Cinta Sang Prajurit (END)

By zardnst

158K 11.4K 829

Ini hanya sebuah fiksi dan jangan sangkut pautkan kepada real life. Selamat membaca. Jangan lupa untuk voteny... More

Karakter
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
info
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Minta Saran
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
info
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Bab 58
Bab 59
bab 60
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68
Bab 69
promosi
sad info
Bab 70
Bab 71
Bab 72
Bab 73
Bab 74
Bab 75
info info
Bab 76
Bab 77
Bab 78
Bab 79
Bantu ramein
Bab 80
Bab 81
Bab 82
Bab 83
Bab 84
Bab 85
Bab 86
info info
Bab 87
promo lagi
Bab 88
Bab 89
Bab 90
Extra Bab Part 1
Extra Bab Part 2
info lagi
Mampir mampir

Bab 15

1.7K 102 1
By zardnst

Selamat membaca, sorry kalau banyak typo..
Jangan lupa votenya hehehe...



























Siang itu, mereka masih berada di kampus kathrin. Mereka berencana mau pergi jalan-jalan, cuma terkendala kathrin tidak mau melepaskan pelukannya dari gito.

"Dek lepas dong, abangnya susah nafas nanti kalau terus atin pelukin gitu." Bujuk indah.

"Gak mau bunda, atin masih mau peluk abang lama. Atin kangen tau bun sama bang gito." Ucap kathrin masih setia memeluk gito.

"Iya nanti lanjut lagi ya dek, sesak nih nafas abang dipeluk terus." Bujuk gito.

Gak lama, kathrin sudah melepas pelukannya. Karena kalau gito yang ngomong kathrin langsung menurutinya.

"Giliran bang gito yang ngomong baru dilepas." Cibir gita.

"Biarin, kan abang aku wleee." Ucap kathrin meledek gita.

"Kan kembaran aku wlee." Balas gita gak mau kalah.

"Mau ribut sampai kapan kalian berdua?" Tanya gito menatap datar ke mereka berdua.

Gita dan kathrin langsung diam, karena kalau gito yang ngomong dengan wajah datarnya. Kedua adiknya itu pasti takut.

"Sudah, kalau mau ribut lagi tinggal aja kalian berdua disini." Ucap dingin gito.

"Maaf bang." Jawab mereka berdua bersamaan.

Indah dan gracio hanya menggeleng saja melihat kedua anaknya yang ribut jadi diam seketika.

Gito memang kalau marah itu susah kepada adik-adiknya, tapi sekalinya marah gito hanya menatap tajam dengan wajah datar membuat kedua adiknya ketakutan.

"Yaudah bun, yah, mi, pi, ci kita pergi aja. Biarkan dua manusia ini ribut disini, kita tinggalin aja mereka berdua." Ajak gito dengan nada dinginnya.

"Sudah bang, kasihan mereka jangan gitu ih." Ucap indah membujuk gito.

"Lagian bertingkah aja kerjaan mereka berdua bun." Ucap gito dengan wajah datarnya.

Sebenarnya indah gak tega melihat kathrin sama gita, cuma memang benar kata gito mereka suka sekali ributin hal yang gak penting.

"Masih mau ribut lagi?" Tanya gito dingin.

"Gak bang." Jawab mereka berdua bersamaan.

"Baikan kalian." Titah gito.

"Kak gita, maafin atin soal yang tadi." Ucap kathrin nunduk.

"Emang diajarin kalau ngomong harus nunduk gitu?" Tanya gito ketus.

Kathrin yang dengar itu kaget, perlahan air matanya keluar membasahi pipinya.

"Hiks..hiks..hiks.." Kathrin mulai menangis karena bentakan dari gito.

"Gak ada yang nyuruh nangis." Ucap gito datang.

Gak ada yang berani melerai gito, karena gito kalau marah ke gita dan kathrin. Bunda ataupun ayahnya hanya diam aja, karena mereka tahu gito lakukan itu bukan akibat emosi. Cuma gito gak suka sama hal sepele begitu sampai ribut.

Kathrin dan gita benar-benar takut sama gito, mereka jarang melihat gito seperti itu. Tapinya sekali marah, gito akan berubah jadi dingin dan nada bicaranya mulai ikutan dingin.

"Gita, minta maaf sama atin. Atin minta maaf sama gita." Ucap gito sambil melipat tangan didadanya.

Gita sama kathrin masih saja diam, gito masih memandang tajam ke arah kedua adiknya itu.

Hampir 15 menit mereka hanya diam, tidak ada satupun yang saling meminta maaf. Sampai membuat gito jengah melihat sikap gita dan kathrin.

"Kalian kok diam aja sih." Ucap mami melody.

"Gak ada yang mau mulai meminta maaf." Kini indah yang ngomong.

"Jangan buat abang kalian amarahnya meledak dek, kak. kalian tahukan kalau bang gito emosinya sudah meledak. Bunda sama ayah gak bakal bisa bantuin kalian." Ucap gito mencoba membujuk kedua anak perempuannya itu.

"Sudahlah yah, kalau memang orang itu mau diam-diaman aja biarkan gitu. Sampai di indonesia, semua fasilitas mereka tarik aja. Sekalian mereka berdua kirim kembali ke tempat omah." Ancam gito yang kali ini tidak main-main.

"Yaudah, sampai indonesia nanti ayah akan kirim mereka ke tempat omah." Setuju gracio.

"Kalau gitu kita nyari makan aja dulu, udah lapar nih soalnya." Ajak kinal yang sudah menahan rasa laparnya.

"Yaudah yuk mel, nal. Kita nyari makan aja, kalau orang itu masih diam-diaman gitu biarkan aja." Ajak indah dan mereka pergi dari kampus kathrin.

Kathrin dan gita hanya diam mengikuti dari belakang. Sedangkan gito masih emosi melihat kedua tingkah adiknya itu, dan shani dia berusaha menenangkan gito biar emosinya gak meledak.

Karena sebenarnya shani kasihan melihat gita dan kathrin, tapi shani tidak bisa melakukan apapun.

Sesampainya di restoran tempat mereka makan, gito masih mendiamkan kedua adiknya itu.

Kathrin dan gita melihat gito bercanda lalu tertawa bareng kedua orang tuanya sama kedua orang tua shani, mereka pengen ikut tapi mereka takut sama gito. Melihat gito yang dingin kepada mereka, membuat gita dan kathrin hanya bisa diam.

Shani melihat gita dan kathrin hanya diam, shani mengajak mereka keluar dan ngobrol bertiga diluar.

"Bun, yah, mi, pi. Shani keluar bentar sama gita dan atin ya." Izin shani lalu menarik kedua tangan adiknya gitu itu.

Mereka hanya melihat ketiga orang itu keluar dari restoran, gito menatap lekat ke 3 wanita yang dia sayangi itu.

"Semoga dengan shani yang ngomong ke gita dan atin, mereka berdua bisa baikan tanpa ada gengsi." Monolog hati gito.

"Bang, mau sampai kapan diamin gita sama atin?" Tanya sang bunda.

"Biarin aja bun, nanti juga baikan sendiri orang itu berdua." Ucap gito sambil meminum minuman yang dia pesan tadi.

"Benar ndah kata gito, biarkan aja mereka. Mungkin shani bisa buat orang itu berdua baikan." Ucap melody menyetujui ucapan gito.

"Bukan gitu teh, cuma kalau gito dingin ke adik-adiknya pasti bakal lama. Dulu juga atin diamin gita dan gito, 2 minggu baru baikan mereka bertiga." Jelas indah yang terkadang gelisah lihat tingkah ketiga anaknya itu.

"Tenang aja bun, mereka juga udah besar. Biarkan mereka berdua menyelesaikan masalahnya, cukup shani aja jadi penengah mereka berdua." Ucap gracio menenangkan indah dari kegelisahannya.

Indah yang mendengar itu hanya menghela nafas panjang, dia tahu gimana keras kepalanya kedua anak perempuannya itu.




Disisi gita, shani dan kathrin.




"Masih mau diam-diaman juga?" Tanya shani lembut.

"Kenapa sih gengsi yang kalian tinggikan?" Lanjut shani.

"Kalian gak kasihan sama bunda, ayah juga gito? Mau sampai kapan kalian begini? Masih mau di marahin sama gito?" Tanya shani kembali yang masih belum mendapatkan jawaban dari gita dan kathrin.

Gita dan kathrin hanya diam, mereka saling tatap seakan gak ada yang mau ngalah untuk meminta maaf pertama kali.

Shani hanya bisa menghela nafas kasar, dia juga bingung melihat kedua adik gito yang masih aja diam tanpa ada memulai untuk minta maaf.

Disaat mereka masih dalam keadaan diam itu, gito datang menghampiri mereka bertiga. Dia langsung turun tangan, karena gito tahu kalau shani gak bakal bisa melakukan itu.

"Oke, kalian masih belum mau baikan. Mulai sampai di indonesia, gita fasilitas kamu ditahan sampai kalian baikan. Buat kathrin, abang gak bakal tinggal dirumah lagi. Mulai kita sampai di indonesia, abang akan pindahin semua barang abang ke rumah dinas di mabes TNI. Terserah kalian mau bagaimana, sudah pusing abang lihat kelakuan kalian ini. Sama buat kathrin, abang akan berangkat ke lebanon selama 2 tahun. Dan cukup buat abang untuk gak ketemu sama kamu." Ucap gito yang benar-benar sudah jengah sama sikap kedua adiknya itu.

Shani yang mendengar itu, dia cukup terkejut karena gito gak ngasih tahu dia kalau gito akan di lebanon selama 2 tahun.

"Ikut aku bentar." Ucap shani narik tangan gito.

Mereka menjauh sebentar dari gita dan kathrin untuk bicara berdua dengan gito.

"Maksud kamu ngomong gitu ke atin apa? Sama kamu kenapa gak ngasih tahu cici kalau kamu bakal ke lebanon selama 2 tahun?" Tanya shani.

"Sabar ci, nanya itu jangan langsung banyak begitu." Ucap gito.

"Jawab sekarang." Ucap shani ketus.

"Iya iya bakal aku jawab ci, ke lebanon itu bukan 2 tahun ci cuma 3 bulanan. Aku sengaja bilang gitu, biar atin mau baikan sama gita. Soal aku ngomong ke atin bakal tinggal di asrama itu benar, karena aku gak bisa tinggal di rumah sedangkan kegiatan di mabes bakal padat ci. Tenang aja ci, kita bakal bisa ketemuan kok." Jelas gito sambil menoel hidung shani.

"Kamu gak bohongkan?" Tanya shani memicingkan kedua matanya.

"Gak kok ci, aku ngomong jujur kok. Gak ada kebohongan di dalamnya." Balas gito tersenyum.

"Yaudah deh. Ayo balik ke tempat gita sama atin." Ajak shani sambil Bergelayut di tangan gito.

Mereka berjalan menuju gita dan kathrin, dan benar saja saat gito sama shani ngobrol berdua. Masih aja gita sama kathrin tetap gak baikan dan hanya diam-diaman saja.

"Ayo balik ke dalam." Ucap gito dengan wajah datarnya.

Kedua adiknya itu mengikuti gito dan shani yang masuk, mereka berdua hanya menundukkan kepalanya tanpa berani menatap gito.

Mereka kembali duduk bersama, indah yang melihat gita sama kathrin masih aja belum baikan. Indah hanya bisa menghela nafas kasarnya.

"Jadi bang, kamu yakin bakal tinggal di asrama?" Tanya gracio.

"Iya yah, lagian ngapain juga gito tinggal di rumah lalu ketemu sama dua orang gengsian itu." Balas gito dengan sengaja menyindir kedua adiknya itu.

Gita yang mendengar itu, emosi dia mulai terpancing. Hal itu yang diinginkan gito biar buat gita emosi.

"Maksud abang apa bilang gitu? Gak usah pakai acara sindir segala, bilang aja langsung namanya. Paling benci aku kalau.." Ucapan gita sesaat terpotong.

"Kalau apa? Kalau Kamu benci dibilang gengsian, kalau kamu benci dibilang egois, kalau kamu merasa gak bersalah gitu. HAH?!!" Potong gito yang membuat gita kembali terdiam.

"Apa susahnya minta maaf? Apa susahnya kalian saling mengakui kesalahan kali? Untuk apa saling mengeluarkan gengsi kalian? Kalau mau kalian berdua begini bilang, biar tau aku dan gak akan peduli lagi sama kalian. Capek aku dari tadi lihat kalian saling mengeluarkan ego masing-masing, capek aku menghadapi sifat kekanak-kanakan kalian. Kalian pernah gak sih berfikir, kalau sikap kalian itu bisa buat kesabaranku habis. Hanya karena hal sepele kalian ributkan, sampai saling minta maaf pun begitu susahnya kalian ucapkan." Jelas gito yang mengeluarkan semua uneg-uneg dikepala dan dihatinya.

"Kalian itu sudah dewasa bukan anak kecil lagi. Sudah cukup buatku lihat kalian begini, kalau kalian masih terus seperti ini. Gak akan pernah aku mau ketemu sama kalian berdua seumur hidup." Ancam gito yang membuat kedua adiknya ketakutan.

Mereka baru kali ini melihat gito mengeluarkan semua isi kepalanya, mereka benar-benar takut melihat gito. Mereka berdua hanya tertunduk sambil menahan air mata mereka untuk tidak keluar.

Gak pernah terfikir sama mereka berdua melihat emosi gito yang seketika meledak.

Orang tua gito dan orang tua shani, sama shani pun kaget melihat gito seperti itu. Indah juga gak menyangka kalau anak sulungnya sampai emosi seperti itu.

Indah gak pernah gito seperti itu, selama ini gito hanya menahan emosinya kalau kedua adiknya saling ribut satu sama lain. Tapi kali ini gito tidak bisa menahannya lagi.

Gracio juga gak menyangka kalau gito bakal mengucapkan semua itu di hadapan kedua adiknya. Dia tahu, kalau gito sudah bertitah dia tidak akan main-main sama ancamannya. Gito akan benar-benar tidak mau bertemu kedua adiknya setelah sampai ke indonesia.

"Kalian berdua sudahlah, baikan aja ya. Kalian mau bang gito gak ketemu sama kalian seumur hidup kalian?" Tanya gracio membujuk kedua anaknya itu.

Gita dan kathrin hanya menggelengkan kepala mereka saja, mereka benar-benar takut sama gito dan membuat mereka hanya bungkam tanpa ada sepatah kata pun.

"Pokoknya sampai hotel, masih ku lihat kalian berdua masih begini. Awas aja, aku gak akan menarik ucapanku itu." Ancam gito lagi.

Emosi gito benar-benar gak bisa dia kendalikan, shani membantu dia untuk tetap tenang. Gito pun mulai mengatur nafasnya yang memburu karena emosi itu.



Skip 4 hari kemudian.



Akhirnya mereka sampai ke indonesia, kedua adiknya masih aja sama. Mereka tetap bungkam untuk saling meminta maaf.

"Huft.. yaudah bunda, ayah. Gito duluan ya, gito mau membereskan semua barang-barang gito. Biar cepat keluar dari rumah itu." Ucap gito sambil melirik datar ke arah gita dan atin.

"Bang." Panggil kathrin.

"Apa!!" Jawab gito dengan ketus.

"Maafin atin, atin gak mau abang pergi dari rumah. Atin juga gak mau abang gak ketemu sama atin lagi." Ucap kathrin menatap gito siap itu menundukkan kepalanya buat menahan tangisannya.

"Ngapain minta maaf sama abang? Minta maaf sama gita sana." Ucap gito dingin.

"Tapi abang janji gak pergi dari rumah." Ucap kathrin yang dimana air matanya lolos keluar membasahi pipinya.

"Gak janji abang kalau kalian masih gak mau maafan." Balas gito datar.

Kathrin pun memberanikan dirinya minta maaf ke gita, tapi sejenak dia terdiam sebelum berbicara. Dia mencoba menetralkan dirinya, karena kathrin saat itu masih menangis.

"Kak gita hiks atin hiks minta hiks maaf soal kemarin." Ucap kathrin yang masih menangis

Shani yang melihat kathrin menangis, dia menghampiri kathrin lalu memeluknya. Shani benar-benar gak tega melihat keadaan kathrin.

"Maafin kakak juga dek, karena kakak juga buat semuanya seperti ini." Ucap gita lalu memeluk kathrin.

Mereka berdua pun baikan, gito yang melihat itu hanya tersenyum saja. Karena dengan ancaman itu mereka akhirnya baikan.

Mereka semua balik ke rumah, shani kembali ke rumahnya bersama kedua orang tuanya. Gitu juga keluarga argantara mereka kembali ke mansion mereka.

Sesampainya di mansion, mereka semua pergi ke kamar masing-masing buat istirahat dan bersih-bersih.

Gito yang sudah berada dikamarnya, dia langsung ke kamar mandi untuk mandi. Karena mereka sampai indonesia malam, selesai mandi gito langsung merebahkan badannya ke kasur kesayangannya.

Saat gito mencoba memejamkan matanya, gita dan kathrin masuk ke kamar gito. Mereka berdua naik ke kasur gito lalu merebahkan diri mereka dikanan dan kiri gito.

"Kalian ngapain kesini?" Tanya gito bingung.

"Kita mau tidur sama abang." Ucap gita.

"Iya, atin juga mau tidur sama abang." Sambung kathrin.

Gito yang mendengar itu hanya tersenyum saja, dia tahu kalau kedua adiknya ini dalam mode manja.

"Bang, abang gak jadikan pindah ke rumah dinas?" Tanya kathrin.

"Jadi." Ucap gito mencoba jailin kathrin.

"Ihh abang, kan kita udah baikan." Balas kathrin cemberut.

"Iya bang, kan kita sudah baikan. Jadi abang gak perlu pergi dari rumah." Ucap gita.

"Iya.. Iya.. Iya.. Abang gak pergi kok." Ucap gito tersenyum.

"Seriusan bang." Ucap mereka berdua bersamaan.

"Iya. Yaudah tidur sekarang. Abang udah ngantuk." Ucap gito mengajak kedua adiknya untuk tidur.

"Oke bang." Balas mereka bersamaan.

Akhirnya gito, gita dan atin tidur dikamarnya gito. Mereka sudah baikan, itu semua karena ancaman yang diberikan gito.

Indah dan gracio yang melihat itu mereka tersenyum, akhirnya mereka lega ketiga anaknya sudah baikan dan saat ini dalam mode manjanya.

















































Sekian untuk cerita kali ini..

Jangan lupa bantu votenya, juga kritik dan saran dari kalian..

Terimakasih semuanya...

Continue Reading

You'll Also Like

141K 16.4K 113
Spin off from #Defabian and Seducing Mr. Julien. Joanna Tan, seorang wanita pebisnis berusia 55 tahun yang tidak pernah memiliki keinginan untuk men...
1.9M 45.3K 54
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...
STRANGER By yanjah

General Fiction

631K 71.3K 51
Terendra tak pernah mengira jika diumurnya yang sudah menginjak kepala empat tiba-tiba saja memiliki seorang putra yang datang dari tempat yang tak t...
DEWASA II [21+] By Didi

General Fiction

140K 279 55
[follow untuk bisa membaca part 21+] KUMPULAN NOVEL-NOVEL DENGAN TEMA DEWASA. BANYAK ADEGAN TAK LAYAK UNTUK USIA DI BAWAH 18 TAHUN. 🔞🔞🔞🔞🔞