Odd El DestΓ­

By naloocy

38.6K 7.3K 1.5K

🚫 𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐩π₯𝐚𝐠𝐒𝐚𝐫𝐒𝐳𝐞 𝐭𝐑𝐒𝐬 𝐰𝐨𝐫𝐀𝐬. | Sungjake | ABO | Demon | Kebangkitan sosok momok mas... More

InfoπŸ“Œ
Prolog β€’ The Daimon
01 ‒ Kelahiran Lunè
02 ‒ Bayang Lunè
03 β€’ Kakak Penari
04 ‒ Tari Pemuja Lunè
05 ‒ Ujung Kuku Lunè
06 β€’ Menara BrΓΊjula
07 β€’ Kastil di Selatan
08 β€’ PrisiΓ³n
09 β€’ Teman Baru
10 β€’ Menari
11 β€’ Iblis Yang Penasaran
13 β€’ Secangkir Anyir
14 β€’ Anjing Cengeng
15 β€’ Dorongan Jurang
16 β€’ Dilema
17 β€’ π‘Άπ’Žπ’†π’ˆπ’‚
18 β€’ Wolf Putih
19 β€’ Serangan Endap

12 β€’ Riebel

1.2K 298 18
By naloocy

Dilarang keras untuk melakukan plagiasi pada cerita ini. ⚠️

} OED {
} 12 — Riebel {

Melangkah dengan percaya diri, Riebel menyusuri pusat pack wilayah barat itu. Pack Aracia yang terletak diwilayah barat itu memiliki tanah yang subur, hasil panen akan melimpah ketika sudah masanya.

Tangan Riebel mengambil sembarang sebuah apel dengan cepat sampai pemiliknya tak tau, dengan tak merasa bersalahnya ia lanjut berjalan sembari memakan apel tersebut.

Menggigitnya 3 suap, lalu ia buang juga melepehkannya. "Daging lebih enak." Keluhnya.

Sampai ia digerbang menjulang tinggi milik kediaman utama pack Aracia itu. Tudungnya masih tersematkan dikepalanya sampai penjaga disana memincingkan mata curiga saat menyadari kehadiran Riebel.

"Siapa? Orang asing tak diperbolehkan menginjak kan kakinya lebih jauh dari sini."

Menurunkan tudung kepala yang ia gunakan, Riebel menunjukan wajahnya yang sudah mengembangkan senyum tipisnya.

"Begitukah?"



Cathe tengah sibuk menyisiri rambut panjang milik Luna queen, yang tak lain ada ibundanya. Mereka bercengkrama, tertawa bersama seakan satu keluarganya yang amat bahagia. Mengabaikan kebenaran satu anggota keluarga mereka tak berada disana untuk ikut bergurau bersama.

"Ibu," panggil Cathe.

"Ya, Lunè? Ada yang kau butuhkan." Sahut sang ibu lembut dengan senyum yang mengembang.

"Tak ada." Balas Cathe lagi.

Tak Luna queen tahui, sang Lunè di baliknya itu tengah mengerut kan dahinya sampai alisnya menukik tajam.

"Aneh, aku tak bisa melakukan mind control pada ayah dan ibu." Janggalnya didalam benak.

"Ibu, aku mau kembali ke kamar." Pamitnya yang kemudian Cathe bangkit, melangkah beranjak dari dana.

Menyusuri ubin kediamannya sendirian, ditengah perjalanannya tak sengaja Cathe bertemu dengan salah satu bagian dari pack Aracia. Dia yang disebut, Entrenadora.

Wanita bertubuh pucat itu melemparkan senyumnya pada sang Lunè, dan Lunè yang menjadi seseorang yang ia senyumi spontan membuang wajahnya acuh.

Ia tak menyukainya.

Entrenadora itu, ia tak menyukainya.

"Salam untuk Lunè, wujud dari serpihan moon goddes. Lunè selalu sempurna seperti biasanya." Entrenadora itu membungkuk memberi hormat pada Lunè-nya.

Lunè meliriknya tanpa menoleh, terpaksa ia memasang senyumnya dan mengangguk minim sebelum ia kembali melanjutkan langkahnya. Meninggalkan Entrendora itu sendirian, lantas Entrenadora itu mendongak ketika tau Lunè tak didekatnya lagi. Netranya terus memandangi punggung milik sang Lunè yang kian menjauh tenggelam dalam bayangan,

dan ia tersenyum.

Kembali pada sang Lunè, ia tengah mengeraskan rahangnya sebab mengingat wajah tak tahu malu milik si entrenadora. Ia menghentikan langkahnya ketika rasa dirinya tak lagi dalam jangkauan penglihatan entrenadora. Mengambil nafasnya lalu membuangnya pelan untuk menetralkan emosinya.

'Haaa...' Satu tarikan nafas terakhir Cathe hembuskan. Rasa cukup untuk menetralkan perasaanya.

Entahlah, relung hatinya sangat menolak keberadaan Entrenadora itu.

Hendak dirinya akan mengambil langkah lagi untuk melanjutkan perjalanannya menuju kamar empunya, namun batal dengan tubuhnya tersentak. Lidahnya kelu beberapa saat kala ia melihat seseorang menyeret prajurit Aracia yang tampak berlumur darah.

"Hai, Lunè."

Tubuh sang Lunè sempat rasakan seakan ia tengah disengat listrik, tubuhnya mematung sejenak sebelum ia mengambil beberapa langkah mundur.

"Apa yang kau lakukan pada prajuritku." Tajamnya, matanya bergejolak menatap si empu.

"Mereka sedikit..., merepotkan?" Ia tertawa renyah seraya menghempaskan prajurit yang tak bernyawa itu kedepan kaki Cathe. "Jadi aku sedikit memberinya pelajarannya. Lunè tak menyukainya?"

Mendesis Cathe lakukan ketika melihat salah prajuritnya sudah tak bernyawa dihadapannya.

"Santai, Lunè." Jenaka 'nya ketika mendengar Lunè itu menggeletukkan giginya beberapa kali.

"Kau tak ingin terjadi lagi kan?" Timpalnya yang langsung mendapati tatapan benci dari sang Lunè.

"Serahkan dirimu pada Daimon, Lunè. Dengan begitu perang yang mungkin akan terjadi karena memperebutkanmu bisa dihindari."

Alis milik Cathe menderyit mendengar celotehan 'nya, "Apa maksudnya?" Tanyanya, ia tak menangkap maksud dari 'nya.

"Daimon. Dia menginkanmu, kau yang berkorban untuk kaummu, werewolf."

Cathe membuang nafasnya sesaat. Dia yang melihat tingkah tenang sang Lunè itu pun menaikan satu alisnya penasaran.

Detik kemudian, Lunè mengeluarkan kekehan pongahnya. "Kau kira aku akan menyetujui 'itu? Kau mau mati dengan cepat, wolf?"

Salah satu kaumnya yang ia sebut 'wolf, Dia; Riebel. Dadanya menggebu merasakan gairah yang terkubur lama, Sang Lunè mampu membuatnya bergelora dibawah cekamannya.

Jika ini bukan dirinya, mungkin wolf lain akan bergetar ketakutan. Tapi ini Riebel, pengikut setia Daimon yang rela melakukan apa saja untuk tuan iblisnya.

"Bagus, Lunè. Kau memang wujud serpihan Moon goddes, kau menggertakku dengan indah."

Keduanya saling membebaskan cekaman geratakan mereka, atmosfer berubah dingin akibat adu yang dilakukan keduanya. Lunè tak akan membiarkan dirinya yang selalu didambakan kalah dengan wolf dihadapannya, begitu dengan Riebel, ia tak akan mau mencoreng harga dirinya, baikpun itu dari seorang Lunè.

"Lunè!"

Tak ada yang peduli dengan teriakan barusan yang entah siapa pelakunya, Cathe dan Riebel masih beradu dengan feromon mereka. Dibalik sana, Entrenadora terburu menyusuli sang Lunè ketika ia menyadari ada yang aneh dari keberadaan Lunè-nya.

Dengan sembrono ia menarik bahu sang dambaan, Lunè dibuat mundur digantikan dirinya yang berhadapan langsung dengan Riebel.

Pedang diacungkan pada wolf asing itu, "Bagaimana bisa kau menyusup kesini!" Berangnya.

Cathe dibaliknya pun berdecak, "Pengganggu."

Riebel memandang mata pedang yang terarah kepadanya, jika sudah menggunakan senjata dan masih berada diwilayah ke-4 pack. Maka, ia seorang Gamma atau Delta.

Mereka, Gamma yang memang terlahir tanpa wujud wolf, bukan cacat—namun, memang dilahirkan seperti itu. Wolf mereka hanya ada didalam diri mereka masing-masing, itu yang membedakannya dengan Alpha pada umumnya.

Gamma terlahir bak Alpha yang tak sempurna, namun mereka masih dihormati. Hierarki yang berlaku menguntungkan mereka.

dan Delta, mereka yang terlahir dengan bakat. Seperti seorang médico.

Kembali pada Riebel, pun ia memasang air wajah bingung. Ia merasakan akan sesuatu pada Delta dihadapannya—mudah saja baginya untuk menebak gender seseorang.

Ia merasakan janggal pada perempuan berkulit pucat itu.

Namun ia abaikan, ada ambisi iblis yang harus ia bantu penuhi. Riebel memusatkan atensinya pada Cathe yang ada dibalik Delta itu,

"Ya, Lunè. Kau yang menolak akan memicu deklar. Jadi kau mau atau tidak?"

Cathe dibalik sana pun sontak memasang wajah enggan, "Tidak." Jawab singkatnya.

"Baiklah, Lunè. Kau akan menikmati kegaduhan setelah ini."

Entrenadora mencuri kesempatan coba menghunuskan pedangnya, namun Riebel cepar menghindarinya.

"Bicaramu tak ada sopannya pada 'tiang werewolf, penyusup."

»»——— 𝓞𝓭𝓭 𝓔𝓵 𝓓𝓮𝓼𝓽í ———««

Wilayah Utara, Pack Kymond.

Pack yang wilayahnya dominan dipenuhi rimbun pohon atau hutan, disanalah Riebel bersinggah. Memandang rakyat pack Kymond dengan singkat, kakinya terus melangkah menuju kediaman utama pack itu.

Perasaan Riebel sedang tak bagus, tak ada waktunya untuk mengurusi prajurit yang ada digerbang. Maka, ia lebih memilih untuk menyelinap masuk tanapa ketahuan ke halaman utaman kediaman pemimpin pack Kymond.

Tudung kepalanya ia lepaskan, kini dirinya tepat berada ditengah. Semua mata memandang padanya, kehadiran dirinya yang tiba-tiba begitu mencolok.

Riebel mengulas senyum tipisnya, sengaja memperlihatkan wajahnya kepada seluruh penjuru.

"Kudengar seorang Lunè berada disini?" Muslihatnya dengan lantang ia coba memastikan sesuatu saat prajurit Alpha mulai mengepung dirinya.

"Lunè?" Sahut salah satu dari mereka, "Ia terlahir di Barat, pack Aracia! Bukan disini!" Lanjutnya mencercah Riebel.

Riebel memasang wajahnya seakan ia tengah berpikir, "Oh? Kata mereka Lunè berada disini," ia tersenyum licik merancanakan sesuatu.

Wajahnya menggelap sebelum ia mulai merubah wujud menjadi seorang Wolf.

"Berikan Lunè padaku."



»»——— 𝓞𝓭𝓭 𝓔𝓵 𝓓𝓮𝓼𝓽í ———««
— TBC —






Riebel's Wolf





Blio ini yang ngejar Kara di chap 6 • Menara Brújula 🙌🏻👏🏻🙌🏻👏🏻






©️naloocy
270324

Continue Reading

You'll Also Like

65.6K 7.2K 22
🚫 𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐩π₯𝐚𝐠𝐒𝐚𝐫𝐒𝐳𝐞 𝐭𝐑𝐒𝐬 𝐰𝐨𝐫𝐀𝐬. [Complete] ❝(30/10) Pesawat yang ditumpangi anggota boygroup Penpen, jebolan acara survival Eg...
71.2K 14.1K 78
Hanya ada aku, kamu, dan kebahagiaan kita. Mungkin Soobin akan rela jika harus berkhianat kepada keluarganya sendiri demi mencari kebahagiaannya send...
15.4K 2.2K 17
He sweet but a psycho But mama im in love with a criminal mama plz dont cry i will be alright all reason aside i just cant deny "I love this guy" Sem...
196K 19.3K 39
sunghoon x jake Sunghoon hanya memenuhi keinginan sang bunda untuk menikah dan memberikan cucu. Dan ia memilih Jaeyun sebagai pasangan hidupnya, den...