DICINTAI PUTRA KYAI [ END-REV...

By prynstory_

497K 19.3K 864

Typo bertebaran, harap tandai ❗ Cinta pada pandangan pertama memang sebuah anugrah yang Tuhan berikan bada su... More

Chapter. 00
Chapter. 01
Chapter. 02
Chapter. 03
Chapter. 04
Chapter. 05
Chapter. 06
Chapter. 07
Chapter. 08
Chapter. 09
Chapter. 10
Chapter. 11
Chapter. 12
Chapter. 13
Chapter. 14
Chapter. 15
Chapter. 16
Chapter. 17
Chapter. 18
Chapter. 19
Chapter. 20
Chapter. 22
Chapter. 23
Chapter. 24
Chapter. 25
Chapter. 26
Chapter. 27
Chapter. 28
Chapter. 29
Chapter. 30
Chapter. 31
Chapter. 32
Chapter. 33
Chapter. 34
Chapter. 35
Chapter. 36
Chapter. 37
Chapter. 38
Chapter. 39
Chapter. 40
Chapter. 41
Chapter. 42
Chapter. 43
Chapter End. 44
Ekstra Chapter I

Chapter. 21

10.9K 430 15
By prynstory_

Typo harap tandai❗
Update sambil revisi🙂
Jangan lupa vote & komen guys❗

•••

Prang!

"ARGHH... PERGI! HIKS PERGI!" teriak Zahra sambil menutup kedua telinganya.

Ceklek

Pintu kamar terbuka menampakan kamar yang sudah berantakan dengan pecahan kaca dan bercak darah.

"PERGI! HIKS! PERGI!"

"Astagfirullah Zahra nak!" pekik Ummi Sinta.

Zayyan berlari mendekati Zahra yang berada di sudut kamar.

"HIKS PERGI KAMU! JANGAN DEKAT-DEKAT! HIKS PERGI!" teriak Zahra histeris saat Zayyan akan mendekatinya.

"Hei.. Za dengerin aku, ini aku suami kamu." ucap Zayyan melangkah mendekati Zahra.

"HIKS.. HIKS PERGI! PERGI KAMU!" ucap Zahra dengan spontan mengambil pecahan gelas dan menodongkan nya ke arah Zayyan.

Zayyan memandang istrinya dengan penuh khawatir, dengan langkah pelan ia terus melangkah ke arah Zahra.

Zahra yang melihat Zayyan semakin mendekat ia semakin mundur, dan tangan yang memegang pecahan kaca. Zahra angat tinggi-tinggi ke arah wajah Zayyan.

"Jangan de-kat-dekat tolong." ucap lirih Zahra sambil menggelengkan kepalanya.

"Tenang sayang, ini aku Zayyan suami kamu." ucap Zayyan.

"Nggak!"  teriak Zahra menggeleng ribut.

Ketika Zayyan merasa sudah dekat dengan Zahra, ia langsung menerjang istrinya memasukkannya ke dalam pelukannya.

"Sett." ringkis Zayyan saat tangannya tidak sengaja tergores oleh pecahan kaca yang Zahra pengang.

Zahra terus berontak di pelukan Zayyan sambil berteriak. 'Duk' dengan terpaksa Zayyan memukul tengkuk istrinya, sampai Zahra tidak sadarkan diri.

Ummi Sinta yang melihat Zahra tidak sadarkan dalam pelukan putranya, sontak ia langsung menghampiri Zayyan.

"Bang cepet baringkan di kasur lagi." ucap Ummi Sinta.

Zayyan mengangguk dan menggendong istrinya kemudian membaringkan badanya di atas ranjang.

"Biar Ummi ambil kotak P3K dulu," Ucam Ummi Sinta yang di angguki Zayyan.

"Sayang jangan seperti ini Mas mohon." bisik Zayyan sambil mengucap keing sangat istri dan menciumnya.

Setelah Ummi Sinta membawakan kotak obat, Zayyan langsung mengobati luka istrinya. Kemudian Zayyan membersihkan kekacauan di dalam kamar, menyapu dan membuang pecahan kaca yang berserakan di lantai.

***

Kini di depan Kyai Azhar terlihat seorang perempuan yang sedang duduk tertunduk. Kyai Azhar menatap perempuan itu dengan tajam, aura yang dikeluarkan beliau juga tidak main-main.

"Ustadzah Amira, kamu sudah mendengar kan dari putra saya tadi." tanya Kyai Azhar.

"Nggih Kyai."  jawab ustadzah Amira.

"Saya tau kamu menghukum mereka untuk membuat mereka menyadari kesalahan mereka, tapi ustadzah tau kan hukuman yang diberikan untuk mereka yang melanggar peraturan pesantren itu untuk membuat mereka jera, bukan menyiksa mereka dan membuat mereka merasa takut." jelas Kyai Azhar.

"Saya tidak tahu siapa pelaku yang telah mengunci menantu saya di gudang belakang masjid, tapi jika saya menemukan orang nya saya  akan memberikan hukuman yang setimpal dengan apa yang dia lakukan. Seandainya  saya ustadzah tahu atau melihat siapa pelakunya tolong ustadzah bilang ke saya," lanjut Kyai Azhar.

"Jika pun ustadzah yang pelakunya, lebih baik ustadzah jujur. Jika memang ustadzah Amira pelakunya saya akan meringankan hukumannya. Mohon maaf sebelumnya saya tidak bermaksud memojokan dan menuduh ustadzah Amira." ucap Kyai Azhar.

Ustadzah Amira semakin gelisah, di dalam hatinya tersirat rasa bersalah. Ia bingung harus apa, tanganya gemetar, lidahnya terasa kelu.

"Baiklah itu saja mungkin yang ingin saya bicarakan, maaf sudah mengganggu kegiatan ustadzah." ucap Kyai Azhar.

"K-kalau gitu saya pamit kembali mengajar Kyai." sahut ustadzah dengan gugup.

"Silahkan."

"Assalamu'alaikum." dalam ustadzah Amira beranjak pergi dari gajebo yang berada di dekat ndalem.

"Wa'alaikumussalam."

Abah Azhar menghela nafasnya lelah, ia sudah tau kebenaran yang sesungguhnya. Abah Azhar bangkit dari duduknya kemudian beranjak pergi dari gajebo menuju ndalem.

Sesampainya di ndalem dan masuk ke dalam rumah, Abah Azhar melihat istrinya baru saja keluar dari kamar putranya dengan membawa kotak P3K.

"Assalamu'alaikum Ummi." ucap Abah Azhar mendekati istrinya.

"Wa'alaikumussalam Abah." sahut Ummi sambil mencium tangan suaminya.

"Gimana keadaan Zahra, Ummi?" tanya Abah Azhar.

"Zahra sempat sadar, tapi seperti yang dibilang dokter tadi. Zahra bangun tapi dia menjerit histeris Abah, bahkan Zahra melempar semua barang yang ada di dekatnya." jelas Ummi Sinta.

"Astagfirullah, sebesar itukah trauma yang dialami Zahra." sahut Abah Azhar mengelus dadanya.

"Ummi juga nggak tau Bah, kita doakan saja semoga menantu kita cepet sembuh ya." ucap Ummi Sinta.

"Aamiin."

Di dalam kamar Zayyan setia menemani Zahra. Ia menatap lekat wajah pucat sang istri, walaupun begitu Zahra tetap terlihat cantik.

Berjam-jam Zahra pingsan, hingga Zahra pun mulai membuka matanya. "Eugh." lenguh Zahra, ia berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya.

"Alhamdulillah akhirnya kamu sadar juga." ucap Zayyan mengulas senyum lembut menatap istrinya.

Zahra terkejut ketika ia mendengar suara laki-laki di samping yang tak lain adalah Zayyan. Matanya berkaca-kaca, tubuhnya bergetar ketakutan.

"Jangan! Pergi! Kamu jahat, pergi!" teriak Zahra dengan suara seraknya.

"Hei, Zahra sayang sadar, jangan seperti ini lagi!" ucap Zayyan ia langsung memeluk Zahra dengan erat menyalurkan rasa nyaman dan aman kepada istrinya.

"Tenang ya, Mas bukan mereka. Mas suami kamu Zahra," bisik Zayyan mengucapkan kata-kata penenang sambil mengusap kepala dan punggung Zahra.

Zahra yang mulai merasakan aman dan taman sontak langsung menghentikan tangisnya, Zayyan yang merasakan tangisan istrinya mulai mereda. Ia langsung melonggarkan pelukannya dan menangkup wajah Zahra.

"Hei dengerin Mas ya, mereka semua nggak ada. Kamu harus bisa melawan ketakutan kamu, itu cuma halusinasi kamu. Ya." ucap Zayyan menenangkan.

"T-tapi m-mereka." lirih Zahra.

"Nggak ada mereka nggak ada!" ucap Zayyan menyatukan keningnya dan kening Zahra.

"T-tapi a-ku takut."

Cup

"Nggak usah takut, Mas ada disini." bisik Zayyan sambil mengecup lembut kening istrinya.

"Sekarang kamu istirahat lagi ya, aku temenin." ucap Zayyan sambil membaringkan tubuh Zahra.

Zahra menatap Zayyan dengan tatapan yang sedikit takut, entah lah ia merasa takut jika Zayyan meninggalkan nya dan ia takut melihat Zayyan seperti bayangan masa lalunya.

***

"Nak gimana keadaan Zahra." ucap Ummi Sinta saat melihat putranya kelaur kamar.

"Tadi Zahra sempet histeris lagi Ummi saat melihat Zayyan, tapi alhamdulillah nya keadaan Zahra sudah agak mendingan. Sekarang Zahra lagi istirahat." jelas Zayyan.

Ummi Sinta menghela nafasnya lega, tadi ia sempat terkejut saat mendengar kalau Zahra histeris. "Syukur alhamdulillah, kalau begitu."

"Kamu istirahat ya, kamu kelihatannya capek banget." ucap Ummi Sinta sambil mengusap kepala sang putra.

"Iya Ummi, kalo gitu Zayistirahat dulu ya. Zayyan titip Zahra ya Ummi, bangunin Zay kalau terjadi sesuatu." sahut Zayyan.

"Iya."

Zayyan berjalan ke arah kamar tamu, jujur saja ia benar-benar lelah. Ia merebahkan badanya di atas kasur dengan wajah yang ditutupi satu tangannya.

Kini jam sudah menunjukan pukul 5 sore, warna langit pun sudah berubah menjadi jingga. Terlihat Zayyan masih terlelap dalam tidurnya, nampaknya laki-laki itu benar-benar kelelahan.

"Bang hei, bangun sudah sore." ucap Ummi Sinta membangunkan putranya.

"Eugh, jam berapa Ummi." sahut Zayyan dengan suara seraknya.

"Sudah jam lima." ucap Ummi Sinta.

"Astagfirullah Zayyan belum sholat ashar." lantah Zayyan terbangun dari tidurnya.

"Udah mending kamu bersih-bersih dulu, habis itu sholat mumpung masih ada waktunya. Terus kamu bangunin Zahra ya buat makan." jelas sang Ummi.

"Zahra belum bangun Ummi?" tanya Zayyan.

"Belum, Ummi sempat mau bangunin tapi. Ummi nggak tega bangunannya." ucap Ummi Sinta.

"Iya udah Zayyan mau bersih-bersih dulu." sahut Zayyan yang di angguki oleh Ummi Sinta.

Setelah Ummi nya keluar kamar Zayyan langsung bangkit dari kasurnya menuju kamar miliknya, saat memasuki kamar Zayyan melihat istrinya yang masih terlelap seperti yang dikatakan sang Ummi. Zayyan mengambil handuk kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sekitar 20 menit lamanya Zayyan berada di dalam kamar mandi, kini Zayyan sudah selesai dengan urusan kamar mandinya.

Setelah memakai pakaiannya Zayyan langsung menggelar sajadah dan memaksa shalat ashar. Ia melaksanakan shalat ashar dengan khusus, lantunan ayat-ayat al-quran terdengar indah.

Setelah 15 melaksanakan shalat Zayyan kembali membereskan sajadah nya, kemudian mendekati Zahra untuk membangunkan istrinya itu.

"Hey, sayang bangun yuk udah sore." ucap Zayyan sambil mengusap lembut pipi Zahra.

"Sayang, bangun yuk." ucap Zayyan lagi.

"Eugh!" lenguh Zahra ia merasa terusik saat merasakan usapan di wajahnya.

Zahra mulai membuka matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam netranya.

Cup!

"Bangun yuk udah sore." ucap Zayyan sambil mengecup kening Zahra.

Zahra sedikit membuka matanya ia menatap Zayyan dengan pandangan sayu, kemudian Zahra berusaha bangun dari tidurnya. Zayyan yang melihat istrinya hendak bangun sontak langsung membantu Zahra untuk bangun.

Namun sebelum itu Zayyan menaruh bantal di belakang punggung istrinya, supaya lebih nyaman.

"Mau apa hm." tanya Zayyan.

"M-inum." jawab Zahra dengan suara serak nan liriknya. Zahra memegang tenggorokan nya yang merasa kering dan sakit.

"Sebentar ya." ucap Zayyan yang di angguki Zahra.

Zayyan bangkit dari duduk nya dan keluar kamar untuk mengambilkan istrinya minum, Zayyan sangat bersyukur saat Zahra bangun ia tidak histeris lagi.

Zayyan berjalan ke arah dapur, saat sampai di dapur. Ia melihat Ummi nya yang sedang menyiapkan menata makanan di meja.

"Nak, istri kamu sudah bangun?" tanya Ummi Sinta.

"Sudah Ummi, ini Zayyan mau ngambil minum untuk Zahra." sahut Zayyan sambil berjalan ke arah rak piring dan mengambil gelas dan menuangkan air hangat ke dalamnya.

"Nak, ini bubur untuk Zahra. Nanti jangan lupa obat yang diresepkan dokter tolong Zahra minum ya." ucap Ummi Sinta.

"Iya Ummi, terima kasih maaf Zayyan ngerepotin Ummi." sahut Zayyan.

"Sutt, kayak sama siapa aja." ucap sang Ummi Sinta sambil mengelus lengan putranya.

"Iya udah Zayyan kembali ke kamar ya Ummi." sahut Zayyan.

"Iya, nanti kamu juga jangan lupa makan ya nak."

"Iya Ummi."

Setelah berbicara sebentar dengan Ummi Sinta, Zayyan kembali ke dalam kamar dengan nampan yang berisi segelas air putih dan bubur.

"Nih minum dulu," ucap Zayyan sambil menyodorkan gelas ke arah mulut Zahra.

'Bismillahirohmanirohim' ucap batin Zayyan.

"Sudah?" tanya Zayyan yang di angguki Zahra.

"Kalo udah, sekarang kamu makan bubur dulu ya."

Zayyan memangku mangkuk bubur di sebelah tangannya dan tangan yang satunya lagi untuk memegang sendok.

Zayyan mentuapi Zahra dengan telaten dan sang empu menerimanya dengan baik tanpa penolakan, setelah selesai memakan bubur Zayyan membuka obat milik istrinya dan menyuruh Zahra untuk meminumnya.

Awalnya Zahra menolak, namun dengan segala bujukan Zayyan akhirnya Zahra meminum obat. Selang beberapa menit Zahra merasakan kantuk, ia merebahkan badannya di kasur dengan dibantu Zayyan. Menutup matanya tertidur.

TBC.
Assalamu'alaikum guys aku update lagi nih!
Sebelumya aku minta maaf atas semua kekurangan dan kesalahan dalam cerita aku ini, karena jujur aku masih belajr hehe jadi mohon di maklum ya!

Terima kasih untuk kalian yang udah bersedia baca cerita aku, dan dukung aku.

Semoga kalian selalu di berikan kesehatan dan di lancarkan rezeki juga semua urusannya dan semoga selalu dalam lindungan-Nya amiinn.

Segitu dulu ya papay seeu next part👋🏻

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 125K 55
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
12.6K 299 16
Hafizhan akbar khairy. siapa sih yang tidak kenal dengan sosok pria tampan pintar agama, seorang gus di pondok pesantren al-fatah. milik abi nya. han...
35.4K 4.1K 31
Jimin tak menyangka bahwa di akhir hidupnya yang begitu mengenaskan ia akan kembali membuka mata setelah kematian akibat kecelakaan saat itu.... Dan...
1.2M 58K 67
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...