Change Fate

By Aiutapu

94.3K 5.7K 151

Leoni Cahaya, gadis yang masuk kedalam sebuah novel. apakah gadis itu menjadi antagonis? tidak. figuran? tida... More

Prolog
(01)- Kilas Balik
(02) -Novel?
(03) -Mimpi
(04) -Gafandra
(05) -Pindah Sekolah
(06) -Murid Baru
(07) -Baiknya Dia
(08) -Mimpi Buruk
(09) -Balapan
(10) -Sepupu Glora
(11) -Sampai Sini Saja
(12) -Gafa vs Arsen
(13) -Kesepian
(14) -Andreas
(15) -Aurora
(16) -Rahasia
(17) -Terungkap
(18) -Wajah Aslinya
(19) -di Rumah Gafa
(21) -Bakso
(22) -Al
(23) -Zora dan Alvin
(24) -Wanita Aneh
(25) Alvin Gila
(26) - Ketahuan
(27) -Malaikat?
(28)- Poltak
(29)- Gak Habis Pikir
(30) Hari Ibu

(20) -War

2.4K 154 12
By Aiutapu

Tandain typo.
Sudah baca jangan lupa tinggalkan jejak nya ya? Tinggal tekan bintang di pojok bawah.

***

"Kasihan ya, jadi pelampiasan."-Fahri.

***

Glora bolak-balik ruang tamu rumahnya sembari menggigit kuku tangannya. Beberapa menit yang lalu Al datang menemuinya dan mengatakan Geng red black akan War dengan Geng Tanduk. Bukan apa, Glora hanya panik dengan Gafa.

"Gak usah panik gitu, Gafa kesayangan lo itu gak bakal kenapa-napa," ujar Al santai duduk di sofa.

Glora menatao tajam Al, dia mendekat kearah pemuda itu dan mengikis jarak antara kedua wajah mereka. "Gue gak mau Gafa kenapa-napa, lo tau kan, alurnya udah berubah sejauh ini? Bisa aja Geng Tanduk kerbau itu nekat!"

Al hampir tertawa dengan perkataan Glora yang mengubah-ubah nama. "Kalau lo gak mau Gafa lo itu kenapa-napa, yaudah, ikut war aja," balas Al santai.

Glora melotot. "Ide bagus! Tumben otak lo cair!"

Al memutar bola matanya. "Gue udah pintar dari belum lahir, lo nya aja bego," katanya.

Bukan nya marah, Glora malah tersenyum bak orang gila. Membuat Al merinding. "Kenapa lo?" Tanyanya.

"Lo tau dimana Gafa sekarang?"

***

"Jangan mie, gak baik buat kesehatan lo. Entar Andre marah sama gue," tegur Gafa gemas.

Sekarang Gafa dan Aisha sedang duduk di salah satu warung yang menyediakan berbagai macam jajanan, mulai dari gorengan, es, mie, dan lainnya.

Aisha cemberut. "Apaan sih, fa. Padahal gue lagi mau itu," katanya.

"Yang lain, jangan itu."

Aisha mendengus kesal, andai saja Gafa tidak ikut bersama nya tadi. Pasti sekarang dia sudah mewujudkan keinginan anak-anak cacing yang ada di perut nya. "Yaudah deh, gue mau gorengan aja."

"Oke." Gafa pergi memesan kepasa bibi yang punya warung. Sedangkan Aisha membuka hp dan membalas chat dari sang kekasih.

"Nasib jomblo," celetuk Gafa.

Aisha terkejut, ternyata Gafa sudah duduk di hadapannya. Dia bahkan tidak menyadari hal itu. "Mangkanya jangan jomblo fa, jadi bujang tua baru tau rasa lo," cibir Aisha.

"Belum nemu jodohnya, kalau udah jodoh mau sekuat apa dia jauh dari gue, dia bakal balik sama gue," katanya bangga.

Aisha menatap malas. "Ya, dehh, iya."

Tak lama pesanan mereka datang, mereka sesekali bercerita sambil memakan makanan nya. Sedangkan di sisi lain, Glora sudah memantau dari kejauhan tempat Gafa dan Aisha berada.

Dia di beri tau Al tempat Gafa berada, dan langsung tancap gas pergi dari rumah. "Belum saat nya," katanya sambil mengamati.

Dari belakang Glora, ada yang menepuk bahu nya, membuat ia tersentak kaget.

Puk

"Bnjir!" Kagetnya, untung saja tidak terdengar sampai tempat Gafandra. Glora berbalik menatap sang pelaku yang ternyata adalah Fahri.

"Ngapain lo? Kayak habis ketahuan maling aja," katanya curiga. Glora menegakan tubuhnya, dia kemudian memasang wajah tidak tau.

"Gue nyari cincin gue yang hilang, tapi gak ketemu. Yaudah," jawabnya.

Fahri menatap tanah dan rumput-rumput yang mereka pijak saat ini. "mau gue bantu mbak?" Tanyanya.

Glora melotot dan menginjak kaki Fahri cukup kencang. "Gue masih muda! Jangan buat gue kesal ya!" Katanya dan pergi meninggalkan Fahri yang meringis kesakitan.

"Aiss... Gila tu cewek!" Dia menyusul dengan terlatih.

***

"Gafa!" Sapa Glora ramah. Sedangkan yang di sama kelihatan kebingungan, begitupun Aisha.

"Ra? Kok bisa di sini?"

Glora tersenyum malu-malu. "Kita sudah di takdirkan berjodoh, fa. Mangkanya kita selalu bertemu, kiw," katanya.

Aisha menatap jijik Glora. "Najis ra, najis! Hiii, geli gue," cibirnya.

Glora duduk di samping Gafa, dia manatap tak suka Aisha. "Suka-suka gue," balasnya.

Fahri datang dan ikut bergabung juga. Pembahasan datang sesuai keinginan mereka berempat, sesekali mereka tertawa bersama. Sampai Fahri mengatakan tentang Geng Tanduk.

"Tanduk kerbau itu kan?" Celetuk Glora.

"Yang bener nya itu tanduk setan!" Sahut Aisha.

Gafa menggeleng kepala saja. Sedangkan Fahri sudah mengaduk-aduk batagornya gemas. "Malam ini gue bakal habisi mereka satu-satu," katanya.

"Yakin? Banyak omong aja entar lo," ketus Glora. "Eh, kalian mau war malam ini?"

Gafa, Aisha, dan Fahri saling pandang. Sampai Gafa menatap serius Glora. "Enggak ra, Fahri cuma asal ceplos aja."

"Lah? Kok gu-"

"Beneran ra," potong Gafa, terlihat pemuda itu sedikit menginjak kaki Fahri agar Fahri berbohong juga.

"I-iya, bener tuh, gue cuma kesal aja," cetus Fahri. Aisha hanya merasa sedikit heran dengan tingkah laku Gafandra. Tapi apa?

"Yaudah, deh. Kalau kalian mau war, gue mau ikut."

"Beneran gak ada ra," balas Gafa. "Lagian, mending lo gak usah ikut yang begituan, gak baik."

Glora hanya tersenyum manis, sangat maniss. Lo gak bisa bohongi gue, Gafa. Gue bakal ikut war malam ini, hehehe. Batin iblisnya keluar.

***

"MANA KETUA LO?!" Teriak ketua Tanduk-Marsel. Kedua kubu itu saling berhadapan di lapangan yang luas dan sunyi. Hanya penerangan lampu jalan saja yang menemani mereka. Dan perbedaan jumlah juga lumayan. Red black 110 orang, dan Tanduk 120 orang. Tapi lihat saja, siapa yang akan menang nantinya.

"NGAPAIN LO NANYAIN KETUA KITA? MAU MINTA TANDA TANGAN?!" Seruan Fahri membuat kubunya tertawa kencang.

Marsel menggeram marah. "SETAN! SERANGGGGG!"

"MAIN SERANG-SERANG AJA! MINIMAL SALAM DULU!" teriak Gafandra. Sedangkan Alvin, sang ketua saja tidak sehebo itu. Jika tau begini lebih baik dia berduaan dengan Zora saja.

Kubu lawan langsung berlari menuju mereka, mereka juga tidak tinggal diam. Dan terjadilah kejadian adu bacok, di sana. Walau pun jumlah anggota red black lebih sedikit dari Tanduk. Mereka tidak kalah, dan malah mungkin mereka yang unggul.

"Ini buat yang kemaren, lo jatuhi es krim gue!" Teriak Aisha kepada salah satu lawan. Walau dia perempuan, dia hebat dalam hal bela diri.

Bugh!

K.O

"Rasain, main-main sama gue, huh!" Aisha menendang masa depan pemuda itu, membuat nya meringkuk kesakitan, dan terduduk di sana.

Di sisi lain, Dilan menghajar lawan dengan sangat bruntal, wajah datarnya yang menghajar banyak nya musuh membuat Fahri merinding.

"Keknya dia lagi banyak masalah deh, iya gak?" Tanyanya pada lawan. Sang lawan berusaha lepas dari rangkulan maut Fahri.

"Kasihan ya, jadi pelampiasan," cibirnya dan menendang perut lawan hingga dia pingsan. "Rasain," lanjut nya tersenyum remeh.

Beralih pada Andre yang sangat santai menhajar musuh-musuh itu, dia bahkan masih sempat mengobrol dengan Alvin yang seperti nya tidak sabaran bertemu Zora.

Gafandra, pemuda itu bermain dengan salah satu musuh, Zean namanya. Lihat lah sekarang, Gafa memutar tubuh Zean seperti permainan anak-anak. Di ikuti oleh Alan yang melihat sambil tertawa-tawa.

"Ini Tawuran kan? Kok kayak enggak?" Tanya Glora yang sudah memantau sejak lama. Terlebih melihat anak red black yang terlihat santai.

Zean dilempar begitu saja oleh Gafa, Alan jadi semakin tertawa terbahak bahak, sampai dia melawan musuh yang menuju kearahnya. Sekarang hanya Gafa dan Zean. Zean tersenyum miring sambil mengusap wajahnya yang terkena tanah.

"Hebat juga lo," katanya pada Gafa.

Gafa menatap santai. "Memang dari lahir," ketusnya.

"Dari lahir udah jadi beban ya?" Ejek Zean. Zean seperti sengaja memancing emosi Gafandra, tetapi sayangnya respon pemuda itu tidak seperti yang Zean mau.

"Beban kok ngomong beban," kata Gafa sambil berancak pinggang. Glora memperhatikan Gafa sedari tadi dari jauh.

ARGHHH!

Teriakan itu membuat semua orang menoleh kearah sumber suara. Disana, Alvin yang sedang terlihat mematahkan tangan Marsel, semua orang terkejut dan terdiam.

Alvin dengan santai bangkit dan menepuk-nepuk tangannya. Dia menatap remeh Marsel. "Main pisau? Gapapa, gue gak masalah," katanya.

Semua anggota Tanduk terlihat enggan melawan lagi ketika melihat ketuanya yang sudah sangat kesakitan. Gafa jadi ngeri melihat Alvin, tetapi dia tau Alvin bukan tipe orang yang mencari masalah terlebih dahulu.

Zean yang melihat ketuanya di perlakukan seperti itu menggeram marah. Dia mengeluarkan senjata tajam dari dalam saku jaketnya. Dan bersiap ingin menusuk Gafandra.

Glora melihat hal itu dan langsung berlari cepat kearah Gafa. "GAFA!" Teriaknya.

Gafa terkejut, dan seketika dia langsung berusaha menghindari Zean yang berusaha menusuknya. Tapi terlambat, legan sebelah kanannya terluka oleh pisau itu.

Glora yang emosi langsung mengangkat kakinya dan melakukan tendangan tinggi di kepala Zean, sehingga membuat dia terjatuh dengan tidak elit.

"SIALAN! PENGECUT LO!" teriak Glora.

Gafa langsung berdiri ketika melihat Zean yang langsung bangkit dan ingin menyerang kearah Glora. Dia langsung menarik Glora ke dalam dekapannya, dan akhirnya mereka berguling-guling di tanah.

Bugh!

Dilan menendang perut Zean kencang di waktu yang tepat setelah Glora dan Gafa terjatuh. "Cih, lo mau mati?" Tanyanya sinis pada Zean yang sudah tak melawan.

Dilan menginjak jemari Zean cukup keras, membuat Zean berteriak kesakitan. Alvin mendekat kearah Zean, dan menatap malas pemuda itu. Kemudian dia berbalik arah menuju kearah Marsel yang pingsan.

"Patahin tangannya," perintahnya disela dia berjalan. Dilan tersenyum miring, dengan senang hati dia akan melakukan hal itu.

Andre yang mendengar itu langsung menutup telinga Aisha, dan menyuruh nya tutup mata. Sedangkan Zean menggeleng takut. "M-maafin gue, gue mohon... Jangan... Ampun, lan," pintanya.

Dilan abai, dia mengangkat tangan itu dan bunyi retakan terdengar jelas.

ARGHHHHHHHHH!

Alvin menendang tubuh Marsel. "DENGAN INI RED BLACK KEMBALI MENANG!"

Seruan heboh terdengar di sana, ternyata kali ini mereka kembali menang.

Bersambung...



Continue Reading

You'll Also Like

254K 20.6K 23
Cerita transmigrasi ~ ( Fantasi ) Aku masih ingat bagaimana sakitnya ketika ayah memukuli ku dengan kayu balok berulang kali. Aku masih mengingat bag...
1.3K 96 7
Melihat kesekitar, mora bingung apa yang sebenarnya terjadi Kenapa ia terbangung di usia ke 17 tahun? kembali ke masa ia masih kelas 11 sma? Seinga...
SAMA AKU AJA By Ry

Science Fiction

1.3M 59.7K 33
🌹 🌹 🌹 🌹 Oya. Cerita ini aku private! So, yang mau baca, bisa follow terlebih dahulu 😄 Muachhhh...
215K 21.3K 28
Ethoca bukan tokoh protagonis bukan juga tokoh antagonis, menjadi teman dari pemeran utama pun juga bukan. Ethoca hanya tokoh figuran tanpa peran ya...