Junjou U-19 (Kesucian hati hi...

By xiiziyy

7.2K 693 36

Menceritakan tentang empat remaja lelaki yang berusaha merebut hati seorang siswi cantik. Reminder: ⚠️ warnin... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Instagram aran & rafa
22
23
24
25
26

20

280 24 0
By xiiziyy

Aran terperanjat dari tidurnya, lagi-lagi kejadian itu yang datang pada mimpinya.

Keringat mengucur deras, nafas tersengal, dan mata berkaca-kaca. Mimpi yang sangat jelas dan dengan sengaja memperlihatkan kejadian sadis itu yang membuat aran kehilangan cinta pertamanya.

Ia belum pulang, ia ketiduran di uks karena sebelumnya ia hanya numpang tidur sebentar sambil menunggu bel pulang.

"Kak aran" Aran menoleh pada gadis cantik yang datang membawa tas aran.

"Udah bubar dir?" indira mengangguk.

"Oiya tadi kak chika bilang kalau dia pulang sama kak vion" aran mengangguk.

Indira duduk didekat aran melihat wajah aran yang sedikit panik.

"Kak, are you oke?" aran mengangguk kecil.

"Dira, kakak boleh peluk kamu?" indira tentu saja tersenyum.

"Sure" indira merentangkan tangannya dan tak lama aran masuk kedalam pelukan hangat gadis cantik itu.

Pelukan indira tidak pernah berubah, hangat dan nyamannya sama seperti ia memeluk rafa maupun chika.

"Kamu wangi dir" indira terkekeh kecil.

"Masa sih? padahal ini bau asem kata aku mah" aran menghirup dalam wangi cookies dari tubuh indira.

Sebenarnya yang hampir sama dengan rafa adalah indira, karena sampai wangi parfum saja wanginya sama.

"Dalem banget kak hirup wanginya"

"Aku suka" gumam aran.

Indira merasa debaran yang begitu hebat ketika aran mengatakan hal itu. Bukan pertama kalinya indira merasakan ini tapi sering ketika dirinya sedang berdua dengan aran.

Meskipun aran menganggap indira seperti adiknya, tapi bagi indira aran lebih dari seorang kakak. Ia selalu berharap rasa yang ia miliki pada aran akan terbalaskan kemudian hari.

"Udah yuk pulang" aran melepas pelukannya.

"Ayo" indira bangkit dan mengulurkan tangannya pada aran.

Aran meraih tangan indira.

"Aku anterin pulang ya" tentu saja indira tidak menolak.

Keduanya berjalan menyusuri lorong yang sudah sepi.

"Kak chika kemarin jadi nginep kak?" aran mengangguk.

"Kenapa? kamu mau gantiin dia nginep malam ini?" tanya aran.

"Ayah pasti ga bakal izinin" ucap indira.

"Gimana kalau kakak main aja kerumah kamu nanti? kakak udah lama ga ketemu ayah sama bunda kamu"

Indira tersenyum senang kemudian mengangguk.

"Nanti kakak kabarin lagi ya, yuk masuk" indira memasuki mobil aran.













"Ferry, kamu sudah tahu jevon dari keluarga mana?" tanya gracio.

"Belum pak, tapi bapak tidak usah khawatir karena sudan ada beberapa orang yang sedang memata-matai jevon" jelas ferry.

"Baguslah, saya ingin secepatnya kasus ini selesai"

"Jika sudah terbongkar keluarganya akan kita apakan mereka pak?"

"Itu bukan tugas saya, itu jatah zee dan saudara-saudaranya biar mereka yang menghukum" ferry mengangguk.

Jika nama zee sudah disebut berarti sudah tidak ada maaf untuk siapapun yang mengusik mereka.

"Bagaimana proyek dengan perusahaan arga berjalan dengan lancar?"

"Sangat lancar pak, perusahaan pak arga sudah lebih baik dari sebelumnya berkat bapak" gracio tersenyum.

Mengapa orang dengan jabatan tinggi dan disegani seperti gracio tidak ingin dipanggil bos? itu pasti yang ditanyakan orang banyak.

Menurut gracio jabatan bukanlah segalanya, ia ingin setara dengan yang lain dan tak ingin terlihat lebih tinggi. Meskipun ada beberapa karyawan yang memanggilnya bos tapi kadang ia juga mengoreksinya, ia kurang nyaman jika dipanggil bos.

"Pantau terus ya, kalau ada kekurangan bilang saya" ferry mengangguk.












Malam ini chika sudah siap dengan dress putih tulangnya, setelah selesai dengan make up nya sekarang ia tinggal menunggu zee menjemput.

"Ini kalau ada hp pasti zee langsung telpon" gumam chika.

Ia berjalan menuruni anak tangga, terlihat ada aya yang baru saja pulang.

"Mi" panggil chika.

"Kakak mau kemana?" tanya aya.

"Aku mau keluar sebentar, mami baru pulang?" aya mengangguk.

"Kamu masih nginep di aran ga sayang? kalau masih nginep lagi aja soalnya malam ini mami harus berangkat keluar kota"

Chika menekuk bibirnya. Padahal ia sudah senang jika aya pulang lebih awal, ternyata kali ini hanya untuk packing.

"Kirain mami bakal tidur disini" aya menarik chika kedalam pelukannya.

"Maaf ya mami tinggal terus, kan buat kakak juga"

"Kalau kakak abis uang jajan atau ada keperluan lain bilang sama mami ya" chika mengangguk.

Aya memang super sibuk setelah bercerai dengan papinya. Aya sudah cukup lama menjadi janda, mungkin semenjak chika smp.

"Jangan sedih ya, mami pasti bakal sering hubungin kakak"

"Mi, hp aku rusak tau"

"Loh, yauda beli lagi ya nanti mami transfer ke rekening kamu"

"Ih mamii, jangan ah lagian hp nya maj digantiin sama aran kok"

"Sayang jangan ngerepotin aran ah"

"Ngga kok mi, emang hp chika rusak gara-gara dilempar sama aran" chika memanyunkan bibirnya.

"Uluh uluh, pokoknya bakal tetap mami transfer terserah mau kakak pake buat apa"

"Buat beli iPad boleh ga mi?" aya mengangguk.

"Boleh sayang, kakak mau beli skincare atau dipake ke salon juga boleh"

"Yeayy, makasih mami" chika memeluk erat tubuh aya.

Tin
Tin

"Siapa tuh?"

"Kayanya zee deh, yauda chika berangkat dulu ya mi"

"Mami hati-hati dijalan, pokoknya nanti harus terus kabarin chika" aya mengangguk dan mengecup pipi sang anak tunggal.

"Bye mami"

"Bye sayang"

Chika berlari kecil menghampiri mobil mercy milik zee.

"Hai, lama nunggu ya?" chika menggeleng.

Zee membukakan pintu untuk chika.

"Makasih zee"

"Anytime chik" setelah itu zee juga masuk kedalam mobilnya.

"Ih mobil lo kok wangi kopi sih"

"Kenapa? ga suka ya? biar gua buang deh parfumnya" chika menahan tangan zee yang hendak membuang pewangi mobil.

"Bukan ga suka, gua suka kok kan gua baru pertama naik mobil lo"

"Oiyaya hahaha ga inget gua"

"Btw lo cantik banget malam ini chik" puji zee sambil melirik sedikit pada chika.

"Lo juga keren malam ini, tumbenan lagi pake kemeja" zee terkekeh.

Benar, biasanya ia kurang nyaman jika memakai kemeja. Tapi mungkin karena akan bertemu chika jadi pikirannya agak berubah.

"Baju kita senada ya dilihat-lihat" ucap zee.

"Hahaha bener"

"Udah cocok jadi pacar lo nih gua chik"

Chika hanya tertawa renyah menanggapi ucapan zee.



Mobil zee sudah terparkir di halaman cafe cantik. Sengaja zee mengajak chika ke cafe ini, bisa dibilang ini adalah cafe pertama yang zee kunjungi bersama seorang wanita.

"Yuk" chika mengangguk.

Chika sengaja menggandeng tangan zee karena ia memakai hills.

Keduanya langsung berjalan menuju ruangan vip yang sudah dipesan zee.

"Kayanya obrolan kali ini serius banget ya zee sampai lo pesan vip segala"

Zee tersenyum dan mengangguk.

"Sangat serius makanya gua ga mau ada yang dengar obrolan kita"

Zee menarik kursi untuk chika duduk. Perhatikan kecil nan manis dari zee cukup membuat chika kagum.

"Lo mau makan apa zee?" zee menggeleng.

"Ga perlu pesan makanan karena buat vip udah disiapin khusus" chika mengangguk.

"Oiya, buat prom night masih open kepanitiaan ga sih?" tanya zee.

"Udah ngga, lo udah telat banget kalau mau daftar kepanitiaan"

"Yaelah padahal gua pengen daftar biar jagain lo terus chik"

"Hahaha bisa aja lo"

Tak lama makanan keduanya datang.

"Wah, ini mah makanan kesukaan gua semua" ucap chika.

"Oiya? makanan kesukaan kita sama berarti chik" keduanya terkekeh.

"Ya ampun sempit banget dunia"

"Makan dulu aja chik nanti baru kita ngobrol" chika mengangguk.

Keduanya menikmati hidangan cafe terlebih dahulu sebelum nantinya zee membicarakan hal yang cukup penting pada chika.

"Mami suka banget masakin ini tau zoy makanya gua suka" ucap chika sambil menyuapkan ayam kemangi.

"Mau ga kapan-kapan yang masakin ibu gua? gua jamin rasanya ga jauh beda sama masakan mami lo" chika mengangguk senang.

"Mau banget zoyy" seru chika.

"Lo tuh kalau makan jangan belepotan chik" zee mengusap pelan ujung bibir chika.

"E-eh makasih zee" zee mengangguk.

Perlakuan zee dari tadi membuat chika sedikit menyukai lelaki yang gentle seperti zee. Sangat menghargai wanita dan tahu cara mencari topik obrolan.

"Ah kenyang banget" gumam chika.

"Jangan kenyang dulu dong masih ada es krim abis ini"

"Wah, aduh lo kenapa ga bilang dari awal sih zee tau gitu gua ga bakal makan banyak"

"Hahaha tenang masih nanti kok, lo nikmatin dulu aja kenyangnya"

Zee mengambil ponselnya yang ada di tas kecil, memotret sudut ruangan beserta gadis cantik didepannya.

"Cakep bener lo kalau di hp" seru zee.

"Terus kalau aslinya ga cakep gitu?"

"Cakep juga tapi sayang"

"Kenapa sayang?"

"Gapapa sayang"

Zee tertawa karena melihat ekspresi chika yang kaget dengan seruan terakhir darinya.

"Benar-benar lo zean" bukannya marah chika malah ikut tertawa.

"Eh udah udah ah, lo ngajak gua kesini mau ada yang di omongin kan? mau ngomongin apa?" tanya chika dengan sangat kepo.

"Sebelumnya gua mau tanya dulu nih soal jevon yang katanya bakal ngirim lo bukti terkait kasus aran"

"Lo udah liat?" chika mengangguk.

"Liat semuanya?" chika kembali mengangguk.

"Lo jijik?" chika mengangguk.

"Lo percaya?" chika menggeleng.

"Gua ga tau zee, masih bingung harus percaya sama siapa"

"Terus aran udah jelasin?" chika menggeleng, zee menghela nafasnya.

"Kalah gitu harusnya gua tunggu aran buat jelasin dulu ke lo baru gua jelasin balik"

"Emang ada apa sih?"

"Ini penjelasan versi gua ya, nanti lo juga harus dengerin penjelasan versi aran" chika mengangguk.

Zee mulai menceritakan kejadian kelam yang menimpa aran tahun lalu.

"Jadi kematian rafa ini adalah kesedihan mendalam buat aran, karena di hari itu juga mereka anniversary yang kesatu tahun"

"Kadang kalau lagi tidur aran suka mimpiin kejadian itu, dia juga ngerasa bersalah atas kejadian itu"

"Terus keluarga rafa nyalahin aran?" zee mengangguk.

"Kecuali bundanya, dia paling percaya sama aran karena dia tahu aran cinta banget sama rafa makanya aran ga bakal ngelakuin hal keji itu ke rafa"

"Aran selalu berusaha minta maaf sama keluarga rafa tapi hasilnya nihil, ayah rafa ga pernah mau liat muka aran. Setelah kematian rafa, ayahnya itu ga mau ketemu aran sedetikpun"

"Keluarga rafa kehilangan rafa dan terpukul, tapi aran lebih dari itu"

Chika terdiam, lalu semua bukti yang diberikan oleh jevon itu apa? apakah itu benar atau salah?

"Lo pasti bertanya-tanya soal bukti itu kan? gua udah bilang di awal ini cerita versi gua, selebihnya aran yang ceritain"

"Tapi gua minta sama lo chik buat ga segampang itu percaya sama jevon, dia bahaya banget asal lo tau"

"Gua masih harus mencerna kata-kata lo zee" zee mengangguk.

Sudah dipastikan bahwa chika tidak mungkin langsung percaya padanya.

"Btw makasih ya penjelasannya" zee kembali mengangguk.

"Gua harap lo bisa dengerin cerita versi aran nanti" chika mengangguk.

***

ppp

kalo gw bikin gitkath bakal ada yg baca ga ya🤔

ingin membuat gebrakan baru setelah chikara beres

komen yaw

TBC~~~

Continue Reading

You'll Also Like

147K 1.4K 4
Halo! Cerita ini BxB ya, alias cerita yang mengandung LGBTQ+ Kalau kalian Homophobic, ga usah baca cerita gua. Setiap chapter ada bagian boypvssy! B...
38.3K 3.7K 27
Marsha si cantik primadona sekolah, bidadari kesayangan para guru dan murid. Gadis cantik dengan sejuta pesona. Baik, Pintar, Berbakat, Cantik, Imut...
32.1K 2.8K 13
"setiap ngeliat dia, lagunya raisa yang judulnya Jatuh Hati langsung terputar di otak gua."
37.8K 2.2K 22
Kemungkinan ini ada 18 nya eeeeaaaaa