Untuk Gara sendiri lebih suka di outdoor. Gara tidak keberatan sama sekali jika harus menunggu lama kalau hasilnya memuaskan. Ia juga sudah memberikan sebuah gaun yang dibelinya tadi pagi kepada Pearly agar segera dipakai.

Sementara itu, Pearly kini sudah siap dengan gaunnya dan sedang dirias oleh para perias yang professional. Riasannya tidak terlalu bold, tetapi mampu menegaskan wajah imutnya. Melihat tampilan dirinya di cermin, Pearly merasakan ada aura berbeda yang menguar dari dalam tubuhnya malam ini.

Tampilannya benar-benar seperti wanita dewasa, bukan lagi bocah remaja labil. Bahkan, ia pun ikut terbawa suasana dengan tidak mengayunkan kaki ketika sedang dirias. Fyi, mengayunkan kaki adalah kebiasaan Pearly ketika sedang duduk.

"Gila, cantik banget gue," pujinya kepada diri sendiri.

"Kak, ini makeup-nya masih lama?" tanya Pearly pada salah satu wanita yang tengah mengoleskan sesuatu di kelopak matanya.

"Sedikit lagi ya, Kak."

"Aku boleh request nggak? Kayaknya bibir aku kurang glossy."

Setelah menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk perawatan tubuh termasuk kuku, Pearly akhirnya menyudahi acara perawatan ini. Para wanita yang merias dirinya tadi pun lantas pergi keluar dari ruangan, berganti dengan salah satu wanita paruh baya yang kian menghampirinya. Wanita tersebut menyentuh kedua bahu Pearly sembari menontoni kecantikan Pearly di pantulan cermin.

"Anda tunggu di sini saja, ya? Saya akan panggilkan Pak Gara."

Wanita tadi segera memanggil Gara untuk mengatakan bahwa aktivitas Pearly sudah selesai. Namun, belum saja ia berbicara Gara sudah berdiri terlebih dahulu dan masuk ke dalam. Gara sudah hapal dengan pelayanan di sini, jika wanita itu datang menghampiri, maka treatment yang dilakukan pasti sudah selesai.

"Sudah selesai, ya?"

"Iya, Bapak silakan ke ruangan yang di sebelah sana," instruksi wanita tersebut sembari mengarahkan tangannya sopan ke arah timur.

"Baik, terima kasih."

Dengan rasa tidak sabaran, Gara pun mempercepat langkahnya untuk menemui Pearly. Berbagai tampilan Pearly sudah terbayang di otak, membuat pria dewasa itu tersenyum samar. Tiba di depan pintu ruangan, Gara pun segera menarik tuas pintu kaca tersebut.

Begitu tuas pintu dibuka, sebuah pemandangan indah langsung menyambut matanya dengan lembut. Di sana, di tengah ruangan terdapat Pearly yang berdiri menghadap dirinya. Gadis itu anggun sekali malam ini, aura bocah tengilnya tidak tampak sedikit pun. Gaun dan seluruh tatanan rambut hingga riasan yang dipakai Pearly malam ini mengubah aura labil Pearly menjadi lebih dewasa dan feminin. Ia menyukainya, sangat.

"Hai, Om---"

"Gara. Panggil saya seperti itu," sela Gara sembari berjalan mendekati Pearly.

Jemari besar Gara bergerak menautkan jemari lentik milik Pearly yang ukurannya jauh lebih kecil---tampak tenggelam. Gara meremat jemari Pearly untuk menghubungkan perasaan di antara mereka. Tak bohong, Gara benar-benar mencintai Pearly malam ini. Rasa ingin memiliki anak itu naik drastis.

Begitupun dengan Pearly sendiri. Begitu jemari besar Gara bertaut, euphoria seolah datang berbondong-bondong menyerbu jantungnya yang tengah bersemayam di dalam sana. Suasana malam ini berbeda jauh dari hari biasanya.

"Anggun sekali centilnya saya malam ini."

Gara menggiring langkah anggun Pearly keluar salon menuju parkiran. Tiba di sana, Gara pun membukakan pintu mobil untuk Pearly. Ia memastikan sang kekasih duduk dalam mobil dengan nyaman. Sebelum menutup pintu mobil, Gara menyempatkan diri untuk mengusap wajah Pearly hingga turun ke leher mulusnya.

"Enjoy tonight, baby."

Entah dorongan dari mana, fokus Gara yang tadinya tertuju pada wajah cantik Pearly kini lambat laun turun hingga membentur kedua belah bibir merah muda Pearly yang tampak lembab nan sehat. Dengan kesadaran yang kian menghilang, Gara mendekatkan wajah sembari menekan leher belakang Pearly.

Pria itu menyatukan kedua belah bibir mereka. Pearly sontak memejamkan matanya seerat mungkin. Ia terima seluruh sentuhan Gara yang mampu membangkitkan gairah seksual dalam drinya---sentuhan yang belum pernah ia terima dari siapa pun. Rasanya asing, tetapi menggiurkan. Pearly merekat erat jas hitam Gara untuk menyalurkan euphoria dalam dirinya.

Seolah sadar, Gara langsung melepaskan pagutannya pada Pearly. Ia tatap manik anak itu yang mulai berair. Tak bohong, Pearly menangis sekarang. Gadis itu merasa takut lantaran hal ini baru terjadi pertama kali dalam hidupnya.

Sontak meledaklah tangis Pearly malam itu yang membuat Gara panik sendiri. "Huwaaa, Om ambil first kiss-nya Piee!"

Berselang satu detik kemudian dapat Pearly rasakan jemari besar Gara kembali menggerayangi wajahnya. Air mata yang membanjiri wajah diusap perlahan, sentuhan yang Gara suguhkan benar-benar lembut sampai Pearly berhasil menghentikan tangisnya.

Gara mengunci tatapan mereka, sementara jemarinya masih setia mengusap pipi bulat Pearly. Tatapan teduhnya menyorot netra berair milik Pearly.

"Ini sebagai balasan karena kamu selalu menggoda saya."

"Untuk mempertanggung jawabkan perbuatan saya, saya meresmikan hubungan kita mulai detik ini. Kamu bukan lagi sekedar pacar saya." Gara menghentikan ucapannya, lalu menarik dagu Pearly dan mengusapnya perlahan.

"But, you're my future wife."

_-00-_

Setelah turun dari mobil, Gara tidak melepaskan tautan tangannya pada Pearly. Malahan kini, gadis itu merangkul lengan Gara dengan salah satu tangannya. Mereka berjalan layaknya raja dan ratu membelah keramaian. Di depannya sudah ada lapangan luas yang dipenuhi pernak-pernik pernikahan. Masuk ke dalam, sebuah bingkai foto besar yang menampakkan foto sepasang pengantin menyambut seluruh tamu. Untaian bunga-bunga segar merumbay ke bawah, aroma harum bunga tercium kuat memenuhi rongga dada.

Para pengunjung yang diundang ke pesta ini tampak elegan dari penampilan maupun cara berjalan. Menoleh ke arah selatan, tampak beberapa pria asyik memainkan alat-alat musik. Suaranya mengalun landai, mendominasi suasana layaknya pesta pernikahan putri dan pangeran di suatu kerajaan. Interior berwarna biru yang dibangun pun menambah kesan mewah, seperti kerajaan di dalam laut. Hampir semua benda yang terpasang berwarna biru, mulai dari atap bunga, lampu hias, meja, hingga terdapat aquarium berisikan ikan-ikan lucu di belakang pengantin. Air mancur pun tak luput dari penglihatan, justru menjadi objek utama karena letaknya tepat di tengah-tengah.

"Konsep pernikahannya pasti kerajaan bawah laut." Pearly bermonolog.

Mereka terus berjalan hingga tiba di hadapan pengantin. Gara tampak antusias bersalaman dengan pengantin pria yang Pearly ketahui bernama Theo itu, sementara Pearly pun menyalami sang pengantin wanita.

Pearly menjadi objek utama Theo pada saat Gara datang. Dia terkagum-kagum melihat penampilan Pearly dari atas hingga bawah. Pantas saja gadis itu mampu membuat Gara jatuh cinta lagi setelah disakiti oleh Dena.

"Wah, ini pasangan baru lo? Pantes aja lo mau, modelannya kayak bidadari gini. Ya, walaupun masih cantikan istri gue," ucap Theo sedikit meledak Gara.

"Iya, cantik sekali Anda," puji sang pengantin wanita dengan senyum ramah.

Pearly pun membalasnya tak kalah ramah. "Terima kasih atas pujiannya."

Gara terkekeh pelan, kemudian menepuk pundak Theo beberapa kali. "Congrats, akhirnya setelah ini ada yang nemenin lo tidur."

"Haha! Waduh, ngeledek, nih?" balas Theo.

"Jaga istri lo, sayangi dia sebagaimana lo menyayangi diri lo sendiri," ucap Gara memberi sedikit pesan pada Theo.

"Pasti. Gue akan jaga istri gue. Makasih sudah datang, gue kira orang sibuk kayak lo nggak akan datang."

"Datang dong. Masa gue nggak datang ke pernikahan temen sendiri?"

Setelah bercengkrama ringan dengan kedua pengantin, Gara pun menggiring Pearly menuju meja makan. Tidak enak jika berlama-lama mengobrol karena sudah banyak orang turut mengantri di belakang. Pearly jalan dengan anggunnya mendampingi Gara ke manapun Gara melangkah. Langkah femininnya melengkapi langkah tegas Gara.

Baru saja berbalik badan setelah turun dari panggung pelaminan, mereka dihadapkan oleh dua orang wanita yang mampu membuat Gara berjengkit dan menghentikan langkah. Lain dari itu, Pearly justru menatap sengit ke arah salah satu wanita tersebut yang juga tengah menatapnya dengan sorot tajam.

"Ellen? Tante ulet cabe ini ngapain?" gumam Pearly.

"Mama?" cicit Gara, membuat Pearly menoleh detik itu juga.

Oh, calon mertua.

Gara menyalami Nalika, bergantian dengan Pearly. Sementara itu tampak jelas Nalika memandang Pearly dengan sorot tidak suka. Ellen yang mengetahuinya memasang senyum riang. Pasti Nalika akan menyuruh Gara untuk menjauhkan bocah tengil itu, karena dirinya lebih pantas mendampingi Gara.

"Ini calon menantu Mama?" tanya Nalika tanpa mau mengalihkan pandangan dari Pearly.

Gara merangkul lengan Pearly agar lebih menempel dengannya. "Iya, bagaimana, Ma? Mama suka?"

"Hai, Tante!" sapa Pearly hormat, dia sedikit menundukkan kepala.

"Di mana kamu menemukan gadis ini?" tanya Nalika dingin, hal itu membuat Pearly takut jika hubungan mereka tidak akan direstui.

_-00-_

Pie centil kita malam ini!!

Big boy kita semwa! 😚

HALOOO!!! Untuk Pernikahan Theo aku cut di sini aja, ya! Soalnya udah 2k kata lebih, takut kalian muak😭😭

Tapi ini bukan puncak tercengangnya kok guys, di part depan Masi ada yang lebih lagi😋

Tadinya mau kelarin pernikahan Theo di part ini, tapi kayaknya bakal jadi 5k kata, deh😭😭

Jadi mending aku bagi dua ajaa hehe

OH IYA, GIMANA KESAN PERTAMA KALIAN UNTUK MAMANYA GARA? Kasi taw dongg

Komen yang banyak dong babe, ga seru ah kalau pada diem-diem aja ☹️

Vote jangan lupa!!

PAPAI SAYANG! AKU MAU NULIS PART SELANJUTNYA BUAT KALIAN DULUU!! 😚😚

I LOVE YOU! ❤️

Kenalan sama aku yuk, di akun Instagram pandaraz_wp!




Continue Reading

You'll Also Like

999K 147K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
174K 12.1K 47
Berlian terpaksa menjadi pengantin pengganti atas kaburnya adik kandungnya tepat di malam sebelum pernikahan itu terjadi. Tak ingin membuat dua kelua...
812K 77.1K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
78.3K 7.3K 69
Novel translate by google translate Author : ๅขจๅฎ้žๅฎ (Mo Bao Fei Bao) Sinopsis: Bagaimana jika Anda bertemu dengan seorang guru yang pernah menjadi ahli...