HALAZIA [ ATTACK ON TITAN X N...

Door PennyNORLIANTI

1.5K 413 211

Sebuah koin berukiran huruf abjad Halazia yang ditemukan oleh seorang gadis pada tepat hari ulang tahunnya ke... Meer

HALAZIA 01
HALAZIA 02
HALAZIA 03
HALAZIA 04
HALAZIA 05
HALAZIA 06
HALAZIA 07
HALAZIA 08
HALAZIA 09
HALAZIA 10
HALAZIA 11
HALAZIA 12
HALAZIA 13
HALAZIA 15
HALAZIA 16
HALAZIA 17
HALAZIA 18
HALAZIA 19
HALAZIA 20
21.Halazia

HALAZIA 14

57 13 4
Door PennyNORLIANTI

Halazia 14

Happy reading
2000 kata lebih nih
Jangan lupa komen sama votenya




























   Amora menautkan kedua alisnya ketika Naruto menceritakan bahwa cara mengalahkan patung bersayap yang berada diruangan penyembahan adalah senjata dari Bima. Amora juga diberitahu untuk mengambil koin Halazia berwarna coklat yang tentu saja membuat gadis itu bingung dikarenakan koin itu ada pada Kakashi. Amora juga mengatakan jika koin itu akan disegel dalam sebuah gulungan tapi ia tidak tahu kapan penyegelan itu terjadi. Mereka berdua mendengar merasakan kekesalan yang luar biasa terutama Naruto.

    "Lalu bagaimana kita mengalahkan patung itu? Dattebayo!" Teriaknya kesal.

   "Apakah kita harus mengirimkan surat kepada Kakashi-sama?" Tanya Armin yang juga bingung.

    "Naruto bagaimana? Sudah ada senjatanya?" Shikamaru bertanya lewat alat ditelinga Naruto.

   "Koin itu ada di konoha, Shikamaru!" Jawabnya yang masih kepalang kesal.

  "Mendokusai!" Balas Shikamaru setelah mengetahui koin itu ada di konoha.

    "Sebentar..aku periksa tasku siapa tahu kotak koin itu ada didalam tasku." Amora mengambil tasnya. Ia membuka tas itu dan matanya langsung terbelalak melihat kotak koin ada didalam tasnya.

   Amora mengeluarkan kotak koin itu dan membuat Levi membelalakan kedua matanya juga.

   "Aku memeriksa tas mu dan kotak koin itu sama sekali tidak ada." Ujar Levi.

  Amora memandangi pria yang masih disampingnya lalu ia teringat jika kotak itu pernah ada padanya saat bangun tidur.

  "Jika kotak ini ada padaku berarti kotak ini belum disegel." Amora membuka kotak itu dan isinya sangat lengkap. Ia mengambil satu koin berwarna coklat dan menyuruh Naruto juga Eren mendekat.

   "Aku ingin cepat pulang dan menceritakan semuanya pada saudaraku. Cukup sudah aku merahasiakannya, entah bagaimana nantinya mereka merespon ceritaku. Aku terlalu lelah belum mimpi burukku yang tidak jelas." Kata Amora sambil menautkan kedua tangannya antara Naruto dan Eren.

  Amora sudah menceritakan semua tentang dirinya yang pernah dilecehkan walau belum sempat sampai keintinya. Bahkan mimpi buruknya juga ia ceritakan pada mereka. Mereka semua terkejut kecuali Levi, ketika mengetahui jika Amora pernah ingin menikah dengan pria yang ia suka namun berujung batal ketika pria itu mencoba melakukan hubungan badan sebelum sah menikah.
Dan juga pria itu melakukan perselingkuhan dengan teman akrab Amora.

Levi, pria itu ingin bertanya tentang rumah berdarah namun mengingat Karel yang tidak menginginkan adiknya mengetahuinya jadi mengurungkan niat. Amora benar-benar lelah walau ia mampu kembali ceria dan mengikhlaskan semua apa yang sudah terjadi. Ia selalu ingat dengan kata-kata suami istri itu yang membuatnya kembali semangat dan melupakan semuanya.
Kata-kata sederhana yang memiliki ribuan makna, kata itu berbunyi "Berdamailah dengan apapun yang tidak bisa kita ubah. Karena ikhlas selalu menjadi akhir cerita terbaik" itulah membuatnya tak memikirkannya lagi.

Memang tidak instan tetapi semua itu telah ia ambil pelajaran. Takdir jalan tuhan berikan adalah merupakan sebuah ujian bagi manusia ciptaannya. Andai Amora tidak teguh berpegang dengan agamanya mungkin ia sudah hilang didunia ini. Namun, mendengar manusia yang melakukan bunuh diri rohnya ada diantara langit dan bumi, mengambang begitu saja, didalam sebuah ceramah. Itulah membuat ia takut, siksa tuhan lebih nyata dari pada siksa didunia yang hanya sementara.

   Amora menyebutkan senjata itu namun senjata itu tidak ada sama sekali didepan mereka. Amora berkali-kali mengatakannya tetapi hasilnya tetap sama tidak ada.

Naruto mulai putus asa ia memaki sosok bermata cahaya emas itu sedangkan Eren hanya diam.

   "Aku akan menyanyikan sebuah lagu tentang Bima si pandawa dengan saudaranya siapa tahu saja senjata itu akan keluar." Ujar Amora.

   "Coba saja siapa tahu bisa." Timpal Levi.

   "Ini versi bahasa daerah yaitu Jawa kalian tidak perlu mengetahui artinya dengarkan saja yang kunyanyikan. Tetapi jika tidak bisa maka akan ku tambah dengan lagu mahabrata versi bahasa India." Mereka hanya mengangguk mengiyakan.

  "Kau bisa berapa bahasa Amora-san?" Tanya Ino, ia terlalu takjub dengan Amora.

  "5 bahasa. Bahasa ku Indonesia, Japan, Korea, China dan Inggris. Untuk lagu mungkin beberapa bahasa yang kubisa." Jawab Amora membuat Armin bergumam takjub.

  "Okey, aku akan nyanyikan dulu lagunya sekarang."

  "Prabu pandu dewanata, dewi khunti, dewi madrim. Kagungan putra lima arane Pandawa. Puntadewa, Wekudara, Janaka, Nakula, Sadewa.........." Setelah menyanyikanya Amora mengucap senjata Gada didalam hati dan cahaya timbul didepan mereka lalu memperlihatkan sebuah Gada besar.

    "Berhasil.." Ucap Ino girang.

    "Ajaib sekali." Gumam Mikasa karena tidak pernah melihat hal seperti itu.

  "Wahh... ini senjatanya tidak pernah kulihat.." Kata Eren.

  Naruto mengangkat Gada itu yang ternyata sangat berat.

   "Berat sekali.." Ujarnya yang sama sekali tidak berhasil mengangkat.

  "Eto..Eren coba kau berubah menjadi titan siapa tahu kau bisa mengangkat senjata ini." Armin memberi usul agar Eren menjadi titan sehingga senjata itu bisa diangkat.

  "Yah..coba saja Eren kau lakukan." Levi menyetujuinya dan Eren mengangguk yakin.

  Eren menggigit tangannya dan tak lama kilatan petir menyambar lalu meledak. Eren berubah menjadi titan dan tanpa perintah langsung mengangkat Gada yang sangat berat tadi. Amora memegang tangan Levi erat karena ia sempat terkejut dengan wujud titan Eren setinggi kurang lebih 15 meter telanjang tanpa alat kelamin. Bukannya takut ia malah tertawa lepas setelah melihatnya.

   "Hahahahaha...Eren lebih baik nanti pakai baju, apa tidak malu telanjang seperti itu? Masih untung tidak ada alat kelamin bagaimana kalau ada? Wahh bis–" Mulut Amora langsung dibekap oleh Levi karena merasa jika otak gadis ini mulai kotor.

  "Pergilah cepat!" Perintah Levi sedangkan Amora mencoba melepaskan tangan pria itu yang membuatnya tidak bisa bernafas.

  Naruto menaiki titan Eren dan mereka segera pergi masuk kedalam goa dengan senjata gada yang diletakan dibahu.

"Le-lepaskan....huahhhh.." Levi melepaskan tangannya lalu menatap tajam Amora.

  Amora menatap tajam balik lalu mencubit dada Levi yang membuat pria itu tersentak.

  "Kau–

  "Wae? Aku cium nih?" Levi langsung diam lalu memalingkan wajahnya dari Amora.
Menurutnya gadis bernama Amora ini sangat bahaya terutama jantungnya yang berdetak kencang setelah gadis itu mengatakan hal tadi.

Namun, ia tersenyum sangat tipis setelah melihat mata penuh binar Amora dan jiwa cerianya kembali. Bukan tatapan kosong penuh luka, menyalahkan diri sendiri dan sebagainya entah kenapa ia sama sekali tidak menyukai Amora seperti itu. Ino mendekati Mikasa juga Armin lalu berbisik pelan.

   "Amora menyukai heichou?" Tanyanya
  
   "Aku tidak tahu." Jawab Mikasa.

  "Armin, Heichou sudah punya kekasih?" Armin menggeleng.

  "Amora menyukainya?" Armin kembali menggeleng.









   ☆☆☆☆☆













     DUAGHHH

      BRAK

 
     "EREN!!!"

     BHOM



   Titan Eren terpental dan salah satu kakinya juga terpenggal bahkan wajahnya setengah rusak menimbulkan banyak darah. Naruto mengampiri Eren yang terdiam sambil beregenerasi. Sai membantu Shikamaru yang terluka akibat serangan kabel listrik dari patung bersayap diam ditempat itu.

   "EREN? APA KAU TERLUKA? KAKIMU–" Eren menampilkan jempolnya bahwa dirinya baik baik saja. Tetapi Naruto tidak yakin ia ingin menolong namun ia tidak tahu bagaimana menolong Eren.

   "Naruto kau ingat kalau titan bisa beregenerasi cepat?" Sai menjawab dan Naruto menepuk keningnya lupa jika titan atau yang mempunyai kekuatan titan bisa membuat tubuhnya kembali utuh.

   Selang sekitar 5 menitan kaki titan Eren kembali semula, Eren langsung mendirikan tubuhnya dan mengambil kembali Gada Bima.

  Shikamaru dan Sai masih berusaha menyerang patung bersayap yang diam namun selalu menggerakan kabel-kabel miliknya. Shikamaru melihat kantong besar  berisi chakra yang ternyata isinya mulai menurun. Shikamaru langsung berpikir jika patung itu memang menyalurkan chakra yang diambil dari remaja perempuan, tetapi ia juga menggunakannya untuk menyerang.

  Shikamaru menyeringai ia mempunyai ide untuk menyerang patung itu yaitu dengan memecahkan kantong besar disebelahnya dan lalu memotong kabel yang menyalur ke mesin listrik. Shikamaru terus melihat Eren juga Naruto dan Sai yang berusaha menyerang dan menghindari serangan patung tersebut.

  "Kalian ikuti aku sebentar.." Shikamaru pergi dari ruangan setelah memberitahukan kepada mereka bertiga. Naruto dan lainnya langsung menyusul Shikamaru keluar ruangan.

   "Ada apa, Shikamaru?" Tanya Naruto.

  "Aku punya rencana. Naruto gunakan bunshinmu untuk mengelabui patung itu dan kau yang asli serang kantong berisi chakra itu. Memang benar patung itu menyerap chakra remaja tetapi ia juga menggunakannya. Bunshinmu tetap kelabui dan Eren yang akan menyerang menggunakan Gada Bima. Kau mengerti Naruto, Eren?" Naruto dan Eren mengangguk.

  "Sai kita harus memutuskan kabel-kabel dimesin listrik, takutnya terjadi sesuatu nantinya." Sai mengangguk.

  "Baiklah...ini merepotkan..ayo kita bergegas" Naruto segera pergi bersama Eren keruang dimana patung itu berada. Shikamaru dan Sai pergi keruang berisi mesin.

  

  
   "Taju kage bunshin no jutsu."

  Bof bof bof bof bof


  Naruto mengeluarkan beberapa bunshinnya untuk menyerang dan mengelabui patung didepan mereka. Sedangkan Eren menunggu giliran menyerang. Seraya tepat dengan ide Shikamaru, Naruto mengeluarkan jurus rasen shuriken yang terbuat dari pusaran angin  berbentuk shuriken dan berbunyi nyaring.

    "Fuuton rasen shuriken!"  Naruto melemparkan rasen shuriken kearah kantong berisi chakra.


     SRIING



    DEGHUM



   DUAARRRRRR



     Ledakan dahsyat terjadi Naruto memanggil Eren karena patung itu melihat ledakan tersebut. Bunshin Naruto menghilang tergantikan Eren yang langsung memukulkan Gada Bima kekepala patung hingga hancur. Bukan hanya dikepala saja namun Eren memukulkannya pada tubuhnya juga.
Bunyi perpecahan patung terjadi bersamaan hilangnya chakra. Eren keluar dari tengkuk titan sambil memandangi Naruto yang mengancungkan jempolnya.

Senjata Gada milik Bima menghilang bersamaan Shikamaru dan Sai yang datang kepada mereka. Mereka berdua juga berhasil memotong kabel dengan pedang milik Sai.

  "Akhirnya berhasil juga." Ucap Naruto.

  "Dimana senjata itu?" Tanya Sai.
 
   "Hilang setelah aku memukul patung tadi." Jawab Eren.

  "Begitu rupanya. Yahhh akhirnya sudah selesai tinggal kita pula–

  "Kita harus membakar para manusia buatan itu, Shikamaru." Shikamaru melirik Sai yang tersenyum padanya.

  "Merepotkan..huh...ayo kita lakukan." Ucapnya lalu pergi sambil menaruh tangan kebelakang kepalanya.






    ☆☆☆☆☆











  Naruto dan lainnya sudah keluar dari dalam goa sambil tersenyum sumringah membuat mereka yang melihat langsung menebak jika misi mereka telah berhasil. Mikasa yang melihat Eren nampak baik-baik saja langsung berlari dan memeluknya erat. Ia begitu khawatir dengan kondisi pemuda bermata emerald jika tidak baik-baik saja. Ia berkali-kali ingin menyusul namun Levi selalu melarangnya. Melihat hal itu Armin juga ikut memeluk Eren dan mereka bertiga berpelukan bersama. Naruto tersenyum lalu menatap Amora yang menyuruh dirinya kearah gadis itu.

   "Ada apa Amora-san?" Tanya Naruto ketika sudah dekat dengan Amora yang masih berbalut jaket coklat berlambang sayap kebebasan. Kakinya sampai pinggang tertutup jubah hijau yang memiliki lambang sama.

   "Hah.." Naruto tertegun ketika kepalanya ditepuk oleh Amora.

   "Arigato.." Ucap Amora pelan, Naruto tersenyum tulus.

   "Eren kemari?" Eren dipanggil langsung berjalan kearah Amora. Ia juga mendapatkan tepukan lembut dikepala. Kemudian Amora memeluk mereka berdua dengan erat.

   "Terima kasih sudah berjuang dan menyelamatkan kami adik-adikku." Eren tertegun kedua matanya mengeluarkan cairan bening. Ia menangis karena tak pernah mendapatkan ucapan seperti ini. Naruto hanya terkekeh pelan namun hatinya begitu hangat.

  "Ayo kita pulang.." Kata Amora.

  "Yahh kalian pulang saja duluan.." Sahut Shikamaru bersandar dibawah pohon.

  "Terima kasih untuk kalian semuanya telah menyelamatkanku juga yang lain." Ucap Amora.

  "Ini memang sudah tugas kami sebagai shinobi." Jawab Shikamaru.

  "Aku juga berterima kasih pada kalian sudah menyelamatkan timku." Kata Levi yang diangguki mereka.

  "Lebih baik kalian pulang saja duluan, Amora harus dirawat selain psikisnya terganggu biarpun Amora bisa menerimanya tetap saja mentalnya pasti akan terganggu kembali.
Bukan hanya itu...aku tidak tahu cairan apa yang dimasukan oleh pria tua bangka itu pada Amora yang jelas dia belum bisa berjalan. Sebab, Amora saat berdiri ia merasakan lemas luar biasa dikakinya." Ino memberitahukan keadaan Amora yang terdengar begitu mengkhawatirkan.

  "Kami besok bersama mereka menaiki kapal." Ujar Shikamaru.

   "Tenten bersama Rock lee juga besok pulang." Tambah Ino.

   "Ini sudah mulai sore sekitar malaman berada di konoha mungkin. Jika kalian lelah menginap saja ada desa kecil dibagian timur tenggara." Kata Shikamaru.

   "Yosha...Sai cepat kau gambar burung untuk kita pulang." Seru Naruto yang diangguki oleh Sai.

    Levi ingin menggendong Amora tetapi gadis itu menolaknya, ia tahu pria itu juga lelah setelah penyelamatannya.

  "Kenapa?" Tanya Levi heran.

  "Kau pasti lelah..." Jawab Amora sambil membuka tasnya untuk mengambil kacamata.
  
   "Apa yang dikatakan onee-chan benar, Heichou. Heichou pasti lelah biar Naruto-san yang menggendongnya." Seru Eren tapi Levi tidak menghiraukannya tubuhnya tidak lelah lagi pula hanya menggendong Amora naik keatas burung lukisan Sai.

  "Dasar om-om..untung ganteng..gue gebet sabi nih.. eh dia om-om gak sih?" Levi mengerutkan keningnya mendengar Amora bergumam.

  "Kau bicara apa?" Tanya Levi sambil menggendong Amora kembali.

  Amora menggeleng, "Tidak ada."

  "Armin kau bawakan tasnya."

  "Ha'i Heichou.."

  "Nanti berikan saja kepadaku setelah naik keatas." Armin mengangguk.

   "Kau menggunakan itu untuk bergaya?" Tunjuk Levi pada kacamata yang bertengger cantik dipangkal hidung mancung Amora.

  "Maksudmu kacamata ini?" Levi mengganguk.

  "Mataku rabun jauh." Jawab Amora santai.

   "Minna....kami pulang lebih dulu berhati-hatilah kalian disini." Seru Naruto yang sudah berada diatas burung bersama Armin, Levi dan Amora.

  "Ya..hati-hati juga kalian." Jawab Shikamaru.

  "Jaga yang lainnya, Shikamaru.." Balas Naruto.

  "Kau tenang saja, Naruto.."






    ☆☆☆☆☆










   Mereka bertujuh telah sampai di negara konoha pada malam hari disebuah desa yang dikatakan oleh Shikamaru. Mereka kini berada diluar penginapan memandangi malam setelah makan malam dan membersihkan diri. Penginapan itu menyediakan makanan untuk para penginap, untung saja makanan tadi berbahan dasar ikan sehingga Amora tidak memilih untuk memakannya.

  Diluar penginapan yang terdapat teras, Amora gadis itu menyanyikan sebuah lagu 'Sial' dari Mahalini. Mikasa, Eren, Armin merasa takjub dengan suara Amora yang terdengar ditelinga mereka begitu sangat lembut. Levi memperhatikan Amora sembari menyeruput teh yang disediakan. Ia melihat tatapan Amora yang terlihat sendu menatap kearah langit penuh dengan bintang. Walau suara Amora menyanyikannya dengan pelan tetapi ia dapat menebak lagu yang dinyanyikan oleh gadis itu adalah lagu sedih.

    "Suara onee-chan sangat indah sekali.." Puji Armin yang diangguki oleh Eren dan Mikasa.

   Amora mengalihkan pandangannya pada mereka lalu tersenyum manis.

  "Tidak juga." Balas Amora yang kembali menatap langit.

   "Lagu yang kau nyanyikan bernada sedih." Seru Levi.

  "Memang benar. Lagu itu sedih, marah dan sebagainya. Judulnya SIAL." Balas Amora tanpa mengalihkan pandangan dari langit.

    "Sesuai perasaanmu lagu itu, Amora nee-chan?" Amora mengangguk singkat dengan pertanyaan Mikasa.



    BHOF





    "Levi-kun..." Semua mata mengalihkan pandangannya kepada seorang perempuan berambut kuning tanpa pakaian sedang bertingkah genit.

   "BRUSSSS.." Levi menyemprotkan minumannya, matanya terbelalak sempurna.

  Eren, Armin menutup hidung mereka karena merasakan sesuatu mengalir dari salah satu lubang hidung mereka. Mikasa hanya diam dalam keterkejutannya. Sedangkan Amora hanya menggelengkan kepala, ia tahu siapa perempuan jelmaan didepan mereka. Ciri cirinya saja sudah sangat jelas terlihat, rambut pirang, mata berwarna biru, mempunyai kumis dipipi siapa lagi bukan Naruto yang mempunyai tingkah diluar nalar. Apalagi, Naruto menggandakan dirinya menjadi beberapa orang untuk menggoda Eren, Armin juga Levi.


   "Eren-kun.."

   "Armin-kun.."

  

   Amora menatap kesebelah kanannya dimana Levi diam tak berkutik karena perempuan jelmaan terus menggodanya bahkan pria itu sampai menahan nafas. Amora mendengus kemudian ia tersenyum jahil untuk membalas perbuatan Naruto. Amora mengambil sepatu slip on didalam tasnya lalu melemparkannya pada perempuan jadi jadian itu.
  



   BUGH

    BHOF





   "Awww...itai.." Semuanya tercengang melihat siapa perempuan telanjang tadi yang ternyata adalah Naruto Uzumaki.

   "Kau bocah sialan!" Umpat Levi setelah mengetahui siapa perempuan itu. Amora memberikan tisu pada Levi karena ada darah dihidungnya.

   "NARUTO-SAN! JADI KAU!!.." Eren  menganga melihat Naruto bisa berubah menjadi perempuan secantik dan seseksi tadi.

   "Hehehe.. HAHAHAHAHA... Bagaimana  oiroke no jutsu ku?" Tawa Naruto.

    "Itu sangat menjengkelkan! tapi hebat.." Ujar Armin seraya menutup salah satu lubang hidungnya dengan tisu.

   "Ahahahahahha kalian ternyata diam tak ber–

 
   BUGH

  "ADUHH SAKIT!" Naruto mengaduh sakit ketika kepalanya kembali dilempar oleh sebuah benda yaitu sepatu Amora.
   
  "Onee-ch–" Naruto menghentikan ucapannya lalu menatap jari Amora yang menunjuk kearah Levi. Naruto meneguk ludahnya dengan susah melihat tatapan pria itu yang sangat tajam seakan ingin membunuhnya.

  "Kau.. bocah sialan! Akanku kuliti kulitmu secara perlahan!" Levi membuang tisu bekas darah hidungnya lalu berjalan kearah Naruto.

  Naruto yang merasakan alarm bahaya langsung berdiri dan bersiap untuk lari.

   "Ampun heichou tidak lagi...LARI!..SAI TOLONG!"

  "OI..NARUTO SIALAN!" Levi hanya mendecih kesal lalu menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan tingkah Naruto.

  Amora tertawa kecil, Mikasa hanya diam sambil membantu Eren membersihkan darah. Armin menggelengkan kepala sembari tersenyum. Sai yang sedari tadi bersembunyi dipohon hanya tersenyum melihat tingkah Naruto. Ia sudah melarangnya untuk tidak bertingkah jahil tapi Naruto memang anaknya yang sangat batu.




  Bersambung

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

4.6K 788 42
normalnya kehidupan sehari-hari anak berusia 17 tahun hanya harus belajar dan bermain, itu semua tidak berlaku bagi Na Baekjin dan Han Suha kerasnya...
1.4K 190 16
Bagaimana perasaanmu ketika dilahirkan kembali di dunia yang kacau dari seri A Song of Ice and Fire? Dan itu masih serial House of The Dragon? ini ad...
1M 88.4K 43
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ___...
2.4K 384 21
"anime manhwa anime manhwa gitu aja terus gue hidup ... ni ga ada akhirnya apa?! mati idup lagi didunia para gepenk ... hiks capek sih tapi lebih cap...