SAGARALUNA

By SyfaAcha

2.7M 133K 33.6K

Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak ber... More

PROLOG
Chapter 1 : SMA GALAKSI
Chapter 3 : RUANG BASKET
Chapter 4 : SAGARA ATAU GIVANO?
Chapter 5 : CLUB
Chapter 6 : KEMARAHAN SAGARA
Chapter 7 : PERTUNJUKAN
Chapter 8 : SIKSAAN
Chapter 9 : ALUNA IS TIRED
Chapter 10 : SINTA VS TANIA
Chapter 11: HUKUMAN LAGI?
Chapter 12 : ALUNA ZIDAN DAN HUJAN
Chapter 13 : KAMAR MENJIJIKAN
Chapter 14 : PERNAH PUNYA HUBUNGAN
Chapter 15 : PEMAKAMAN
Chapter 16 : MULAI SADAR
Chapter 17 : CINTA SAGARA
Chapter 18 : JERUK NIPIS

Chapter 2 : SAGARA DAN ALUNA

140K 7.4K 927
By SyfaAcha

Sebelum membaca tolong harap komentar disetiap paragraf! Dan jangan lupa buat mencet tombol bintang! Tolong hargai karya kami! Jangan mau baca doang!!

HAPPY READING!! 💐❤️🤍

***

Keringat yang membasahi tubuhnya tidak ia pedulikan. Kakinya terus berlari dengan sekuat tenanga, cewek itu melihat jam ditangannya. Sial! Ia sudah terlambat.

Aluna menambah kecepatan larinya. Habis sudah dirinya jika terlambat sekarang. Jantung Aluna berdetak sangat kencang, rasa takut menguasainya sekarang.

Aluna berhenti saat sudah sampai di sebuah apartemen. Cewek itu menumpu tangannya pada lutut, menarik oksigen sebanyak banyaknya. Setelah merasa sedikit membaik, cewek itu kembali berlari hingga tidak lama pun ia sudah tepat berdiri di sebuah pintu berwarna putih itu.

Aluna menetralkan deru napasnya yang memburu. Sejenak ia memejamkan matanya sebelum akhirnya ia memencet bel.

Tidak lama menunggu, pintu itu sudah terbuka. Pertama yang Aluna lihat adalah Sagara yang menatapnya malas.

"Masuk."

Aluna mengikuti langkah Sagara. Ia meremas tasnya saat pandangan tajam Sagara kini terlihat.

"Lo telat lima menit," ucap Sagara dingin.

"Maaf Ga. Tadi, gue rawat nenek dulu," ucap Aluna.

"Gue gak peduli. Lo harus terima hukumannya."

Sagara berjalan kearah meja disana. Saat itu juga jantung Aluna berdetak lebih cepat. Cewek itu mundur beberapa langkah.

Sagara mengambil botol wine dan kembali menatap Aluna. Sagara mengerutkan keningnya saat Aluna mundur.

"Sini," ucap Sagara pelan.

"Ga, gue gak mau," ucap Aluna gemetar.

"Sini, sayang. Mau gue kasar hm?"

Aluna kembali menggeleng membuat Sagara langsung naik darah. Cowok itu mendekat dan menarik Aluna mendekat kearah meja yang sudah penuh dengan minuman memabukkan.

"Minum!" Sagara menyondorkan satu botol itu pada Aluna. Aluna langsung menggeleng, ia tidak bisa meminum itu.

"Minum sendiri, atau gue paksa."

"Ga, gue gak bisa."

"Kayaknya lo mau gue paksa!" Sagara langsung menarik Aluna, mencekram kuat dagu cewek itu memaksakan agar minuman itu masuk kedalam mulut Aluna. Aluna hanya bisa memberontak.

"MINUM BANGSAT!"

"G-Ga gue gak maummhh_" Aluna sebisa mungkin menutup mulutnya.

"SIALAN!" Sagara melempar botol itu seberang arah hingga menciptakan suara yang begitu nyaring. Aluna memejamkan matanya takut saat suara itu masuk keindra pendengarannya.

"Arrghh sakit, Ga." Aluna meringis kesakitan saat tanpa aba aba Sagara menjambak rambutnya dan menyeretnya tanpa ampun.

Malam yang semakin larut itu tidak membuat keduanya kantuk. Sagara yang terus menyiksa Aluna dan Aluna yang selalu terkena amukan Sagara.

Sagara melempar tubuh Aluna ke atas sofa. Kini cowok itu sudah dibalut oleh kemarahan. Cowok itu paling tidak suka jika ada yang membantah omongannya. Semua orang harus menuruti kemauannya.

"Lo itu pacar gue! Lo harus turuti semua kemauan gue Aluna!" sentak Sagara mencekram kuat dagu Aluna. Sagara menatap pacarnya itu dari atas hingga bawah, kemudian ia tersenyum smrik.

"Kenapa lo pakek baju gitu? Mau ngegoda gue?" tanya Sagara. Memang pakaian yang Aluna pakai sekarang bisa dibilang begitu terbuka.

Aluna menggeleng, bukan itu maksudnya. Ia tidak sempat mengganti pakaiannya tadi. "Bukan, Ga. Gue gak bermaksud gitu."

"Alah, bilang aja lo mau gue sentuh kan?"

Aluna menggeleng kuat. "Gak. Gue gak sempat buat ganti tadi, Ga. Maaf."

"Gak usah banyak alesan. Kalo lo emang mau gue sentuh, bilang aja. Gue siap buat tidurin lo malam ini juga."

"Lo apaan apaan sih, Ga. Gue gak bermaksud gitu!" Aluna meninggikan suaranya.

Plak..

Satu tamparan mengenai wajah Aluna hingga pipi cewek itu memerah.

"Berani banget lo ninggiin suara lo di depan gue!"

"Jangan banyak tingkah lo. Lo cukup turuti semua kemauan gue, maka hidup lo bakal aman. Jangan coba coba lo ngebantah ucapan gue kayak tadi."

"Paham hah!" Aluna hanya bisa mengangguk pasrah.

Sagara terlihat begitu menakutkan sekarang. Cowok itu perlahan merebahkan tubuhnya di samping Aluna dan langsung memeluk tubuh cewek itu. Mencium bau khas Aluna, bahkan cowok itu kini menyembunyikan wajahnya di leher Aluna.

"Gue gak suka lo yang ngebangkang," bisiknya tepat di telinga Aluna.

"Maaf."

***

Aluna merasa risih sekarang, tangan Sagara terus memeluk pinggangnya. Cowok itu tertidur dengan keadaan memeluknya sekarang.

Aluna menatap jam dinding yang sudah menunjukan pukul tiga malam. Namun, cewek itu sekarang merasa sangat lapar. Sebelum ke apartemen Sagara tadi, cewek itu tidak sempet mengisi perutnya terlebih dahulu, ia takut jika akan terlambat.

Aluna menatap wajah Sagara yang tertidur pulas. Cowok itu terlihat begitu tenang saat tidur, bahkan ketampanan cowok itu bertambah dua kelilipat. Aluna lebih suka melihat Gerhana tertidur seperti ini, karena cowok itu terlihat begitu baik saat sedang tertidur.

Dengan keberanian yang sudah ia kumpulkan, Aluna perlahan memindahkan tangan Sagara dari pinggangnya. Namun, baru saja bergerak sedikit, Sagara semakin mengeratkan pelukannya.

"Tidur, Lun. Jangan banyak gerak," ucap Sagara dengan suara khasnya.

"Gue mau cari makan, Ga. Gue laper."

***

Aluna menatap Sagara dengan tatapan tak bisa di artikan. Sagara sekarang begitu sangat berbeda. Terkadang Aluna tidak bisa menebak cowok itu. Cowok itu bisa terlihat begitu menakutkan, dan juga terkadang cowok itu terlihat begitu baik. Contohnya seperti sekarang.

Cowok itu memesan begitu banyak makanan untuk Aluna. Bahkan Sagara sekarang sedang menyiapkan makanan untuknya.

"Makan, habis tu lanjut tidur," ucap Sagara. Aluna masih diam, cewek itu terlihat tidak percaya dengan apa yang Sagara lakukan sekarang.

"Mau makan gak? Atau gue buang ni makanan semua."

"I-iya gue makan," Aluna mulai makan. Cewek itu memakan makanan itu dengan begitu lahap. Perutnya terasa begitu kosong.

Sagara hanya menatap Aluna yang menyantap makanan tanpa berniat untuk makan bersamanya.

"Lo gak makan?" tanya Aluna.

"Gak! Gak usah banyak nanya deh lo! Makan buruan!"

Aluna mengangguk, lebih baik ia diam saja. Setelah beberapa saat akhirnya Aluna sudah selesai dengan maknanya. Belum juga ia selesai membersihkan mulutnya, Sagara sudah menariknya kembali dan membawanya ke atas kasur.

"Sagara?" panggil Aluna saat Sagara kembali tidur dengan memeluknya.

"Hm."

"Gue kadang heran sama lo. Kadang lo baik kadang juga lo menyeramkan. Gue jadi bingung," ucap Aluna. Sagara hanya diam sebelum akhirnya ia bersuara.

"Banyak ngomong lo anjing! Gak usah ganggu tidur gue! Tidur aja apa susahnya sih!" Sagara kembali meninggikan suaranya membuat Aluna kembali takut. Seharusnya cewek itu diam saja.

"Maaf."

Aluna menatap langit langit kamar Sagara. Kamar ini terlihat begitu rapi dengan nuansa abu-abu putih. Jarang sekali ada cowok yang serapi ini.

Aluna memejamkan matanya. Ia tidak bisa tertidur, saat Sagara terus menyuruhnya untuk menemaninya tidur, Aluna tidak pernah tertidur dengan nyeyak. Sagara membuatnya tidak nyaman.

Aluna menoleh kearah Sagara. Perlahan hatinya kembali teringat kejadian malam itu. Dimana kejadian yang membuat ia terperangkap dengan cowok ini.

***

Pagi ini sekolah sudah digemparkan dengan berita begitu mengejutkan. Semua murid sekarang berkumpul di papan mading. Ocehan demi ocehan sudah mulai terdengar, tidak hanya siswi, siswa juga dibuat terkejut dengan berita sekarang.

"Gila, ternyata orang tuanya gini ya," ucap salah satu siswi disana.

Semua seakan tidak percaya dengan berita sekarang. Foto yang terlihat jelas di mading itu membuat mereka semua menganga tak percaya.

"Na, pada kenapa itu?" Aluna yang barusaja tiba disekolah langsung dibuat bingung dengan semua murid yang berkumpul.

Fronna yang dikenal sahabat Aluna itu menggeleng tidak tahu. Ia juga sama halnya dengan Aluna yang baru menginjak kakinya di sekolah.

"Ayok kita liat." Fronna manarik tangan Aluna membelah kerumunan yang begitu padat.

Deg.

Saat itu juga dunianya seakan hancur. Tubuh Aluna bergetar hebat. Tubuhnya seakan begitu lemas.

Fronna menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang barusaja ia lihat. Cewek itu menatap semua orang yang berada disana yang sekarang menatap Aluna tak percaya.

"Na, gue takut.." bisik Aluna pada Fronna.

"WOI TERNYATA ORANG TUANYA PELACUR. HAHAHAHA!"

Tawa semua orang masuk ke indera pendengar Aluna sekarang. Foto foto yang ada dimading adalah foto ibunya yang bercumbu dengan banyaknya pria. Jantung Aluna sangat takut sekarang.

"Anak pelacur gak pantes sekolah disini!"

Dugh..

Berbagai alat tulis dan buku kini mengenai tubuh dan wajah Aluna. Semua orang melemparnya. Aluna hanya bisa terisak dalam, ia meremas kuat rok segamnya.

"Jangan jangan dia anak haram lagi," ujar salah satu siswa disana. Semua orang kembali tertawa mendengar itu. Pagi ini begitu mengejutkan Aluna dan juga Fronna.

"Rame bener, ada apa nih?"

Suara itu mengalihkan pandangan mereka semua. Sagara dan sahabatnya mendekat kearah mending. Mereka berjalan begitu cool dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana abu-abunya.

Semua murid memberi jalan untuk mereka hingga kini mereka sudah tepat berada di tengah kerumunan itu. Kenzo dan Rayyan tertawa lepas ketika melihat apa yang ada di mading.

"Lun, ini orang tua lo kan?" Kenzo langsung menanyakan pada Aluna. Cewek itu tidak menjawab, ia memilih menunduk.

"Gila, keren juga mama lo njir bisa dapet banyak om om," Alio kembali tertawa diikuti oleh seluruh murid disana.

Sagara tersenyum smrik melihat Aluna. Cowok itu mendekat satu langkah kearah Aluna. Kini jarak antara keduanya begitu deket. Perlahan tangan Sagara membawa kepala Aluna menatapnya.

"Ternyata mama lo gak jauh beda sama lo," ucap Sagara.

"Pelacur. Lo anak pelacur ternyata," ucap Sagara lagi. Aluna menggeleng pelan. "Mama gue bukan pelacur."

"Lo masih mau ngebantah setelah apa yang ada di mading sekarang?"

Aluna tetap pada pendiriannya, ia tetap menggeleng.

"Mama gue gak seperti yang kalian pikirkan. Mama gue orang baik baik."

Sagara tertawa terbahak bahak mendengar itu. Ia kemudian menarik kuat rambut Aluna hingga cewek itu meringis pelan.

"Lo liat. Siapa yang ada di kasur itu hah! Coba buka mata lo, berapa banyak pria yang mama lo tiduri," ucap Sagara membawa kepala Aluna menatap semua mading disana.

Brakk..

Kepala Aluna terbentur keras saat Sagara mendorong cewek itu hingga mengenai mading. Semua orang menutup mulutnya terkejut dengan apa yang Sagara lakukan.

Aluna memegang kepalanya sakit. Tidak sampai disitu, kini Sagara menendang betis Aluna hingga cewek itu terjatuh mengenaskan.

Fronna terkejut dibuatnya, sontak cewek itu membantu Aluna. "Lun, lo gak apa-apa?" tanya Fronna.

"Na, gak usah bantu dia," ucap Sagara lembut.

"Ga, cukup," ucap Fronna memegang lengan Sagara.

"Dia pantas dapetin itu, Na."

"Jangan sekarang. Dia syok dengan apa yang mama nya lakuin," ucap Fronna menatap lembut Sagara. Sagara mengusap wajah kasar. Ia belum puas dengan apa yang ia lakukan pada Aluna sekarang.

"Anjing!" setak Sagara kemudian langsung pergi darisana. Fronna menghela napasnya lega.

Semua murid disana mulai mengoceh pelan. Mereka selalu saja dibuat bingung dengan kehidupan mereka itu. Sagara hanya akan mematuhi ucapan Fronna yang dikenal hanya cewek miskin disana.

"Lun, ayok kita ke uks. Lu berdarah," ucap Fronna membawa Aluna. Cewek itu hanya mengikuti Fronna. Ia seperti tidak punya kehidupan sekarang.

"Fronna bikin hati gue adem njir," ucap Kenzo tidak mengalihkan pandangannya dari Fronna yang sudah mulai menjauh.

"Pengen mati lo ditangan Sagara?" tanya Rayyan.

"Becanda gue."

"Becanda mulu lo. Padahal mah lo emang suka sama Fronna kan? Ngaku aja lo," ucap Alio menyenggol lengan Kenzo.

"Apaan sih, sok tau lo!" sarkas Kenzo.

Gerald memutar bola matanya malas hingga akhirnya ia berjalan pergi dari kerumunan itu. Kejadian itu sungguh tidak penting baginya.

***

HAYO PUNYA HUBUNGAN APA TUH FRONNA SAMA SAGARA SAMPE TU COWOK PATUH SAMA FRONNA!

GIMANA MASIH MAU LANJUT GA?

Aku gak bakal bosan buat ingetin kalian vote dan komen sebanyak banyaknya. Tolong hargai karya kami!!!

See you geyss💐❤️🤍🫶

Continue Reading

You'll Also Like

1.5K 576 15
Takdir memang lucu, setelah Ela memilih untuk pura-pura tidak mengenal Venus sejak tahun pertama SMA agar rahasianya tetap terjaga, tuhan justru meng...
6M 256K 57
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
7.1K 765 32
Setelah runtuhnya renzim Voldemort dan para pengikutnya, para penyihir kembali membangun dunia sihir yang aman dan tentram. Hermione kembali ke Hogw...
ALZA By fadia rizkya

Teen Fiction

3.9K 1.6K 35
"Nyokap Alka mati gara-gara cowok gue... " "Dan cowok gue mati gara-gara Alka!"