SISI LAIN YESSICA (END)

By renehyun29

82.8K 8.7K 346

Dibalik sikap dinginnya ternyata dia adalah sosok wanita terlembut. Dengan pesona pemilik gummy smile itu nya... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
part 36
Part 37
Part 38
😭😭😭
Part 39
Part 40
Part 41

Part 30

1.9K 201 6
By renehyun29

Hari-H

Akhirnya hari yang di tunggu pun tiba, dimana hari ini kan menjadi hari yang mendebarkan sekaligus hari istimewa bagi Chika dan Zee.

Pernikahan ini di gelar cukup tertutup, dikarenakan mereka berdua masih sekolah akhirnya di putuskan untuk mengadakan resepsi setelah Chika lulus dari sekolahnya. Hari ini yang akan menghadiri akad hanya keluarga dan para sahabat dari keduanya.

Akad nikah mereka di laksanakan pada pukul 10 pagi, di kediaman Chika.

"Ananda Anzee Nadhel Natio Harlan bin Gracio Harlan saya nikah dan kawinkan engkau dengan putri tercinta saya Yessica Tamara Alendra binti Pucho Nadhifan Alendra Dengan mas kawin logam mulia 100 gram, satu unit apartemen, dan satu buah rumah dibayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Yessica Tamara Alendra binti Pucho Nadhifan Alendra dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" ucap Zee dengan lantang

"Bagaimana saksi?"

"SAH"

"Alhamdulillah...."

Pada akhirnya prosesi ijab kabul pun berjalan dengan khidmat tanpa kendala apapun, membuat kedua belah keluarga itu menghela nafas lega. Begitu pula dengan Zee dan Chika yang merasa lega karena Zee berhasil mengucapkan ijab kabul dengan lancar.

Kini keduanya pun menyapa para keluarga besar mereka dan juga para sahabatnya yang dengan setia berada di sana sejak pagi buta.

"Weddeh udah jadi suami aja lo Zee. Selamat ya bro, selamat kak Chika" Aldo

"Selamat brother ku, semoga pernikahan lo ini langgeng sampai menua nanti, cepet-cepet deh bikin keponakan buat kita hehe" Oniel

"Kembaran gue udah nikah cuy, selamat bro dan selamat juga kak Chika. Semoga samawa" Lubi

"Happy wedding Zee, kak Chika, samawa, semoga di kehidupan rumah tangga kalian nanti apapun rintangan dan cobaan yang menghadang, kalian bisa melewatinya dengan baik. Langgeng terus sampai rambut kalian memutih" Gito

"Tumben nih kulkas 2 pintu ngomong panjang bener" bisik Lubi pada Oniel

"Chika, Zee selamat ya atas pernikahan kalian" Ashel

"Chik, nanti tutorial ya malper-nya" lanjutnya sembari terkekeh

"Parah lo Cel, video call aja gimana Chik" tambah Olla yang langsung mendapat jelitan dari Chika dan yang lainnya

"Hahaha bercanda woelah, btw, selamat ya Chik, gilaa lo udah melepas lajang aja sedangkan gue masih jomblo aja" Olla

"Noh Lubi masih nganggur La" bisik Jessi membuat Olla mendengus kesal

"Selamat menempuh hidup baru Chika, Zee. Samawa ya" Jessi

"Makasih ya semuanya, semoga kalian juga segera menyusul sama pasangan kalian masing-masing" ujar Chika

"Makasih banyak semuanya, makasih juga sudah selalu membantu gue sama kak Chika. Gak bisa gue pungkiri untuk mendapatkan manusia es ini selain usaha gue sendiri disana juga ada bantuan dari kalian semua juga. Makasih ya semua" Zee

Mereka semua baru saja selesai berfoto bersama, kini acara pun berlanjut.

Rona bahagia terlihat jelas di wajah kedua pasangan baru itu, baik Zee maupun Chika selalu menyunggingkan senyum manis mereka. Kali ini dunia benar-benar terasa milik mereka berdua sedang yang lain hanya mengontrak.

Melihat kebahagiaan mereka, tentu saja membuat para tamu undangan ikut merasakan atmosfir suka cita yang Zee dan Chika ciptakan.

~~~

Esok hari-nya

"Buna, yayah" teriak Indira begitu melihat Zee dan Chika turun dari lantai 2

"Morning anak yayah...cup" Zee langsung menggendong Indira dan memberikan kecupan singkat di pipi Indira yang sedikit gembul.

"Aduh aduh pagi-pagi udah minta gendong aja kamu" protes Chika

"Ya kenapa orang ini yayah Indira kok...wle"

"Dih nyebelin banget kamu"

"Biarin...buna jahat habisnya"

"Loh emang buna ngapain kamu? Enak banget main tuduh-tuduh buna begitu" Chika tak terima, sedang Zee hanya diam memperhatikan perdebatan ibu dan anak itu.

"Iya buna jahat, semalam Dira mau tidur di kamar buna tidak boleh" sunggutnya

"Yaaa itukan, emm" Chika nampak bingung untuk menjelaskannya pada Indira

"Bantuin aku jawab kek" omel Chika pada Zee yang hanya diam sejak tadi

"Jujur aku juga bingung jawabnya sayang" bisik Zee

Tak berapa lama papi Pucho dan mami Aya datang dari arah taman belakang rumah mereka,
"Morning para kesayangan papi" sapa papi Pucho

"Morning opa, waah opa habis olahraga ya?" Tanya Indira

"Iya sayang, opa habis lari tadi di belakang. Kamu udah sarapan?" Tanyanya pada Indira

"Belum opa, dari tadi Dira tungguin buna sama yayah mereka lama banget sampai perut Dira ini sudah marah-marah dari tadi" adu Indira

"Uluh uluh kasihan banget cucu oma, yaudah yuk kita ke meja makan. Opa bersih-bersih dulu sana, tapi jangan lama-lama kasihan anak-anak udah pada laper" ujar mami Aya dan di balas anggukan oleh papi Pucho

Di meja makan, sembari menunggu sang papi, mereka sedikit mengobrol.

"Jadi kalian udah tentuin mau honeymoon kemana?" Tanya mami Aya

"Sepertinya kami tunda dulu mih, Chika dan Zee sudah sepakat untuk honeymoon setelah Chika selesai ujian kelulusan aja mih" jawab Chika

"Iiih masih lama dong Chika"

"Gapapa mih, Zee juga gak keberatan kok asal kak Chika sudah siap baru Zee akan mengurus semuanya mih" jawab Zee mencoba membela sang istri

"Yasudahlah kalau Zee-nya tidak keberatan mami tidak bisa memaksa. Chika tuh suami kamu pengertian banget beruntung kamu punya suami seperti Zee" ucap mami Aya

Zee tersenyum mendengar penuturan mami Aya barusan,
"Mami berlebihan, justru Zee yang sangat beruntung bisa mendapatkan kak Chika mih" sahut Zee yang tentu saja tanpa mereka sadari, ucapannya itu sudah membuat seorang Chika bersemu merah.

"Eh panggilan kalian itu yang romantis sedikit dong. Masa Zee masih panggil Kak Chika?" Protes papi Pucho yang baru saja mendudukan dirinya di kursi

"Hehe, maklum pih masih baru nih jadi masih belum terbiasa" jawab Zee sedikit terkekeh

"Yasudah, harus segera dibiasakan. Kuping saya gak enak dengar kamu panggil anak saya dengan embel embel kakak" ingat papi Pucho

"Siap pih, akan segera Zee ubah"

Usai perbincangan tadi, mereka akhirnya memulai sarapan pagi mereka dengan nikmat.

~~~

Natio School

Pov Zee

"Loh Zee kok lo udah masuk aja?" Tanya Aldo ketika baru saja datang dan tanpa sengaja melihat ku yang juga masih berjalan di koridor.

"Iya Do, kak Chika ada kuis hari ini jadi gue ikutan masuk deh gak enak juga sendirian dirumah" jawab Ku

Aldo hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu kami kembali berjalan menuju kelas kami.

"Weddeh peng-" ucapan Lubi terpotong tatkala mulutnya langsung di bekap oleh Aldo

"Gila lo ya, jangan ngomong pengantik ege bisa geger satu sekolah nanti" bisik aldo tepat di telinga Lubi

"Eh iya hehe...maaf ya Zee gue lupa" ujar Lubi

"Ya, jangan ulangi" pesanku dan Lubi pun mengangguk

"Lagian kok lo udah masuk aja sih Zee. Apa ga liburan dulu?" Tanyanya kembali

"Kak Chika ada kuis Lu"

"Emmm, yaudah deh bagus lo sekolah. Gue mau ngomong penting juga nih sama kalian" Lubi

"Apaan Lu? Sok iye banget ngomong penting segala" cibir Aldo

"Gue serius coy. Tapi tunggu Oniel sama Gito datang dulu aja biar ga dua kali gue cerita" jawab Lubi dan kami pun setujuh walaupun sebenarnya sudah penasaran akan cerita yang Lubi katakan barusan.

10 menit sebelum bel berbunyi, Oniel dan Gito baru tiba dikelas Xl. Ipa A. Lalu kami sepakat untuk mendengar cerita Lubi saat jam istirahat saja.

~~~

10.15 Wib

Jam istirahat sudah berbunyi, semua siswa buru-buru keluar dari kelasnya masing-masing. Begitupun dengan kami, aku, Aldo, Lubi, Oniel dan Gito langsung menuju ke rooftop.

'Sayang, aku ke rooftop kamu harus kekantin harus makan pokoknya. Nanti istirahat kedua aku kekelas kamu. Love you istriku (emot hati)'
ku kirimkan sebuah pesan untuk kak Chika.

Sesampainya kami di rooftop, tak lama barulah Lubi menceritakan sesuatu yang sejak tadi sudah berhasil membuat kami penasaran. Pasalnya Lubi jarang sekali serius, melihat wajah serius dan penekanan pada setiap katanya tadi membuat kami berspekulasi bahwa masalah kali ini mungkin cukup sulit.

"Lo mau cerita apa sih Lu? Serius amat" tanya Oniel memulai percakapan

"Huft, kalian dengarkan ini baik-baik. Kalian ingat kak Zarraz?" Tanya Lubi pada kami

"Jelas masih lah, dia yang udah cari masalah sama gue" jawab ku spontan

Lubi mengangguk,
"Ternyata dia pindah ke SMA Wijaya, dan pertandingan basket bulan depan bakalan dia yang maju"

"Terus kenapa kalau dia maju? Gue gak takut" Aldo

"Iya Lu, gue fikir apaan ternyata cuma masalah Zarraz" Oniel

"Tapi Zarraz dan gengnya kan tidak mungkin main bersih" kini Gito ikut bersuara

"Ya, dia pasti akan lakukan hal curang" ujarku menimpali

"Di tambah lagi, gue dengar geng Zarraz sekarang sudah menambah pasukannya. Pasti bukan hal remeh untuk kita mengalahkan mereka" Lubi

"Hmm gue setujuh Lu, ibaratnya kita menang kita bakal mati kita kalah kita lebih mati" Gito

"Maksudnya gimana Git?" Tanya Oniel yang masih kurang faham dengan kalimat Gito barusan

"Yah, kita menang kalian fikir mereka akan terima? Tentu tidak, mereka pasti akan melakukan berbagai macam cara untuk habisi kita dan gue yakin itu tidak akan semudah itu dan tak akan ada ujung kalau berurusan sama geng mereka. Sedangkan Kalau kita kalah, mereka akan lebih leluasa bantai kita mungkin selamanya mereka akan memandang kita rendah" jelas Gito

"Anjirlah mana formulir udah kita daftarin.
apa kita mundur aja?" Aldo

"Mereka pasti tetap akan cari kita" Lubi

"Kalau gitu kita tetap maju, kita harus menang" kataku dengan mantap

"Tapi Zee-" Oniel

"Gak perlu takut, gue yang akan lindungi kalian" kataku berusaha meyakinkan mereka

"Ini ga sesederhana itu Zee, mereka ga akan cuma Neror kita tapi juga orang terdekat kita" Lubi

"Tau dari mana lo?" Tanyaku, bingung karena Lubi seperti mengetahui tentang Geng itu.

"Sepupu gue salah satu anggota geng Zarraz" ucapnya lemah

Tentu saja fakta itu membuat kami terkejut, alhasil kami terdiam untuk beberapa saat. Fikiran kami seakan berkelana mencari jalan keluar yang terasa semua titik terlihat buntu. Meski begitu aku yakin pasti akan ada jalan, mungkin masalah waktu saja yang harus kami nanti.

Continue Reading

You'll Also Like

464K 4.9K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
92.5K 5.8K 37
⚠️⚠️ "semua ini terjadi bukan salah Zee tapi bukan juga salah shani. Mungkin yg sesungguhnya bersalah adalah keadaan di hari itu" Kalo mau follow dul...
1.6K 250 3
sequel cerita aku bumi-nya
8.3K 987 19
"And when you smile, the whole word stops and stares for a while" -Christian El khaf Natio Harlan- Pancaran fajar di pagi hari mengawali akt...