My Little Baby (END) βœ“

By AyyaKanawut

55.3K 7.9K 2.4K

Di usia nya yang baru menginjak 27 tahun Mew Manuel Damarion Harus siap di jodohkan oleh orang tua nya, alasa... More

Perkenalan Tokoh
01 || Di Kejar Nikah πŸ“
02 || Gara-gara Mochi πŸ“
03 || Calon menantu πŸ“
05 || resmi mengikat πŸ“
06 || Kantor Manuel πŸ“
07 || Bayi sakit πŸ“
08 || Kembali πŸ“
09 || Rencana πŸ“
10 || Kelulusan πŸ“
11 || Pernikahan πŸ“
12 || first time πŸ“
13 || Istri Kecil πŸ“
14 || tingkah Gasena πŸ“
15 || Ikan putih-putih πŸ“
16 || Gasena anak baik πŸ“
17 || Ice cream πŸ“
18 || Manuel & Gasena
19 || Gasena Agresif πŸ“
20 || sakit lagi? πŸ“
21 || Mulai nakal πŸ“
22 | Gasena rewel πŸ“
23 || Keseharian πŸ“
24 || Gasena & Adek bayi πŸ“
25 || Keluarga kecil (END) πŸ“

04|| ingin mengikat πŸ“

2.2K 331 99
By AyyaKanawut

Manuel menuruni tangga dengan melirik sekitar mencari keberadaan Gasena, pagi ini anak manis sudah tidak ada di kamar mereka.

Manuel yang baru selesai mandi saja bingung mencari keberadaan Gasena, Manuel berjalan ke arah dapur dan melihat sang mama disana. "Gasena mana, Ma?" pertanyaa Manuel membuat sang mama terlonjak kaget.

"Astaga, Mama kaget ish!!" Sang Mama mendengkus kesal dan Manuel menunggu jawaban mama nya itu. "Tadi pagi Gasena turun sambil nangis, terus mama kasih Biskuit sama susu anaknya langsung anteng nonton Film tapi sekarang di luar katanya mau main sebelum mandi." Sang mama menjelaskan dan Manuel mengangguk paham, Manuel meninggalkan mama nya sendirian dirinya ingin menyusul Gasena.

Manuel melihat bekas susu kotak dan piring yang masih terdapat beberapa biskuit disana, ternyata bener bayi nya tidak ada disana. Manuel melihat ke arah pintu utama, pintu terbuka lebar.

Biasanya pintu itu selalu tertutup tapi sekarang terbuka lebar sehingga Cahaya matahari masuk ke dalam rumahnya, Manuel melihat beberapa Maid yang berdiri memperhatikan Gasena.

"Tuan," sapaan itu membuat Manuel mengangguk, kepalanya menggeleng melihat Bayi kecil nya sedang bermain entah bermain apa Hingga kotor terkena tanah seperti itu.

Manuel berjalan ke arah halaman rumah mendekati Gasena yang berjongkok dengan memeluk toples, Manuel melihat seperti ada Hewan di dalam toples itu. "Sayang," panggilan Manuel membuat Gasena mendongak.

"Om!!" Panggil Gasena semangat, Gasena beranjak dari jongkok nya memberikan toples yang di pegangnya. "Asen menangkap hewan banyak om!" Manuel melihat hewan apa saja yang Gasena tangkap.

"Ini Asen tangkap sendiri?" tanya Manuel dan Gasena mengangguk dengan semangat, ada cacing juga Gasena tangkap. "Astaga bayi, ini Hewan kotor semua."

Kupu-kupu, belalang, capung, ulat, cacing tanah, kumbang pun ada Gasena tangkap. "Terus untuk apa ini disatukan?" tanya Manuel lagi, Gasena menggelengkan kepalanya pelan.

"Tidak tau, Asen hanya ingin tangkap saja." Manuel menjawil hidung Gasena Gemas, ada saja kelakuan bayi besarnya ini. "Keluarkan lagi semua nya sayang." Manuel memberikan toples nya dan Gasena membukanya.

Mengeluarkan satu persatu Hewan yang dia tangkap dan sebagian hewan nya kembali terbang. "Sudah! Paypay semuanya." Gasena melambaikan tangannya, toples di letakan begitu saja di rerumputan.

Gasena beranjak lagi dan menghampiri Manuel, Gasena memeluk Manuel dengan kepala yang mendongak. "Asen ingin tinggal disini, disini banyak hewan dan bibi-bibi semuanya!" Manuel terkekeh kecil, Manuel mengusap pipi Gasena yang sedikit kotor karena tanah.

"Bilang dengan bunda, jika bunda kasih Izin boleh Asen tinggal disini." Gasena menggelengkan kepalanya. "Tidak-tidak, Asen tidak mau." Manuel terkekeh kecil, pasti Gasena tidak mau karena takut bunda nya kembali mengomel.

"Dasar bayi penakut," gumam Manuel menjawil hidung Gasena lagi, Manuel mengambil tangan Gasena dan melihatnya. "Ayo mandi, kotor sekali ini." Manuel mengusap tubuh Gasena.

"Gendong Asen!" Seru Gasena membuka telapak tangannya dan berloncatan kecil, Manuel terkekeh. "Yayy!!" Gasena mengayunkan kedua kaki nya ketika Manuel menggendong Gasena ala Koala.

"Bunda sudah menelpon Om, Asen harus pulang hari ini." Gasena melepaskan pelukannya dan menatap Manuel. "Asen tidak mau pulang, Asen mau disini." Gasena menolak dengan menggelengkan kepalanya, wajah Gasena terlihat sendu.

"Pulang dulu sayang, nanti main kesini lagi Om jemput." Manuel membujuk Gasena, bunda Gasena menelpon meminta Gasena untuk pulang karena ada acara di rumah keluarga Gasena tidak mungkin Gasena tidak ada.

"Tapi Om janji, jika Asen ingin kesini Om Jemput ya?" pinta Gasena tanpa ragu Manuel menganggukkan kepalanya, Gasena ikut mengangguk dan memeluk leher Manuel Lagi. 

🍓🍓🍓

Manuel membuka pintu mobil dan Gasena keluar dengan membawa kantong plastik berisi makanan yang tadi dirinya beli bersama Manuel, Manuel melihat banyak sekali tamu di rumah Gasena.

Itu sepertinya keluarga besar Gasena, Manuel menunduk ketika jari kelingkingnya di genggam tangan Gasena. "Antarkan Asen ke dalam Om, Asen pusing menjawab pertanyaan bunda." Manuel terkekeh dan mengangguk kecil.

Manuel menggengam tangan Gasena menuntun anak manis itu untuk masuk ke dalam Rumah nya, Gasena mengikuti dengan mengangkat plastik tinggi melihat berbagai jenis makanan yang Manuel belikan.

Tuk!!

Tuk!!

Manuel mengetuk pintu rumah dan semua pandangan teralihkan pada Gasena dan Manuel, Manuel tersenyum dengan Ramah.

"Cucu kakek datang! Nata sini," panggilan itu membuat Gasena menoleh ke arah Manuel, sang bunda yang tidak enak pun beranjak lalu menghampiri Manuel.

"Lama sekali anak bunda main dengan kak manu nya, terimakasih banyak kak manu sudah antarkan Gasena." Sang bunda berterimakasih pada Manuel, Manuel mengangguk kecil. "Iya bunda," jawab Manuel dengan senyum ramahnya.

"Om jangan pulang, temani Asen!" Gasena meminta Manuel untuk tidak pulang, Manuel melihat keluarga besar Gasena dan pandangan Manuel teralih pada satu pria yang menatap mereka dengan intens. "Sayang, disini nya sedang ada tamu nanti kakek marah dengan Asen." Sang bunda memberikan pengertian nya, Manuel menoleh ke arah Gasena.

"Om pulang dulu, nanti om jemput jika urusan Gasena sudah selesai." Manuel mengusap rambut Gasena dan anak manis itu cemberut, Manuel menjawil hidung Gasena. "Tidak apa-apa kan? Nanti telepon Om jika Gasena sudah selesai," lanjut Manuel lagi, Gasena mengangguk pelan.

Tidak bersemangat karena harus berpisah dengan Manuel, Gasena sepertinya sudah mulai nyaman dengan Manuel karena itu Gasena tidak mau di pisahkan.

Manuel melihat sang bunda lagi. "Manu pergi dulu bunda, salam untuk Ayah dan keluarga besar kalian." Manuel menunduk Hormat sang bunda mengusap bahu Manuel, Gasena berjalan masuk meninggalkan Manuel sendirian.

Tangan anak manis itu melambai pelan, Manuel tersenyum dan berbalik Arah untuk meninggalkan rumah Gasena bukan hak nya juga mengetahui apa yang akan mereka lakukan.

"Kamu Gila!! Lihat jarak umur Gasena dengan pria itu sangat jauh, cari lah pria yang setara umur nya dengan cucu ku Hardika!" Manuel mendengarkan suara itu, itu suara pria tua yang duduk sendirian dan menatap Manuel dengan tatapan tidak terbaca.

"Emang gue peduli?" tanya Manuel mengangkat bahu nya Acuh, Manuel berjalan ke arah Mobil segera. Manuel Rasa keluarga besar Gasena tidak setuju dengan Manuel karena jarak usia keduanya memang cukup jauh, tapi yang penting Gasena nya mau menurut Manuel itu bukan halangan untuk nya terus mencoba mendekati Gasena.

Manuel masuk ke dalam mobilnya dan segera menyalakan mesin mobilnya, sepertinya Manuel harus segera melamar Gasena. Manuel mengambil ponsel nya dan mencari kontak sang papa, Manuel menelpon papa nya. ["Kenap—"]

"Pah, atur pertemuan dengan keluarga Gasena. Manuel mau ikat Gasena dulu, sebelum nikah." Manuel mengatakan itu dan suara jeritan dari telepon membuat Manuel terkejut. ["AAAAAA AKHIRNYA ANAK MAMA MAU NIKAH JUGA, MAMA BAKAL NGOBROL SAMA BUNDA NYA GASENA!! MANU MAKASIH, MAMA PUNYA MENANTU GEMAS SEKARANG!!"] teriakan itu membuat Manuel meringis, suara mama nya benar-benar nyaring.

Manuel menutup panggilan teleponnya dan mulai menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Gasena, Manuel ada pekerjaan sebentar jadi harus ke kantor lebih dulu. 

🍓🍓🍓

Manuel memasukan ponsel ke saku celana, Manuel mendongak melihat kedua orang tua nya. "Benar dugaan manu, tadi saat Manu antarkan Gasena pulang manu liat cowok disana." Manuel bercerita dengan kedua orang tua nya.

"Maksudnya?" tanya sang mama bingung dengan ucapan Manuel. "Sepertinya kakek Gasena tidak setuju dengan Manu, dia memperkenalkan Gasena dengan laki-laki lain." Manuel menjelaskan dan sang mama terkejut mendengarnya.

"MANA BISA GITU!! KAN BUNDA DAN MAMA SUDAH SEPAKAT DULUAN!!" Teriak sang mama tidak terima dengan yang Manuel ucapkan, Manuel berdecak kesal. "Ma, suara mama itu kencang banget." Manuel protes dan sang mama mendengkus.

"Yaudah Manu mau jemput Gasena dulu," ujar Manuel berpamitan dan keduanya mengangguk pelan, Manuel berjalan meninggalkan orang tua nya yang sedang asik mengobrol. Keduanya saling menatap dan kemudian terkekeh, Manuel ada saja kelakuannya.

"Ide papa berhasil ternyata, Manuel beneran udah suka Gasena." Sang mama terkikik kecil, sang papa mengangguk kecil. "Lagian, papa Gak sabar pengen dia nikah. Dia nya masih gitu gak kasih kepastian apa-apa," ujar sang papa menjawab ucapan istri nya.

Revan itu sepupu jauh Gasena dan Gasena pun tidak tau siapa Revan, itu ide mama dan papa Manuel agar Manuel bisa memutuskan sesuatu karena anaknya itu terlalu lambat. Lagipula Revan sudah memiliki kekasih, itu ide terlitas begitu saja di pikiran kedua orang tua Manuel ketika berkumpul dengan keluarga Gasena.

"Mama mau kabarin bunda Gasena dulu, kita atur jadwal pertemuan nya hihi...," ucap sang mama semangat, sang papa menggelengkan kepalanya tidak habis Fikir. Anaknya yang menikah tapi mama nya yang heboh, benar-benar menunggu momen anaknya segera menikah. 

🍓🍓

Manuel menoleh ke arah ponselnya saat ponsel itu menyala, Manuel mengambilnya dan melihat nama Gasena disana. "Hallo, kenapa sayang?" tanya Manuel setelah mengangkat panggilan teleponnya.

["Om!! Bunda tidak percaya jika asen ingin pergi dengan om, asen kesal dengan bunda!"] Manuel terkekeh kecil, Gasena menghentakan kakinya pelan. "Coba berikan ponselnya pada Bunda, Om yang Akan izin dengan bunda."

["Hallo, kenapa Kak?"]

"Hallo bunda, Manu mau ajak Gasena boleh kan?" tanya Manuel meminta Izin langsung, Manuel mendengar Gasena yang berbicara dengan bunda nya. ["Yasudah, bunda kira asen bohong. Anak nakal ini sering bohong dengan bunda, jadi bunda tidak mudah percaya."]

Manuel tersenyum kecil. "Bener sama manu kok Bunda, makasih banyak bunda udah kasih Izin manu." Sang bunda mengatakan Manuel harus menjaga Gasena, setelah itu sambungan telepon di matikan sepihak.

Manuel melempar ponselnya dan melihat ke arah depan, sudah sampai di komplek Gasena sebentar lagi berbelok ke arah rumah besar Gasena.

Suara klakson mobil Manuel terdengar, gerbang di buka dan mobil Manuel segera masuk ke dalam rumah itu. Manuel masih ada satu mobil tersisa tidak sebanyak tadi, Manuel mengerutkan keningnya.  

Manuel mematikan mesin mobilnya dan segera keluar, Manuel menutup pintu mobil. Berjalan ke arah pintu depan rumah Gasena, manuel melihat Gasena dengan bunda nya mengobrol.

"Gasena," panggilan itu membuat Gasena menoleh, Gasena tersenyum melihat Manuel. "Tuh kan bunda, Om Manu datang jemput Asen!" Seru Gasena menghentakan kaki nya kesal, Gasena akan menghampiri Manuel.

Rahang Manuel mengeras melihat Gasena yang di pegang oleh pria berwajah dingin di belakang Gasena itu, Manuel berjalan ke arah Gasena. "Ish!! Asen tidak suka kakak! Asen mau dengan Om Manu saja, om Manu bisa ajak Asen membeli Mochi banyak-banyak!"

Srekk!!

"Anaknya gak mau jangan di paksa," ujar Manuel dengan melepaskan tangan Gasena dari pria itu. "Emang Lo siapa nya Gasena? Lagian Dia calon istri gue!" Revan akhirnya berbicara, Manuel terkekeh kecil.

Manuel menarik lembut tangan Gasena dan memegang pinggang Gasena, memperlihatkan siapa dirinya. "Mew Manuel Damarion, Calon suami Gasena Nataniel." Manuel memperkenalkan dirinya juga.

"Ayo, tadi Gasena ingin kemana?" tanya Manuel membuat senyum Gasena terlihat. "asen rindu dengan mama!" Seru Gasena berloncatan kecil, Manuel mengusap rambut Gasena.

"Baiklah, kita ke rumah mama sekarang." Gasena mengangguk semangat. "Manu izin bawa Gasena bunda," ujar Manuel dengan ramah, sang bunda mengangguk kecil.

Manuel menuntun Gasena meninggalkan rumah besar keluarga Gasena itu, sang bunda dan Revan saling memandang. Bunda Gasena terkekeh kecil, lucu sekali melihat Manuel seperti itu. "Ayo kenalkan calon mu pada Kakek, masa kalah dengan adik mu."

"Biar Gasena aja dulu, Revan nyusul." Sang bunda terkekeh dengan mengusap punggung Revan, Revan tersenyum tipis. "Revan mau sekalian pamit, ada janji sama dia." Revan meminta izin untuk pulang, sang bunda mengangguk kecil.

🍓

Manuel memperhatikan Gasena yang daritadi mengoceh mengatakan semua Hal yang dia lakukan saat tidak bersama Manuel, Manuel terkekeh kecil.

Sangat manis ketika Bayi aktif berbicara. "Tapi tadi asen kesal tau! Kak Revan tidak bisa di ajak mengobrol seperti Om, jadi asen tidak suka Kak Revan!" Gasena melipat kedua tangannya di depan dada.

"Om ingin mengatakan sesuatu Asen ingin dengar?" tanya Manuel dan Gasena mengangguk semangat, Manuel meminta Gasena untuk menghampirinya. Gasena beranjak dan duduk di pangkuan Manuel, untung sedang lampu merah sekarang.

"Dengarkan om," pinta Manuel dan Gasena mengangguk kecil. "Asen ingin tinggal dengan om kan?" tanya Manuel lagi, Gasena mengangguk Semangat.

"Kita menikah okey?" Ajak Manuel dan Gasena tanpa beban terus mengangguk. "Asen mau om, ayo kita menikah Hihi...," Manuel terkekeh kecil, Gasena mengatakan ingin menikah.

Manuel sudah menebak Gasena tidak paham tapi Manuel tidak peduli, mengikat Gasena lebih dulu nanti Manuel akan mengajarkan apa arti pernikahan pada Gasena. "Sini peluk," ajak Manuel dan Gasena langsung memeluk leher Manuel.

"Hihi...," Kekehan manis Gasena kembali terdengar, Manuel mengusap punggung Gasena lembut. Mobil kembali berjalan karena lampu sudah hijau. "Om, asen ingin jajan lagi boleh tidak?" tanya Gasena.

"Tidak, Asen sudah jajan hari ini besok lagi om antar ke supermarket." Gasena cemberut tapi kali ini mengangguk, Manuel mencubit pipi Gasena pelan. "Bayi tidak nakal yaa, bayi baik ini." Kekehan manis Gasena kembali terdengar.

"Asen anak baik, bunda saja selalu katakan Asen nakal padahal bunda selalu larang Asen ini dan itu."



Maaf kemarin aku Gak update soalnya lagi urusin Selir dulu wkwk, kasian dia mau terbit belum ku urus.

Semoga suka yaa sama Chapter ini, aku ngebut ngetiknya ini Weh.

Vote and komen jangan lupa

See you next part 👋

Continue Reading

You'll Also Like

1M 86.1K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
2.8K 239 11
Seorang pemuda yang memiliki suatu troma yang cukup dalam membuat dia bertemu dengan Dokter ganteng dan ceria, banyak waktu yang mereka habiskan samp...
5.9K 717 15
"Ketika hujan, aku akan teringat denganmu, dengan kenangan manis kita, canda tawamu. Namun hujan juga mengingatkanku akan sedih dan kecewamu yang san...
91.3K 5.8K 49
Tentang MewGulf ✨Photo from Pinterest