Kagum (END)

By Pluto_nius

17.6K 1.7K 145

"Dia baik, apa aku bisa memiliki nya" More

Prolog
Bab 1 (Awal Pertemuan)
Bab 2 (Ingin Bertemu)
Bab 3 (Sekarang Aku Tahu)
Bab 6 (Teman Baru Levi)
Bab 4 (Ingin Mengenal Lebih)
Bab 7 (Fakta)
Bab 8 (Pendekatan)
Bab 5 (Berkumpul Kembali)
Bab 9 (Ketua Osis Keren)
Bab 10 (Sibuk)
Bab 11 (Sibuk 2)
Bab 12 (Perhatian)
Bab 13 (Hari Perayaan Sekolah)
Bab 14 (Rencana Liburan)
Bab 15 (Reuni)
Bab 16 (Study Date? Maybe)
Bab 17 ( Lily )
Bab 19 (Awal Mula)
Bab 20 (Bendera Perang)
Bab 21 (Pupus?)
Bab 22 (Licik)
Bab 23 (Kecewa)
(⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)
Bab 24 (Keluarga)
Bab 25 (Asing)
Bab 26 (Hilang)
Bab 27 (Titik Terang)
Bab 28 (Akhir?)
Bab 29 (Kembali Ke Awal)
Bab 30 (Kambali Dekat)
Bab 31 (Jalan)
Bab 32 (Study tour)
Bab 33 (Ber Dua)
Bab 34 (LiLynn)
Bab 35 (Perwakilan Sekolah)
Bab 36 (Jealous)
Bab 37 (Penjelasan)
Bab 38 (Kumpul)
Bab 39 (Persiapan Ujian)
Bab 40 (Hari Ujian)
Bab 41 (Hari Libur)
Bab 42 (Main)
Bab 43 (Kelas XII)
Bab 44 (ZyZy)
Oshi Ku ಥ⁠‿⁠ಥ
Bab 45 (Terbuka?)
Bab 46 (Usaha)
Bab 47 ( MoZy )
Bab 48 ( Zy? )
Bab 49 ( Kacau )
Bab 50 (Mencari)
Bab 51 (Penantian)
Info

Bab 18 ( Mengingat )

297 40 2
By Pluto_nius

"Jadi gini Kak..."

Flashback...

"DELYNN!"

Tok tok tok...

"DELYNN! LYNN DELYNN!"

Tok tok tok...

"DEL-"

"SABAR ANYING!" Teriak Delynn dari jendela kamar nya sambil menatap tajam Lily yang berada di depan pintu.

"Hehe, bukain dong Lyn"

"Huftt~ sabar Delynn, sabar, punya sahabat akhlaq nya minus semua ya gini, jadi harus sabar!" Batin Delynn

"Sabar bentar gua bukain" Lily mengacungkan jempol nya sebagai jawaban.

"Tumben lu main kesini, kenapa?" Tanya Delynn saat mereka ber 2 sudah berada di kamar Delynn.

"Gak papa gabut aja" jawab Lily dengan cengengesan.

"Gabut gabut, ujian inget lu!" Ucap Delynn, sambil memukul pelan kepala Lily dengan buku.

"Ya udah sih pasrah aja gua, nanti belajar nya nunggu mood" ucap Lily dengan santai, Delynn memutar malas mata nya.

Bisa bisa nya Lily masih sesantai ini padahal besok mereka sudah ujian.

"Lyn, mabar yok!" Ajak Lily dengan watados.

Delynn terdiam sejenak, ia kembali menatap buku di hadapan nya setelah itu kembali menatap Lily.

"Gas ayok!" Semangat Delynn.

Ya akir nya mereka malah mabar game online, Delynn yang awal nya ingin belajar pun malah mengikuti Lily. Mereka bermain game cukup lama, hampir 1 jam.

"Bentar Liy, gua mau ke bawah bentar ambil snack sama minuman" ucap Delynn lalu melangkah kan kaki nya keluar kamar.

Lily masih fokus pada game nya, tapi perhatian nya teralihkan kala ia melihat notif dari hp Delynn.

Ting...

Araloy 💕 (send message)

Deg mata Lily membulat sempurna. Hati nya terasa sakit kala melihat notif itu, semangat nya tiba-tiba menghilang. Hanya rasa sakit dan sedih yang ia rasakan.

"Udah lah engak ada harapan" batin Lily, saat ini rasa nya ia ingin sekali menangis tapi berhasil ia tahan. Walaupun entah sampai kapan.

"Gua balik, ni Liy ada snack kesukaan lu" ucap Delynn meletakan nampan berisi minuman dan snack untuk mereka.

Lily masih terdiam, jelas itu mengundang tanda tanya bagi Delynn.

"Liy!" Panggil Delynn sambil menepuk pelan pundak Lily.

"Lu kenapa?" Heran Delynn, kala Lily sudah menatap nya.

"Oh engak papa Lyn, oiya gua pamit balik dulu ya udah sore ni" ucap Lily lalu berdiri dari duduk nya.

"Dih, parah lu udah gua buatin minum juga" kesal Delynn.

"Hehe, maaf ya bay Lyn gua balik ya!" Ucap Lily, dengan berusaha untuk tetap tersenyum.

Lily langsung masuk ke mobil nya, ia lalu mulai menjalan kan mobil nya meninggalkan pekarangan rumah Delynn.

"Tu bocah kenapa dah?!" Monolog Delynn heran dengan Lily.

Flashback off...

Mendengar penjelasan Adik nya ini Shasa lalu memberi semangat kepada Lily. Ia memeluk erat Lily, tangan nya terulur mengusap lembut punggung Lily.

"Kalok mau nangis, nangis aja jangan di tahan" bisik Shasa, benar saja setelah itu Lily menangis di pelukan Shasa.

Ia tau sesakit apa Adik nya saat ini, sekuat apa pun Lily ia juga hanya manusia biasa. 5 menit berlalu tangis Lily perlahan mereda, tangan Shasa terulur menakup pipi Lily. Jari jemari nya mulai mengusap menghapus air mata yang berada di pipi nya, senyuman tulus tak luput dari wajah Shasa.

"Jangan sedih ya, kamu udah nyoba tanya Delynn soal ini?" Lily menggeleng sebagai jawaban.

"Kalo gitu coba besok kamu tanya, siapa tau itu cuma kesalahpahaman" jelas Shasa, Lily mengangguk paham.

"Ya udah yuk pulang"

Shasa dan Lily pun pergi meninggalkan Cafe itu. Selama di perjalanan pulang Shasa nampak berfikir, sesekali ia menoleh ke arah Lily yang sudah tertidur disamping nya. Berkali kali ia menggeleng kan kepala mencoba menepis pikiran buruk nya.

~~//~~

Hari sudah berganti menjadi pagi, tapi Shasa masih saja di hantui dengan perkataan Lily kemarin. Mata nya terfokus pada lapangan basket di bawah, salah satu tangan nya menopang dagu dengan satu tangan lain nya yang nampak mengetuk ngetuk meja dengan pelan.

"Kenapa gua jadi takut ya? Emang gua sama Nayla punya hubungan? Ini kenapa sih?!" Batin Shasa.

"1...2...3...DOR!" Shasa berhasil dibuat kaget, kini ia menatap tajam ke 2 orang di samping nya.

"Kaget anying! Sopan lu begitu?!" Kesal Shasa.

"Hehe, maaf Sha ya gimana ya lu dari tadi kita panggil kagak noleh sih" jelas Erin, yang diangguki oleh Lana.

"Lu lagi mikirin apa coba? Serius ama dilihat-lihat?!" Tanya Lana.

"Oh engak-gak papa" elak Shasa.

Lana sadar ada yang disembunyikan oleh Shasa, saat ia hendak menanyakan nya bel tiba-tiba berbunyi. Mau tak mau Lana hanya bisa menyimpan pertanyaan nya ini untuk nanti.

...

Kringggg...

"Baik anak-anak sampai sini dulu materi untuk hari ini, karena bel pulang sudah berbunyi kalian sudah boleh pulang" ucap guru itu lalu pergi meninggalkan kelas 11 MIPA 1.

"Akir nya kelar juga" ucap Lana sambil meregangkan badan nya.

"Guys gua duluan ya" pamit Erin.

"Iya Rin tiati" jawab Lana.

"Yuk Sha, ke club Mading" Shasa mengangguk sebagai jawaban.

Saat Shasa hendak masuk ke ruang club Mading, ia malah tidak sengaja menabrak seorang gadis yang sedang membawa lembaran kertas.

"Eh, maaf kamu engak papa kan?" Ucap Shasa, membantu gadis itu.

"Iya engak papa kok" jawab gadis itu dengan lembut, sambil memunguti kembali kertas-kertas yang berserakan.

"Wah parah baru dateng udah buat masalah ae lu Sha" ejek Lana.

"Stt! Diem deh" ketua Shasa.

"Ini mau di bawa kemana Nay?" Tanya Shasa saat melihat kertas-kertas yang sudah ia kumpulkan.

"Oh ini mau disebar di majalah dinding" jelas Nayla.

"Sebagai permintaan maaf aku bantu ya" tawar Shasa, Nayla awal nya ingin menolak tapi tiba-tiba Oline menyela nya.

"Iya Sha, itu Nayla mending lu bantu takut nya dia salah nempel kan gak lucu" sela Oline, lalu menghampiri mereka ber 2.

"Dah terima aja jarang-jarang kan lu sama Shasa ngerjain sesuatu ber 2" bisik Oline, Nayla awal nya ragu tapi mendengar ucapan Oline ia akir nya mengangguk setuju.

"Ya udah yuk" ucap Shasa, mengambil lembaran kertas dari tangan Nayla.

"Semangat Nay!" Batin Oline, senyuman terukir di wajah nya pandangan nya masih tertuju pada Nayla dan Shasa yang perlahan menjauh. Tanpa ia sadari dari tadi Lana menatap nya dengan keheranan.

...

Shasa dan Nayla masih berkeliling menempelkan selembaran kertas berisi beberapa info/rumor yang sedang hangat di sekolah mereka. Keheningan masih menyelimuti ke 2 nya, hingga tiba-tiba Shasa berhenti. Ia lalu membalikan badan nya, menatap dalam Nayla.

"Nay aku mau tanya sama kamu boleh?!"

"I-iy boleh" gugup Nayla.

"Tapi kita selesain ini dulu" lanjut nya, mendengar itu Shasa menoleh pada lembaran kertas yang tersisa.

"Ini nanti dulu aja, tinggal 3 juga" ucap Shasa lalu mengandeng tangan Nayla pergi entah kemana.

Shasa mengandeng Nayla menuju taman samping sekolah, saat ini di sana begitu sepi.

"Sini duduk" titah Shasa menepuk nepuk bangku kosong didamping nya.

"Ini Shasa mau nanya apa? Sampek tugas mading aja dia tinggal" batin Nayla.

Keheningan sempat menyelimuti ke 2 nya hingga.

"Nay, Delynn sama Lily masih kayak biasa nya kan?" Pertanyaan itu membuat Nayla bingung, ia tak tahu arah pembicaraan ini.

Shasa masih setia menunggu jawaban dari Nayla. Nayla tampak berfikir apa maksud dari pertanyaan Shasa, ia lalu mengangguk sebagai jawaban. Senyuman terukir di wajah Shasa, membuat Nayla menjadi semakin bingung.

"Emang kenapa Sha, Lily sama Delynn lagi ada masalah?"

"Engak, paling cuma ke salah pahaman biasa" jelas Shasa, lalu menyandarkan badan nya pada bangku itu. Mata nya menatap lekat langit yang hendak berganti menjadi malam.

Nayla lalu mengikuti arah pandangan nya, tiba tiba ia tertawa kecil tapi Shasa masih bisa mendengar tawa itu.

"Kamu kenapa ketawa?"

"Haha, enggak enggak papa papa. Lucu aja dulu kita awal kenalan disini, aku pikir dulu buat temenan sama kamu bakal susah tapi ternyata semua itu salah" ucap Nayla mengingat awal pertemanan mereka. Shasa ikut tertawa kala mengingat itu.

"Iya juga ya, dulu tiba tiba ada anak yang dateng nyamperin aku terus ngajak kenalan. Kirain dulu cuma gitu doang, ternyata ortu kita saling kenal" ucap Shasa mengingat kedekatan ke2 orang tua nya dengan orang tua Nayla.

Tawa hangat kini mengelilingi mereka ber 2. Senyuman terukir di wajah Shasa kala melihat Nayla yang tampak sedang tertawa. Tanpa mereka sadari sepasang mata menatap teduh ke arah nya.

"Lancar banget ya kalian ber 2, huftt~ ayo Lily kamu juga bisa. Mungkin apa yang dibilang Kak Shasa ada bener nya sekarang kamu datengin Delynn terus kamu minta penjelasan nya" batin Lily memberi semangat kepada diri nya sendiri.

Lily kembali melangkah kan kaki nya menelusuri sekolah yang sudah semakin sepi, meninggalkan Nayla dan Shasa yang masih terlihat tertawa di taman.

~~//~~

Senyuman terukir di wajah Shasa kala melihat isi chat keluarga nya.

~~//~~

TBC~

Wkwkwkwkw ku gantung lagi, seperti biasa ni otak udah mentok kalok ku paksa nanti engak nyambung 🙂

Semangat puasa nya bagi yang menjalan kan dan tetap semangat buat jalanin hari hari yang cukup suram ini

Sekian terimagaji~

1368 Kata~

Continue Reading

You'll Also Like

CHIMI | END By Ren

Historical Fiction

17.3K 1.6K 12
Mira itu tau betul jika hidupnya sudah sangat bergantung pada Chika, si gadis sederhana yang sudah persis rumah makan padang. Enak, Nyaman dan Ramah...
130K 7.8K 22
Cerita Imajinatif Mengenai Behind The Scene Aktivitas Dan Pembagian Waktu Untuk Skripsi, Pacaran, Perform, Main Dan Istirahat Diantara Jadwal Yang Pa...
15.3K 564 19
Kalau kamu ngerasa dia lebih ngertiin kamu, sama dia aja,aku gak apa-apa... Tapi nanti jangan nyesel, kalau cintanya gak sebesar yang aku punya buat...
23.1K 1.1K 7
"Lah?! Diakan adek gua!" "What?!"