KKN 110

By Elsabet09

114K 10.9K 4.2K

Sebenernya KKN itu apa sih? Kuliah Kerja Nyata? Kenalan Ketemuan Ngilang? Kisah Kasih Nyata? atau Kejebak Ken... More

0.0 UDARA⭐
1.1 Pengumuman
1.2 Kesan Pertama
1.3 Survei
1.4 KKN, is begin?
1.5 Kekuatan Doa
1.6 Hari Pertama Kerja
1.7 Traktiran Januar
1.8 Kedatangan Tamu
1.9 Cerita Malam
2.0 Posyandu
2.1 Free Day
2.1.1 Asing
2.2 Hari Sendu
2.2.1 Haidar dan Dhisti
2.3 FGD
2.4 Dejavu
2.4.1 Agenda Malam
2.5 Rukun Tetangga
2.6 Nervous
2.6.1 Sosialisasi
2.6.2 Who dis?
2.7 Hari Raya
2.8 TTS
2.9 Accident
2.9.1 Girls Talk
2.9.2 Rapat
3.0 Posbindu
3.1 Guest Star
3.1.1 Cilok or Cinlok
3.2 Sakit
3.3 Minggu Kerja
3.4 Ada apa?
3.4.1 Makan Siang
3.4.2 The Truth Untold
3.5 Invisible
3.6 Yang Tak Terucap
3.7 Calon Mantu
3.8 Pasar Malam
3.9 K-Fest
4.0 Sepenggal Cerita Hari Ini
4.2 Grocery Shopping

4.1 Diskusi & KRS

2.1K 171 87
By Elsabet09

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa bagi yang menjalankan🙏

Happy Reading, and sorry for typo.

***

Hari minggu ini anak KKN lumayan sibuk dari pagi hingga malam, walaupun hanya beberapa sih yang benar-benar sibuk.

Sedari pagi jam 6 mereka mulai menjalankan lanjutan kegiatan k-fest yaitu jalan sehat bersama warga sekitar dilanjut lomba ibu-ibu sesi I yang baru selesai sekitar pukul 10 siang. Tapi untuk panitia selesai bersih-bersih sekitar pukul 11.

Dilanjut jam 2 siang mereka mulai mempersiapkan lomba ibu-ibu lagi untuk sesi II dan sekitar ba'da maghrib mereka baru pulang dari kelurahan setelah selesai lomba dan melakukan evaluasi bersama kelompok 11.

Ngomong-ngomong untuk lomba badminton kemarin, Januar dan partnernya mendapatkan juara 3. Dan seperti dugaan bahwa yang juara 1 adalah si juara kampung dan partnernya.

Selesai bebersih dan sholat isya mereka berkumpul di ruang tengah untuk sekedar bersantai dan bercanda gurau.

"Eh tiba-tiba gue kepikiran, kita gak mau bikin acara perpisahan gitu buat warga disini, especially buat anak-anak les?" ucap Lita mendapatkan atensi dari beberapa temannya.

"Gue sempet kepikiran juga sih, tapi karena dari kemarin kita sibuk sama k-fest jadi lupa mau bilang ke kalian" imbuh Kirana yang sepemikiran dengan Lita.

"Mau bikin acara kayak gimana emang?" sahut Januar yang diam-diam menyimak.

"Nah itu masalahnya bingung mau bikin apa. Ada yang punya saran?" tanya Kirana.

"Kok aku kepikiran mending bikin acara semacam lomba anak gitu ya," ucap Naura membuat teman-temannya meminta penjelasan lebih.

"Lomba lagi? Kan udah di k-fest?" kata Gauri bingung.

Naura yang semula senderan di tembok mencoba duduk tegap, "Bukan lomba yang kaya gitu, tapi lebih ke lomba akademik. Kaya cerdas cermat, lomba mewarnai, hafalan surat pendek, pokoknya yang ada kaitannya sama pendidikan. Sekaligus dengan lomba itu kita jadi dapet output dari proker les sama mengajar kita disini" papar Naura.

Teman-temanya hanya membulatkan mulutnya membentuk tanda O.

"Permisi-permisi barang panas" ucap Samuel saat mencoba melewati Lita dan Gauri yang bersenderan di tembok.

"Awas kakinya" tambah Aji

Dibelakangnya ada Aji, Dhisti dan Yeshika yang membawa semangkuk mie yang mereka buat.

Tadi Yeshika sudah menawarkan siapa yang ingin makan mie dan hanya Dhisti, Aji, dan Samuel yang mau. Jadi yang lain tidak ia buatkan. Karena katanya masih kenyang saat makan di kelurahan tadi bareng kelompok sebelah.

"Lagi pada ngomongin apa?" tanya Yeshika penasaran. Dia baru dari dapur masak mie dengan Samuel, Dhisti dan Aji.

"Iya, kok mukanya serius banget kayaknya?" timpal Dhisti setelah meletakkan semangkuk mie kuahnya.

Tak lama dari arah luar ruangan itu datang Raihan, Haidar dan Nadhif yang sepertinya baru pulang dari masjid setelah tadi sebelum pulang diajak berbincang dengan pak Joko serta marbot mushola entah membicarakan apa.

"Wihh ada yang masak mie, mau dong" ucap Haidar segera mendudukkan diri di antara Samuel dan Dhisti untuk meminta mie milik kedua temannya itu.

"Gitu ya bikin mie gak bilang-bilang" sindir Raihan seraya mencopot sarungnya dan berubah hanya mengenakan celana pendek dan kaos oversizenya saja.

"Lah mana gue tau lo pada masih di luar. Gue tadi udah nawarin yang ada di posko katanya gak mau yaudah gak gue bikinin. Salah siapa gak di posko" jawab Yeshika cuek.

Lelaki yang menjabat sebagai bendahara itu hanya merespon dengan gerakan mulut yang tidak jelas. Dia langsung menjatuhkan diri di sebelah Januar yang posisinya setengah tidur di ranjang atas.

"Nyicip dong Ji" ucap Nadhif merebut garpu yang di pegang Aji.

"Anjir, nyicip mah dikit. Kalo kaya gini bukan nyicip Nadipa. Tinggal setengah begini ya Allah" gerutu Aji melihat mienya yang semula masih penuh karena baru dia cicipi kuahnya kini tinggal setengah.

Sang pelaku hanya terkekeh pelan tanpa rasa bersalah. "Abis seger Ji" katanya menjauhkan diri dari Aji dan bergabung di kasur atas bersama Januar dan Raihan.

"Padahal lo pada abis makan kan tadi, kenapa pada kaya orang kelaparan deh?" cicit Lita heran.

"Sekenyang-kenyangnya orang gak bisa nolak buat gak makan mie Lit" ucap Dhisti setelah bergantian menyendok mie yang dimakan Haidar juga.

"Udah ih, lo udah makan banyak!" sentak Dhisti memukul pelan tangan Haidar yang masih berusaha menyedok mienya yang tinggal sedikit itu.

"Pelit banget" hardik Haidar segera menjauhkan diri dari dekat Dhisti.

"Biarin."

"Bikin sendiri sana kalo masih mau" ucap Samuel menyarankan. Dia juga paling malas kalau lagi makan dirusuhin.

"Males" balas Haidar yang sudah merebahkan diri di samping Kirana.

"Eh lo pada tadi ngomongin apa? Pertanyaan gue belum dijawab" ulang Yeshika yang masih penasaran.

"Ini kata Naura gimana kalau kita bikin acara sama warga sini terutama anak-anak les, bisa dibilang buat perpisahan. Gitu kan Nau?" ujar Kirana menjelaskan ulang.

Naura mengangguk. "Gak usah besar-besar sih. Kaya semacam lomba akademik buat anak-anak. Terus buat warganya ya buat semacam kaya pengajian atau kumpulan gitu aja biar kita bisa pamit sekalian" lanjut Naura.

"Lomba akademik kaya gimana tuh?" tanya Haidar penasaran.

"Gak usah terlalu serius-serius, kaya lomba mewarnai, bikin puisi, cerdas cermat atau hafalan surat pendek. Semacam itulah pokoknya" tambah Naura.

"Oh, boleh sih. Gue setuju" jawab Haidar cepat.

"Berarti duit lagi?" sahut Raihan yang posisinya tidur miring dengan tangannya sebagai tumpuan kepalanya.

Mau tidak mau Naura mengangguk lagi. Karena pastinya mereka memang membutuhkan uang lagi untuk mengadakan acara lagi. Apalagi acara lomba pasti harus ada hadiahnya.

"Bentar deh. Lit duit kita tinggal berapa sih?" tanya Raihan pada Lita si bendahara 2. Dia itu selalu sensitif jika membicarakan sesuatu yang akan berhubungan dengan uang.

"Yang masih gue bawa kurang lebih 1,5 juta" jawab Lita. Dia memang hanya membawa uang makan, dan dana darurat. Selebihnya dibawa Raihan.

"Gue masih bawa sekitar 4 juta. Oke aman. Silahkan lanjut dulu" ucap Raihan mempersilahkan Naura melanjutkan penjelasan tentang idenya.

"Kita bikin acaranya semalam aja. Buat 3-4 lomba aja."

"Gimana Sam, lo setuju gak?" tanya Yeshika.

"Kalo masih ada dananya gakpapa buat aja" jawab si ketua yang hendak menyeruput kuah mienya.

"Terus buat yang orang tua gimana?" tanya Gauri.

"Sebenernya tadi gue, Haidar sama Raihan pas di masjid ditanya kapan kita kelar KKN, gue bilang aja minggu udah pulang. Terus pak Joko minta kita bisa undur kepulangan kita jadi senin, soalnya warga desa pas malam seninnya mau bikin acara 'suronan' gitu, sekedar acara kumpul terus doa bersama. Kita bisa pamitan disana nanti." sela Nadhif menjelaskan apa yang dikatakan pak Joko tadi.

"Oh ya, bener kata Nadhif. Jadi saran gue gak usah bikin acara buat orang tua sih. Ikut acara yang dibilang pak Joko. Kita ngalah nunda kepulangan kita aja" imbuh Haidar yang sedang mode kepompong karena menggunakan sarung yang dipakainya sebelumnya untuk menutupi badannya dari leher sampai kaki.

"Betul. Itung-itung irit dana. Entar kita bisa buat liburan duit KKN nya kalo masih" tambah Raihan yang sudah merencanakan hal seperti ini.

"Tapi bukannya kita mau ngasih sembako juga nanti buat warga sekitar sini?" ucap Januar mendapatkan atensi teman-temannya lagi.

"Open donasi lagi aja. Tapi ini bener-bener khusus untuk membantu warga disini. Bisa berupa uang, sembako, peralatan sekolah buat anak-anak" usul Kirana yang mendapat respon positif dari yang lain.

"Boleh tuh. Tapi ngomong-ngomong kita mau bikin acara lombanya ini kapan? Soalnya kalo malam minggu kan gak bisa?" ujar Yeshika.

"Mau gak mau antara besok-jum'at harusnya" balas Naura.

"Malam jum'at aja" usul Samuel. "Jum'atnya kita buat istirahat sebelum ngurus malam puncak k-fest. Karena pasti mulai hari jum'at atau sabtu udah sibuk banget" sambungnya.

Dhisti mengangguk setuju, "Setuju sih"

"Oke jadi kesimpulannya kita bakal bikin acara lomba anak malam jum'at, sekitar 3-4 lomba aja. Terus kita bakal open donasi untuk membantu warga disini. Tapi kapan mulai donasi dan ditutupnya?" ujar Aji yang mencoba meringkas percakapan mereka malam ini.

"Cek grup, gue kirim pamflet donasi. Share sekarang aja. Gue bikin paling lambat kamis biar jumatnya bisa buat belanja" sahut Nadhif yang amat gercep dengan tugasnya.

"Mantap, gercep banget lo Na" puji Kirana serius.

"Mending sekarang tentuin mau bikin lomba apa, rundownnya sama hadiahnya apa aja biar lebih cepet. Sekiranya besok bisa langsung kita umumin ke anak-anak" ujar Januar dengan posisinya masih setengah tidur dan posisi hp miring. Sepertinya sedang main games.

"Lomba bikin + baca puisi, mewarnai, sama cerdas cermat aja gimana?"

"Cerdas cermatnya gimana Nau mekanismenya? Kelompok atau individu?" tanya Lita.

"Individu. Nanti kita kasih beberapa pertanyaan, terus anak-anaknya dikasih kertas sama pulpen, biar mereka tulis jawaban mereka. Siapa yang jawabannya paling banyak benernya bisa maju ke babak selanjutnya sampe kita bisa tentuin pemenang. Nanti aku aja yang bikinin list pertanyaannya" sambung Naura memberi penjelasan.

"Oh gitu, yaudah itu aja gak papa" ucap Samuel menyetujui.

"Buat judul kegiatannya apa? Biar bisa langsung gue buat banner sama pamflet" tanya Nadhif.

"Festival Anak Cerdas" celetuk Aji.

"Taglinenya Menumbuhkan Potensi, Mengembangkan Kreativitas, Untuk Indonesia Berprestasi" ucap Haidar asal bunyi.

"Bagus tuh ide Aji sama Haidar" kata Kirana jujur.

"Iya, pas gitu sama visi misi kegiatan kita" imbuh Gauri.

"Ok fix ya pake ide Aji sama Haidar buat tema sama taglinenya di banner. Gue langsung buat nih" ujar Nadhif yang langsung menjalankan tugasnya.

Naura mengangguk mengiyakan, "Oke deh aku mau bikin rundown juga." katanya lalu mengambil laptop di kamar.

Haidar, Aji dan Januar memilih duduk diruang tamu. Januar dan Haidar ingin ngevape, sedangkan Aji hanya ingin membaca buku.

Dhisti, Kirana, Lita, Gauri dan Raihan memilih duduk memisah diantara 4 temannya yang sedang membahas rencana lomba anak.

"eh malam ini siapa yang udah mulai KRS-an?" tanya Gauri.

Mulai tengah malam nanti tepat pukul 00.00 mahasiswa UDARA sudah mulai bisa mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) untuk semester depan yang akan dimulai kurang lebih sebulan lagi.

Biasanya sesi KRSan akan dibagi perhari sesuai fakultas. Dan untuk hari pertama akan dimulai dari fakultas Ekonomi dan Bisnis yang tak lain fakultas Dhisti dan Raihan.

"Gue sama Raihan" jawab Dhisti.

"Begadang dong nanti kalian?" tanya Lita.

"Gue gak pernah begadang sih buat KRSan, biasanya ngisi sebelum atau sesudah subuh. Dijam-jam segitu servernya malah ga down" balas Raihan yang masih setengah duduk karena senderan di ranjang lalu fokus ke hpnya lagi.

"Yah, gue sendiri berarti nanti malam" ucap Dhisti lesu.

"Gue temenin, tapi besok pas jadwal gue gantian ya?" tawar Lita.

"Oke deal"

"Gue ikut nemenin deh" sahut Gauri.

"Gue juga" timpal Kirana.

"Oke deh, kita begadang malam ini. Nanti gue bikinin kopi" ujar Dhisti semangat.

Sebenarnya bisa saja dia mengisi KRS besok pagi seperti Raihan, tapi dirinya selalu tak tenang dan berakhir tak bisa tidur jika belum selesai dengan urusan per-KRSan yang sering menjadi momen paling menegangkan bagi mahasiswa yang hendak menjalani pelajaran selama satu semester nanti.

Memang untuk semester 4 ke atas ada beberapa matkul pilihan yang sifatnya harus war dengan mahasiswa dari kelas lain, apalagi jika dosen di mata kuliah pilihan itu dosen yang enak, tidak ribet & murah nilai pasti menjadi rebutan.

Salah satu contohnya adalah pak Jinan. Kelas beliau sering sekali jadi rebutan mahasiswa termasuk Dhisti yang akan selalu ikut ngewar kalau ada nama pak Jinan di mata kuliah pilihan.

"Lo mau ngambil skripsi Dhis semester ini?" tanya Raihan penasaran.

"Kayaknya iya. Hampir ½ orang dikelas gue juga pada ngambil skripsi. Lagian sks gue juga udah terpenuhi kalau mau ngambil skripsi & gue tinggal 4 matkul doang di semester ini karena di semester 5 gue udah ambil matkul kating semester 7 jadi lebih ringan dan nyantai dikit. Emangnya lo gak ngambil skripsi?" ungkap Dhisti.

Di kelas Dhisti ada sekitar 10 mahasiswa yang sudah mengambil matkul semester 7 pada saat semester 5, termasuk Dhisti salah satunya. Dan hal itu sah-sah saja tidak ada larangan jika memang kelas masih tersedia.

"Sebenernya jurusan gue gak terlalu menganjurkan ngambil skripsi semester ini karena takut kewalahan soalnya masih ada matkul wajib yang belum kelar apalagi beban sksnya rata-rata 3. Tapi kalopun ada yang mau ngambil skripsi ya diperbolehkan juga sih. Jadi gue mau ambil niatnya" balas Raihan. Walaupun agak ragu karena memang banyak teman-temannya yang belum ngambil skripsi di semester ini.

"Kalo lo yakin bisa ambil aja gakpapa sih. Lagian kan buat semester ini pasti cuma sampe sempro doang. Kalo sidang pasti tetep tahun depan" lanjut Dhisti.

"Duh pada ambis-ambis banget ya anak FEB. Anak FIB mah can't relate anjir" ujar Lita apa adanya.

"Fisip juga hahaha" tambah Kirana.

"Pada ngejar wisuda bulan apa emang?" tanya Gauri penasaran akan rencana teman-temannya ini.

"Kalo gak februari ya juli sih. Pokoknya jangan sampai semester 9" tandas Raihan yang memang sudah penuh perencanaan.

"Sama" timpal Dhisti.

"Salut sih sama kalian yang udah punya rencana matang. Gue mah boro-boro, judul skripsi aja belum ada" ucap Lita diakhiri tawa sumbangnya.

"Lo gak sendiri Lit" kata Kirana menepuk pelan pundak Lita yang nasibnya tak jauh beda dengannya.

"Can't relate dah kita sama manusia-manusia ambis ini" kata Lita dramatis seraya memeluk Kirana.

"Apasih lebay. Lagian proses setiap orang mah beda-beda. Gak usah minder gitu" ucap Raihan yang terdengar seperti kata penenang.

"Bener kata Raihan. Kalo kalian ada kemauan pasti juga bisa kok lulus cepet" imbuh Dhisti.

Sejak awal kuliah Dhisti memang menargetkan lulus tepat waktu bahkan kalau bisa sebelum 4 tahun waktu studi dia sudah lulus.

Raihan pun sama. Lelaki yang terkesan galak, judes, hobi marah-marah itu diam-diam sudah merencanakan apa yang seharusnya dia lakukan di masa depan. Bisa dibilang Raihan sudah punya rencana masa depan yang matang, tinggal eksekusinya ada hambatan atau tidak.

***

Jam terus berputar dimana sekarang sudah menunjukkan pukul 23.00. Naura, Yeshika, Samuel dan Nadhif masih berada di ruang tengah membahas seputar lomba anak dan tetek bengeknya.

Di ruang tamu ada Lita, Gauri, Kirana, Dhisti dan Januar. Gauri tengah memindah hasil foto k-fest di kameranya, dimana Lita dan Kirana dari tadi sangat berisik meminta fotonya untuk segera dikirim.

Sedangkan Haidar, Raihan dan Aji tengah berada di teras karena ada 4 anak karang taruna yang main ke posko, dimana salah satunya ada Andri si kembang desa yang sering menjadi bahan perbincangan anak-anak KKN.

Dhisti dan Gauri tadi hendak keluar ingin ikut berbincang dengan pemuda karang taruna itu, namun dilarang oleh Haidar dan Aji karena sudah malam, tak baik katanya perempuan berbincang dengan beberapa pria takut disangka warga yang tidak-tidak. Selain itu banyak asap rokok juga, kasian nanti mereka bengek.

Oh ya Dhisti sudah tau perihal umur Andri yang berbeda kurang lebih 2 tahun dengannya. Dan benar apa kata Naura, dia memilih melupakan rasa sukanya pada berondong itu. Walaupun aslinya memang dia tidak suka-suka banget. Hanya sekedar suka karena menurut Dhisti berondong itu sangat attractive.

"Yoga cakep juga ya kalo dilihat-lihat. Kaya anime hidup" cicit Lita dengan matanya masih fokus menatap laptop milik Gauri di depannya yang menampilkan foto Yoga yang diambil Gauri.

"Kalo kagak nonis udah gue gebet dah si Yoga" sahut Dhisti.

"Lo naksir beneran sama Yoga ya Dhis jangan-jangan?" todong Gauri penasaran.

"Biasa aja sih sebenernya, tapi kalo dia mau sama gue ya gue seneng juga sih. Tapi sayangnya dia gak suka gue" balas Dhisti berbicara fakta.

"Jangan desperate gitu dong, Dhis. Gue yakin lo bakal nemu cowok yang bener-bener sayang dan cinta sama lo nantinya. Sabar aja" ujar Kirana yang mencoba memberi ketenangan.

"Sabar terus gue mah" jawab Dhisti dengan lapang dada.

Para perempuan itu kembali melihat-lihat hasil foto selama kegiatan k-fest dari kamera Gauri dan Nadhif yang sudah disatukan dalam satu file di laptop Gauri.

"Dari sekian ratus foto yang lo ambil 50%nya kenapa isinya Januar semua deh Gau? Lo naksir beneran sama Januar ya Gau?" todong Lita yang dari tadi melihat foto Januar yang dibidik oleh Gauri.

Sementara Kirana yang mendengar todongan itu agak was-was. Januar sendiri yang namanya disebut memicingkan matanya curiga.

"Januar fotogenic soalnya" jawab Gauri cepat sebelum ada asumsi aneh tentangnya.

"Kirain lo bener naksir gue Gau. Ngeri di tonjok Aji gue" sahut Januar yang mendengar namanya disebut.

"Tapi gue emang sempet naksir lo sih Nu asal lo tau" ucap Gauri jujur.

"Sekarang masih?" tanya Kirana penasaran.

"Ya kagak lah, dia kan punya Aji" kini Dhisti yang menyahut.

Gauri hanya merespon dengan senyumannya. Padahal aslinya dia dan Aji belum resmi balikan. Mereka berdua baru memulai tahap PDKT lagi setelah berpisah beberapa tahun yang lalu.

"Eh tapi diliat-liat tiap ada Januar disitu ada Salma. Itu cewek kaya ngintilin Januar mulu deh gue rasa" beo Lita setelah melihat foto Januar dan Salma yang ada di kamera Gauri.

"Gue pikir gue doang yang ngerasa, makanya sebisa mungkin gue crop dia supaya gak masuk kamera gue, walaupun gak semua" imbuh Gauri.

"Demen Januar dia" ucap Kirana seraya melirik Januar yang terlihat tak peduli karena asyik bermain ML.

"Kirain cuma gue yang mikir Salma demen Januar. Dari tingkahnya keliatan banget pengen deket Januar mulu" sungut Lita yang bersemangat untuk berghibah.

"Tapi menurut gue Salma tuh tipe cewek yang gampang disukai cowok deh. Dia orangnya cantik, pinter, straight forward banget sama cowok. Gak ada jaim-jaimnya. Mana pinter bangun obrolan" kata Dhisti yang mengamati partner sekretarisnya beberapa hari ini.

Januar dalam hati ingin menyahut 'temen lo noh juga begitu' tapi dia tahan.

"Ya tapi Januarnya suka gak? Enggak kan?" Gauri nih tanya sendiri jawab sendiri.

"Kata siapa?" sahut Januar yang masih fokus dengan hpnya.

"Lo suka sama Salma?" tanya Lita yang membuat Kirana mengurungkan niatnya untuk bertanya seperti apa yang Lita tanyakan.

Trims Lita sudah mewakili, ucap Kirana dalam hati.

Empat perempuan disana masih menunggu penjelasan Januar lebih lanjut.

"Kepo lo pada" balas Januar yang malah membuat para wanita itu makin KeMal alias kepo maksimal.

Januar bangkit dari duduknya lalu menuju ruang tengah, dia ingin mengambil kopi kemasan yang ada di kulkas mini miliknya.

Dia hendak begadang juga malam ini. Dimana dia juga ingin menemani Dhisti namun dia beralibi ingin bermain game.

Dasar tsundere bolong.

Para wanita itu percaya saja, karena Januar juga biasa begadang untuk bermain game.

"Kok belum pada pulang tuh anak kartur, gak tau udah malam apa ya?" bisik Gauri pelan.

"Auk dah." balas Lita tak peduli.

"Temenin pipis yuk Lit" ajak Kirana.

"Gue lagi milih foto nih, sama Gauri aja" ujar Lita menolak.

"Takut ah gue, sama Dhisti aja" kilah Gauri yang memang malas kalau harus ke kamar mandi jam segini.

"Eh gue mau siap-siap login siakad ya. Tuh sama Januar mumpung masih berdiri" kata Dhisti yang melihat presensi Januar yang hendak bergabung dengan mereka lagi.

"Apa?" tanya lelaki Itu saat namanya disebut.

"Temenin Kirana pipis" jawab Dhisti.

"Yaudah ayo." Ada rasa senang dalam hati Kirana saat Januar mau mengantarnya.

Dia jadi ada kesempatan mengobrol berdua dengan Januar, kecuali kalo gak digangguin mbak Kun atau teman-temannya di belakang sih, hehe.

Tak lama kemudian suara motor anak-anak karang taruna terdengar meninggalkan posko. Apakah mereka tahu kalau di ghibahin anak KKN di dalam? Yasudahlah bodoamat.

"Pada ngapain?" tanya Aji penasaran lalu duduk disamping Dhisti.

Mereka masih duduk lesehan di karpet karena kursi di ruang tamu belum ditata ulang kembali setelah acara rapat dengan kelompok sebelah itu.

"Nontonin foto pas lomba kemarin" jawab Dhisti.

"Mau KRS an Dhis?" tanya Haidar retoris.

Dhisti hanya mengangguk sekilas. Jarinya dari tadi berselancar di touchpad laptop miliknya untuk merefresh web kampus yang akan dia gunakan untuk mengisi KRS nanti.

"Lo biasa pake laptop Dhis kalo KRS an?" tanya Raihan yang mengambil duduk di dekat Lita.

Dhisti menggeleng singkat, "Enggak sih, biasa pake hp. Tapi kata temen gue lebih gampang masuk web kalo pake laptop. Kalo pake hp sering mental gara-gara lebih banyak yg akses"

"Lo biasanya masuk siakad berapa? Gue saranin pake siakad3, lebih gampang masuknya" lanjut Raihan.

"Emang ada ya web siakad3? Gue pikir cuma ada siakad doang" sela Haidar yang sepertinya baru tau.

"Gue juga baru tau" timpal Aji.

"Ada ege, malahan ada siakad5. Yakali cuma ada 1 server doang. Apa kagak jebluk tuh web kampus gara-gara diakses ribuan mahasiswa barengan dalam sehari" jelas Dhisti.

"Bakal dibakar mahasiswa itu kampus kalo cuma menyediakan 1 server setiap KRSan, udah bayar mahal masak fasilitas gak memadai" tambah Raihan yang sesungguhnya menyuarakan isi hatinya.

"Ya gue baru tau, fakultas gue gak ada infoin apa-apa. Emang anjir, pada makan gaji buta doang" balas Haidar kesal.

"Kayaknya yang kerja beneran cuma staff fakultas FEB deh, Dar. Staff fakultas lain cuma dateng absen doang" Imbuh Aji yang kesal dengan staff akademik fakultasnya yang seperti tak niat kerja. Beda sekali dengan staff akademik FEB yang terlihat benar-benar bekerja.

"Bakar aja udah gedungnya" kompor Raihan meledug.

"Lo gak mau KRS an sekarang aja?" tanya Dhisti.

"Gak tau deh liat entar bisa masuk web kagak. Kalo gak bisa besok setelah subuh aja gue" pungkas Raihan.

"Anak akuntansi gak pada rusuh ya kalo KRS? Anak Manbis rusuh banget bjir. Tiap ada matkul yang sekiranya dosennya enak pasti bakal dipilih entah di kelas apa. Mana dari semester 5 kemarin banyak banget anak kelas lain nyasar di matkul paketan kelas gue. Jadinya anak kelas gue malah ada beberapa yang gak dapet kursi gara-gara kegusur anak kelas sebelah" curhat Dhisti tentang kelasnya.

"Gak ada si sejauh ini di kelas gue. Gak tau deh kalo kelas lain. Lagian kayaknya pada kagak berani ngambil jatah kursi di kelas gue. Isinya preman sama singa semua soalnya."

"Pantesan lo galak. Pergaulan lo sama preman dan singa ya ternyata" sahut Lita menatap Raihan. Dia dari tadi juga masih mendengarkan teman-temannya mengobrol.

"Kecuali gue. Gue kan softie" kilah Raihan.

"Softex ah lo mah." kata Haidar menempeleng kepala Raihan hingga membuat lelaki itu hampir kena pasal penganiyayaan kalau saja Haidar tak segera menghindar dari lemparan toples tanggo.

"Eits gak kena" ucap Haidar mengejek. "Eh mau kemana?" lanjut Haidar saat melihat Dhisti bangkit dari singgasananya.

"Ambil charger laptop"

"Jangan lama-lama!" ucap Haidar berpesan.

"Kenapa emang?"

"Entar gue kangen" jawab Haidar tak jelas.

"Nyesel gue dengernya" kata Dhisti jengah dan berlalu darisana.

"Dasar gemini, mulutnya racun banget" nyinyir Gauri.

"Jangan zodiac shaming ya Gau!" ucap Haidar tak terima.

"Bodo."

"Gak tidur Gau kamu?" tanya Aji.

"gik tidir yi kimi" ulang Haidar dengan nada mengejek.

"Bacot lo upil kuda!" sergah Gauri.

"Gak usah iri gitu dong, Dar. Makanya si Dhisti cepetan di jedor" balas Aji meledek.

"Apaan jedor-jedor. Gak jelas lo!" pungkas Haidar berusaha menghindar.

"Lo kali yang gak jelas Dar" sahut Raihan ikut memojokkan Haidar.

"Dih kok gue?"

Dhisti kembali dengan charger laptop di tangannya, beserta bantal dan selimut yang dililitkan ke badannya.

Sungguh udara malam di sana sedingin itu, berbanding terbalik jika siang hari yang panasnya seperti neraka sedang open house.

"Eh udah mau jam 12. Yeorobun mohon bantuannya dong, siapapun login siakad bantuin gue KRS an. Username sama password gue kirim di grup. Tolong banget inimah🙏" ujar Dhisti memohon bantuan pada teman-temannya.

"Gue jamin bakal susah login dah kalo awal-awal jam 12" cicit Raihan.

Dhisti sudah fokus dengan hp dan laptopnya. Termasuk teman-teman yang akan membantunya. Januar dan Kirana juga sudah kembali dari kamar mandi.

"Udah ada yang bisa belum?" tanya Dhisti.

"Belum. Kepental terus" sahut Lita.

"Webnya ngecrash anjim" timpal Gauri kesal.

"Coba siakad yang lain" ucap Raihan memberikan saran.

"Gak bisa semua gess. Anak-anak FEB pada rajin banget dah KRSan jam 12 malem" gerutu Kirana.

"Baru mau masuk aja gak bisa gue" tutur Aji mengoyang-goyangkan ponselnya entah tujuannya apa.

"Gue udah bisa login tadi tapi tiba-tiba langsung error lagi" ujar Haidar.

"Gue bisa nih Dhis" Januar memperlihatkan layar ponselnya yang berhasil login di web pengisian KRS.

"Jinjja?" seru Dhisti bersemangat.

"Iya, nih tinggal isi" sambung Januar menyerahkan ponselnya.

"Nih gue juga bisa" seru Lita.

"Sini pinjem, buat gue isi punya gue" pinta Raihan.

"Anjay ada kelas pak Jinan lagi dong" seru Dhisti senang.

Kayaknya selama 7 semester ini Dhisti sudah bertemu Jinan 4x di beda-beda mata kuliah. Memang dosen muda itu multitalent sekali.

"Dah. Pdfnya entar kirim gue ya Nu. Udah gue download tadi" pinta Dhisti seraya mengembalikan ponsel milik Januar.

Akhirnya setelah perjuangan selama hampir satu jam drama war KRS an Dhisti berakhir juga.

"Udah kelar?" tanya Haidar.

"Udah. Akhirnya gue bisa tidur nyenyak. Thanks Januar, besok gue traktir pentol civuk" ujar Dhisti menjanjikan.

Ngomong-ngomong pentol civuk itu jajanan kesukaan anak-anak KKN kalau sedang main ke alun-alun. Kadang Lita dan Kirana sengaja ke alun-alun untuk membeli pentol civuk itu.

"Gue gak mau kalo cuma 5000 ya Dhis" balas Januar bergurau.

Dhisti mulai mematikan laptopnya, "Tenang. Entar gue beliin 15ribu + milk tea."

"Ok"

"Udah belum sih anying lama banget?" gerutu Lita yang menunggu ponselnya.

"Sabar elah" balas Raihan yang masih fokus mengisi KRS nya.

"Ngantuk nih gue" ujar Lita yang baru saja menguap.

"Anjing, malah ngecrash lagi" umpat Raihan kesal.

"Ah bodo lah. Gue sambil tiduran." Lita membaringkan kepalanya di tulang kering milik Aji sebagai bantalan.

"Aduh Lit, kepala lo berat banget?" gerutu Aji.

Lita mulai menyamankan posisinya, "Iya isinya ilmu soalnya. Udah lo gak usah berisik Ji, gue mau tidur" titahnya.

Sementara itu Gauri juga sudah rebahan di paha milik Aji, dia dari tadi sudah nguap terus soalnya. Kaki Aji pasti nanti mati rasa karena ketindihan dua babon.

Untungnya Dhisti tadi membawa bantal sendiri. Jadi dia tidak ikut-ikutan.

"Lo pada mau tidur disini?" tanya Haidar.

"Ya lo liat aja di dalem kasurnya udah di akuisisi sama 4 orang itu. Yaudah lah tidur sini aja." tandas Dhisti menyamankan posisi tidurnya di kasur para lelaki.

Di dalam sana empat temannya yang tadinya sedang membahas rencana lomba anak ternyata sudah pada tepar. Mungkin efek kecapekan juga karena selama tiga hari ini mereka kurang istirahat.

"Kiran sini dah, gak capek lo?"

"Ah Iya" Kirana yang tadinya sedang mengobrol dengan Januar dipojokkan melangkahkan kakinya menuju tempat Dhisti tidur. Dia ikut merebahkan diri di samping Dhisti meninggalkan Januar yang sedang asyik bermain game.

Wanita yang memiliki tahi lalat di dekat bibir itu langsung terlelap setelah menempelkan kepalanya di bantal. Benar-benar definisi pelor, sekali nempel langsung molor.

"Eh Dar tangan lo nganggur kan? Pijitin kepala gue dong, pusing banget soalnya" pinta Dhisti seraya menengok ke atas dimana ada Haidar disana yang tengah bersandar pada tembok sembari bermain ponsel.

"Gue jambak aja ya?" Haidar meletakkan tangannya pada rambut Dhisti.

"Gue sentil jakun lo kalo berani jambak gue!" ancam Dhisti balik.

"Anying. Gak usah gila lo!"

"Ya makanya buru pijitin!" titah Dhisti.

"Nggih ndoro." Haidar mulai melakukan pijitan pelan pada kepala Dhisti.

Pasti gadis itu kecapekan gara-gara tiga hari ini selalu begadang hingga tidur lebih dari jam 1 dini hari karena masih mengurusi perihal k-fest. Bahkan diantara anggota kelompoknya Dhisti menjadi orang yang memiliki waktu istirahat yang paling sedikit selama tiga hari ini.

Namun ajaibnya dia tidak pernah mengeluh.

"Enak banget Dar."

"Iyalah, pake perasaan nih gue pijitinnya"

"Jangan berhenti sebelum gue tidur ya? Please? Besok gue traktir juga" pinta Dhisti.

"Iya udah gampang. Lo tidur aja, gak usah mimpi apapun yang penting tidur nyenyak" ucap Haidar tulus.

"Hmm, iya"

Dhisti benar-benar mulai terlelap dengan pijatan di kepalanya yang sungguh nikmat. Pijatan Haidar tak kalah enak dengan tukang pijat langganan keluarga Dhisti.

Kini hanya tersisa empat lelaku yang masij terjaga dengan ponsel di tangan masing-masing. Raihan dengan KRSnya, Aji dengan sosial medianya, Januar dengan gamenya, dan Haidar dengan galeri ponselnya yang menampilkan foto-fotonya selama kegiatan k-fest bersama teman-temannya. Dimana yang terbanyak adalah fotonya dengan Dhisti.

Dan Haidar sangat puas dengan hasil foto-foto yang diambil Nadhif dan Gauri. Termasuk hasil foto-fotonya dengan Dhisti.

***

Bloopers:

"Sono masuk, gue tunggu disini" titah Januar dan mendudukan diri di tempat duduk dekat kamar mandi.

"Jangan ditinggal lho ya!"

"Iya Kirana"

Kirana buru-buru masuk ke dalam bilik kamar mandi. Di jam 11 malam lebih begini hawa dapur dan kamar mandi sangat menyeramkan, jadi Kirana tak mau lama-lama juga berada disana.

"Januar please bersuara, jangan diem-diem aja" teriak Kirana dari dalam kamar mandi.

"Gue gak kemana-mana Kirana. Gak usah takut, take ur time" balas Januar agak keras.

Lelaki Jakarta itu duduk dengan menatap langit yang dipenuhi gemerlap bintang dan bulan. Walaupun jujur dia agak merinding karena angin yang sering berhembus langsung menusuk lengan dan paha yang hanya terbalut t-shirt dan celana pendek.

"Yuk" ujar Kirana yang membuat kaget Januar. Tanpa sadar lelaki itu tengah melamun dari tadi hingga tak sadar bahwa Kirana telah keluar dari kamar mandi.

"Oh udah?"

"Iya, lo gak mau pipis juga?" tanya Kirana balik.

Januar menggeleng pelan, "Enggak."

Kirana menimbang-nimbang apa yang harus dia lakukan supaya bisa berduaan lebih lama dengan Januar. Dia ingin menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan perasaanya.

Makanya tak mungkin jika dia harus berbicara dengan Januar disaat ada teman-temamnya. Kirana tidak senekat itu.

"Januar. " cicit Kirana pelan menahan kaos Januar bagian belakang saat lelaki itu hendak memimpin jalan masuk ke dalam posko.

Alis Januar sedikit menukik tertanda dia bingung dengan apa yang dilakukan Kirana aekarang.

"Kenapa?"

Kirana memejamkan matanya sebentar untuk mengumpulkan niat bertanya, "Lo... beneran suka sama Salma?" tanyanya cepat.

Kening Januar mengerut, "Emang kenapa?"

"Gue gak bisa terus suka sama orang yang dimana orang itu malah suka sama orang lain. Jadi kalo lo beneran suka sama Salma gue bakal move on dari lo" ungkap Kirana dengan segala keberaniannya.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Tidak ada balasan dari Januar. Kirana jadi malu sendiri, dia segera melepaskan genggaman baju Januar yang ada di tangannya. Dia memilih berjalan lebih dulu meninggalkan Januar yang membisu ditempatnya.

"Gue gak suka Salma" aku Januar akhirnya yang membuat Kirana otomatis menghentikan langkahnya.

"Jadi jangan move on" sambung lelaki itu.

Kirana berbalik untuk menatap Januar yang masih memunggunginya. Dia ingin meminta penjelasan lebih.

Januar akhirnya ikut berbalik dan menatap Kirana yang juga sedang menatapnya.

"Gue lagi di tahap ngeyakinin hati gue, apakah gue juga suka beneran sama lo, atau cuma penasaran semata. Gue gak mau kalo gue melangkah untuk 'kita' sekarang dengan posisi hati gue yang belum yakin, hubungan kita akan berakhir dengan cepat nantinya."

Januar mengambil napas sebentar untuk melanjutkan penjelasannya, "Seperti kata orang-orang yang gue denger sebelumnya, hubungan yang dijalin pas KKN, akan berakhir disaat KKN juga berakhir. Walaupun gak semua, tapi kebanyakan memang fakta. Dan gue gak mau itu terjadi. Gue sekalinya suka sama orang, gue akan egois. Gue gak bakal ngelepasin orang itu, kecuali dia yang mau lepas dari gue" ujarnya yang membuat Kirana mencerna kata demi kata yang diucapkannya.

Sepuluh detik kemudian, Kirana yang sudah paham tak kuasa menyembunyikan senyum senangnya.

"Jadi artinya, lo mau gue nunggu lo?" tanya Kirana mengonfirmasi.

"Kalo lo mau nunggu. Gue gak maksa"

"MAU" Kirana mengangguk semangat. Januar tidak menolaknya, tapi dia hanya butuh waktu untuk meyakinkan perasaannya. Dan Kirana tak masalah untuk itu.

"Gue janji gak bakal lama" sambung Januar yang membuat Kirana makin bersemangat.

"Yaudah ayo masuk. Gak enak sama mbak Kun dan temen-temennya kalo kita kelamaan disini" ujar Januar menggiring Kirana masuk ke dalam posko.

Jujur dia dari tadi sudah merinding karena seperti diperhatikan oleh makhluk yang tak kasat mata.

***

Continue Reading

You'll Also Like

3.2K 191 7
Dunia seakan-akan dengan senang hati memberikan jalan bagi Sekala Danureja untuk bebas dari kekangan pacarnya, Lembayung Purnama. Bagaimana tidak, Ka...
1.6M 116K 47
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
PANAH ASMARA By ARRA

Teen Fiction

2K 396 5
Bukan hanya Ghilang yang terpana dengan Mara. Asmara pun sama, ia menyimpan rasa suka pada tetangganya saat kecil. Mereka sama-sama terjebak pada cin...
2.9M 118K 39
Gafariz Arkana Rafardan. Ganteng✔ Kaya ✔ Pinter✔ Tukang modus✔ Pendiam❌ Gila✔ Auristela Qirani Zanna Cantik✔ Ramah✔ Cuek✔ Susah dideketin✔ Suka anak...