Kisah Papa Papi - Guanren

By yourxpine

669K 71.5K 11K

Hanya kisah sederhana mengenai perdebatan 24/7 antara Papa Alin dan Papi Injun. © Yourxpine 🚦BXB , MPREG... More

Bagian Perkenalan
satu.
dua. (Kilas balik)
tiga.
empat.
lima.
enam.
tujuh.
delapan. (Kilas balik)
sembilan. 🔞
sepuluh. (Kilas balik)
sebelas.
dua belas.
tiga belas.
empat belas.
lima belas. (kilas balik)
enam belas.
tujuh belas.
delapan belas.
sembilan belas. 🥵🔞
dua puluh.
dua puluh satu.
dua puluh dua.
dua puluh tiga. (Kilas balik)
dua puluh empat.
dua puluh lima.
dua puluh enam.
dua puluh tujuh.
dua puluh delapan.
dua puluh sembilan.
tiga puluh.
tiga puluh satu.
tiga puluh dua. (kilas balik)
tiga puluh tiga. (Kilas balik)
tiga puluh empat.
tiga puluh lima.
tiga puluh enam.
tiga puluh tujuh.
tiga puluh delapan.
tiga puluh sembilan.
empat puluh.
empat puluh satu.
empat puluh dua.
empat puluh tiga.
empat puluh empat. (Kilas balik)
empat puluh lima.
empat puluh enam.
empat puluh tujuh.
empat puluh delapan.
empat puluh sembilan.
lima puluh.
lima puluh satu.
lima puluh dua.
lima puluh tiga.
lima puluh empat.
lima puluh lima.
lima puluh enam.
lima puluh tujuh.
lima puluh delapan.
lima puluh sembilan.
enam puluh. 🔞
enam puluh satu.
enam puluh dua. (kilas balik)
enam puluh tiga.
enam puluh empat.
enam puluh lima.
enam puluh enam.
enam puluh tujuh.
enam puluh delapan 🔞
enam puluh sembilan (kilas balik)
tujuh puluh.
tujuh puluh satu.
tujuh puluh dua.
tujuh puluh tiga.
Tujuh puluh empat.
Tujuh puluh lima.
Tujuh puluh enam.
Tujuh puluh tujuh.
Tujuh puluh delapan.
Tujuh puluh sembilan.
Delapan puluh.
Delapan puluh satu.
Delapan puluh dua.
Delapan puluh tiga.
Delapan puluh empat.
Delapan puluh lima.
Delapan puluh enam.
Delapan puluh tujuh.
Delapan puluh delapan.
Delapan puluh sembilan.
Sembilan puluh.
Sembilan puluh satu.
Sembilan puluh dua.
Sembilan puluh tiga.
sembilan puluh empat.
Sembilan puluh lima.
sembilan puluh enam.
Sembilan puluh tujuh.
Sembilan puluh delapan.
Sembilan puluh sembilan.
Seratus.
Season 2?
Bonus chapter I
Bonus chapter 2
Bonus chapter 3.
Bonus chapter 4

Bonus chapter spesial ulang tahun papi

3.1K 349 14
By yourxpine

Tepat hari ini adalah ulang tahun Renjun dan seperti tahun sebelumnya, Guanlin akan menyiapkan kejutan untuk suaminya itu. Hari ini Guanlin sengaja membuat Renjun sedikit sibuk hingga ia harus keluar dari rumah beberapa jam untuk bekerja bersama Abel.

"Gue beneran kesel sama si Abel! Bisa bisanya dia jadwalin pemotretan di hari penting gue!" Kesal Renjun sembari bersiap untuk pergi.

"Hari penting apa sih yang? Lo mah gak usah khawatir, cuma dua jam kan? Anak anak pasti aman sama gue"

Renjun yang tengah berdiri di depan kaca sembari mengancing kemejanya itu sontak menoleh pada Guanlin. "Lo gak inget ini hari apa?!" Tanya Renjun menatap Guanlin tajam.

"Hari apa? Ya sabtu kan?!"

"Wah! Bisa bisanya lupa!" Renjun kembali menatap kaca, ia mempercepat kegiatannya tanpa menghiraukan Guanlin lagi.

"Tolong ya pak, kalau anaknya bangun langsung suruh minum air putih dulu, terus minum susu. Habis itu suruh mandi, itu gue udah siapin sarapan juga jadi tinggal makan aja"

"Iya Papi, aman udah jangan khawatir. Kayak gak biasa aja gue lo tinggalin. Udah cepet pergi sana, hati hati di jalan ya cintaku"

Renjun hanya mendengus, setelah berpamitan dengan Guanlin ia pun segera melajukan mobilnya pergi. Setelah merasa aman, Guanlin pun kembali naik menuju kamar kedua buah hatinya.

"Kak kak, bangun. Katanya mau bikinin kue buat Papi?" Ucap Guanlin sembari menggoyang pelan tubuh Ayden.

"Hmmmm"

"Bangun kak"

"Jam berapa?"

"Jam sembilan ini. Nanti makan siang Papi udah pulang, katanya mau ngasih kejutan?"

Ayden pun dengan terpaksa membuka matanya kemudian mendudukan dirinya dan menoleh pada Rui disampingnya. "Dedek bangunnn" ucap Ayden membangunkan Rui.

"Kamu mandi dulu aja kak, biar Papa bangunin adek"

"Mandi nanti aja Pa, kan mau buat kue. Nanti bau lagi"

Ayden kemudian mengusap matanya beberapa kali, "minum dulu kak" ucap Guanlin menyodorkan air minum yang berada di atas nakas.

Rui kemudian membuka matanya kala tidurnya terusik, ia langsung berguling menghampiri Guanlin. "Bangun ayo dek, kita bikin kue buat Papi" lanjut Guanlin mengusap kepala Rui yang berada di pahanya.

"Papi nanaa?"

"Papi kerja dulu"

"Papiiiii"

"Heh gak boleh nangis, Papi cuma kerja bentar nanti siang udah pulang"

"Ayo Papa buat kue"

"Cuci muka dulu kak"

Ayden mengangguk, ia turun dan langsung menuju kamar mandi. Sedangkan Guanlin menggendong Rui untuk turun.

"Adek mau minum susu dulu?"

"Mauuu"

"Ya udah, duduk yang baik dulu ya? Papa buatin susu"

Rui mengangguk, ia duduk di kursinya menunggu susu buatan Guanlin. "Ndotttt Papaaaa ndooott" pinta Mingrui saat ia melihat Guanlin menyiapkan susunya di gelas.

"Gak ada dot dot dek, udah TK masih ngedot. Nanti dimarahin Papi"

"Kan Papi ndak adaa"

Guanlin kemudian menunjuk CCTV di sudut ruangan. "Tuh lagi di pantau Papi" lanjutnya kemudian memberikan susu yang ia buat pda Rui.

"Papaaa ayooo" teriak Ayden dari tangga.

"Kak, boleh tolong ke rumah Jisung gak? Bilang ke Bunana ambil bahan kue pesenan Papa"

"Okee" Ayden kemudian mengambil mobil mobilan miliknya.

"Ngapain ngeluarin mobil?"

"Barangnya pasti banyak kan? Kakak gak kuat kalau bawa sendiri. Nanti barangnya di taroh di mobil"

Guanlin tertawa lebar, "pinter banget idenya"

"Oh jelas! Anaknya Papi Renjun"

"Gak Papa?"

"Ndak!" Jawab Ayden kemudian melengos menyiapkan mobilnya.

"Kakaaaa ikutttt" pinta Rui kemudian meminta Guanlin menurunkan dirinya dari kursi.

"Ayo cepet yaaa"

Rui mengangguk berlari kecil menghampiri kakaknya. Mereka berdua pun menuju rumah keluarga Jaemin sedangkan Guanlin mempersiapkan alat alat sesuai yang ia dapat dari internet.

Tidak lama Ayden dan Rui kembali membawa banyak bahan kue yang mereka tempatkan di mobil mini milik Ayden.

"Papaa, angkat sendiri ya? Ini berat sekali kakak gak kuat"

Guanlin mengiyakan permintaan Ayden kemudian memindahkan bahan bahan kue itu ke atas meja. "Papaa, Dedeee dikacih bunana pudinnn"

"Puding dedekkk" saut Ayden

"Pudinn"

"Pudingnya dimakan habis makan nasi ya dek? Kalau gak gitu kamu nanti gak makan nasi"

"Ih ndakkkk mawuuu Papaaa"

Guanlin menghela, "ya udah, tapi dedek duduk dengan tenang ya? Papa sama Kakak mau bikin kue"

Rui mengangguk, ia kemudian membawa pudingnya naik ke atas meja makan. "Kuena buat ciapa?" Tanya Rui melihat Guanlin dan Ayden yang mulai sibuk.

"Buat Papi, kan Papi ulang tahun dek" saut Guanlin

"Ihhh acikkk nanti dede tiyup tiyup lilin telus dapat kadoooo"

"Yang ulang tahun Papi bukan kamu" saut Ayden gemas.

"Ndapapa, nanti dede juga minta kado"

Ayden dan Guanlin hanya terkekeh dan melanjutkan aktifitas mereka. "Kak, ini tolong tuangin gulanya dikit dikit" pinta Guanlin sembari melihat instruksi dari video yang ia tonton.

"Pa ini gula kan?" Tanya Ayden.

"Iya harusnya. Gula bubuk"

Ayden kemudian menuang perlahan, "nanti jadinya enak gak ya pa?"

"Gak tau, kalau gak enak ya udah suruh Papi aja yang makan kan ini kue buat Papi"

"Oh iya ya, pintar sekali Papa"

"Tuh kan, kalau pintar tuh pasti turunan Papa"

"Enggak yaaa, turunan Papi!" Saut Ayden tak terima membuat keduanya kembali terkekeh, sebenarnya ide membuat kue ini adalah ide dari Ayden. Guanlin sebenarnya juga kurang jago untuk urusan dapur, namun demi Ayden yang ingin memberikan kejutan pada Papinya itu, ia pun berusaha semaksimal mungkin untuk membuat kue yang ia dan Ayden buat ini terasa enak.

"Kamu kasih Papi kado apa kak?" Tanya Guanlin

Ayden yang tengah memegangi adonan yang Guanlin buat pun mendongak menatap Papanya itu, "Papa kepo" jawabnya sembari terkekeh.

"Bocah tau tauan kepo"

"Ih tau lah, kakak bukan anak kecil lagi wle"

"Dari dulu bilangnya bukan anak kecil bukan anak kecil, mana buktinya?"

"Nih bisa bikin kue, kalau anak kecil tuh kayak dedek tuh, bisanya cuma makan, minum susu, nangis doang" ledek Ayden.

"Anak kecil ini songongnyaaa, kamu dulu juga gitu kali kak"

Ayden mendengus, "iya kan kita sebagai manusia itu melewati tahap itu Papa, dari kecil terus ke besar"

Guanlin sontak menoleh dan menatap Ayden kagum. "Buset, udah gede beneran anak gue. Kayaknya udah bisa gue kosin biar makin mandiri nih" gumamnya.

"Pa, kakak mau"

"Mau apa?"

"Mau itu aduk aduk"

"Ini?" Tunjuk Guanlin pada mixer ditangannya dan diangguki Ayden antusias.

"Pelan pelan tapi ya? Sambil Papa pegangin, soalnya berat kak"

Ayden menganguk, Guanlin pun memberikan mixer yang ditangannya pada Ayden dan ia juga ikut memeganginya dari belakang. "Pencet tombolnya buat nyalain kak" lanjutnya.

Ayden pun memencet tombol yang ditunjuk Guanlin dan seketika mixer itu menyala membuat tepung yang berada diatas adonan berhambur hingga mengotori area dapur dan juga wajah mereka.

"Eh matiin matiin kak"

"PAPAAAAAA"

Guanlin dan Ayden panik kala mixer itu bergerak tak terkendali, Ayden sontak melepaskannya dan Guanlin langsung mencabut kabel mixer dari stopkontak dan membuat mixer itu mati.

Guanlin menghela, Rui yang melihat keributan itu sontak turun dari kursi meja makan. "Ihh Pwapa akak temonggg"

Ayden kemudian melihat wajah Papanya begitu juga Guanlin, keduanya sontak terbahak melihat wajah masing masing yang penuh dengan tepung.

"Hhh capekkk yaaa Pa"

Guanlin mengangguk, "dek tolong ambilin minum dek"

"Ndak mauu, adek juga capek" ucapnya kemudian duduk disamping Guanlin.

"Ih capek ngapain kamu?" Tanya Ayden.

"Capek cekali tadi habis ke lumah bunana"

Guanlin yang gemas pun sontak mengusak kepala Rui "Astagaa bocil"

"Kak, apa kita beli aja ya kak? Papa gak sanggup"

"Gak mauuu Papaa! Nanti jadi gak spesial"

"Pakein telor biar spesial" saut Guanlin asal karena ia sudah sangat lelah. Ternyata susah untuk membuat kue.

"Ayo Paa lanjut. Nanti keburu Papi pulang!" Guanlin pun mau tidak mau kembali menuruti anak sulungnya itu.

Renjun akhirnya pulang dengan terlambat sekitar satu jam, harusnya jam 12 dia sudah kembali ke rumah namun nyatanya kemacetan menghambatnya pulang dengan tepat waktu. Renjun masuk ke dalam rumah dengan tatapan penuh tanda tanya. Rumahnya sangat sepi, bahkan celotehan dari Rui dan Ayden yang biasanya terdengar hingga depan rumah pun tak terdengar sama sekali.

Renjun masuk sedikit was was hingga ia melihat ke arah dapur yang begitu berantakan, "paaa? Kakak? Adek?" Panggilnya.

"Astagaa.." Renjun kemudian dapat bernafas lega kala melihat Guanlin dan kedua buah hatinya tertidur dengan pulas di ruang keluarga. Ia meletakan barang bawaannya di sofa kemudian beranjak menuju dapur untuk mengambil minum serta membereskan kekacauan yang ia lihat sekilas tadi.

"Ini mereka habis main perang tepung apa gimana sih?!" Gumamnya melihat lantai penuh dengan tepung.

"Hah?!" Renjun menghentikan langkahnya saat ia mendapati kue di meja dapur. "Ini.. mereka buat sendiri?" Tanyanya sembari memperhatikan kue di hadapannya.

Renjun terkekeh melihat bagaimana bentuk kue itu. Namun jika melihat kekacauan ini semua, Renjun berani yakin mereka yang membuatnya.Renjun kemudian berinisiatif membersihkan dapur sembari menunggu ketiganya bangun dan menjelaskan apa yang terjadi.

Rui bangun lebih dulu kemudian naik ke atas badan Guanlin dan kembali merebahkan dirinya diatas sana sembari menguap beberapa kali.

"Hmmm, Papa kirain Papa diinjek sapi tiba tiba sesak" gumam Guanlin menyadari jika yang membuatnya tiba tiba terasa sesak adalah Mingrui.

"Nyennn"

"Gak ada nyen"

Rui mengerjap beberapa kali hingga menyadari ada Papinya yang tengah duduk memperhatikan mereka. "Papiiiiii" teriaknya kemudian bangun  menghampiri Renjun membuat Guanlin sontak membuka matanya.

"Loh?! Udah pulang?" Ucapnya menoleh pada Renjun.

"Udah, dari sejam yang lalu" jawab Renjun sembari menaikkan Rui ke atas pangkuannya.

Guanlin pun bangun, menoleh pada Ayden yang masih tertidur dengan jempol yang masuk ke mulutnya. "Pi, udah ke dapur?" Tanyanya saat ia meningat belum membereskan kekacauan yang ia dan Ayden buat tadi.

"Udah.."

"Waduh, nanti pura pura gak tau aja ya? Kakak mau buat surprise tapi malah kitanya ketiduran"

Renjun terkekeh dan mengangguk. "Jadi bener kuenya buat sendiri?"

"Iya, bagus kan?"

Renjun kembali mengangguk, "Papiiii pibedeeee, tiyup lilin ulang tahun yeyyyy" ucap Rui mendongak menatap Renjun.

"Terimakasih anak ganteng, anak baik sayangnya Papiii" jawab Renjun gemas sembari mencubit pelan Pipi Rui dan membuat Rui terkekeh geli.

Guanlin menghampiri Renjun dan mendudukan dirinya disamping suaminya itu, ia hendak mencium pipi Renjun namun tangan Rui lebih dulu mencegahnya. "No kiss Papi!" Ucapnya penuh posesif.

"Kenapa? Itu suami Papa kok"

"Cuami apa tuh?"

"Suami itu kesayangan"

"Papi cuami dedekkkk!"

Guanlin terbahak, "hadeh mirip Kakaknya" sautnya.

"Hnngggg, Papiiii" gumam Ayden mengusap perlahan matanya.

"Kakak udah bangun sayang?"

Ayden mengangguk, Guanlin pun menghampiri anak sulungnya itu dan membisikan sesuatu yang membuatnya langsung bangun.

Ayden bangun dan langsung berlari menuju kamarnya. "Eh? Kakak kenapa?" Tanya Renjun yang hanya dijawab kekehan oleh Guanlin.

"Liatin aja yang" jawabnya.

Tidak lama Ayden kembali dengan kertas yang ia bawa kemudian hendak memberikannya pada Renjun. "Bentar Papi" ia menoleh kepada Guanlin sejenak, "pa, kuenya!" Ucapnya membuat Guanlin langsung menuju dapur mengambil kue dan menancapkan lilin diatasnya.

Guanlin membawa kuenya menuju ruang keluarga, Ayden yang melihat itu sontak menyanyikan lagu selamat ulang tahun yang kemudian diikuti oleh Mingrui juga.

"Tiup lilinnya Pi" Renjun hendak meniup kemudian dicegah Ayden, "berdoa dulu" lanjutnya membuat Renjun terkekeh sedangkan Mingrui yang berada dipangkuan Renjun sudah mulai mencoba meniup lilin itu.

"Ih dedek ini kuenya Papi!" Tegur Ayden

Renjun kembali terkekeh, "ayo di tiup bareng bareng kak" ucapnya kemudian keempatnya bersamaan meniup lilin.

"Papi selamat ulang tahun ya, Papi sudah kepala tiga kata Papa itu sudah tua. Tapi Papi tenang aja, Papi masih kelihatan cantik, cuma Papa aja yang tua" ucap Ayden sembari meledek Guanlin.

"Hahahaha iya Kakak, terimakasih ya" Renjun mengambil kertas yang di bawa Ayden tadi. "Ini apa? Kado buat Papi?"

Ayden mengangguk antusias, "kakak gak punya uang banyak Pi, jadi kakak cuma bisa gambarin Papi ini sebagai hadiah. Terus kuenya juga bikinan kakak sama Papa"

Renjun sontak merasa terharu, ia kemudian mengusap kepala Ayden dan mencium sekilas Pipinya. "Kakak, terimakasih ya nak. Kado gak harus mahal, bahkan ini kado terindah buat Papi. Papi bakal simpan gambar yang kakak buat ini, cantik sekali" ucapnya.

Ayden mengangguk senang, tidak sia sia ia menggambar kemarin dan membuat kue hingga kelelahan. "Papa mana hadiah buat Papi?!" Tanya Ayden.

Guanlin kemudian bangkit mengambil dompetnya, dan memberikan kartu berwarna hitam kepada Renjun. "Belanja sendiri ya Pi, Papa kasih mentahan aja biar Papi bisa beli apa aja yang Papi pengen" Renjun sontak melebarkan senyumnya, Guanlin memberikan satu kecupan tepat di bibir pada Renjun. "Selamat ulang tahun Papi sayang" ucapnya.

Mingrui tidak mau kalah, ia memeluk erat Renjun dan menciumi seluruh wajah Papinya itu. "Celamat ulang tahun, pibesdeeeee Papiiiii" ucap Mingrui membuat Renjun terkekeh geli.

[sekian]

Selamat ulang tahun, Papinjun!
Semoga semakin kuat untuk menghadapi Papalin dan kedua kurcacinya hehe

Continue Reading

You'll Also Like

1.9K 202 7
BOOK INI THE END DENGAN TIDAK ELIT, DAN MELENCENG DARI IDE AWAL. KARNA KESALAHAN SAYA MAAF ATAS KETELEDORAN SAYA!! _____ Lai Guanlin yang dulunya seo...
159K 25.8K 71
Pertemuan pertama mereka yang sangat tidak disangka bisa membuat Lucas dan Jungwoo bertemu untuk kedua kalinya bahkan seterusnya. - bxb - mpreg ⚠️
7.2K 142 3
|| Cerita ini telah memasuki tahap perbaikan, mohon bersabar untuk menunggu Update. || - Deskripsi - Datang kembali setelah lama tak bertemu dengan k...
216K 14.1K 15
❗CERITA INI MENGANDUNG KONTEN LGBT.❗ ❥︎ Mpreg [Male Pregnant] ❥︎ Homophobic? nagajuseyo! ❥︎ Just For Fun. ❥︎ Not Real Story! ❥︎ Kumpulan One shot bxb...