My Little Baby (END) ✓

By AyyaKanawut

55.4K 7.9K 2.4K

Di usia nya yang baru menginjak 27 tahun Mew Manuel Damarion Harus siap di jodohkan oleh orang tua nya, alasa... More

Perkenalan Tokoh
01 || Di Kejar Nikah 🍓
02 || Gara-gara Mochi 🍓
03 || Calon menantu 🍓
04|| ingin mengikat 🍓
05 || resmi mengikat 🍓
06 || Kantor Manuel 🍓
07 || Bayi sakit 🍓
08 || Kembali 🍓
09 || Rencana 🍓
10 || Kelulusan 🍓
12 || first time 🍓
13 || Istri Kecil 🍓
14 || tingkah Gasena 🍓
15 || Ikan putih-putih 🍓
16 || Gasena anak baik 🍓
17 || Ice cream 🍓
18 || Manuel & Gasena
19 || Gasena Agresif 🍓
20 || sakit lagi? 🍓
21 || Mulai nakal 🍓
22 | Gasena rewel 🍓
23 || Keseharian 🍓
24 || Gasena & Adek bayi 🍓
25 || Keluarga kecil (END) 🍓

11 || Pernikahan 🍓

2.1K 304 104
By AyyaKanawut

"GASENA SAYANG!! AYO CEPETAN JANGAN MAININ ITU TERUS!!" Teriakan sang bunda membuat Gasena menoleh, anak manis mendengkus kesal.

"Sebentar bunda jangan marah-marah asen terus!" Kesal Gasena dan sang bunda menghela napasnya pelan, Gasena beranjak dari tempatnya.

Gasena menghentakan kakinya kesal dan sang bunda menatap tubuh Gasena. "Tuhkan, kamu ini mau nikah loh sayang kenapa mainin tanah sih?" tanya sang bunda dengan memutari tubuh Gasena.

"Ish!! Asen mencari cacing bunda, siapa tau Cacing ingin ikut dengan asen menikah." Sang bunda kembali menghela napasnya, ada saja kelakuan Gasena itu. "Sudah ayo bersihkan tangannya, sebentar lagi di mulai acaranya jangan nakal dulu."

"Ish!! Bunda bilang asen nakal, nakal, nakal terus. Asen tidak nakal bunda, Om bilang asen anak baik tau!" Kesal Gasena karena sang bunda terus mengatakan dirinya nakal.

"Tidak ada anak baik, kamu nih nakal bunda sudah menyerah setelah ini bunda serahkan ke kak manu saja jika nakal bisa langsung di hukum tuh." Gasena menatap bundanya. "Bunda membuang Asen?" tanya Gasena tanpa ragu bundanya mengangguk.

"BUNDA NAKAL SEKALI, ASEN TIDAK MAU BERSAMA BUNDA LAGI!!" Jerit Gasena kemudian anak manis itu meninggalkan sang bunda dengan kaki di hentakan, bunda Gasena terkekeh kecil.

Walaupun tidak di usir memang Gasena sudah harus bersama Manuel setelah menikah, ia akan pergi dari rumah juga. "Dasar, anak kecil ini pusing bunda."

"Bunda, itu anaknya kotor banget habis ngapain sih?" tanya sang ayah yang kebingungan karena baju Gasena penuh dengan tanah. "Habis nyari cacing anaknya, buat di bawa ke pelaminan katanya emang tuh anak ayah nakal banget."

"Hadeh, bayi besar memang mau menikah pun ada saja tingkahnya itu." Sang bunda terkekeh, memang benar jadi mereka merasa menikahkan bayi karena tingkah Gasena ini benar-benar menggemaskan.

"Sudah, ayo ayah bantu bunda siapin baju Gasena itu anak pasti gak bisa diem takut yang lain kewalahan urus Gasena satu doang juga." Sang bunda mengajak suaminya untuk masuk ke ruangan Gasena, Bunda dan ayah menaiki tangga perlahan. 

Sang bunda berdiri di depan ruangan Gasena, Pintu di buka dan sang bunda kembali menghela napasnya. "Apa lagi sekarang anak nakal?" Gasena mendongak menatap sang bunda. "Apa sih bunda, asen marah dengan bunda!" Gasena berjongkok dengan membelakangi orang tuanya.

"Hadeh," keluh sang bunda berjalan menghampiri, menanyakan apa masalahnya pada orang yang membantu Gasena berganti pakaian. "Tidak mau pakai kemeja warna ini katanya jelek," ujarnya menjelaskan.

"Astaga anak ini, Asen coba bangun atau mau bunda buang kamu?" tanya sang bunda berkacak pinggang. "Asen tidak suka bunda kemeja nya jelek, kenapa ini jelek?!" tanya Gasena lagi, Gasena masih berjongkok.

"Tuh, tuh, tuh ayah punya bagus bunda asen ingin punya ayah." Sang bunda menoleh pada suaminya. "Terus nanti yang menikah ayah dengan kak manu seperti itu? Jadi asen dengan bunda dan ayah yang menikah dengan kak manu? Baiklah, ayah ay—"

"Tidak-tidak bunda, asen pakai saja kemeja jelek itu!" Gasena berucap dengan panik, sang bunda tersenyum tipis. "Ayo buruan, nanti kak manu menikah dengan yang lain bagaimana?" Gasena mengangguk dan menuruti permintaan sang bunda. 

Sang bunda merapikan kemeja dan Jas yang Gasena kenakan. "apa yang jelek, ini bagus juga lupa ya Asen kalau ini samaan dengan milik kak manu?" tanya sang bunda, Gasena mendongak dengan mata berkedip dan bundanya yakin Gasena lupa.

"Ini di beli beberapa hari kemarin bersama kak manu, masa asen lupa? Masih bayi sudah pikun." Sang bunda kembali berucap. "asen bukan lupa bunda hanya tidak ingat saja, ish!!" 

"Hadeh, yasudah cepat ayo nanti keburu di ambil orang kak manunya." Sang bunda kembali fokus merapikan kemeja Gasena, Gasena memainkan ujung jas pernikahannya itu karena tangan nya tenggelam sebagian.

"Hihi... Besar sekali ini," kekehan Gasena terdengar. "Astaga kenapa gak ke cek, mana kalau di gulung jelek lagi." Sang bunda memegang ujung jas dengan menatap sang suami.

"Sudah lah bunda tidak apa-apa lagipula anak kita menggemaskan menggunakan jas kebesaran seperti itu." Sang ayah menenangkan istrinya, sang bunda menghela napas pelan. "Yasudah." 

🍓🍓🍓

Mata bulat Gasena menatap sekitar, Pipinya mengembung sekarang. Gasena mendekati Manuel yang duduk di sampingnya, Manuel menoleh ke arah Gasena.

"Om, asen bosan melihat manusia banyak-banyak." Gasena berucap dengan berbisik ditelinga Manuel, Manuel terkekeh kecil. "Tunggu sebentar lagi ya, sayang."

"Tidak bisa Om, kaki asen tidak mau diam saja ingin pergi om." Gasena gregetan sendiri karena larangan Manuel. "Astaga." Manuel menjawil hidung Gasena pelan.

"Mau kemana memang Asen ini, Hm?" tanya Manuel dan Gasena menunjuk ke arah stan makanan. "Ada mochi tidak? Asen ingin mochi." Manuel terkekeh kecil.

"Ada sayang, boleh sana ambil mochi tapi balik lagi ya." Gasena mengangguk dengan semangat, anak manis itu beranjak lalu berlari ke arah tempat yang di tujunya.

Manuel menggertakan Giginya gemas melihat jas Gasena yang kebesaran itu, Manuel terkekeh lagi. "Bayi banget, kerasa banget pedofilnya gue nikahin bayi." Manuel menggelengkan kepalanya pelan, Mata Manuel melirik sekitarnya.

"Ngapain Lo datang?" tanya Manuel ketika temannya menghampiri. "Bangsat Lo! Gue di undang mama Lo anjing!" Kesal Off ketika mendengar pertanyaan Manuel, Manuel memutar bola matanya malas.

"Tai banget Lo Mew, bukannya terimakasih juga kita datang." Tay ikut berbicara dan Manuel menatap ketiga temannya datar, Off memutar bola matanya malas. "Tai emang si Mew," lanjut Off lagi. 

"Udahlah mending nyari makan, tuh hadiah kita udah di simpen disana jangan lupa di pake bro! Biar Lo makin keliatan pedofilnya," ujar Off menepuk pundak Manuel. "Anjing Lo off!" umpat Manuel yang paham dengan maksud Off. 

Manuel mendengkus kesal semua temannya pergi dengan saling merangkul, mereka berburu makanan itu pasti. Entah mengapa Manuel ingin menendang ketiganya, dengkusan Manuel semakin terdengar.

"Manu, mana Gasena?" Manuel menoleh saat ada yang bertanya, Manuel tersenyum kecil. "Itu Gas—" Manuel berhenti berbicara ketika tidak menemukan Gasena dimana pun.

"Astaga itu bayi kemana?!" tanya Manuel terkejut, Manuel beranjak dan menelisik sekitar stan makanan tidak menemukan Gasena dimana pun.

"Kamu ini Manu udah tau bayi kamu tinggalin sendirian, cari pokoknya kalau kenapa-napa awas aja kamu!" Sang mama mengancam dengan menghentakan kakinya.

Manuel berjalan keluar mencari Gasena, Gasena tidak ada di Gedung pernikahannya. "Astaga, kemana pergi nya bayi ini." Manuel menghela napasnya pelan, Manuel berlari sekarang.

Langkahnya terhenti ketika Gasena berada di sana, Manuel memijat pangkal hidungnya. "Hadeh, bayi satu ini." Manuel berjalan menghampiri Gasena.

"Sayang," panggilan Manuel membuat Gasena menoleh, mata Gasena berbinar seketika. "Om lihat ada ikan kecil pancing-pancing Asen ingin beli Om, anak kecil itu sudah beli." Gasena menarik lengan Manuel.

Pipi Gasena di usap karena ada noda Coklat dari isian mochi yang Gasena makan. "Ngapain di luar hm? Ayo masuk," ajak Manuel tapi Gasena menggelengkan kepalanya. "Tidak mau, asen ingin beli ini dulu om!" Gasena kembali memainkan jas Manuel.

Manuel melirik sekitar banyak sekali penjual mainan untuk para tamu undangan yang membawa anak kecil, Manuel melihat mainan yang Gasena tunjuk. "Iya ambil satu," ucap Manuel akhirnya mengalah.

"Paman ikannya Asen ingin satu nanti Om yang bayar!" Seru Gasena dan mainan itu ada di tangan Gasena sekarang, Manuel mengeluarkan dompetnya dan uang dari sana. "Ambil aja kembaliannya."

"Sudah ayo, jangan keluar lagi." Manuel menarik lembut tangan Gasena dan menuntun anak manis itu untuk kembali masuk ke dalam Gedung pernikahan karena cara belum selesai.

"Hihi... Ikan pancing, Asen akan bawa mandi nanti." Gasena berjalan riang bersama Manuel, Manuel menggelengkan kepalanya pelan.

"Jangan keluar tanpa izin lagi ya sayang? Nanti hilang bagaimana?" Gasena menoleh ke arah Manuel. "Hihi, maafkan Asen om." Manuel mengangguk tidak mempermasalahkan itu. 

🍓🍓🍓

Manuel membuka pintu kamar mandi pelan, Gasena menyerobot keluar mereka baru selesai mandi bersama. Permintaan Gasena tentu saja, Manuel belum menyentuh anak manis itu.

Mata bulatnya melihat Manuel saat ada bodyguard yang menyimpan beberapa Kado ke kamar mereka ini, Manuel mengusap rambut Gasena. "banyak-banyak Om, Woahh!!"

"Semuanya selesai?" tanya Manuel dan Pria berbedan besar itu mengangguk pelan, Manuel meminta pria itu untuk pergi dari ruangannya.

Gasena berjalan menghampiri dan melihat, matanya menelisik setiap kado yang terlihat. "Om, Asen ingin buka kadonya boleh tidak?!" tanya Gasena mengayunkan tangan Manuel meminta izin.

Manuel mengangguk kecil, itu semua kado pernikahan dari teman-teman Manuel dan rekan kerja Manuel juga. "Hihi... Asen suka kado banyak-banyak." Gasena duduk di dekat kado dan Manuel berjalan ke arah nakas.

Manuel menyimpan dompetnya disana dan kembali menghampiri Gasena, Manuel duduk di samping Gasena sekarang. "Huum... Ini apa Om?" tanya Gasena menunjukan sesuatu pada Manuel, Manuel memijat pangkal hidungnya.

Manuel melihat siapa pengirimnya dan ternyata itu singto, salah satu teman Gila nya. "Astaga," gumam Manuel pelan, Gasena memainkan benda itu.

"Sini sayang," pinta Manuel dan Gasena menyerahkan itu pada Manuel, Gasena mengambil kado lain dan membukanya juga. "Woah!! Om ada Bandu kucing!" Seru Gasena menunjuk kotak hadiah, Gasena hanya tau Bandu kucing saja tidak tau benda lainnya.

Gasena mengambil Bandu itu dan memakainya, kekehan manis Gasena terdengar sekarang. "Om, Asen sudah seperti Meow belum?" tanya Gasena menatap Manuel dengan jarak dekat.

Manuel tersenyum, Manuel malah menarik pinggang Gasena. "kitten, lebih cocok untuk asen." Manuel mengecup pipi Gasena setelah menjawab pertanyaan anak manis itu. "Meow~ Meow~ seperti itu Om suaranya."

"Fuck!!" Manuel mengumpat dengan pelan, Gasena benar-benar membuat Manuel Gila rasanya. "Ay—ayo buka kado yang lain sayang." Manuel mengalihkan dan Gasena mengangguk semangat.

Gasena mengambil kado dengan ukuran yang besar, Gasena membuka kado itu. Matanya berbinar senang sekarang, Manuel kembali menghela napasnya. "Om ini minuman apa? Asen tidak pernah melihat, enak tidak Om?" tanya Gasena kembali melihat Manuel.

"Tidak sayang, itu minuman orang dewasa sini untuk Om saja." Gasena menyerahkan kado itu pada Manuel, Gasena tiba-tiba beranjak dan duduk di pangkuan Manuel.

"Tidak enak Om duduk sendirian, Asen ingin pangku." Manuel memegang pinggang Gasena membiarkan Gasena duduk di pangkuannya. "Iya sayang, boleh." 

"Ihh!! Permen Om," ujar Gasena menunjukan satu toples permen ke arah Manuel, Manuel mengangguk kecil. Gasena membuka toples itu dan mengambil satu permen kemudian memakannya. "enak, ini manis sekali."

Manuel mengingat sesuatu, Manuel mengambil toples itu dan membacanya. Matanya membola, Manuel melihat Gasena. "Sayang, mana keluarkan permennya." Manuel panik sekarang.

Gasena menjulurkan lidahnya dan permen itu sudah Gasena telan. "Shit!!" umpat Manuel memasukan jarinya ke mulut Gasena, siapa tau ada permen yang tertinggal disana.

"Hey," ujar Manuel pelan saat Gasena mengemut jarinya, Manuel melihat tatapan Gasena yang berubah. "Astaga, Obat perangsang ini." Manuel menjauhkan toples itu, Gasena membalikan posisi duduknya jadi berhadapan dengan Manuel.

Gasena menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Manuel. "Kepala asen sakit om," rengek Gasena sangat pelan. "kita bobo ya sayang," ajak Manuel dan Gasena mengangguk kecil.

Manuel mengangkat tubuh Gasena dan menggendong Gasena ala koala, Manuel berjalan ke arah Kasur untuk menidurkan Gasena disana. "kepala asen sakit," rengekan Gasena kembali terdengar.

"Iya sayang, kita bobo ya biar gak sakit lagi." Manuel menjawab lembut, Manuel mulai menidurkan kepala Gasena dikasur tapi Gasena tidak mau melepaskan pelukan di leher Manuel.

"Tidak mau lepas Om, asen sakit." Manuel menghela napasnya pelan, Manuel menarik bantal dan menidurkan kepala Gasena di bantal. Tangan Gasena mengalung di leher Manuel, tatapan itu sangat teduh.

"Hihi... Om ganteng, Kiss-kiss Asen Om." Gasena mendekatkan wajahnya meminta Manuel memberikan Gasena kecupan, Manuel berusaha menyadarkan dirinya. "Lepaskan dulu, nanti Om berikan kiss."

Gasena menggelengkan kepalanya ribut. "tidak mau om, Asen ingin peluk." Gasena menolak dan kembali menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Manuel, Manuel menghela napasnya pelan.

"Shh... Sayang!" tegur Manuel ketika Gasena menghisap dan menjilat leher Manuel, Manuel menjauhkan wajahnya. "Enghh... Om, kepala asen pusing." Gasena kembali merengek.

"Hihi...," Gasena terkiki geli dengan menunjuk ke arah dada bidang Manuel. "Om, manusia besar." Manuel masih mendengarkan ocehan Gasena yang mulai terpengaruh oleh obat perangsang tadi.

"Enghh... Om kenapa panas sekali, Ac nya tidak menyala?" tanya Gasena lagi, Manuel melihat tangan Gasena yang mulai naik ke atas tubuhnya sendiri.

Manuel mengambil kedua tangan Gasena dan mengunci kedua tangan itu di atas kepala Gasena, Manuel dan Gasena bertatapan sekarang. Tatapan lapar Manuel menusuk ke arah mata Gasena, Manuel memang mudah sekali terpancing. 

Satu tangan Manuel mengusap pipi Gasena kemudian beralih ke bibir Gasena yang basah. "Hey, baby look at me." Gasena menatap Manuel dengan senyum bayinya. "Ingin melakukan sesuatu?" tanya Manuel lagi.

"Kiss-kiss Asen Om," rengekan Gasena kembali terdengar, Manuel menarik pipi Gasena dan mulai mencium bibir itu pelan. Gasena balik mencium Manuel.

Suara kecupan dua labuan bibir terdengar sangat nyaring, Manuel mengigit bibir bawah Gasena hingga empunya memekik pelan. Wajah Manuel mendekati telinga Gasena, Gasena melengkuh karena Manuel mengigit dan meniup telinga itu. "Menangis yang kencang," gumam Manuel setelahnya kecupan Manuel berikan di telinga Gasena.

Aku ketiduran whehehe jadi gak bisa bikin Nc sekarang, NC nya Di chapter selanjutnya mungkin besok wokehhh.

Vote and komen jangan lupa

See you next part 👋

Continue Reading

You'll Also Like

38.7K 3K 22
keseharian baby kana bersama dengan pacar tampannya membuat siapapun iri. banyak konflik juga keuwuan dua sejoli ini yang bisa membuat kita greget. l...
1M 86.3K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
198K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
1.4M 81.6K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...