Transmigrasi 'Antagonis Mothe...

By alexy_21ale

467K 33.2K 1.6K

Selamat Membaca MAAF JIKA ADA KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DLL. Seorang wanita muda bernama Karina Adellia terlihat... More

Prolog
AM 1. Transmigrasi
AM 2. Maaf
AM 3. Berbeda
Perhatian!!
AM 4. Bekal
AM 5. Drama
AM 6. Amnesia?
AM 8. Pantai
AM 9. Kembar Identik
AM 10. Hug Me
AM 11. Kebenaran(2)
AM 12. Xessar!
AM 13. Fakta Baru
AM 14. Shock Berat

AM 7. Kebenaran dan obsesi

32.3K 2K 22
By alexy_21ale





"Apa yang kalian lakukan!" Teriak Elvaro menatap mereka semua tajam. Elvaro sangat marah saat melihat ibunya terbaring lemah dengan alat infus yang terpasang di tangan kecil ibunya itu.

Semuanya diam tidak ada yang bersuara. Hal itu semakin membuat Elvaro marah. Marah dengan keluarganya yang menyebabkan semua ini terjadi dan marah kepada dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga ibunya dengan baik.

Elvaro berlari mendekati ibunya. "Mah...?" lirih Elvaro menatap wajah cantik ibunya sembari tangannya mengelus lembut rambut halus ibunya yang saat ini terbaring lemah.

"Bagaimana keadaan mama saya dok?" tanya Elvaro dengan raut wajah khawatir yang masih setia menatap ibunya.

"Maaf tuan muda, nona Melody mungkin akan mengalami sakit kepala berkepanjangan jika nona masih mencoba mengingat paksa ingatannya. Dan itu bisa menyebabkan kerusakan kepada saraf yang ada diotak nona Melody, sehingga bisa saja nona tidak akan bisa mengingat semua yang pernah nona alami dan juga dirinya sendiri." tutur dokter Zeva menjelaskan.

Ucapan dokter Zeva membuat semua orang yang ada di sana merasa khawatir, begitupun dengan Alvero. Sebab dialah yang menyebabkan ibunya seperti ini, pikirnya.

"Tuan muda. Ada yang ingin saya beritahukan kepada anda," ucap dokter Zeva yang membuat Elvaro dan yang lain menoleh.

"Kenapa tidak langsung saja. Kami juga harus tahu apa yang terjadi!" timpal Veer menatap mereka berdua curiga begitupun dengan ayah dan adiknya. Sedangkan para sahabat Elvaro masih diam memperhatikan.

Tidak ada jawaban dari Elvaro maupun dokter Zeva yang membuat Veer menahan emosinya, tetapi Veer tidak marah saat ini, karena takut ibunya terganggu.

Dokter Zeva menatap mata tuannya itu seperti memberi isyarat. Elvaro yang paham pun beranjak dari tempatnya mendekati dokter Zeva yang membuat mereka berdua terpisah dengan yang lain dan kasur tempat Melody berbaring sebagai pembatas. Dokter Zeva melirik sebentar kepada yang lain.

"Kalian semua keluar!" ucap Elvaro menekan setiap kata-katanya karena ia ingin berbicara empat mata kepada dokter Zeva.

Zeva Halbert adalah dokter pribadi keluarga Halbert dan juga bawahan tuan Moris Ren Halbert yang merupakan ayah dari Melody. Dan kenapa Zeva bermarga Halbert? Karena Zeva telah dianggap keluarga oleh keluarga Halbert. Awalnya Zeva adalah seorang budak yang diselamatkan oleh Moris saat Moris dan tangan kanan serta beberapa anggota Mafia yang dipimpin olehnya, melakukan pengecekan senjata api di dermaga tempat seluruh senjata api yang akan dikirim ke negara lain. Disanalah Moris melihat Zeva dan menyelamatkannya. Zeva akan diangkat oleh Moris sebagai anak angkatnya, tetapi Zeva tidak mau dan lebih memilih mengabdikan dirinya kepada keluarga Halbert karena telah menyelamatkannya. Tetapi Moris tetap menyematkan marga Halbert di belakang nama Zeva.

"Elvaro!" teriak Vander kepada anak ketiganya itu. Rahang Vander mengeras serta matanya menatap tajam Elvaro pertanda bahwa Vander sangat marah, begitupun dengan Veer.

Mendengar teriakkan ayahnya itu membuat Elvaro merasa sedikit takut "Oke fine. Kita semua yang keluar," ucap Elvaro final.

"Aku mau nemenin mama Var, ini semua juga salahku karena buat mama kayak gini." timpal Alvero. "Aku juga bang," sahut Michelle memohon.

"Semuanya keluar. Jangan ganggu mama!" tekannya sembari menatap tajam kembarannya.

Sebelum Elvaro keluar ia menyempatkan diri untuk mencium kening ibunya. "Cepat sembuh Mah. Varo kangen lihat senyuman mama," gumamnya yang masih bisa didengar yang lain.

Elvaro pun beranjak keluar dan diikuti oleh sahabatnya serta bi sum dan dokter Zeva. Sedangkan keluarganya merasa enggan untuk keluar, tapi karena tidak ingin mengganggu mereka pun terpaksa ikut keluar dari kamar Melody.

🌻🌻🌻

Mereka kini telah duduk di sofa yang telah tersedia di ruang keluarga tersebut. Sedangkan bi sum disuruh kembali ke kamarnya. Tidak ada yang bersuara sebelum akhirnya Elvaro membuka pembicaraan.

"Jelaskan apa yang ingin kau beritahu, nona Zeva!" ucapan dengan nada perintah itu diucapkan oleh Elvaro yang ditunjukkan kepada Zeva.

"Baik tuan muda." Zeva pun beranjak dari duduknya untuk berdiri. "Saya mendapat sedikit informasi tentang malam itu dari tuan Austin, tuan muda." ucap Zeva yang membuat yang lain penasaran begitupun Elvaro. Elvaro menaikkan satu alisnya seolah bertanya.

"Informasi yang didapat oleh tuan Austin adalah alasan orang itu memberi obat penghilang ingatan karena disuruh oleh tuannya agar nona Melody melupakan orang-orang terdekatnya." jeda Zeva mengambil napas.

Pernyataan itu membuat Elvaro dan keluarganya merasa marah. Siapa yang ingin membuat Melody meluapakan mereka?

"Dengan begitu, tuannya akan mudah membawa pergi nona Melody bersamanya. Tapi semua itu tidak berjalan dengan lancar, sebab tuan Moris dan tuan muda Mattheo menggagalkan rencana tuannya itu." ucap Zeva menjelaskan.

"Mattheo?" batin Arthur, Felix dan Arion merasa bingung. Tetapi mereka memilih diam, mungkin setelah ini mereka akan meminta penjelasan dari Mattheo dan juga Elvaro.

"Membawa pergi mama? Kenapa?" tanya Alvero yang penasaran, begitupun dengan yang lain.

"Sebelum orang itu mati karena meminum racun, dia sempat berbicara jika tuannya itu mencintai nona Melody bahkan terobsesi ingin memiliki nona Melody walaupun dengan cara kotor sekalipun, tuan muda." jelas Zeva.

Elvaro dan Vander mengepalkan tangannya begitupun Veer dan Alvero. Sedangkan Michelle hanya bisa terdiam.

"Tidak akan ada orang yang bisa menjauhkan mama dariku. Karena mama hanya milikku." batin Elvaro tersirat obsesi. Bukan karena Elvaro mencintai ibunya, tetapi karena Elvaro telah jatuh akan kasih sayang yang diberikan ibunya itu.

"She is mine. Siapapun yang merencanakan itu, saya bersumpah akan mengahabisinya." batin Vander dengan mata yang berkilat obsesi, bahkan lebih bahaya dari obsesi Elvaro kepada Melody.

Aura mencekam menguar menjadi satu di ruang tamu mansion Halbert itu.

"Apakah kalian sudah tahu siapa yang melakukannya?" tanya Veer datar dengan aura yang mencekam.

"Bukankah tuan Vander yang terhomat tahu siapa yang dimaksud?" bukan Zeva yang menjawab, tetapi Mattheo dengan duduk santai sembari menatap Vander dengan smirk dibibirnya.

"Siapa?" tanya Vander datar.

🌻🌻🌻

Kini tersisa Elvaro dan keempat sahabatnya yang masih duduk di sofa ruang keluarga tersebut. Dan bahkan sekarang telah menunjukkan pukul 00.22 malam yang berarti semua orang yang ada di mansion ini telah tidur, kecuali mereka berlima.

"Gak ada yang mau jelasin?Bos?Var?" tanya Felix dengan nada kecewa sembari bergantian melihat ke arah Mattheo maupun Elvaro.

"Gue ngerasa kalau gue nggak dianggap sahabat sama kalian. Bahkan, gue nganggep kalian berdua lebih dari sahabat. Keluaraga, saudara gue, tapi kalian?" ucap Arion tersenyum getir. Sedangkan Arthur hanya diam tapi tidak dengan matanya. Semua orang dapat melihat kalau matanya tersirat akan kekecewaan.

"Huh..." Elvaro menghela napasnya. "Sorry...Bukan berarti gue nggak nganggep kalian sahabat ataupun saudara gue. Gue cuman nggak mau ngerepotin kalian, jadi gue lebih memilih untuk melakukannya sendiri." jedanya sembari menghela napas.

"Untuk Mattheo, dia tau kalau gue lagi cari informasi tentang mama gue dari 4 bulan lalu setelah 1 bulan perceraian mama dan papa"

Elvaro memang mencari semua tentang Melody, karena ia tau ibunya tidak pernah menyayangi mereka pasti ada alasannya. Elvaro telah mencari bukti-bukti itu selama kurang lebih 2 tahun tetapi hanya mendapatkan sedikit sampai akhirnya opa-nya yaitu Moris dan juga Mattheo menawarkan bantuan.

Mereka masih diam tapi telinga mereka mendengarkan ucapan Elvaro.

"Awalnya gue nggak mau karena takut ngerepotin Mattheo. Gue juga sebenarnya udah dibantu oleh Opa gue. Tapi Mattheo ngasih gue informasi tentang sahabat mama gue, tante Ariana yang ternyata dalang dari perceraian mama dan papa dan perubahan yang terjadi kepada mama gue. Wanita itu juga nggak sendiri, tapi saat itu kami belum tau siapa yang bekerja sama dengannya."

"Jadi gue setuju untuk nerima bantuan dari Mattheo demi mencari informasi tentang mama gue." ucap Elvaro menjelaskan.

Mereka yang mendengar penjelasan dari Elvaro pun merasa bersalah. Harusnya mereka tau apa yang terjadi kepada sahabat mereka? Harusnya mereka yang menjadi pendukung dan penyemangat Elvaro saat Elvaro membutuhkan bantuan mereka tanpa diminta.

"Maaf-in gue Var yang jadi sahabat buruk bagi lo dan semuanya. Gue bahkan nggak tau kalau lo butuh bantuan kita." ucap Felix dengan wajah penyesalan.

"Maaf." hanya itu yang terucap dari bibir Arthur.

"Sorry, gue tadi emosi sampai bilang gitu. Gue salah paham sama lo Var, sekali lagi maaf." tutur Arion.

"Gakpapa santai aja. Gue tau kalian kecewa sama gue karena gue nggak bisa terbuka dengan keadaan gue ke kalian." timpal Elvaro yang dibalas anggukan oleh yang lain.

"Kalau ada apa-apa cerita ke kita-kita. Jangan sungkan," ucap Arthur dengan duduk santai tapi tidak dengan bibirnya yang bergetar saat mengucapkan kata-kata itu.

Elvaro tersenyum bahagia. "Ya pasti," ucap Elvaro. Sedangkan Mattheo hanya terkekeh mendengarnya yang membuat mereka berempat menatap Mattheo bingung.

"Katanya sahabat? Kok gak tau kalau sahabatnya lagi membutuhkan?" ucap Mattheo pedas yang membuat ketiganya kesal.

"Sialan lo bos!" timpal Felix yang hanya dibalas kekehan oleh Mattheo. Ia tidak marah dengan umpatan Felix, karena itu sudah biasa. Mereka berteman, sahabat lebih tepatnya bukan bos dan bawahan.

Sedangkan Arthur dan Arion menatap tajam Mattheo yang membuat Mattheo mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya 'apa'.

"Emang bener kan?" kekeh Mattheo. Arthur dan Arion memalingkan wajah mereka untuk tidak melihat wajah sahabat atau bos mereka yang menyebalkan itu.

Elvaro yang melihat keempatnya tersenyum. Ia bersyukur masih dikelilingi oleh orang-orang yang baik kepadanya.

🌻🌻🌻

Keesokkan harinya, mereka telah pergi ke sekolah begitupun dengan Vander dan Veer yang pergi ke Mansion utama keluarga Franklin.

Flashback on.

"Bukankah tuan Vander yang terhormat tahu siapa yang dimaksud?" ucap Mattheo seolah bertanya dan jangan lupakan smirk yang muncul dibibirnya.

"Siapa?" tanya Vander datar melihat smirk sahabat anaknya itu yang seperti mengejeknya.

"Apakah tuan Vander lupa kalau anda dulu merebut tante Melody dari seseorang?" Mattheo duduk tegap dengan kaki yang bertumpu di kaki satunya dengan tangan yang diletakkan di sisi kiri dan kanan sofa dan masih memperlihatkan smirknya.

Vander pun terdiam memikirkan siapa yang dimaksud oleh bocah yang duduk sembari menatapnya itu. Lama berpikir, ia pun menemukan jawabannya.

"Sialan," gumamnya pelan dengan tangan yang mengepal dan rahangnya yang mengeras. "Apakah kau sudah ingat tuan Vander?" tanya Mattheo lagi sembari tersenyum. Yang lain hanya mendengarkan, karena mereka juga penasaran apa yang terjadi di masa lalu.

"Bukan saya yang merebutnya." ucap Vander menahan emosinya. "Saya hanya mempertahankan apa yang telah menjadi milik saya!" lanjut Vander.

Mattheo terkekeh seolah mengejek. "Lalu apa? Kau juga sudah bercerai dengan tante Melody. Mereka yang ingin memiliki tante Melody hanya perlu selangkah lagi" ucapnya sarkas. Mattheo bukannya tidak menghormati Vander, tapi ia ingin sedikit bermain-main dengan Vander.

"Bos berani banget dah," batin Felix dan Arion.

"Tidak akan ada yang bisa walau hanya selangkah. Karena saya akan mendorong mereka mundur sampai mereka tidak tahu caranya untuk merebut wanitaku!" ucapnya tegas.

"Dan perlu kau tau tuan Vander, Ayah saya juga dulu mencintai tante Melody. Tetapi ia harus menikah dengan perempuan yang tidak ia cintai sampai lahirlah saya." ucapnya terkekeh sinis dengan mata terpancar kesedihan yang ia tutupi dengan kekehannya.

Dulu saat ayah Matttheo, Carlos Maximiliano ingin mengungkapakan cintanya kepada Melody. Ternyata Vander telah lebih dulu melamar Melody, yang diterima oleh Melody sampai akhirnya Melody dan Vander menikah. Carlos akhirnya mundur dan ia dijodohkan dengan Vanka putri Roosevelt yang setelah menikah dengannya berubah menjadi Vanka rose Maximiliano. Vanka adalah wanita karir, sehingga setelah melahirkan ia bekerja kembali tanpa mau mengurusi anaknya. Vanka juga masih mencintai mantan kekasihnya, sehingga ia memutuskan bercerai dari Carlos dan kembali bersama dengan kekasihnya dan mereka berdua pun menikah.

Mattheo juga masih bersepupu dengan Kent dan juga Lauryn yang merupakan sahabat dari Alvero dan Michelle. Tetapi karena kelakuan ibunya, membuat ia memilih untuk menjauh dari orang yang bermarga Roosevelt. Marga ibunya.

"Apa yang lo maksud?!" ucap Alvero berteriak marah. "Lo bohongkan?" tanya Elvaro belum percaya dan terkekeh miris.

"Hahha... Tentu saja gue berbohong." ucap Mattheo menatap Alvero dan Elvaro bergantian. Membuat mereka menghela napas lega.

"Mencurigakan." batin Arthur menatap datar Mattheo. Arthur melihat kilatan obsesi di mata Mattheo walaupun hanya sebentar.

Mattheo kemudian kembali menatap Vander dengan smirk andalannya seolah berkata, "Saya tidak berbohong jika saya juga menginginkan tante Melody sebagai ibu saya."

Vander dan Veer yang tau kalau Mattheo tidak berbohong dengan ucapannya pun menatap Mattheo dengan dingin dan tajam yang menciptakan suasana hening.

"Kalian semua pulanglah, ini juga sudah malam!" ucap Elvaro Memecah keheningan.

Zeva yang daritadi hanya memperhatikan pun memilih berpamitan. Sebelum berpamitan, Zeva berkata kalau Melody akan terbangun keesokan hari, sebab Zeva memberikan obat tidur supaya Melody bisa beristirahat dan diangguki oleh semua yang ada di sana. Setelah kepergian Zeva, tidak ada suara ataupun pergerakkan dari yang lainnya.

"Bang, aku mau disini aja. Aku mau nemenin mama," ucap Michelle dengan suara pelan.

"Gak! Kalian semua harus pulang, jangan ganggu mama." jawab Elvaro tegas.

"Tapi bang. Aku masih mau liat mama, aku takut terjadi apa-apa sama mama." ucap Michelle dengan mata berkaca-kaca.

"Benar apa yang dibilang Michelle, kami khawatir sama mama. Mama juga mama kami Var bukan cuman kamu," timpal Alvero.

Mendengar ucapan adik perempuannya dan Alvero membuat Elvaro tertawa mengejek. "Baru ngakuin kalau mama juga mama kalian? Kemana aja selama ini?" ucap Elvaro sarkas yang membuat Michelle tidak bisa menahan tangisnya serta Alvero yang terdiam.

"Kita akan tetap disini. Dan kau tidak bisa sesukamu, Elvaro. Kau lupa? Dulu sebelum mama menyayangimu, kami yang selalu menjagamu dan memperhatikanmu." Ucapan Veer membuat Elvaro diam. Ia lupa kalau keluarganya sangat menyayanginya, walaupun keluarganya dulu cuek kepada mama mereka.

"Maaf," ucap Elvaro menunduk yang dibalas deheman oleh Veer.

"Kalian semua tidurlah, besok kalian masih harus sekolah." ucap Vander membuka suara. Ia tadi hanya memperhatikan walaupun ia sangat marah dengan ucapan anak ketiganya itu.

Alvero dan Michelle pun berpamitan dan berjalan menuju kamar mereka masing-masing yang berada di mansion Melody.

"Kalian kenapa tidak pulang? Dan Elvaro tidurlah," ucap Vander lagi.

"Nanti pah," jawab Elvaro. "Kami malam ini nginap disini om." timpal Felix yang diangguki oleh yang lain. Vander hanya berdehem sebagai balasannya, ia pun beranjak dari duduknya dan berjalan ke lift diikuti Veer.

"Veer. Besok kita akan ke mansion utama." ucap Vander datar sembari terus berjalan yang dibalas anggukan oleh Veer.

Flashback off.

Vander dan Veer pun telah sampai di mansion utama keluarga Franklin dan disambut oleh para bodyguard dan Maid yang berjejer rapi.

"Selamat datang Tuan dan Tuan muda." sambut mereka yang dibalas anggukan oleh Vander. Sedangkan Veer hanya diam dengan raut datar seperti biasanya.

Vander pun masuk yang diikuti Veer, dan dapat Vander lihat jika ibunya itu sedang duduk sembari menonton televisi bersama ayahnya. Ayahnya tidak pergi kekantor sepertinya atas paksaan ibunya karena ia dan anaknya akan datang ke mansion hari ini.

Sellena yang menyadari jika putra dan cucu pertamanya telah datang pun tersenyum dan berdiri dari duduknya diikuti oleh suaminya.

"Kamu kenapa nggak bilang sama Mommy kalau datangnya cepet gini. Mommy kan nggak bisa menyambut kedatangan kalian." ucap Sellena memeluk putranya lalu beralih kecucu datarnya itu.

"Tak apa Mom, Vander dan Veer juga tidak masalah dengan hal itu." ucap Vander menatap ibunya dalam.

"Benar apa yang dikatakan Papa, Grandma." timpal Veer meyakinkan. Sellena pun akhirnya menganggukkan kepalanya.

"Ayo kita duduk dulu. Kalian berdua pasti lelah kan, apalagi perjalanan kesini lumayan jauh." ucap Sellena yang diangguki keduanya.

"Tumben boy kalian kesini? Ada apa?" tanya March berbasa basi yang mendapat cubitan dipinggangnya oleh Sellena.

"Kamu ini gimana sih! Bukannya seneng anaknya pulang. Jarang-jarang loh anaknya mau pulang gini." omel Sellena.

"Iya sayang maaf. Kan saya hanya bertanya." jawab March sembari mengelus tangan sang istri.

Sedangkan Sellena, ia masih mendumel dan menatap malas suaminya itu.

"Kau belum menjawab pertanyaanku, Boy." ucap March lagi karena tidak mendapat balasan dari pertanyaannya tadi.

"Tidak ada, saya hanya ingin berkunjung dan ingin menemui Regas, Dad." ucapan Vander membuat Sellena dan March binggung.

"Ada apa kau mencariku, kak?" ucap sebuah suara yang muncul dari arah lift. Regas! Ya, dia yang baru saja keluar dari lift dan menanyakan maksud kedatangan Vander yang datang untuk menemuinya.

Vander sontak berdiri dari duduknya, ia melangkah mendekati Regas dengan rahang mengeras dan mata yang berkilat tajam tersirat akan kemarahan dan emosi yang tidak bisa dijabarkan.

Bugh...

.
.
.
.
.

Zeva Halbert orang yang telah bersumpah setia kepada keluarga Halbert serta dokter pribadi keluarga Halbert (berumur 39 tahun)

Austin tangan kanan Moris Ren Halbert (berumur 43 tahun)

Carlos Maximiliano (Ayah Mattheo) berumur 40tahun.
Vanka Rose Maximiliano (ibu Mattheo) berumur 38 tahun.

Hai. I'm comback^ω^

Jangan lupa vote dan komen ya! Dan terimakasih semuanya yang sudah vote dan komen cerita ini🤩

Semangat puasanya bagi yang menjalanakan ibadah puasa.

Bay>_<

2628 kata

Continue Reading

You'll Also Like

57.9K 2.6K 14
Transmigrasi jadi istri nggak di anggap,sial banget ._ Vanya lers Ganti cover lagi hehehe Cover by : pinterest
15.8K 2K 25
Kali ini kita tidak akan menyorot keahlian seorang Sherlock Holmes dalam menyelidiki kasus. Tapi bagaimana pria keras kepala ini bisa menjadi gila da...
268K 22.8K 21
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
162K 7.6K 22
Elina seorang gadis angkuh yang menyia-nyiakan kasih sayang keluarganya karena dihasut, Sepupunya, dia dibunuh oleh sahabatnya diumur dua puluh tahun...