Transmigrasi 'Antagonis Mothe...

By alexy_21ale

467K 33.2K 1.6K

Selamat Membaca MAAF JIKA ADA KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DLL. Seorang wanita muda bernama Karina Adellia terlihat... More

Prolog
AM 1. Transmigrasi
AM 2. Maaf
Perhatian!!
AM 4. Bekal
AM 5. Drama
AM 6. Amnesia?
AM 7. Kebenaran dan obsesi
AM 8. Pantai
AM 9. Kembar Identik
AM 10. Hug Me
AM 11. Kebenaran(2)
AM 12. Xessar!
AM 13. Fakta Baru
AM 14. Shock Berat

AM 3. Berbeda

29.6K 2.3K 73
By alexy_21ale





"Bibi mau masak makan malam ya?" tanya Melody yang membuat bi Sum berbalik melihat nona-nya yang tersenyum manis kearahnya. "Iya nona," jawab bi Sum sekenanya sambil balas tersenyum.

"Malam ini dan seterusnya saya aja bi yang masak. Bibi bisa kerjain pekerjaan yang lain," ucap Melody. "Tapi nona. Saya takut nona kenapa-napa. Lebih baik nona duduk saja sembari menunggu tuan muda," jawab bi Sum yang khawatir terjadi apa-apa kepada nona-nya itu.

"Tidak apa bi. Saya bisa kok, " jawab Melody meyakinkan sembari menuju kulkas sedangkan bi Sum hanya mengangguk pelan. Melody memilih bahan-bahan untuk membuat sup ayam, ayam goreng mentega, dan juga capcay.

Seingat Melody, Varo sangat menyukai sup ayam dan juga telur balado. Itulah mengapa ia memasak sup ayam dalam menu malam ini. Dan untuk telur balado, mungkin besok Melody akan memasakkannya untuk Elvaro.

Bi Sum yang melihat kegiatan nona-nya pun menawarkan bantuan. "Saya bantu ya nona." ucapnya yang dibalas Melody dengan anggukan seraya tersenyum.

"Sekalian potong ayam ini ya bi, 1 bungkusnya lagi tidak usah dipotong. " Melody menyodorkan 2 bungkus ayam frozen food kepada bi Sum yang diterima baik olehnya. Bi Sum yang mendapat persetujuan langsung menyiapkan alat-alat memasak dan membantu memotong ayam.

"Nona akan memasak apa untuk malam ini?" tanya bi Sum memastikan melihat banyaknya ayam serta satu bungkus ayam frozen food yang dipotong menjadi dua bagian. Dan sayuran yang dicuci oleh nona-nya itu.

"Saya akan memasak sup ayam, ayam goreng mentega, dan juga capcay bi." jawab Melody tanpa mengalihkan pandangannya dari mencuci bahan masakan dan didengarkan oleh bi Sum. "Lagipula, Elvaro sangat menyukai sup ayam bi." lanjutnya tersenyum, membayangkan anaknya itu akan makan dengan lahap.

Ucapan Melody membuat bi Sum mengerutkan keningnya dan menerka-nerka apakah ia melewatkan sesuatu. "Dari mana nona Melody tahu makanan kesukaan tuan muda. Bukankah nona Melody tidak pernah mau tahu tentang semua yang berkaitan dengan tuan muda," batin bi Sum.

Setelah tersadar dengan pemikiran yang menurutnya salah itu, bi Sum kembali melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

Setengah jam kemudian, semua masakan telah selesai. Melody mencicipi rasa sup ayam buatannya. Merasa pas dengan rasa sup ayam itu, Melody pun memindahkannya kedalam dua mangkuk berbeda.

"Cobalah bi, ini untuk bibi." ucap Melody menyodorkan sup ayam buatannya itu. "Ambilah bi." lanjut Melody melihat bi Sum. "Terimakasih nona," jawab bi Sum sembari menerima sup ayam tersebut dan mencicipinya.

Bi Sum yang merasakan masakan nona-nya itu pun terdiam merasa tidak percaya. "Saya baru tahu kalau nona Melody bisa memasak makanan seenak ini!" Setaunya, nona-nya itu tidak pernah memasak apalagi ke dapur, karena setiap makan tiba Melody hanya ingin disiapkan oleh pelayan.

"Bi, kenapa? Apakah tidak enak?" pertanyaan yang mencul dari suara halus nona-nya dengan nada sedihnya itu membuat bi Sum tersadar.

"Maaf nona, saya tadi melamun karena baru kali ini saya merasakan makanan seenak ini." jawab bi Sum yang takut nona-nya salah paham melihat keterdiaman dirinya.

Melody yang mendengar itu merasa bahagia dengan hasil masakannya. "Benarkah bi?" tanyanya dengan mata berbinar bahagia. "Iya nona." jawab bi Sum tersenyum senang melihat nona-nya bahagia karna hal-hal kecil.

"Semoga nona tetap seperti ini ya Tuhan..." batin bi Sum bahagia.

"Baiklah. Kalau begitu bantu saya menghidangkan ke meja makan bi." ucap Melody. "Baik nona." jawab bi Sum yang langsung melaksanakan kegiatannya. Dengan Melody yang membawa mangkuk berisi sup ayam tersebut.

Disisi ruang lain dengan tempat yang sama, Elvaro baru selesai membersihkan tubuhnya. Elvaro keluar dengan handuk yang hanya melilit pinggangnya, yang membuat perut sixpack nya terlihat.

By: Pinterest

Elvaro pun memasuki walk in closet. Ia mengambil baju santai dan celana pendek untuk ia kenakan. Elvaro juga merapikan rambutnya dan mengacaknya pelan.

Setelah merasa selesai dengan kegiatannya, Elvaro keluar dari kamarnya untuk menuju lantai dasar karena sudah waktunya untuk makan malam.

Elvaro berhenti berjalan saat akan melewati kamar ibunya, ia pun melamun menatap pintu kamar ibunya itu.

"Tadi gue nggak mimpi kan, kalau mama minta maaf dan meluk gue?" batinya. "Kayaknya enggak deh,"

"Hufthh..." helanya pelan. "Apa mama udah bangun? Bukannya mama belum makan tadi siang." batin Elvaro bertanya pada dirinya sendiri.

Lama termenung, ia memutuskan untuk membuka pintu tersebut. "Gue cek aja lah," ucapnya pelan.

Cklek

"Mah...? " panggilnya pelan setelah membuka sedikit pintu itu. Karna tidak ada sahutan Elvaro pun membuka lebar pintu tersebut. Elvaro tidak melihat keberadaan ibunya dan yang ia lihat hanyalah kamar yang rapi begitupun tempat tidur ibunya yang seperti tidak dipakai.

"Kayaknya gue tadi siang beneran cuman mimpi," gumamnya tersenyum miris. Merasakan perasaan kecewa karna terlalu berharap ibunya akan berubah baik kepadanya.

Elvaro pun memutuskan untuk keluar dan melanjutkan perjalanannya. Setelah turun, Elvaro berjalan menuju ruang makan.

Tap...

Tap...

Tap...

Saat mencapai ruang makan, matanya tidak sengaja beradu pandang dengan tatapan lembut ibunya serta ibunya yang tersenyum manis kearahnya. Elvaro pun memberhentikan langkahnya.

Elvaro sekarang yakin kalau ibunya telah berubah, apalagi saat melihat senyum manis ibunya yang ditunjukkan untuknya.

"Mah..." lirihnya pelan. Melody yang melihat Elvaro menghentikan langkahnya pun memanggil Elvaro dengan suara halusnya. Melody tau kalau Elvaro masih belum percaya dengan perubahan ibunya yang tiba-tiba ini.

"Kenapa diam disitu sayang?" ucap Melody. "Sini sayang kita makan malam bersama, mama udah masakin makanan kesukaan kamu." lanjutnya menatap Elvaro.

Mendengar kata 'sayang' diucapkan dari bibir sang ibu, Elvaro langsung mendekati ibunya dan memeluknya erat. "Ehh...?" bingung Melody.

"Kenapa, hmm?" tanya Melody membalas pelukan Elvaro sambil mengusap kepala anaknya itu pelan.

"Elvaro sayang mama." ucapan Elvaro dengan nada pelan itu membuat Melody tertawa, merasa lucu dengan tingkah anaknya itu.

"Mama tahu sayang, karna mama juga menyayangimu." ucapnya menghentikan tawanya. Sedangkan Elvaro, wajahnya telah memerah karena malu. Ayolah, apakah ibunya tidak merasakan kalau jantungnya berdetak kuat.

Melody mengarahkan wajah Elvaro untuk melihat kearahnya. Melihat wajah memerah itu, dengan gemas Melody mencium wajah Elvaro berulang kali. Elvaro yang mendapat perlakuan ibunya hanya bisa menenggelamkan wajahnya di ceruk leher ibunya itu.

"Udah-udah, ayo kita makan dulu sayang." ajaknya kepada Elvaro. Yang dibalas anggukan oleh Elvaro.

Bi Sum yang melihatnya tersenyum bahagia. Ia berharap nona dan tuan mudanya akan selalu bahagia seperti saat ini.

Kini hanya ada suara dentingan sendok dan piring yang beradu.

"Mama tau darimana makanan kesukaan Varo?" tanya Elvaro disela-sela makannya. Melody yang mendengar itu menghentikan makannya. Ia merasa bingung untuk menjawab pertanyaan Elvaro itu.

Elvaro yang melihat keterdiaman ibunya merasa bersalah. "Maaf ma, Elvaro gak bermaksud-" ucapan Elvaro terpotong oleh jawaban Melody.

"Gakpapa sayang. Mama tau ya... karna Varo adalah anak mama, " ucap Melody sembari mengusap lembut kepala Elvaro. "Sekarang lanjut makannya ya." Elvaro yang mendengarnya tidak memikirkan lebih lanjut tentang ibunya yang tau kesukaannya itu. Ia pun hanya membalas dengan anggukan dan tersenyum.

🌻🌻🌻

Mansion Franklin

Suasana meja makan di keluarga Franklin terasa hening dengan hanya terdengar suara dentingan sendok.

"Aku selesai, " ucap Michelle mendorong piringnya dan berlalu dari sana untuk menuju kamarnya. Ayah dan Abang Michelle hanya memandang kepergian Michelle tanpa mengeluarkan suara.

"Saya juga selesai," ucap Veer anak pertama Vander. "Hmm," jawab Vander. Veer pun berlalu untuk ke ruang kerjanya. Diumur Veer yang baru memasuki 20 tahun itu, ia sudah memiliki perusahaan sendiri yang bernama Drn'Company yang artinya Dorion Company yang diambil dari nama tengahnya. Veer memang lebih sering menghabiskan waktunya di ruang kerja miliknya dan bekerja.

Setelah kepergian Veer suasana meja makan makin terasa sunyi.

"Kau juga tidak ingin pergi, sama seperti saudaramu?" tanya Vander datar kepada Alvero anak keduanya. "Tidak." ucap Alvero datar dan melanjutkan makannya.

Vander hanya diam dan tidak berniat menanggapi jawaban Alvero. Memang beginilah suasana di Mansion Franklin setiap harinya. Sepi, sunyi dan suram.

🌻🌻🌻


Keesokan paginya Melody terbangun dan melihat kearah jam yang ada di atas nakas. "Udah pagi ternyata," gumamnya pelan sembari meregangkan tubuhnya yang kaku.

Saat jam masih menunjukkan pukul 5 pagi Melody yang telah terbangun dari tidurnya itu memutuskan untuk mandi. Setelah selesai, ia pun menuju walk in closet.

By:Pinterest

Selesai berpakaian, ia melanjutkan memakai skincare rutinnya agar wajahnya tetap segar dan cantik. Melody pun berdiri di depan kaca full body dan dirasa sudah cukup dengan penampilannya, Melody berlalu keluar kamar menuju dapur yang ada di lantai dasar.

Melody membuka kulkas dan memilih beberapa bahan untuk membuat nasi goreng, ayam goreng dan telur balado.

Selesai memasak ia pun memasukkan ke wadah yang akan dihidangkan dimeja makan dan juga tempat bekal untuk dibawa Elvaro kesekolah.

"Nona," panggil bi Sum yang membuat Melody menoleh. "Apa nona baru saja selesai memasak?" tanya bi Sum yang melihat banyak makanan di dekat nona-nya.

Sambil tersenyum Melody pun menjawab, "Iya bi. Kan saya kemarin sudah bilang kalau saya yang akan memasak mulai sekarang." bi Sum yang mendengarnya hanya bisa mengangguk tersenyum.

"Ada yang mau dibantu nona?" tanya bi Sum kembali. "Boleh bi. Tolong ini bawa kemeja makan ya bi, saya mau keatas membangunkan Elvaro." jawab Melody.

"Baik nona." ucap bi Sum. Melody yang mendengar jawaban bi Sum berlalu dari sana menuju kamar Elvaro.

Melody memutuskan untuk menggunakan lift yang ada di mansion itu agar lebih cepat sampai. Mansion ini memang memiliki lift, biasanya Melody yang dulu lebih sering menggunakan lift karena malas untuk berjalan menuruni tangga. Sedangkan Elvaro hanya sesekali, saat merasa malas untuk menaiki tangga.

Setelah sampai didepan pintu kamar Elvaro, Melody pun mengetuk pintu itu beberapa kali. Melody yang tidak mendengar jawaban dari Elvaro pun memutuskan untuk memasuki kamar anaknya itu.

Dapat Melody lihat, kamar yang bernuansa abu-abu, putih dan coklat. Perpaduan warna yang membuat kamar Elvaro terlihat tenang dan nyaman.

Melody memusatkan perhatiannya kepada Elvaro yang masih bergelung di atas tempat tidurnya. Ia yang melihatnya hanya tersenyum tipis dan berlalu ke kamar mandi Elvaro untuk menyiapkan air hangat.

Melody yang telah selesai pun keluar dan mendekati Elvaro untuk membangunkannya, karna hari ini adalah hari kamis Elvaro masih harus bersekolah.

"Sayang... bangun nak," ucap Melody sembari mengelus kepala Elvaro pelan dan mengecup keningnya. Elvaro yang mudah terbangun pun mengerjapkan matanya.

Saat membuka mata, Elvaro dapat melhat wajah ibunya yang tersenyum. Elvaro pun balas tersenyum tipis "Mah..." suara berat khas bangun tidur terdengar dari bibir Elvaro. Elvaro pun beranjak dari tidurnya untuk duduk dan meregangkan ototnya yangg kaku.

"Mandi sana, sekarang udah jam 06.09 pagi. Mama juga udah siapin air hangat untuk Varo mandi," ucap Melody "Setelah selesai nanti, langsung turun kebawah ya sayang. Kita sarapan bersama," lanjut Melody yang dijawab anggukan dan ucapan terimakasih dari Varo.

Elvaro berjalan gontai menuju kamar mandi, Melody yang melihatnya merasa gemas akan tingkah anaknya itu.

Melody beralih menuju walk in closet Varo dan mangambil baju yang akan dikenakan Varo hari ini. Setelah dapat, ia menaruhnya diatas tempat tidur Elvaro.

Berlalu keluar kamar dan turun kebawah untuk menunggu Elvaro. 30 menit kemudian Elvaro baru menuruni tangga dan menuju meja makan tempat ibunya menunggu.

"Duduk sini sayang. Mama udah siapin sarapan kamu, " ucap Melody sambil memasang senyum manis dan dibalas senyuman juga oleh Elvaro. "Iya mah. " jawab Elvaro sambil mendudukan dirinya di kursi dekat ibunya itu.

Mereka akhirnya sarapan dengan tenang dan hanya terdengar suara dentingan sendok yang beradu dengan piring.

"Varo selesai. Makasih mah, makanannya enak." ucap Varo tersenyum ke arah ibunya setelah sarapannya habis. "Syukurlah kalau Elvaro suka." balas Melody senang.

Melody memberikan susu hangat rasa Vanilla kepada Elvaro yang diterima baik oleh Elvaro dan meminum susu vanilla itu sampai habis.

Elvaro merasakan perasaan bahagia yang membuncah. Dia pun berdiri untuk berpamitan, kalau tidak ia tidak akan berangkat sekolah karna perasaan bahagia itu.

"Mah, Varo pamit mau pergi sekolah." ucapnya lalu mengecup kening dan kedua pipi ibunya. Melody juga balas mengecup kening dan pipi Alvaro.

"Iya sayang, dan ini bekal untuk Varo dimakan ya kalau sudah waktunya istirahat." ucap Melody tersenyum sembari menyodorkan paperbag berisi bekal makanan yang dibuatnya tadi.

Elvaro yang mendapatkan serangan kebahagian dari ibunya itu, lantas mengambil bekal yang disodorkn ibunya dengan senang hati.

"Makasih mah." ucap Elvaro. "Iya sama-sama sayang. Ayo mama antar ke depan," ucap Melody sembari menggandeng lengan Elvaro. Dan dibalas anggukan oleh Elvaro sembari berjalan bersama menuju teras depan.

"Varo berangkat mah," ucap Elvaro mencium punggung tangan sang ibu dan dibalas usapan lembut dikepalanya. "Hati-hati ya sayang. Jangan ngebut bawa motornya." peringat Melody kepada Elvaro.

"Iya ma," ucap Elvaro dan mencuri satu kecupan dipipi sang ibu. Dan dengan cepat menaiki motornya sedangkan Melody hanya tersenyum sembari melambaikan tangannya.

Setelah Elvaro tidak terlihat lagi, Melody pun kembali memasuki Mansion.

🌻🌻🌻

Mansion Franklin

Vander telah rapi dengan jas kantor yang melekat ditubuh tegapnya. Wajar saja karna Vander adalah Ceo dari Franklin Company dan ia harus datang pagi untuk mencontohkan kedisiplinan kepada seluruh karyawannya. Ia duduk dimeja makan menunggu anak-anaknya untuk turun dan sarapan bersama.

Jujur saja, Vander sebenarnya sangat menyayangi anaknya. Tapi Vander tidak bisa menunjukkan kasih sayangnya, yang terlihat hanya wajah datar dan tatapan tajam sehingga membuat anak-anaknya tidak berani dan merasa sungkan untuk mengungkapkan perasaan mereka kepada sang ayah.

Semua pelayan bergegas menyajikan makanan yang mereka buat ke meja makan. Vander hanya melihat dan duduk dengan tenang sembari meminum kopinya.

Tap...

Tap...

Tap...

Suara ketukan sepatu terdengar oleh telinga Vander, ia melihat kalau pelakunya adalah Alvero dan Michelle yang berjalan beriringan menuju kursi dimeja makan tempatnya menunggu. Kursi pun ditarik oleh Alvero dan Michelle dan duduk dengan tenang.

"Kita tunggu abang kalian." ucap Vander memecah kesunyian. "Iya pah," jawab Alvero dan Michelle berbarengan.

Tidak lama berselang, suara ketukan sepatu pantofel dan tarikan kursi terdengar. Vander yang melihat Veer telah duduk tenang pun berbicara. "Makan." ucap Vander datar seperti biasanya.

Mereka pun memakan sarapan mereka dengan keadaan tenang dan sunyi. Setelah selesai sarapan, merka bersiap untuk pergi kesekolah dan perusahaan masing-masing.

Sebelum berangkat, Alvero meminta izin kepada Ayahnya untuk melihat ibunya dan Elvaro. "Pah... " panggil Alvero yang membuat Vander, dan yang lain melihat kearahnya.

"Kenapa?" tanya Vander datar. "Aku pulang sekolah nanti izin menemui Elvaro," ucapnya meminta izin.

"Hmm. Papa, abang dan adikmu akan datang saat malam hari. " jawab Vander yang dibalas anggukan oleh mereka. Mereka memang masih sering ke Mansion Melody untuk melihat Elvaro dan biasanya Melody juga tidak perduli saat mereka datang, yang penting mereka tidak mengganggu Melody itu saja.

Mereka pun berangkat ke tempat tujuan masing-masing setelah selesai dengan pembicaraan singkat itu.

.
.
.
.
.
Hallo guys
I'm comback

Author sebenarnya tadi mau up subuh seperti biasanya, tapi gak jadi. Ya karna author gak tau kalau kuota author abis😅

Selamat membaca.

2352 kata.

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 88.2K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
257K 12.9K 29
syeena gadis yang berusia 17 tahun dan dikenal dengan sifat ramah ceria sekaligus barbar nya, harus meregang nyawa karna dibunuh oleh musuh bisnis ay...
591K 16.9K 9
Penyesalan selalu hinggap di hati aletta Xaviera levaninna alexander. polos dan bodoh itulah sifat dirinya sehingga dimanfaatkan oleh pacar Dan sahab...
272K 23.2K 22
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...