Change Fate

By Aiutapu

88.5K 5.4K 148

Leoni Cahaya, gadis yang masuk kedalam sebuah novel. apakah gadis itu menjadi antagonis? tidak. figuran? tida... More

Prolog
(01)- Kilas Balik
(02) -Novel?
(03) -Mimpi
(04) -Gafandra
(05) -Pindah Sekolah
(06) -Murid Baru
(07) -Baiknya Dia
(08) -Mimpi Buruk
(09) -Balapan
(10) -Sepupu Glora
(11) -Sampai Sini Saja
(12) -Gafa vs Arsen
(13) -Kesepian
(14) -Andreas
(15) -Aurora
(16) -Rahasia
(17) -Terungkap
(18) -Wajah Aslinya
(20) -War
(21) -Bakso
(22) -Al
(23) -Zora dan Alvin
(24) -Wanita Aneh
(25) Alvin Gila
(26) - Ketahuan
(27) -Malaikat?
(28)- Poltak
(29)- Gak Habis Pikir
(30) Hari Ibu

(19) -di Rumah Gafa

2.4K 146 7
By Aiutapu

"gak semudah itu melupakan orang yang pernah di jadikan satu-satunya."-Glora

***

Happy reading ~

***

Note: kita panggil Leoni dengan nama Glora ya.

***

"Loh? Udah datang lo lan?" Gafa masuk sambil membawa nampan berisikan minuman dan camilan. Dilan tidak menoleh kearah Gafa, dia malah masih memandangi Laura yang duduk di hadapannya.

Gafa memutar bola matanya malas. "Jangan ngeliatin gitu amat, lan. Anak orang bisa hilang nafas lo pelototi begitu," katanya.

Dilan mendengus. "Nih, pesanan lo!" Dia memberikan sebuah bungkus plastik kepada Gafa. Gafa menerima dengan sangat baik.

"Thanks coklat pait."

Laura berusaha mengatur nafasnya saat di hadapan Dilan. Dan kemana lagi Glora pergi? Padahal ini sudah lumayan lama. Apakah dia sengaja?

Please, gue pengen pergi dari sini. Batinnya menjerit tertahan.

"Di minum ra. Eh, Glora kemana?" Gafa bersuara dan duduk di samping Dilan. Sedangkan Dilan, dia sudah sibuk dengan ponselnya.

"Ke toilet katanya," jawab Laura pelan. Dia masih takut akan kehadiran Dilan di sana, bisa-bisa nya dia bertemu lagi setelah berusaha untuk tidak menyukai pemuda itu. Takdir memang sangat aneh.

Gafa entah kenapa sedikit canggung dengan situasi ini, Laura yang seperti menghindari Dilan, dan Dilan yang seperti biasa saja. jadinya tercipta lah kesunyian diantara mereka bertiga. Sampai Glora akhirnya datang.

"Kalian kenapa?" Glora menatap heran mereka yang hanya saling diam. Tidak seperti biasa nya.

Gafa menatap legah kearah Glora. "enggak tau ra, mereka diam-diam waee," balasnya.

Glora mengangguk, dia duduk di samping Laura. "Lo kenapa?" Bisiknya pada Laura.

"Lo pake nanya? Ada Dilan, dan gue gak suka," bisik Laura.

"Biasanya lo senang kalau ada dilan."

"Itu dulu, bego!"

Gafa menatap aneh kedua gadis itu, bukankah mereka terlalu kencang jika untuk berbisik-bisik? Lihat lah wajah Dilan yang sudah masam sedari tadi. Tidak enak untuk di pandang. Dan Gafa hanya bisa tersenyum formal.

"Diambil camilan nya Glo, ra." Gafa menyodorkan camilan yang barusan dia buat. Gafa tersenyum manis, membuat Glora meleleh bagaikan es krim.

Calon suami gue manis amat, Batinnya.

Laura menatap aneh sepupunya itu. Ingin sekali dia melemparkan Glora kelautan. "Eh, fa. Lo ada rekomendasi kue buat anak-anak gak?" Laura membuka topik pembicaraan.

Dia tau Gafa suka membuat kue dan menjualnya, kenapa tidak kan? Sedangkan Glora juga antusias untuk mendengar jawabannya dari Gafandra.

"Kue buat anak-anak? Banyak kok, ada...." Gafa bercerita panjang lebar, sesekali mereka akan bercanda satu sama lain. Begitu pula dengan Dilan, sesekali dia akan masuk obrolan jika di tanya. Bahkan Laura melupakan ketakutan nya pada Dilan.

***

Pukul sudah menunjukkan jam 6 sore. Sekarang Glora dan Laura sudah ada di dalam mobil mereka. Tadi itu sangat seru, sampai-sampai mereka lupa waktu.

"Lo beneran udah gak mengharapkan Dilan lagi, ra?" Tanya Glora.

Laura mendengus saat mendengar nama itu. "Iya, gue heran, deh. Kenapa sih, lo selalu nanya begitu? Apakah gue kurang meyakinkan?"

Glora mengangguk mantap. Sedangkan Laura harus menghelah nafasnya kasar. "Kenapa sih, lo bisa berpikir begitu? Jelas-jelas gue risih banget tadi ada dia," balasnya.

"Gue tau, gak semudah itu melupakan orang yang pernah di jadikan satu-satunya." Laura terdiam, dia membeku mendengar perkataan Glora yang sangat menusuk hati nya.

Ya, benar. Laura masih belum bisa melupakan Dilan, seberusaha apapun dia melupakan, Dilan selalu ada di pikiran nya. Tapi Laura ingin membuktikan, bahwa dia juga bisa menyerah.

"Keputusan lo udah bagus, ra," sahut Glora.

Laura menoleh. "Kenapa?"

"Karena itu bisa membuat yang lain sadar, bahwa kehilangan seseorang itu gak enak."

Laura terdiam tidak mengerti. "Apaan sih? Ngomong yang jelas! Siapa juga yang bakal kehilangan?"

Glora tertawa. "Lo kurang peka ya?"

"Peka gimana?"

"Udah, ra. Lo lihat aja nanti!"

"Apaan sih?"

.
.
.

"Aisha!" Aisha menoleh, dia menatap penuh tanda tanya pada Zora yang menghampiri nya.

"Kenapa?" Tanyanya.

Zora tersenyum sangat manis, gadis yang memakai pita dua berwarna merah itu bisa membuat orang lain gemas di buatnya. Begitupun Aisha.

"Zor? Bisa gak jangan senyum? Mau gue gigit lo?"

"Ihh, Aisha mau gigit aku? Gak boleh! Nanti Apin marah," jawabnya. Aisha terkekeh melihat tingkah polos gadis itu.

"Yaudah iya. Jadi kenapa?"

Zora menatap Aisha yang lebih tinggi dari dia. "Kamu udah gapapa kan? Katanya kamu berantem sama Arsen?"

Aisha tersenyum kecut. Saat mengingat itu dia jadi ingin membunuh Arsen saat ini. "Iya ra, gue udah gapapa kok. Biasalah, gue kan kuat!"

"Iyaaa, kalau hubungan kamu sama Arsen?" Tanya Zora lagi. Aisha memberhentikan langkah kakinya, membuat Zora bingung.

"Gue udah sampai kelas nih, Zora masuk kelas gih," katanya pada Zora. Zora hanya mengangguk, dia pergi sambil berlari-lari kecil.

Ketika mendengar pertanyaan Zora, Aisha jadi melamun di depan kelas. Sampai sebuah tepukan mendarat di bahunya.

Puk

"Ngapain bengong? Mau jadi patung ya, sha?" Gafa menatap heran Aisha.

Aisha terlihat kesal. "Iya, gue mau jadi patung biar kalem!" Ketusnya dan masuk kedalam kelas. Gafa heran, pagi-pagi gadis itu sudah tidak mood saja.

"Kenapa tuh?" Tanya Alan.

"Biasalah, gak mood katanya."

Alan bersandar pada tembok depan kelas. "Waw, jadi kol dong?"

"Kal, kol, kal, kol! Makan tuh sayur kol!" Sahut Fahri dari belakang Gafandra.

"Kamu siapa ya pak?" Ejek Alan.

Fahri melotot. "Kamu nanya saya siapa? Saya ini presiden di negara ini! Panggil saja-"

"Juminten," potong Gafa. Alan akhirnya menyemburkan tawa yang membuat orang berlalu lalang gemas.

"Si, anjir. Gelud yuk fa!"

***


"Kapan mau nya?"

"Sekarang aja gak sih? Pulang sekolah nanti kita ke panti," sahut Gafa.

Alan mengangguk mantap. "Bener tuh, kan semua udah kita beli kemaren. Tinggal bawa aja buat adik-adik gue nanti di sana."

Andre meletakkan tabletnya. "Jangan sore nanti."

"Kenapa?" Tanya Dilan.

Andre memijit pelipisnya. "Geng sebelah bakal hadang kita, dia udah ngasih peringatan," jawabnya.

"Gila ya? Emang tuh panti punya mereka apa!" Aisha bangkit dari rebahannya di sofa.

"Kita tunggu waktu yang tepat aja," sahut Alvin. "Bisa bahaya kalau hari ini."

Gafa berdiri, dia juga sebenarnya merasa aneh dengan Geng sebelah-Tanduk itu. Ya, namanya saja sudah aneh, apalagi orangnya. Mereka sering sekali mencari masalah dengan Geng mereka.

"Sesekali di kasih pelajaran gak sih?" Tanya Gafa.

Mata Alan langsung berbinar cerah. "Setuju tuhh! Gue bakal maju paling depan kalau gini. Gimana menurut kalian?"

Andre mengangguk. "Kayaknya memang harus di kasih pelajaran."

Alvin menghela nafas. "Yaudah, siap-siap aja buat war lagi. Jangan nyerah sampe lawan nya cidera." Pemuda itu tersenyum miring.

Fahri mengangguk. "Gitu dong boss! Asekkk war lagi kita!"

Aisha menatap malas. "Gue juga punya dendam sama salah satu dari mereka. Awas aja, gue tendang anu nya!"

Andre yang mendengar itu mendekat kearah Aisha dan duduk di samping kekasih nya itu. Aisha hanya diam saja, dia lebih memilih abai dan fokus pada hp nya.

"Sha?" Panggil Andre. Anggota yang lain juga saling menyimak, mereka saling pandang satu sama lain, sampai si Fahri bersuara.

"Kalian masih marahan?"

"Siapa yang marahan?" Ketus Aisha.

Gafa mengkode agar keluar saja dan memberikan waktu untuk kedua pasangan itu menyelesaikan masalah mereka berdua. "Kita kan mau buka tebu gak sih?? Tadi kan babang Apin beli," katanya.

"Eh, iyaaa. Kita keluar dulu yukk!" Sahut Alan. Akhirnya mereka keluar, dan menyisakan keheningan di antara Arsen dan Aisha.

Aisha muak, dan dia ingin berdiri, tetapi tangannya di tarik oleh Andre. Membuat Aisha duduk kembali sambil menatap Andre geram.

"Kenapa sih?!"

"Maaf."

Aisha terdiam, dan mengalihkan pandanganya. "Gimana pun juga, lo ninggalin gue itu gak enak!"

Andre memegangi wajah Aisha agar menoleh padanya. Aisha hanya bisa pasrah. "Aku minta maaf, sayang. Aku terpaksa, dan sekarang aku pulang kan?"

Mata Aisha berkaca-kaca. "Kamu tau? Tiga bulan itu menurut aku lama!"

"Maaf." Andre menarik tubuh Aisha dan memeluk gadisnya. Dia mengusap-usap kepala Aisha lembut, dan menenangkan nya.

"Aku maafin, tapi jangan pergi lagi ya?"

Andre mengangguk dalam diam. "Iya, sayang. I love you," bisiknya.

"Love you too."

Di sisi lain, Fahri, dan Gafa sedang menintip di jendela. "Iri banget gue cok!" Bisik Fahri pada Gafa.

"Mangkanya jangan jomblo," sahut Gafa pelan.

"Kayak lo gak aja!"

Gafa tertawa pelan, dan menjauh dari jendela. "Gue mau langsung nikah," katanya.

"Buset, langsung satsetsatset."


Bersambung....

KLARIFIKASI AUTHOR

Haii para pembacaa.
Di sini author mau menjelaskan tentang pertanyaan kalian soal cerita saya ini.

🗣️: "kok karakter nya sama kayak novel yang itu ya?"

Kalian sebenarnya gak salah tebak sihhh, tapi... Kalian juga salah. Saya cuma buat referensi dari karakter dan alurnya sedikit buat Novel favoritnya Leoni. Cuma terinspirasi kok, gak lebih...

Kalau buat alur, gak sama kok.... Bisa kalian baca lebih teliti lagiii, plot nya beda. Sebenarnya aku udah nulis sampee chapter 20an, dan kalau kalian bacanya, pasti ada perbedaan yang sangat jauhh. Banyak plot twist juga di cerita sayaaaa.

Jadi buat kalian yang masih bertanya seperti di atas. Saya sudah memberikan klarifikasi, semoga kalian semua bisa mengerti yaaaa🙏 ini cerita Perpindahan jiwa/transmigrasi.

-Author

Continue Reading

You'll Also Like

2.3K 507 5
Laura hidup kembali. Ya, setelah mati dibunuh oleh tunangan dan saudari yang selama ini ia sayangi, tuhan sepertinya berbaik hati dengan memberinya k...
35.4K 3.7K 27
(hanya sedikit cuplikan tentang 'dirinya') Baru kali ini aku ditinggalkan karena dia telah bertemu dengan orang lain. Sebelumnya aku ditinggalkan seb...
4K 431 10
apa jadinya jika Lalisa Manoban yang memiliki kepribadian dingin,bar-bar,dan bermulut pedas bertransmigrasi ke tubuh antagonis dinovel yang baru sele...
43.8K 1.2K 11
[ Dilarang keras memplagiat! ] Entah kesalahan apa yang telah dilakukan oleh gadis cantik langganan bk hingga membuat jiwanya tersangkut di dalam rag...