Transmigrasi 'Antagonis Mothe...

By alexy_21ale

467K 33.2K 1.6K

Selamat Membaca MAAF JIKA ADA KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DLL. Seorang wanita muda bernama Karina Adellia terlihat... More

Prolog
AM 1. Transmigrasi
AM 2. Maaf
AM 3. Berbeda
Perhatian!!
AM 4. Bekal
AM 5. Drama
AM 6. Amnesia?
AM 7. Kebenaran dan obsesi
AM 9. Kembar Identik
AM 10. Hug Me
AM 11. Kebenaran(2)
AM 12. Xessar!
AM 13. Fakta Baru
AM 14. Shock Berat

AM 8. Pantai

31.5K 2.2K 216
By alexy_21ale





Tangan kecil dan putih milik seseorang yang diyakini seorang perempuan, baru saja bergerak dan berusaha untuk menghalau cahaya matahari yang mengenai wajahnya. Perempuan itu adalah Melody, ia baru saja bangun atau lebih tepatnya sadar dari tidurnya.

Melody pun mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya ia duduk dan bersandar di headboard. "Sshhh..." desisnya pelan.

"Pusing banget." Keluh Melody sembari meremat pelan kepalanya yang terasa sakit. Melody tidak sengaja melihat tangan kirinya yang dipasang infus, yang membuat ia termenung memikirkan kejadian semalam.

Melody masih berpikir kenapa ia melupakan semuanya. Tentang kehidupannya yang sebelumnya dan novel yang ia tempati sekarang.

"Untung aja gue udah nulis isi novelnya." batin Melody. Saat Melody lagi sendiri dan Varo juga tidak ada, Melody yang gabut pun memutuskan untuk menulis alur novel 'Differen Roles' agar ia mudah untuk mengingat sudah di bab mana alurnya berjalan. Tetapi, salinan novel yang ia tulis malah berguna untuknya sekarang.

"Hufhht..." helanya pelan. Melody melihat jam yang ada di atas nakas. Jam sekarang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. Yang artinya ia tidak sadarkan diri selama -+11 jam.

Melody berpikir jika ia juga tidak masak untuk sarapan Elvaro. Apakah anaknya itu telah makan ataukah belum? Dan apakah Elvaro sekolah? Itulah isi pikiran Melody saat ini.

"Pasti Varo sudah pergi sekolah." gumam Melody. Ia juga berpikir ini sudah siang jadi wajar kalau Elvaro telah berangkah sekolah.

Melody pun melepaskan infus yang masih tersisa setengah itu dengan perlahan dari tangan kirinya. Setelah itu, ia beranjak dari duduknya dan memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah lengket dan bau?. maybe.

Setelah selesai melakukan ritual mandinya yang menghabiskan 30 menit lamanya, Melody pun memasuki walk in closet dan memilih pakaian santai yang akan ia pakai hari ini.

By:Pinterest

Setelah selesai, Melody kemudian menuju meja rias seperti biasanya jika sudah mengenakan pakaian.

Dapat Melody lihat jika wajahnya sedikit pucat. Ia pun memakai skincare rutinnya dan memakai make up tipis untuk menutupi wajah pucatnya itu.

Setelah merasa puas dengan penampilannya, Melody keluar dari kamarnya menuju meja makan yang ada di lantai dasar.

Melody merasa lapar mungkin karena ia belum sempat makan semalam, dan malah berakhir pingsan.

Setelah sampai, Melody memeriksa kulkas apakah masih ada makanan.

"Nona?" panggil bi Sum yang mengagetkan Melody. Melody pun berbalik menatap bi Sum. "Maaf nona mengagetkan anda. Dan saya bersyukur nona telah sadar," ucap bi Sum dengan rasa syukur.

"Iya bi." ucap Melody sembsri tersenyum. Tiba-tiba terdengar suara perut keroncongan dari Melody yang membuat Melody merasa malu.

"Maaf nona. Apakah nona lapar?" tanya bi Sum tersenyum geli melihat nona-nya yang malu itu.

"Iya bi. Apakah ada makanan bi? Saya sangat lapar." ucap Melody menekuk wajahnya yang malah terlihat lucu sembari memegang perut ratanya.

"Masih ada nona, tapi sudah dingin. Apakah ingin dipanaskan atau nona ingin makanan baru?" ucap bi Sum bertanya.

Melody pun berpikir sebaiknya memanaskan makanan yang telah jadi, lagipula ia sudah sangat lapar.

"Panaskan saja makanannya bi. Saya juga sudah sangat lapar" ucap Melody sembari tersenyum manis.

"Baik nona." timpal bi Sum dan mengerjakan tugasnya untuk memanaskan makanan tersebut.

Setelah selesai, bi Sum pun menghidangkannya di meja makan dan di santap Melody secara pelan karena makanan yang masih panas itu.

Selesai makan, Melody ingin membereskan sisa makannya tetapi ditahan oleh bi Sum.

"Biar saya saja nona!" ucap bi Sum seperti memperingati dengan suara pelan. "Tidak apa bi. Biar saya saja," jawab Melody.

"Jangan nona. Nona juga baru sadar. Saya takut nona kenapa-napa. Dan tuan Vander, tuan muda, dan juga nona muda marah kepada saya karena saya tidak becus menjaga nona." ucap bi Sum menunduk.

"Tuan Vander? Vander pramudya Franklin?" tanya Melody memastikan yang dijawab anggukan olehh bi Sum. "Iya nona."

Jawaban itu membuat jantung Melody berdetak kencang. Kenapa? Apakah ajalnya sudah dekat? Bukankah masih lama? Itulah isi pikiran Melody sekarang.

Melody takut itu terjadi, dan ia harus meninggalkan anaknya Elvaro. Bahkan ia belum bisa membahagian Elvaro dan melihat anaknya yang lain.

"Na..."

"Nona...?"

"Aah, iya bi?" ucap Melody tersadar dari lamunanya. "Nona kenapa? Jangan terlalu banyak memikirkan hal-hal yang membuat nona sakit, saya takut nona berakhir pingsan seperti semalam." ucap bi Sum dengan raut wajah yang sedih.

"Saya tidak apa bi. Saya hanya memikirkan Vander. Untuk apa dia kesini bi?" tanya Melody dengan raut wajah takut yang kentara.

"Maaf sebelumnya nona. Biasanya tuan Vander akan selalu datang berkunjung beberapa kali ke sini bersama tuan muda pertama dan tuan muda kedua serta nona muda untuk melihat keadaan tuan muda Elvaro." jelas bi Sum.

"Oh baiklah bi. Terimakasih penjelasannya." timpal Melody. "Iya nona sama-sama. Nona sekarang bisa beristirahat jika nona lelah. Dan ini biar saya bereskan terlebih dahulu" ucap bi Sum.

"Umm, baiklah bi." ucap Melody tersenyum dan dibalas senyuman juga oleh bi Sum. Melody pun berlalu dari sana menuju lift untuk kelantai tiga yang merupakan tempat kamarnya berada.

Tapi Melody malah berjalan menuju kolam berenang yang ada di bagian belakang mansion. Dan ada juga taman buatan yang terhubung dari taman belakang sampai taman depan.

Melody memilih duduk dipinggir kolam renang dan memasukkan kakinya kedalam kolam renang tersebut. Ia ingin menghabiskan waktunya hari ini dengan menikmati suasana tenang halaman belakang yang memanjakan mata itu.

🌻🌻🌻

SMA Cakrawala.

Elvaro dan sahabatnya kini duduk di sofa yang berada di rooftop gedung Ips. Mereka kini tengah membolos. Dan sekarang waktu masih menunjukkan jam setengah sepuluh. Yang mana waktu pulang sekolah masih lama yaitu jam 14.20 siang.

"Gue mau pulang." ucap Elvaro yang membuat aktivitas sahabatnya terhenti.

"lo mau pulang, karena khawatir sama tante Melody?" ucap Arion yang dibalas anggukan oleh Elvaro.

"Nggak tau kenapa, gue juga tiba-tiba kangen sama mama." ucap Elvaro menjawab pertanyaan Arion.

"Kita semua ikut." celetuk Mattheo yang ditatap aneh oleh semua sahabatnya. Elvaro hanya berdehem, mereka pun turun dari rooftop dan berjalan menuju gerbang belakang.

Kenapa gerbang belakang? Karena setiap kendaraan yang dibawa siswa siswi Cakrawala, terparkir di halaman belakang sekolah yang memang khusus untuk parkiran dan dijaga oleh satpam.

Mereka pun menaiki motor mereka. Sebelum itu, Mattheo sempat berbicara kepada satpam dan tidak lama kemudian dibalas anggukan oleh satpam itu.

Mereka pergi dengan santai tanpa ada drama bolos atau dikejar guru untuk dihukum.

Mereka berlima telah sampai di Mansion setelah menempuh perjalanan cukup lama.

Mereka pun turun dari motor dan memberikan kunci motor mereka kepada jack, bodyguard yang memang bertugas memegang dan menjaga setiap kunci kendaraan yang masuk ke mansion Halbert ini.

Mereka pun masuk dan berjalan ke arah lift. Tetapi tidak sengaja mata Arthur menatap keluar mansion tepatnya halaman belakang mansion yang memang tempat keluar ke halaman belakang terbuat dari kaca sehingga mudah terlihat oleh mata.

Arthur pun berhenti melangkah dan diikuti temannya yang binggung dengan Arthur yang tiba-tiba berhenti.

"Tante Melody?" tanya Arthur entah kepada siapa dan dengan memata memicing memastikan penglihatannya. "Mana bro?" tanya Felix menolehkan kepalanya begitupun dengan yang lain, mengikuti pandangan Arthur.

Dapat mereka lihat, Melody yang duduk dipinggiran kolam sembari memejamkan matanya menikmati suasana tenang itu. Dan kadang Melody juga tersenyum kala melihat pemandangan didepannya yang menarik perhatiannya.

Elvaro pun mendekati Melody yang diikuti sahabatnya. "Mah." panggil Elvaro yang membuat Melody menoleh. "Varo kok udah pulang nak?" tanya Melody sembari berdiri dan dibantu oleh Elvaro.

"Gakpapa mah. Disekolah ngebosenin," ucap Elvaro sembari memeluk Melody yang membuat Melody terkekeh. "Walaupun begitu, nggak boleh bolos-bolosan lagi ya." ucap Melody yang dibalas anggukan oleh Elvaro.

"Loh? Kalian temen-temennya Elvaro ya?" tanya Melody sembari tersenyum saat melihat sahabat Elvaro. "Iya tan. Salam kenal aku Felix Yudistyra Addison. Cowok terpopuler di sekolah," ucap Felix sembari menyugar rambutnya yang membuat Melody terkekeh merasa lucu dengan sahabat anaknya itu.

"Bohong dia tan. Oh iya perkenalkan aku Arion De Anggara, cowok terganteng diantara mereka semua." ucap Arion mengerlingkan matanya yang mendapatkan geplakan di kepalanya oleh Felix dan tatapan tajam dari sahabatnya yang lain.

"Sakit bodoh!" ucap Arion tidak terima. Melody tertawa kecil melihatnya, sedangkan Elvaro merasa bahagia melihat ibunya tertawa.

"Kalau aku Mattheo Maximiliano tan." ucap Mattheo yang membuat Melody terdiam. "Kenapa tan?" ucap Mattheo karena Melody yang tiba-tiba terdiam.

"Nama kamu kayak nggak asing deh. Tante pernah dengarnya," ucapan Melody membuat Mattheo tersenyum.

"Mama pernah denger dimana?" tanya Elvaro bertanya yang dibalas gelengangan kecil oleh Melody pertanda ia tidak ingat. "Mungkin nama aku, nama pasaran tante." ucap Mattheo yang membuat para sahabatnya cengo.

Pasaran Mattheo bilang? Kalau ayahnya mendengar, mungkin Mattheo telah ditendang dari mansion oleh ayahnya itu. Pikir mereka.

"Aah, gitu ya," ucap Melody percaya. "Kalau kamu siapa namanya, Nak?" tanya Melody sembari tersenyum manis yang membuat Arthur terpaku.

"A-aku Arthur tan. Arthur putra Darendra." ucap Arthur gugup. Melody akui jika semua pemuda yang ada dihadapannya ini, semuanya tampan.

"Salam kenal ya. Saya Melody Arinda Halbert, dan jangan panggil saya tante, kalian bisa panggil saya mama sama seperti Elvaro." ucapnya tersenyum manis dan disambut antusias oleh mereka.

Melody ingin memberikan kasih sayang kepada sahabat-sahabat Elvaro yang tidak pernah mendapatkannya dari orangtua mereka.

Setelah sesi perkenalan selesai, mereka pun telah duduk di sofa ruang tamu.

"Mama ngapain duduk disana tadi? Kalau mama jatuh ke dalam kolam renang gimana? Apalagi kolam renangnya dalam," ucap Elvaro khawatir.

"Gakpapa sayang. Mama kan bisa berenang." ucap Melody meyakinkan. "Lagipula mama bosan dimansion terus" lanjutnya sedih.

"Gimana kalau kita jalan-jalan aja ma." celetuk Arion antusias yang ditatap tajam oleh Elvaro. "Ayok! Tapi kemana?" ucap Melody.

"Gak! Mama juga masih sakit, kalau terjadi apa-apa gimana?" ucap Elvaro tidak terima.

Melody yang mendengarnya pun merasa sedih. "Tapi mama mau jalan-jalan keluar Var, mama bosen di mansion terus. Yah plissss..." ucap Melody memohon dan malah terlihat lucu dimata kelima pemuda itu.

"Oke fine. Tapi syaratnya kalau mama capek, kita pulang" ucap Elvaro yang diangguki Melody.

"Jadi mama mau jalan-jalan kemana?" tanya Arthur yang membuat Melody berpikir.

"Gimana kalau pantai mah?" ucap Mattheo merekomendasikan.

"Bener tuh mah. Pasti seru tuh!" timpal Felix.

"Okey kita kesana aja!" ucap Melody yang membuat mereka mengangguk.

Mereka pun bersiap-siap dan mengganti pakaian. Setelah selesai, mereka langsung pergi menuju tempat yang mereka tuju.

Setelah sampai, mereka pun berjalan ke pinggir pantai menghabiskan waktu bersama dengan berfoto dan bermain.

El_vaaaro

Disukai oleh Mattheo_Mxlano dan yang lainnya.

Always beautiful💐📸

Komentar dinonaktifkan.

Postingan Elvaro membuat SMA Cakrawala heboh. Bagaimana tidak, Elvaro sangat susah untuk didekati perempuan, dan sekarang malah memposting foto seorang perempuan cantik. Yang mereka tidak tahu, itu adalah ibu dari Elvaro.

Ditempat Alvero, ia baru saja melihat postingan Elvaro yang merupakan foto ibunya yang sedang berada dipantai.

"Sialan Elvaro!" gumam Alvero pelan yang masih didengar para sahabatnya dan juga Michelle dkk.

"Kenapa bang?" ucap Michelle penasaran karena abangnya itu mengumpati kembarannya sendiri.

Alvero pun menunjukkan handphonenya yang memperlihatkan postingan Elvaro. Setelah itu Alvero berdiri diikuti Michelle.

"Mau kemana kalian?" tanya Kent yang mewakili sahabatnya yang lain.

"Bolos, mau ke mansion mama!" ucap Alvero berjalan pergi diikuti Michelle. "Kita ikut," ucap Kent, mereka sudah tahu apa yang terjadi karena Alvero yang telah menceritakannya.

Alvero dkk dan juga Michelle telah sampai di mansion. Karena tidak ada Melody dan Elvaro di mansion, mereka memutuskan untuk menunggu.

🌻🌻🌻

Vander kini telah duduk di sofa ruang keluarga bersama ayah dan ibunya serta Veer.

March masih memeluk dan menenangkan istrinya yang masih menangis sedari tadi.

"Apa yang sebenarnya terjadi Vander! Regas nggak mungkin seperti yang kamu bilang!" teriak Sellena menangis histeris. "Mommy tau gimana Regas, dia nggak mungkin mau merebut wanita jahat seperti mantan istri kamu itu." teriak Sellena lagi dengan amarah yang telah menguasainya dan air mata yang terus mengalir deras.

"Cukup Sellena!" teriak March tidak suka dengan ucapan istrinya yang terlalu berlebihan. "Kenapa mas! Emang benar apa yang aku bilang." ucap Sellena tidak mau kalah.

Veer menatap marah kepada grandma-nya itu. Apa salah ibunya sehingga grandma-nya itu sangat membenci ibunya, wanita cantik yang telah melahirkannya. Padahal Grandma-nya itu juga wanita jahat, bahkan bisa dikatakan kejam.

Sedangkan Vander tersenyum miris melihat betapa sayangnya ibunya itu kepada adiknya. Padahal ibunya sudah melihat semua bukti yang Vander tunjukkan, tapi kenapa ibunya itu tidak percaya kepadanya?

"Mommy bahkan sudah melihat buktinya. Tapi mommy bahkan tidak pernah percaya kepada Vander. Bahkan jika sekalipun Vander memperlihatkan kenyataan yang terjadi, mommy juga tidak akan percaya kan?" ucap Vander dengan suara datarnya tapi tidak dengan bibirnya yang bergetar menandakan kalau ia juga butuh ibunya yang percaya kepadanya.

"Kamu pembohong! Kamu bahkan tidak pernah bisa seperti Regas yang bisa membahagiakan dan menuruti keinginan saya!" teriak Sellena yang membuat Vander terdiam.

Plakk...

Tamparan kuat Sellena dapat dari March yang menatap tajam dirinya, membuat Sellena menatap tidak percaya kepada suaminya itu.

"Bela aja Mas. Bela aja terus anak kesayangan kamu itu! Dan ingat! Saya tidak akan pernah menganggap kamu sebagai anak saya jika Regas tidak kembali kesini" Teriak Sellena menunjuk Vander dan ia pun berlari menuju kamarnya.

March yang emosi dan rahang yang mengeras, meneriakki nama Sellena untuk berhenti. Tetapi Sellena tidak berhenti dan terus berlari.

Vander menatap kecewa kepada kepergian ibunya itu. Hatinya mungkin telah hancur, seperti kaca yang telah pecah dan itu tidak mungkin sama seperti kaca yang awalnya utuh.

Apakah sebegitu tidak berharganya ia dimata ibunya sampai ibunya tidak akan menganggapnya sebagai anak jika Regas tidak terlihat dimata ibunya itu.

Ibunya tidak tahu kah! Kalau Vander juga ingin disayangi seperti Regas. Cukup dari saat Regas lahir sampai sekarang ia mengalah. Bahkan ibunya seakan lupa kalau dia memiliki dua orang putra.

Sedangkan Veer hanya menatap kepergian Sellena dengan tangan terkepal. Ini alasan kenapa Veer selalu ikut saat ayahnya ke mansion utama. Ia benci grandma-nya yang terlihat lembut itu, berbeda saat mereka telah mengusik pamannya, Regas. Grandma-nya akan marah dan mengatakan hal-hal yang kejam dan menyakitkan.

"Dad, saya akan pulang." ucap Vander mencoba untuk tetap tegar. Bukankah kau sudah biasa diperlakukan oleh ibumu seperti ini Vander? Itulah kata penguat saat Vander merasa kecewa oleh ucapan ibunya.

"Jangan membenci ibumu, nak." ucap March menatap Vander. "Mungkin ini kesalahan yang Daddy perbuat dulu, sehingga kamu yang terkena imbasnya. Maafkan Daddy," lanjut March dengan mempertahankan wibawanya.

Vander menatap mata Ayahnya yang memancarkan penyesalan itu. Vander tahu kesalahan ayahnya dimasa lalu, tapi ia tidak membenci ayahnya karena yang ia alami selama ini adalah takdir untuknya.

"Daddy akan pastikan, jika adikmu Regas, tidak akan pernah menapakkan kakinya di negara ini. Dan bahkan Daddy akan pastikan jika Regas tidak akan mengusikmu dan keluargamu lagi." ucap March berjanji menerawang kekejadian sebelumnya.

Flashback on.

Bugh...

Sellena berteriak kencang ketika Vander memukul kuat rahang Regas sampai Regas terjatuh ke lantai dengan keras.

"Apa yang kau lakukan Vander!" teriak Sellena marah. Entah kemana sikap dan ucapan lembutnya tadi. Sellena pun menghampiri Regas dan membantunya berdiri.

Vander tahu ini akan terjadi, padahal ia sangat berharap ibunya akan tetap lembut kepadanya seperti saat pertama ia dan Veer datang.

"Mom..." lirih Vander menatap Sellena sedih. "Vander hanya ingin Regas berhenti mengusik keluarga dan hidup Vander. Karena Regas, Vander dan Melody harus bercerai karena kesalahpahaman yang dia buat." lanjut Vander menatap tajam Regas.

"Jangan memfitnah Regas, Vander! Mommy tidak akan percaya sama ucapan kamu itu!" ucap Sellena dengan wajah yang sudah memerah karena menangis dan juga marah.

Regas yang dipeluk ibunya hanya bersmirk menatap Vander seolah mengatakan 'Mom hanya percaya kepadaku'

Vander hanya bisa menatap tajam Regas yang ada dipelukkan Sellena, ia tidak memukul Regas lagi karena ibunya sangat marah saat ini.

March yang tahu soal masa lalu keduanya yang menyukai perempuan yang sama, yaitu Melody pun membuka suaranya. "Jelaskan Vander, kenapa kau bisa mengatakan kalau Regas yang bersalah atas perceraian kau dan juga mantan istrimu!" ucap March tegas.

Vander yang mendengar ucapan tegas sang ayah pun mengeluarkan semua bukti yang ia dapat dari Mattheo dan juga Moris ayah dari Melody.

Sebelumnya Vander meminta bukti kepada Moris yang dibantu oleh Veer. Dan juga bukti yang Mattheo punya, sehingga sekarang Vander mempunyai bukti-bukti itu.

March mengambilnya dan membaca satu persatu berkas yang dibawa Vander serta melihat beberapa foto Regas yang mencurigakan. Vander juga memberi Flashdisk, March yang penasaran menyuruh bawahannya untuk mengambil laptopnya.

March yang telah melihat semua bukti itu pun murka. March merasa tidak becus dalam mendidik putra keduanya itu.

"Regas!" teriak March yang terlampau emosi, ia pun mendekati Regas dan Sellena. Dan menarik paksa putra keduanya itu dari pelukan sang istri.

Plak...

Bugh...

March pun menampar dan memukul Regas dengan kuat yang membuat Sellena berteriak histeris meminta suaminya untuk berhenti.

"Mas berhenti! Kamu membuat putraku terluka!" ucap Sellena. March pun menyuruh salah satu bodyguard untuk memegangi tangan Sellena agar tidak mengganggunya untuk memberi pelajaran kepada putranya itu.

"Kenapa, Dad!" teriak Regas marah sembari memegang wajahnya yang berdarah karena pukulan kuat March. "Kau gila ha! Melody adalah istri kakakmu Regas!" teriak March murka.

"Melody milikku, Dad. Dari awal dia hanya milikku!" ucap Regas tidak kalah murka. March yang mendengarnya kembali memukul anaknya itu begitupun Vander yang mengepalkan tangannya dan rahang yang mengeras.

"Vander, hubungi Denis suruh kesini!" ucap March memerintahkan Vander untuk menelpon Denis orang kepercayaannya dan dibalas anggukkan oleh Vander.

Persetan dengan ibunya! Vander tidak ingin mengalah saat ini. Walaupun jika ibunya sampai membenci dan membuatnya sakit hati, Vander tidak perduli. Biarlah nanti ia menghadapi kemurkaan ibunya itu.

Tidak lama kemudian panggilan tersebut terhubung dengan orang diseberang sana.

"Ada apa tuan,"

Ucapan orang diseberang sana terputus oleh Vander.

"Daddy saya menunggu anda di mansion utama bawa beberapa bawahanmu!"

Tut...tut...

Suara sambungan telpon yang diputus secara sepihak oleh Vander. Beberapa menit kemudian, suara beberapa derap kaki terdengar yang menandakan orang yang ditelpon telah datang.

"Ada apa tuan?" tanya Denis dengan wajah tanpa ekspresi. March pun menunjuk putra keduanya yang tergeletak lemah dilantai.

"Bawa pergi putra saya Regas ke negara yang dia tidak memiliki kekuasaan sedikit pun, sehingga tidak ada yang menghormatinya disana dan pastikan dia diberi pelatihan keras sehingga dia tidak kembali lagi ke negara ini." ucap March tegas tanpa ingin dibantah.

Denis yang mendengarnya pun menyuruh bawahannya untuk membawa Regas pergi. March hanya menatap kepergian itu dengan dingin, begitupun dengan Veer yang hanya memperhatikan semuanya sedari awal. Sedangkan Sellena berteriak merasa tidak terima dengan keputusan March.

Flashback off.

"Ya Dad. Kalau begitu kami berdua pamit, salam untuk Mommy, Dad." ucap Vander yang diangguki March.

Vander dan Veer pun pergi dari mansion utama Franklin menuju mansion yang ditempati Melody.

🌻🌻🌻

Vander dan Veer akhirnya telah sampai di mansion Melody yang telah menunjukkan pukul 13.48 siang.

Vander dan Veer pun berjalan masuk dan menemukan jika Alvero, Michelle dan sahabatnya sedsng duduk di sofa sembari mengobrol.

Tap...

Tap...

Tap...

Suara langkah kaki Vander dan Veer membuat mereka yang ada di ruang tamu menoleh.

"Om" sapa Marcello yang dijawab deheman oleh Vander.

"Kenapa kalian sudah pulang?" tanya Veer datar, yang ia tahu sekolah adiknya itu bel pulang berbunyi pukul 14.20 siang.

"Bolos bang." timpal Alvero tidak berani menatap mata abangnya itu. Sedangkan yang lain hanya diam memperhatikan.

"Alasannya?" bukan Veer yang berucap, tetapi Vander dengan datar dan menatap kearah Alvero dan Michelle secara bergantian.

Alvero pun menunjukkan postingan kembarannya kepada ayah dan abangnya itu. Setelah melihat itu membuat Vander terdiam dengan wajah tanpa ekspresi.

"Kita tunggu!" ucap Vander yang disetujui oleh yang lain.

Sedangkan disisi Melody dan Elvaro dkk, mereka masih asik bermain sampai lupa waktu.

Setelah lama bermain, Melody pun merasa lelah, ia akhirnya memutuskan untuk duduk di sun lounger yang ada dibawah pohon.

Elvaro pun menghampiri ibunya dan duduk disampingnya.

"Mama udah capek?" tanya Elvaro yang membuat Melody mengangguk. Melihat anggukkan ibunya, Elvaro pun memanggil keempat sahabatnya.

"Kita pulang! Mama udah capek, gue takut mama kenapa-napa." ucap Elvaro yang membuat mereka mengangguk.

"Mama gakpapa. Kalian bisa main lagi, mama bisa nunggu kalian disini." ucap Melody sembari tersenyum.

"Gak mah! Kita pulang" ucap Arthur menggendong Melody bridal style.

"E-eh eh? Kenapa kamu gendong mama?" ucap Melody merasa bingung yang membuat Arthur tersenyum. "Biar mama nggak capek," timpal Arthur seadanya dan terus melanjutkan langkahnya.

Sedangkan Elvaro dan ketiga sahabatnya yang lain berwajah masam.

"Arthur!" batin Elvaro kesal.

"Sial kalah start!" batin Mattheo.

"Thur, lo curang!" teriak Felix berwajah masam. "Tau tuh. Mau memonopoli mama tuh pasti!" timpal Arion.

Mereka berempat berlari mengejar Arthur yang kini telah memasuki mobil dan menjalankannya. Sebelumnya Arthur telah menaruh kunci motornya di motor sportnya.

Sedangkan Melody hanya cekikikan melihatnya, begitupun Arthur yang tersenyum menatap Melody.

"Mama cantik." batin Arthur.

Setelah drama singkat itu, mereka pun kini telah sampai di mansion. Setelah turun, Melody dapat melihat enam motor sport dan satu mobil yang terparkir.

"Loh? Motor siapa?" ucap Melody binggung." Elvaro yang telah turun dari motor Arthur pun menghampiri ibunya.

"Motor Alvero dan temennya ma." timpal Elvaro. "Kembaran kamu?" tanya Melody yang diangguki Elvaro.

"Kalau mobil?" tanya Melody yang dijawab Elvaro dengan mengedikkan bahunya.

Melody yang penasaran pun memasukki mansion dengan tergesa-gesa diikuti yang lain.

"Mah... Pelan-pelan aja jalannya," ucap Elvaro yang dihiraukan Melody.

Setelah masuk, dapat Melody lihat banyaknya orang dan sedang menatap kearahnya.

"Mah..."

Panggilan itu membuat mata Melody melotot.

.
.
.
.
.

Denis Arga tangan kanan March Manuel Franklin(ayah Vander) umur 47 tahun.

Double up nih buat kalian🙌

Jangan lupa vote dan komen ya! Terimakasih semua^o^

Bay:)
3463 kata.

Continue Reading

You'll Also Like

162K 7.6K 22
Elina seorang gadis angkuh yang menyia-nyiakan kasih sayang keluarganya karena dihasut, Sepupunya, dia dibunuh oleh sahabatnya diumur dua puluh tahun...
57.9K 2.6K 14
Transmigrasi jadi istri nggak di anggap,sial banget ._ Vanya lers Ganti cover lagi hehehe Cover by : pinterest
253K 12.7K 29
syeena gadis yang berusia 17 tahun dan dikenal dengan sifat ramah ceria sekaligus barbar nya, harus meregang nyawa karna dibunuh oleh musuh bisnis ay...
72K 5.9K 28
"gini nih gue jelasin sini,khusus buat yang diselingkuhin" ucap nana sambil maju menuju papan tulis "ibaratnya gue 80% dan si selingkuhan 20%. Cowok...