My CEO is My Ex (On Going)

By WahyuniTyas3

8.3K 234 0

Bagaimana jadinya jika mantanmu adalah CEO di tempatmu bekerja, apalagi dia yg telah menorehkan luka di hatim... More

Prolog
Hilangnya Arunika
Kemarahan Raditya
Promnight
Kepergian Arunika
Penyesalan Devian
Bertemu Kembali
Perjodohan
Kau masih Kekasihku
Bertemu Kiara
Kedatangan Miranda
Ancaman Bondan
Misi Raka dan Arunika
Medusa dan Ratu Drama
Sahabat?
Perjanjian
Oma Renata
Aku Menyesal Arun
Kulkas dua pintu
Lebih Dekat?
Cemburu
Makan Malam 1
Makan Malam 2
Selena si Ratu Drama
Rencana Marissa
Pertemuan Oma Renata dan Arunika
Makan Siang
Di permalukan atau Mempermalukan
Sumpah Miranda
Penangkapan Bondan
Have Fun
Perjanjian Selena dan Erick
Deal
Are You Okay?
Jogjakarta punya cerita
Alasan Devian
Pengganggu
Senja yg Romantis
Amnesia disosiatif
Fakta Baru
Selena Berubah
Kaburnya Miranda
Rahasia Marina
Misi Rahasia
Permintaan Arunika
Kembaran Arunika
Devian cemburu?
Kejutan untuk Erick
Aksi Clarissa
Arunika ngambek?
Surat penangkapan Miranda
Bukti baru tentang Marissa
Selena pamit
Raditya kembaran Arunika?
Tentang Arunika
Surat gugatan cerai
Marissa dan selingkuhannya
Kepergian Selena
Marissa Kritis
Rencana tuan David
Marissa sadar
Resmi bercerai
Aksi absurb Arunika
Karma tabur tuai
Curahan hati Clarissa
Bertemu calon mertua
Pemilik Hatiku
Marissa di tangkap
Identitas Kiara?
71.
72.
73

Surprised Birthday

67 2 0
By WahyuniTyas3

Setengah jam kemudian mobil yg di kendarai Devian tiba di depan Kay's Cafe, dengan di iringi rintik hujan yg membasahi tanah Arunika keluar dari mobil dan berlari menerobosnya tanpa menunggu Devian yg sedang mengambil payung di jok belakang, melihat Arunika yg sudah masuk ke Cafe lebih dulu Devian bergegas membuka payungnya dan saat akan melangkah menyusul Arunika, ada suara yg memanggilnya dari belakang.

"Devian tunggu". Seru Clarissa lumayan keras.

Devian menoleh ke belakangnya dimana terlihat Clarissa yg baru saja turun dari taxi, rupanya gadis itu mengejarnya hingga kesini.

Devian menghela nafasnya lelah menghadapi tingkah Clarissa, gara - gara cewek satu ini Arunika jadi ngambek padanya, "Mau apa lagi". Ucapnya dingin dengan tatapan menusuk.

"Nemuin lo lah, Gue kan pergi sama lo jadi pulangnya juga harus bareng". Clarissa celingukan kesana kemari, "Dimana Arun?, bukannya tadi lo ngejar dia?". Tanya Clarissa dengan wajah tak bersalahnya.

"Dia ngambek dan ini semua gara - gara lo". Ujar Devian sambil berlalu meninggalkan Clarissa yg masih berdiam diri mencerna perkataan Devian, sesaat setelahnya dia berlari sambil memanggil nama Devian.

"Dev tungguin dong". Teriak Clarissa mengejar Devian yg baru masuk ke dalam cafe.

"Permisi mbak, mau tanya apa mbak lihat dimana Arunika?". Tanya Devian pada kasir Kay's cafe. Devian sengaja langsung to the point karena dia yakin semua karyawan disini pasti mengenal Arunika dengan baik.

"Mbak Arunika ya.. Tadi dia pergi ke rooftoop mas". Jawab sang kasir ramah sambil tersenyum manis kearah Devian, menurutnya kapan lagi dia bisa berbicara dengan CEO tampan idola banyak cewek seperti di depannya ini.

"Oke, terima kasih". Ujar Devian sebelum berlalu pergi menuju rooftoop seperti yg di katakan sang kasir tadi.

Sedangkan Clarissa mengikutinya dari belakang dengan nafas ngos - ngosan.

"Dev kenapa jalannya cepet banget sih, gue kan capek ngejar lo". Protes Clarissa saat sudah berada di samping Devian.

"Gue gak nyuruh lo, mending lo pulang dari pada Arun semakin ngambek dan salah paham sama gue". Kata Devian ketus. Devian menghentikan langkahnya di depan pintu masuk rooftoop.

"Nggak, gue nggak mau, lagian gue pergi bareng lo dan pulang juga harus sama lo, titik". Tolak Clarissa yg tetep kekeuh ingin bersama Devian.

"Huft.. Terserah, tapi gue minta lo jangan deket - deket gue, gue gak mau kehadiran lo nambah masalah buat hubungan gue sama Arun". Setelah memberi peringatan pada Clarissa, Devian menekan handle pintu.

Ceklek

Pintu pun terbuka Devian melangkahkan kakinya untuk masuk, baru beberapa langkah Devian berhenti, dia mengernyit heran kenapa rooftoop terlihat remang - remang dan tidak ada penerangan sedikitpun kecuali dari sorot lampu jalanan yg menyinari, dengan pelan Devian melanjutkan langkahnya sambil memanggil nama Arunika.

"Run.. Arun kamu dimana". Panggil Devian cukup keras sambil menoleh kanan kiri siapa tau ada bayangan seseorang disana meski hanya remang - remang.

"Dev kayaknya Arun gak ada disini deh, mending kita balik aja yuk dari pada disini gelap banget bikin merinding". Ucap Clarissa yg memegang hoodie Devian dari belakang sambil tangan satunya mengusap lengannya yg terasa dingin.

Clarissa memang takut gelap lebih tepatnya dia takut dengan hantu karena dahulu sewaktu kecil dia pernah berjalan malam - malam sendiri dari taman komplek yg berada di ujung gang menuju rumahnya dan saat melintasi pohon besar yg cukup gelap penerangannya, Clarissa melihat ada hantu berbaju putih dengan rambut panjang sedang duduk di ranting sambil tertawa, Clarissa yg waktu itu masih kecil pun menoleh dan saat dia amati ternyata itu adalah hantu kuntilanak penunggu pohon besar tersebut, Clarissa menangis histeris sampai terdengar warga sekitar yg langsung keluar rumah dan berbondong - bondong menghampirinya, saat di tanya Clarissa malah syok dan pingsan, dan setelah kejadian itu Clarissa meminta pada orang tuanya untuk pindah rumah, dan kejadian itu juga membuat Clarissa trauma dengan gelap.

"Siapa suruh lo ngikutin gue, mending lo kembali ke bawah dari pada trauma lo kambuh karena gue gak mau tanggung jawab". Ujar Devian. Devian memang tau jika Clarissa memiliki trauma dengan gelap, itu juga yg menjadi alasannya dulu kenapa dia dengan suka rela menemani Clarissa pergi keluar saat malam tiba. Dia merasa iba dengan keadaan Clarissa saat itu, Devian mengetahui tentang cerita itu dari tante Rini yg saat itu sedang berbicara dengan papahnya.

"Ck, nyebelin banget sih lo". Clarissa akhirnya memilih untuk kembali ke bawah.

Devian yg mendengar jika langkah kaki Clarissa menjauhinya dia merasa lega, akhirnya Clarissa pergi juga dan sekarang dia tinggal fokus untuk mencari pujaan hatinya yg katanya berada di rooftoop.

"Run.. Arun.. Kamu dimana". Ulang Devian lagi. Devian melangkahkan kakinya ke depan hingga tak sengaja kakinya menyandung sesuatu. Dia merogoh saku celananya untuk mencari keberadaan ponselnya, saat di raba tidak ada barulah Devian ingat jika tadi dia meninggalkan ponselnya di dalam mobil karena saking paniknya melihat Arunika turun dari mobil dengan diam membisu dan berlari memasuki cafe tanpa menunggu dirinya.

Devian yg masih menerka - nerka apa yg di sandungnya tadi tidak memperhatikan sekitarnya, tiba - tiba terdengar petikan gitar yg memecah kesunyian di atas rooftoop, saat Devian mencari kearah sumber suara itu, ternyata suaranya berasal dari tengah rooftoop bersamaan dengan lampu yg menyala bergantian. Devian melangkahkan kakinya menghampiri seorang gadis yg duduk memangku gitarnya sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun dari Jamrud. Baru tiga langkah Devian di buat terkejut dengan suara riuh di belakangnya yg menyanyikan lagu happy birthday dengan cepat Devian membalikkan badannya, dia mematung di tempat melihat semua orang terdekatnya berada disana terlebih lagi ada Arunika yg memimpin di depan sambil membawa kue ulang tahun, Arunika berjalan menghampiri Devian sambil menyanyikan lagu happy birthday, saat sudah berada di depan Devian Arunika tersenyum manis kearahnya, Arunika meminta Devian make a wish dulu sebelum meniup lilinnya, setelah lilin - lilin itu padam Devian memeluk Arunika erat sambil mengucapkan kata maaf dan terima kasih berulang kali, perasaan bahagia membuncah di dadanya sampai Devian menitikkan air matanya sambil tersenyum lebar dan sesekali mengecup puncak kepala Arunika dengan sayang, setelah puas memeluk erat tubuh Arunika, Devian melepas pelukannya dan menatap semua orang yg berada di rooftoop itu. Disana ada oma Renata, tante Rini, tuan David, Erick beserta kekasihnya, Clarissa, Mikayla, dan tidak lupa juga ketiga sahabat Arunika di kantor yaitu Ayu, Tika dan Johan. Devian menerbitkan senyumnya menatap semua orang yg sudah memberikannya kejutan di hari ulang tahunnya walaupun ada satu sahabatnya yg tidak bisa hadir di hari spesialnya karena memang dia masij berada di luar negeri.

"Potong kuenya dulu Dev". Pinta tante Rini sambil menyodorkan pisau. Devian memberikan potongan kue pertamanya untuk oma Renata setelah itu papahnya baru yg ketiga untuk Arunika. Semua menyorakinya dengan riuh, mereka melanjutkan surprised birthday malam ini dengan makan - makan yg memang sudah terhidangkan diatas meja.

"Sayang kamu yg merencanakan ini semua?". Tanya Devian yg masih tidak percaya dengan kejutan yg baru saja dia terima. Devian menatap gadis pujaannya dengan dalam dan penuh perasaan.

"Ya, aku di bantu sama mereka semua, sebenarnya ini ide Clarissa yg pengen nge-prank kamu pas ultah". Jawab Arunika tersenyum tipis sambil melihat semua orang yg sudah duduk disana.

"Berarti kamu pas ngambek tadi bohongan dong?, trus pas di restoran tadi saat ada Aurel itu juga kamu yg nyuruh?". Tanya Devian lagi, dia masih penasaran dengan kejutan yg baru dia dapatkan.

"Ck, ngapain sih lo nyebut - nyebut cewek kampung itu bikin bad mood aja, kalo gak sedang akting karena ada tante Marissa di restoran tadi gue juga ogah berdekatan sama lo apalagi sampai di teriakin jadi pelakor, memang kurang ajar tuh cewek". Sewot Clarissa yg kesal dengan Aurel karena sudah mempermalukannya di tempat umum.

"Maksudnya gimana sih?". Devian bingung menoleh kearah Arunika yg memang duduk di sampingnya meminta penjelasan.

"Sebenarnya tadi Clarissa sedang akting untuk menjalankan rencana yg sudah dia susun bersama tante Marissa tapi kalo soal kedatangan Aurel itu emang aku gak tau, aku juga kaget pas dia samperin kamu bahkan sampai berani ngehina Clarissa di depan umum, untung saja tante Marissa percaya dengan akting Clarissa dan memilih pergi setelah itu, jadi aku bisa keluar dari sana". Jelas Arunika pada Devian yg menatapnya serius.

"Jadi dia tadi hanya akting?, bukan mau caper sama aku?". Tanya Devian sambil menunjuk Clarissa menggunakan dagunya.

"Heh.. kalo gak terpaksa gue juga ogah berbuat gitu sama lo, jadi jangan kege-eran lo". Ketus Clarissa. Ya Clarissa memang sudah benar - benar berubah, dia memang setuju bekerja sama dengan Marissa karena ingin membalas kebaikan Arunika dan dia ingin membantu Arunika dengan cara mengikuti rencana Marissa tapi diam - diam di belakang Marissa dia menyusun rencana sendiri bersama Arunika.

"Syukur deh lo gak suka sama gue lagian gue juga ogah sama cewek judes kayak lo". Ujar Devian membalas perkataan Clarissa lalu menoleh kearah Arunika, "Trus pas aku ngejar kamu di parkiran dan di mobil itu kamu sengaja cuekin aku karena mau nge-prank aku". Devian yg baru sadar ternyata tadi dia dikerjai oleh kekasih tercinta-nya. Tapi di sisi lain dia senang karena Arunika tidak marah padanya dan malah gadisnya itu menyiapkan kejutan ulang tahunnya, padahal dia saja lupa jika sekarang sedang berulang tahun. Devian juga tidak pernah kepikiran apalagi sampai berangan- angan jika Arunika akan memberikan surprised birthday yg sangat berkesan untuknya. Meskipun hanya sederhana tapi Devian merasa malam ini merupakan malam terindah yg pernah dia lalui selama ulang tahunnya dan dia akan menjadikan malam ini sebagai kenangan terindah di hari spesialnya.

"Iya, sebenarnya tadi di parkiran juga masih ada tante Marissa yg mengawasi kita dari dalam mobilnya makanya aku cuekin kamu, tapi aku gak akan minta maaf sama kamu karena sudah nge-prank kamu, kapan lagi bisa ngerjain atasan kalo gak pas ultah, lagian ngeliat ekspresi wajah kamu yg cemas dan putus asa menurutku itu unyu banget, kamu bisa menampilkan ekspresi lain selain datar dan dingin". Ucap Arunika sambil mengerlingkan matanya menggoda kearah Devian. Yg di goda justru memasang wajah kesalnya.

"Kamu ya.. Awas aku bales kamu, padahal kalo di depan kamu wajahku selalu ramah dan penuh senyum". Kata Devian sambil menggelitiki pinggang Arunika, Arunika yg kegelian tertawa terbahak - bahak. Semua orang yg berada disana melihat kedua sejoli yg sedang tertawa itu ikut bahagia, dalam hati mereka berdoa semoga tidak ada rintangan dan cobaan yg menerjang pada hubungan mereka dan tidak ada orang ketiga yg masuk ke dalamnya.

"Sudah cukup Dev, mending kalian semua lanjutkan makannya saja, ini sudah larut malam dan kalian semua juga butuh istirahat". Ujar Oma Renata sambil menatap semua yg duduk di sana.

"Untuk semua yg sudah berkenan hadir pada perayaan ulang tahun cucu saya yg sederhana ini saya sebagai oma dari Devian mengucapkan banyak terima kasih karena sudah meluangkan waktunya dan ikut membantu memberi kejutan untuk Devian". Imbuhnya lagi. Semua yg ada di sana mengangguk dan tersenyum menanggapi perkataan oma Renata, berbeda dengan yg lainnya Erick malah berbicara dengan konyolnya.

"Gak masalah oma yg penting bulan depan bonusnya di tambah". Celetuk Erick yg membuat ketiga sahabat Arunika di kantor itu kaget, bagaimana tidak kaget jika Erick berbicara sesantai itu dengan oma Renata yg notabene'nya adalah Boss Besar di kantornya, orang nomor satu yg di hormati dan di segani oleh seluruh karyawan MW Group.

"Dasar cari kesempatan dalam kesempitan". Sinis Devian yg jengkel karena sahabat serta asistennya itu ternyata ikut andil dalam mengerjainya.

"Biarin lah boss kan gak ada salahnya memberi usulan pada boss besar, siapa tau bisa terealisasi". Jawabnya tengil, Semua yg mendengar jawaban Erick tertawa sambil geleng - geleng kepala. Oma Renata yg mendengarnya hanya tersenyum tipis, beliau bahagia melihat cucunya di kelilingi orang - orang baik dan memiliki sahabat yg tulus dan selalu menemaninya dalam suka maupun duka.

"Aku kira kamu udah berubah Rick, ternyata masih sama konyolnya kayak dulu". Ujar Arunika menatap Erick, "Ara lo gak usah syok liat cowok lo kayak tadi, emang aslinya dari dulu ya gitu, tengil". Lanjutnya sambil menoleh kearah Kiara yg dari wajahnya kentara sekali kalo dia terkejut melihat sikap tengil kekasihnya yg baru di lihatnya hari ini.

"Sialan lo Run, beraninya lo komporin cewek gue". Ucap Erick spontan yg mendapat pelototan dari oma Renata, tapi yg di pelototi hanya nyengir sambil mengangkat kedua jarinya dengan membentuk huruf 'v'.

"Heh jaga mulut kamu, sudah bosen kerja kamu?". Tatapan Devian mengintimidasi Erick, dia tidak rela jika ada yg berbicara kasar pada kekasihnya.

"Yaelah boss bercanda doang, serius amat dah, lagian mana berani gue bicara kasar sama calon menantu keluarga Mahawira, bisa habis duluan gue sama anak buah oma". Kata Erick sambil meringis melihat tatapan tajam oma Renata.

"Sudah - sudah bercandanya, mari kita berdoa untuk Devian agar selalu di berikan kesehatan, keselamatan, panjang umur, rizki yg melimpah dan segera melangkah ke jenjang yg lebih serius bersama pasangannya, setelah acara ini kalian bisa kembali ke rumah masing - masing, terima kasih atas waktu dan partisipasinya malam ini terima kasih". Tuan David memimpin do'a untuk Devian, setelah itu mereka pamit undur diri pulang ke rumah masing - masing seperti intruksi dari tuan David.

"Sayang kamu pulang bareng aku kan?". Tanya Devian yg masih menunggu Arunika memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Enak aja Arun pulang bareng kita - kita, karena kita malam ini mau tidur berempat". Sela Clarissa yg entah kenapa semenjak kejadian enam tahun yg lalu dan menyadari perasaannya kalo dia tidak benar - benar mencintai Devian sikapnya berubah menjadi ketus dan menyebalkan, tapi itu berlaku hanya pada Devian saja.

"Gak boleh, lebih baik kalian pulang sendiri - sendiri saja, oma melarang karena nanti kalian bukannya tidur tapi malah begadang, lagian oma mau membawa Arun tidur di mansion". Ujar oma Renata tegas. Clarissa yg mendengarnya menjadi kicep sedangkan Devian malah bersorak riang di dalam hatinya sambil mesam - mesem mengejek Clarissa.

"Ayo sayang kita pulang biar kamu cepat istirahat, kamu pasti capek seharian ini". Kata Devian sambil merangkul bahu Arunika mesra.

"Dasar kulkas berjalan, awas aja lo gue akan memonopoli Arun saat weekend tiba biar lo gak bisa berduaan". Dumel Clarissa yg di tanggapi gelengan oleh tante Rini.

Continue Reading

You'll Also Like

363K 21K 70
[ FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH ] Note : Karakter di cerita ini beragama Nasrani ya 🙏 Salam Toleransi 🙏 CERITA INI BELUM DIREVIS...
62.6M 3K 6
Brielle Newman A 21-year-old girl who was struggling to make life comfortable for herself and her niece, Delilah. Her sister left the baby the minute...
Isabella By Amber

General Fiction

14.4M 435K 34
When Ashley found out that she was pregnant with twins, she couldn't wait to share the good news with her husband. But when he got home later that ni...