Soulmate• S&R

By itsbyal

407K 32.4K 3.5K

"ketika perjalanan berlayar mencari perhentian yang tepat telah menemukan dermaga tempatnya berlabuh💫" More

attention!⚠️
cast🎡
✨1- the day is come
✨2- First Meet
✨3- Mahardika's Familytime
✨4- Pasta dan Sekilas Masa Lalu
✨5 - He's Rony Emerald Mahardika
✨6- Teman?
✨7- Congratulations
✨8- Khawatir
✨9- kaNAya-naREN
✨10- Girls time but..
✨11- Who fell first?
✨12- officially?
✨13- Mahardika's Welcome Dinner
✨14- Dewa19
✨15- Lanufar Annual Charity Event
✨16- Adella
✨17- Serbaserbi Cinamonroll
✨18- People come...
✨19- gift, her, and manners
✨20- birthday party & media
✨21- just lil overthinking
✨22- messed up
✨23- Galau? Nah
✨24- so, we're good?
✨25- RoMa-ReNay
✨26- Serbaserbi Fitting
✨27- warning
✨28- Harlan Adhitama
✨29- #GavinnyaSaskia
✨30- Supportive partner
✨31- Supportive and possessive partner
✨32- hmm.. new idea?
✨33- double date
✨34- surprise!
✨35- Paris Day1
✨36- Paris day 2
✨37- in front of eiffel tower
✨38- izin & persiapan awal
✨39- rapat besar
✨40- foodtest but-
✨41- it's 9!
✨42- another Mahardika's
✨43- ???
✨44- terulang? masa lalu?
✨45- sorry- how's the baby?
✨46- fact? or ?
✨47- otak/hati
✨48- war is over
✨49- the date!
✨50- surprise..surprise
✨51- "royal wedding"
✨52- #SalmanyaRony
✨53- Pengantin baru
✨54- another home
✨55- our home
✨PENTING
✨56- sekilas lombok
✨57- Baby K
✨58- 'sakit ren'
✨60- Perlahan

✨59- bisakan?

9.7K 652 222
By itsbyal

Jangan lupa streaming Mentari, Mekar, Mengapa, Bugati, Kisah, Berbenak, Rumah, TWYLAM dan Sehati🤍

✨✨✨

"Keguguran"

Diam. Hening. Naren tidak memberikan tanggapan apapun seusai Rony menjawab pertanyaan yang sedari tadi ia lontarkan. Otaknya masih mencerna apa yang baru saja ia dengar. Keguguran? Salma keguguran?

"Salma hamil?"Tanya Naren dengan wajah bingungnya. Apakah ia melewatkan sesuatu atau bagaimana.

Rony mengangguk tatapannya menatap pintu ruangan Salma. "4 minggu"

"Lo gak tau?"Tanya Naren.

Rony menggeleng pelan sebagai jawaban pertanyaan Naren.

"Salma tau?"Tanya Naren lagi.

"Kayaknya nggak"Jawab Rony seadanya, Salma belum memberitahukan apapun pada dirinya, ia juga yakin jika Salma tahu gadis itu pasti akan langsung mengabarinya atau setidaknya akan mengontrol dirinya sebaik mungkin.

Naren terdiam melihat temannya itu kini berdiam diri. Jika sedari tadi Naren sibuk menanyakan apa yang terjadi pada Salma, kini ia dibuat bungkam dengan jawabannya. Seketika ia tidak bisa memberi respon apapun untuk temannya.

"Gue harus bilang apa ke mereka Ren? Gimana caranya bilang ke Salma?"Tanya Rony kembalu membuka suara, kini menoleh ke arah Naren. Naren terdiam ia juga bingung jika berada di posisi Rony.

Rony mengadahkan kepalanya, menahan air matanya yang bersiap untuk jatuh sekali saja ia berkedip.

Naren mengelus pundak Rony menyalurkan kekuatan untuk temannya itu. "Lo masuk dulu, liat keadaan Salma. Pelan-pelan ngomong ke keluarga dulu"

Rony menarik nafas kemudian menghembuskannya dengan pelan, lalu beranjak untuk masuk ke dalam ruangan Salma.

"Ron, gimana kata dokter? Asam lambungnya ya?"Tanya Sarita membuat bibir Rony terasa kelu ingin menjawab.

Rony menggeleng pelan, diliriknya Salma yang masih belum sadar pasca penangan tadi.

"Kita omongin diluar aja ya Ma, Pa, Bang, Kak"Ucap Rony melirik ke arah pintu seolah meminta semuanya untuk keluar.

"Kenapa? Salma baik-baik ajakan Ron?"Tanya Adenna kini merasakan hal yang tidak baik dari raut wajah dan gelagat anaknya itu.

"Salma keguguran"

"Hah?"Kompak semua orang sedetik setelah Rony memberikan statment itu kecuali Naren yang kini memilih untuk menundukan kepalanya.

"Salma hamil?"Tanya Sarita menatap anak mantunya itu dengan tatapan bingung.

Rony mengangguk pelan. "Rony dan Salma sama-sama gak tahu Ma. Maaf"

Araav memeluk anak laki-lakinya itu seolah memberi kekuatan. Meskipun Rony tidak menunjukan kesedihan itu tapi ia tahu anaknya itu menanggung kesedihan yang tak terbendung.

"Rony gagal Pa"Gumam Rony pelan yang hanya bisa di dengar oleh Araav.

Araav menggeleng-gelengkan kepalanya, diusapnya punggung anaknya itu dengan tulus. "Nggak. Emang tuhan nitipnya sebentar, pasti diganti sama yang lebih baik"Balas Araav menguatkan sang anak.

Rony tidak bisa membendung air matanya. Air matanya tumpah dalam dekapan sang ayah. Melihat itu Adenna, Sarita danjuga Daren mendekat ke arah Rony. Mereka semua memang sakit mendengar kabar ini, tapi tidak ada yang akan lebih sakit dibanding Salma dan Rony. Para saudara dan ipar Rony juga hanya menundukan kepalanya.

"Sabar ya Nak"Ucap Sarita mengelus pundak Rony yang masih bergetar.

Rony merenggangkan dekapannya, kini ia menatap Sarita dan Daren. "Maafin Rony, Ma, Pa. Maaf gak bisa jag"

Daren menggeleng.
"Gak ada yang salah Ron, jangan nyalahin diri begitu. Mama dan Papa memang sedih tapi itu semua kehendak yang di atas"Potong Daren dengan cepat. Ia tidak bisa menyalahkan Rony atau Salma atas apa yang menimpa keduanya.

"Masuk sana"Ucap Sarita dengan senyumannya seolah meyakinkan anak menantunya itu bahwa semuanya baik-baik saja.

✨✨✨

"Engh"

"Ada yang sakit?"Tanya Rony dengan cepat begitu menyadari kesadaran Salma.

Salma menggeleng pelan.
"Minum tolong"Pinta Salma dengan lemas.

Rony dengan cepat mengambil gelas, dan perlahan membantu Salma untuk minum.

"Shhh"Ringis Salma mengelus perutnya yang masih terasa sedikit nyeri.

"Pelan-pelan"Kata Rony membantu Salma mengatur posisinya dengan baik.

Salma menatap Rony. "Apa kata dokter? Kambuh lagi ya? Di kasih obat banyak lagi?"

Rony menghela nafas, dia bingung harus mulai dari mana agar penyampaiannya sampai dengan baik.

Salma mengerucutkan bibirnya. "Jangan marah, aku makan terus kok. Cuman emang telat, tapi aku gak pernah gak makan"Jelas Salma sedikit takut jika Rony mode diam seperti ini. Dia lebih memilih diomeli Rony.

"Sa"Panggil Rony.

"Maaf"Ucap Salma dengan cepat, menyadari perubahan ekspresi Rony.

Tangan Rony terulur membawa tangan Salma kedalam genggaman tangannya.
"Kita ngobrol dulu buat selesaiin kesalahpahaman kemarin boleh?"Tanya Rony dengan lembut.

Salma mengangguk, matanya menatap tangan Rony yang mengelus kedua tangannya.

"Syara udah bilang soal masalah di kantor, kenapa gak ngomongin sama aku, hmm?"Tanya Rony tidak ada penekanan dalam nada bicaranya, ia hanya ingin membicarakan dan menyelesaikan semuanya dengan baik.

"Kerjaan kamu udah banyak Ron, kalau aku ceritain masalah kerjaan aku juga malah nyusahin kamu juga, nambah beban kamu juga"

Mendengar jawaban yang Salma lontarkan membuat Rony menghela nafas. Ada kekesalan tersendiri di dalam hatinya.

"Mulai hari ini, aku gak mau ada pemikiran seperti itu lagi. Kita udah suami istri Sa, gak ada salahnya cerita masalah satu sama lain. Dalam pernikahan bukan cuman seneng-senengnya doang kita sama-sama. Siapa tahu kita bisa mecahin masalahnya sama-sama. Semua yang dilakukan bareng-bareng pasti bisa lebih mudah Sa"

"Maaf"Ucap Salma menundukan kepalanya.

Rony menghela nafas. "Aku gak marah sama sekali, aku cuman kesel karena kamu gak ngabarin aku sama sekali ditengah kesibukan kamu kemarin, aku kesel karena kamu gak mau di ajak ngobrolin masalah kita, aku gak suka kamu make nada tinggi, dan aku gak suka kamu ngepush diri kamu sendiri"

"Jangan nyiksa diri kamu, aku tahu kamu mandiri. Tapi sekarang kamu punya aku Sa, aku suami kamu. Tolong andelin aku tanpa harus mikir kamu bakal nyusahin atau apalah itu"

"Maaf"Ucap Salma lagi. Rasanya tidak ada kata yang bisa ia lontarkan selain maaf.

"Minta maaf ke diri kamu sendiri dulu, kamu udah maksa diri kamu beberapa minggu ini"

Salma mengangguk patuh.

Rony menggenggam erat tangan Salma.
"Soal perut kamu yang sakit, asam lambung kamu gak kambuh kok"Ucap Rony mengakhiri katanya dengan senyum.

"Tadi perut kamu sakit itu karena—"

"Karena?"Ulang Salma saat Rony memberikan jeda pada ucapannya.

Rony menarik nafasnya kemudian menghembuskannya dengan pelan. "Karena ternyata kemarin-kemarin ada adek di perut kamu"

Salma terdiam. Mencerna satu persatu kata yang baru saja Rony keluarkan.

Kemarin-kemarin,
ada adek.

"K..kemarin-kemarin?"Tanya Salma dengan tatapan bingung masih berusaha memaknai perkataan Rony.

Rony tersenyum tipis.
"Adeknya mampir terlalu cepat ya Sa?"Ucap Rony dengan pelan, tangannya masih setia mengelus tangan Salma.

"A..ak..aku keguguran?"Tanya Salma tergugup.

"Pemulihannya gak lama kok kata dokter"Ucap Rony memilih tidak menjawab pertanyaan Salma dengan jelas.

Salma membulatkan matanya.
"Ron? Keguguran? Bohongkan? Aku hamil?"Tanya Salma beruntun.

"Salma"Panggil Rony pelan.

"Se...sejak kapan?"Tanya Salma menatap Rony dengan tatapan sayunya.

"Usianya 4 minggu"Jawab Rony dengan pelan.

Salma termenung, apa yang ia lakukan beberapa minggu kemarin. Kenapa bisa ia tidak menyadari kehadiran sosok yang ditunggu tunggu.

Menyadari perubahan ekspresi dan gelagat Salma, Rony dengan cepat memandang wajah istrinya itu. "Heii dengerin aku, jangan salahin diri kamu ya. Ini bukan salah kamu sama sekali"

Salma menatap Rony. "Aku gak becus ya jadi istri? ga becus juga jadi ibu ya? Aku belum pantas ya Ron?"

Rony menggeleng dengan cepat kemudian membawa Salma kedalam dekapannya, tumpah luruh semua tangis Salma dalam dekapan Rony.

"Maafin aku"Ucap Salma disela-sela tangisannya.

Rony menggeleng-gelengkan kepalanya, tangannya mengelus punggung Salma dengan lembut. "Shuttt, bukan salah kamu Sa"

"Papa dan Mama pasti kecewa ya sama aku? Kamu marah gak Ron sama aku? Kecewa ya?"

"Nggak, gak ada yang kecewa. Gak ada yang marah sama kamu"Ucap Rony berusaha memberikan ketenangan pada Salma.

Salma menghela nafas.
"Aku marah dan kecewa sama diri aku sendiri"Ucap Salma menunjuk dirinya sendiri. "Aku gak nyadar dia datang, aku.. akuu-"

Rony mengeratkan pelukannya. "Sttt, udah Sa. Udah ya tenang, nangis gapapa tapi berhenti nyalahin diri kamu sendiri"

"Maaf"Ucap Salma sedikit berbisik.

"Aku juga minta maaf"Balas Rony dengan cepat. Menurutnya hal ini bukan kesalahan Salma danjuga dirinya.

"You really wait for it right?"Lirih Salma menatap kosong kearah hadapannya.

Rony tersenyum tipis, tangannya terulur menyingkirkan anak rambut Salma yang menutupi wajah gadisnya itu. "Gapapa Sa, kita bisa coba lagi. Mungkin kali ini harus made in Paris bukan made in Lombok"

Salma tahu Rony berusaha kuat di hadapannya, ia yakin jauh di dalam lubuk hatinya Rony juga merasakan kesedihan yang Salma rasakan tapi pria itu menyembunyikan dari Salma. Salma tahu Rony tentu kecewa dan marah dengan kabar yang ia terima hari ini.

"Aku gagal Ron"Ujar Salma diakhiri dengan kekehan kecil. "Aku egois, aku lebih mementingkan segala hal perusahaan aku ketimbang diri dan anak aku sendiri Ron"

"Sayang"Panggil Rony berusaha menenangkan Salma.

Salma merenggangkan pelukan keduanya, ditatapnya mata Rony. "Nangis Ron. Jangan sok kuat dihadapan aku, aku tahu kamu juga marah dan kecewa sama aku. Marah Ronyy! Marahin aku, jangan diam aja seolah kamu baik-baik aja"

"Sa"

Salma menggeleng. "Aku gagal Rony! Anak kita pergi karena aku Ron, karena aku!!"Ucap Salma memukul dada Rony melampiaskan segala hal dalam fikirannya sedangkan Rony hanya diam dan pasrah.

✨✨✨

"Gimana?"Tanya Daren dengan cepat menyambut menantunya yang baru saja keluar dari ruang rawat Salma.

"Baik kok Pa, Salma lagi istirahat di dalem"Jawab Rony apa adanya. "Ma, Pa, titip Salma dulu ya. Rony balik ke rumah dulu ambil beberapa keperluan"Tambah Rony menatap kedua orang tua dan mertuanya secara bergantian.

Adenna mengangguk.
"Hati-hati"

"Mau gue temenin gak?"Tawar Naren. Ia tidak yakin dengan keadaan Rony sendiri.

Rony tersenyum tipis. "Gak perlu Ren, lo disini aja bantuin jagain Salma. Gue juga gak lama kok"

"Kak Ronyyyyy"Pekik Adella yang baru saja datang dan langsung berhambur ke pelukan Rony.

Rony mengelus rambut Adella saat mendengar isakan Adella. "Jangan nangis. Kalau ketemu Kak Salma juga jangan nangis yaa"

Adella menghapus sisa air matanya dan mengangguk mengerti.

"Mau aku temenin?"Tanya Adella juga ikut menawarkan diri. Jujur ia khawatir dengan keadaan abangnya disituasi seperti ini.

Rony kembali menggeleng.
"Gak usah, gak lama kok"

✨✨✨

Rony menarik nafasnya kemudian mengeluarkannya dengan perlahan, kini ia sudah berada di dalam mobilnya seorang diri. Air matanya meluruh. Bohong jika ia tidak sedih dengan kabar yang menghampiri dirinya hari ini. Bohong jika ia tidak kecewa dan marah mengenai kabar yang ia dapat hari ini, tapi Rony sadar tidak ada yang bisa dipersalahkan disini. Dirinya dan Salma sama-sama merasakan kesedihan karena berita ini, namun ia harus berusaha untuk tidak memperlihatkan kesedihan dan kerapuhannya apalagi dihadapan Salma. Karena ia tahu persis Salma membutuhkan support lebih di masa-masa seperti ini.

✨✨✨

"Itu kak Rony"Ucap Adella menyadari kehadiran Rony dengan dua tentengan yang pasti merupakan keperluan Salma dan dirinya.

"Kenapa?"Tanya Rony menoleh ke arah Adella.

"Kak Salmanya gak mau ditemuin siapa-siapa"Jawab Adenna. Beberapa saat setelah Rony pergi, kedua keluarga itu memilih untuk masuk sekedar menghibur dan menemani Salma namun kehadiran mereka ditolak mentah-mentah dengan Salma.

"Maaf ya Ma, Pa, Bang, Kak"Ucap Rony merasa tidak enak.

Gavin menggelengkan kepalanya.
"Gapapa, dimengerti kok"

"Titip Salma ya Ron"Ujar Daren menepuk pundak Rony. Disaat ini memang cuman Rony yang bisa diandalkan.

Rony mengangguk.
"Rony masuk dulu"Pamit Rony sebelum kembali memasuki ruang rawat Salma.

"Sa?"Panggil Rony saat melihat Salma berbaring membelakangi pintu.

Salma menoleh dengan tatapn sayunya, matanya sudah bengkak bahkan Rony bisa melihat dengan jelas bulir air mata yang belum kering di pipi Salma.

"Jangan tinggalin aku"Rengek Salma mengulurkan tangannya yang disambut Rony dengan cepat.

"Tadi ngambil barang sayang"Jelas Rony mengecup tangan Salma.

"Maaf aku belum mau ketemu orang-orang"Ucap Salma melirik ke arah pintu ruangannya. Ia tahu keluarganya masih ada di luar, ia dapat melihat beberapa orang mengintip dari balik kaca pintu yang ada.

Rony tersenyum.
"Gapapa, take your time"Jawab Rony santai, ia tahu bagaimana perasaan Salma, dan yang paling tahu bagaimana memperbaiki perasaan Salma ya Salma sendiri. Jadi ia tidak mau memaksa gadis itu.

Salma menggeser sedikit posisinya, membuka ruang kosong di sisi tempat tidurnya. Tangannya menepuk space kosong disisinya.

"Sini nangisnya bareng sama aku, jangan nangis sendiri"Ucap Salma menatap mata Rony dalam.

"Hm?"Gumam Rony bingung.

Salma tersenyum tipis, sangat tipis. "Mata kamu sembab, mata sembab kamu itu gak bisa ditutupin Ron"Jelas Salma yang sejak awal terfokus pada mata sembab Rony.

"Sini"Ajak Salma lagi, membuat Rony dengan patuh mendekat.

Salma memeluk Rony menenggelamkan kepalanya di dada Rony, saling memberikan energi positif satu sama lain, saling berusaha menguatkan satu sama lain.

"Nangisnya jangan ditahan"Celetuk Salma sambil memainkan jari jemari Rony. "Maaf"Ucap Salma lagi.

"Perutnya masih sakit gak?"Tanya Rony mengalihkan pembicaraan.

Salma menggelengkan kepalanya.
"Udah nggak"Jawab Salma. "Maaf Ron"Lanjutnya lagi.

"Bukan salah kamuu, jangan nyalahin diri kamu. Gak ada yang salah disini, emang dititipnya cepat"Ujar Rony sembari mengelus rambut Salma. "Kamu baik-baik aja aku udah bersyukur banget"Sambungnya.

Rony mengecup puncak kepala Salma. "Kita lewati bareng-bareng ya. Pasti bisa terlewati, percaya gantinya pasti lebih baik"

"Kita bisakan Ron?"Tanya Salma. Pertanyaan yang biasa tapi memiliki makna yang dalam.

Rony mengangguk.
"Bisaa"Jawab Rony yakin.

✨✨✨

Feedback would be appreciated💞
Saran, ide dan kritik mengenai jalan cerita terbuka! Silahkan komen or DM💌

Continue Reading

You'll Also Like

8.2K 742 32
Kita punya rencana, tapi Tuhan yang berkehendak. [ kelanjutan dari cerita "SALJAY : LAUGH, MIC & RACKET 🎤🏸💙]
37.4K 2.7K 40
"Kenapa? Kenapa harus wanita ini? Aku akan mati!" Sheria tidak pernah membayangkan jika dirinya akan memasuki dunia novel yang dibacanya sebelum tidu...
SETARA By arti tanda

General Fiction

16.2K 1.6K 21
Kisah Adam Hawa, dua orang yang sudah saling mengenal sejak bayi, berteman, bertengkar, bermusuhan, dan saling mencintai sampai jadi suami istri. ...
87.3K 4.1K 34
Saliya dan Arlan adalah musuh bebuyutan waktu SMA Setelah beberapa tahun terpisah, mereka di pertemukan kembali. Sayangnya bukan pertemuan yang seind...