Two Worlds Colliding [End]

Door baaaaas218

391K 28.5K 1.8K

Renner dan Sabila, dua orang dengan profesi berbeda yang menguras tenaga- seorang AKP dan dokter emergensi, b... Meer

Perkenalan
Bab 1: Malam Yang Sepi
Bab 2: VVIP
Bab 3: No Questions Asked
Bab 4: Senyum
Bab 5: Renner Angkasa
Bab 6: Situation Report
Bab 7: Candy Pop
Bab 8: Tiga Hari
Bab 9: IGD Malam Ini
Bab 10: Buku TTS
Bab 11: Nggak Mau Bagi-bagi
Bab 12: Progress
Bab 13: Asam Lambung
Bab 14: (Bukan) Damsel in Distress
Bab 15: Syarla
Bab 16: Pesan
Bab 17: Orang Misterius
Bab 18: CCTV
Bab 19: Plausible Deniability
Bab 20: Update
Bab 21: Pratama Samudera
Bab 22: Penangkapan Eagle
Bab 23: Khawatir
Bab 24: Pesan Kedua
Bab 25: Tanah Merah
Bab 26: Stay Safe
Bab 27: Cross-reference
Bab 28: 5:30 pagi
Bab 29: Rescue Mission
Bab 30: Cukup
Bab 31: Penjelasan Tama
Bab 32: Kemungkinan
Bab 33: Cemburu
Bab 34: Cemburu part 2
Bab 35: Technically
Bab 36: Misi Baru
Bab 37: Emergency Contact
Bab 39: Hari Kedua
Bab 40: Unknown Number
Bab 41: Aneh
Bab 42: Fentanyl
Bab 43: Silent Code Grey
Bab 44: Cerita Sabila
Bab 45: Tolong
Bab 46: Mantan
Bab 47: Kerjaan
Bab 48: Tipping Point
Bab 49: Gelap
Bab 50: Kritis
Bab 51: Laut & Langit
Coretan Akhir
Cerita Baru

Bab 38: Lagi

6.1K 505 27
Door baaaaas218

Note: Hari ini bonus upload bab merayakan rilisnya MV Rumah :)

-----

Setelah bersiap dan briefing terakhir, Tim Shadow yang dipimpin oleh Renner tiba di lokasi untuk menjemput Intan di kantor kejaksaan jam 9 pagi. Mereka mengawalnya dengan hati-hati menuju safe house pertama, tempat yang telah disiapkan oleh Iqbal untuk menyembunyikan saksi sampai nanti sidang di pengadilan.

Sesampainya di sana, Renner segera membagi shift untuk anggotanya.

"Oke, kita akan bagi shift per dua orang. Paul dan Danil, kalian pertama kali yang jaga saksi di dalem rumah. Gue, Syarla, sama Iqbal gantian pantau CCTV dan istirahat sebelum gantian shift." instruksi Renner kepada timnya.

"Inget, nggak usah ajak saksinya ngomong. Kalopun dia nanya, jawab seperlunya aja. Tugas kita jagain dia, bukan temenan sama dia." tajam Renner.

Mereka mengangguk, Paul dan Danil siap untuk memulai tugas pengawalan mereka. Sementara itu, Renner memeriksa keamanan dari safe house dan di sekitarnya sebelum kembali ke van.

⏳⏳⏳

Rumah Sakit Medika tidak kebanjiran pasien hari itu. Tapi, mereka kedatangan pasien dengan keadaan sangat gawat. Seorang pria jatuh dari tangga ketika memperbaiki rumahnya dan badannya tertancap pagar besi. Untungnya paramedis cepat datang dan membawa pasien dengan potongan besi yang sudah setengah.

Sabila telah menangani banyak pasien kecelakaan, tapi ia belum pernah menangani yang seperti ini. Ia tidak gentar, tapi justru bertekad bulat untuk menyelamatkan bapak itu, meski keadaannya yang naas. Tim dokter IGD memindahkan ke dalam ruang operasi. Dokter Bayu segera membagi tugas diantara mereka semua. Ega harus memeriksa cedera kepala, Anna memastikan supply darah cukup untuk operasi yang mereka lakukan, sementara Sabila harus memeriksa pendarahan internal.

Dengan cepat, mereka langsung melarikan pasien ke ruang operasi. "Kita harus copot besinya bareng-bareng ya. Pas udah lepas, Sabila dan Ega, kalian harus tekan lukanya supaya darah yang hilang nggak banyak. Anna, langsung siap dengan kantong darah. Hitungan tiga, tarik besinya." perintah Dokter Bayu.

Mereka mengagguk. Dua suster laki-laki yang ditugaskan untuk menarik pagar besi itu sudah siap, dan dalam hitungan tiga, mereka melaksanakan rencananya.

Tapi rupanya luka yang disebabkan besi tersebut sangat dalam, menyebabkan semburan darah yang banyak. Alat-alat medis pun langsung berbunyi.

"Dok, pasiennya crashing." sahut Sabila.

"CPR sekarang juga, saya harus langsung coba tutup badannya. Kita stabilin dulu, baru lanjut operasinya." ujar Dokter Bayu.

Sabila mengangguk. Dengan sigap ia melakukan CPR pada pasiennya. Selama 1 menit yang terasa seperti 1 jam, akhirnya jantung pasien itu kembali berdetak stabil.

"Stabil, Dok." sahut Sabila.

"Oke, sekarang langsung bantu saya stop pendarahan internal. Anna, stok darahnya ambil lagi ya."

"Segera Dok." jawab Anna berlari keluar ruang operasi.

Selama dua jam, Dokter Bayu, Sabila, dan Ega konsentrasi untuk mengoperasi pasien tersebut. Anna sudah kembali bertugas di IGD setelah menyediakan stok darah. Dan tak lama, suster IGD memanggil ke ruang operasi karena mereka butuh bantuan dokter.

"Ega, kamu jalan." sahut Dokter Bayu. Ega pun mengangguk, meninggalkan Dokter Bayu dan Sabila yang masih menjalani operasi yang sudah setengah jalan.

Sabila berkonsentrasi penuh, begitu pun Dokter Bayu. Tidak banyak percakapan di antara mereka karena kondisi pasien yang tadi cukup kritis.

Selang setengah jam, kembali ada suster yang berbicara melalui interkom, "Dok, pasien kritis di IGD. Dokter Ega minta Dokter Bayu untuk bantu."

Dokter Bayu menatap Sabila, operasinya memang sudah hampir selesai. "Kamu bisa kan?" tanyanya.

"Bisa, Dok." jawab Sabila.

"Oke. Tenang aja ya, pendarahannya udah berhenti, tutup organ penting, terus closing." ucap Dokter Bayu. Sabila mengangguk, mengapresiasi dukungan tersebut.

⏳⏳⏳

Jam 10 malam, Tim Shadow sudah berganti shift. Kali ini, Renner dan Iqbal yang berada di dalam safe house. Sejauh ini, tidak ada kejanggalan. Menurut Paul dan Danil, Intan cukup kooperatif biarpun agak cerewet dan suka memancing dengan pertanyaan yang aneh-aneh.

"Saya beneran nggak dikasih internet? Bosen banget." sahut Intan. Renner dan Iqbal duduk di meja makan, mengawasinya yang ada di ruang tengah, tidak menjawab. Perempuan berusia 30-an itu terus jalan mondar mandir mengitari ruangan.

"Atau go-food gitu, seenggaknya." keluh Intan.

"Eh go-food butuh internet ya. Ini deh, 14045." sahutnya lagi.

Renner memutar bola matanya, Paul benar, cerewet.

"Makanan udah disedian, nggak delivery ya biar nggak ada yang ngikutin ke rumah ini lah." jawab Iqbal. Renner menggelengkan kepalanya.

"Ini dimana sih? Ada suara kereta berarti deket rel?" tanya Intan. Iqbal dan Renner tidak menyahut.

Intan kemudian mengambil permainan kartu, "Ayolah. Bosen nih."

"Protokol. Kami cuma boleh interaksi seperlunya." jawab Iqbal akhirnya, "Tapi...itu tato baru ya?" lanjutnya bertanya, daritadi memang Intan menggaruk gambar pedang itu di lengan bawahnya.

Intan tak menjawab, malah menurunkan kemejanya yang digulung setengah dan membereskan kartu-kartu yang tersebar di meja.

"Kirain udah lama masuk Laskar." cibir Iqbal. Renner menatapnya tajam, tanda tak suka dengan interaksi tak perlu ini. Iqbal menggerakkan bahunya, meminta maaf.

"Masuknya sih udah lama tapi emg tatonya baru. Tadinya nggak mau, Saya kan perempuan baik-baik." Lalu, perempuan ini melakukan koprol untuk menyebrangi ruangan dan berhenti di ujung jendela, melihat keluar.

Emang gila ini orang. Batin Renner, yang ia yakin Iqbal juga berpikir hal yang sama.

"Eh- liat deh. Itu mobil-mobil hitam, nggak seharusnya disana kan?" tanya Intan kali ini.

Renner dan Iqbal bertatapan bingung, "Tutup kordennya. Jauhin jedela, duduk aja di sofa. Atau di bawah sekalian." perintah Renner ke Intan yang langsung dilakukan.

Renner mengkode Iqbal untuk merapat ke tembok, dan mengintip dari samping.

"Syar, mobil hitam daritadi disana atau gimana?"

"Aman Bang, itu punya kantor depan. Emang garasinya nggak muat, mobil utility baru dibalikin abis dinas." jawab Syarla.

Renner dan Iqbal menghela nafasnya lega. Lokasi mereka memang agak di pinggir kota. Iqbal sengaja mencari lokasi yang tidak padat penduduk, kebanyakan ruko dan gudang tempat truk dan mobil box transit logistik.

Selang tiga detik setelah itu,

PRANG!!!

Sebuah batu memecahkan kaca jendela mereka. Dari mana?

"Plan B! Plan B!" Renner menyerukan di comms-nya.

Ia tidak mau ambil resiko. Renner dan Iqbal menggegaskan Intan untuk langsung bergerak menuju pintu belakang. Paul, dan Danil, juga langsung bergegas membuka pintu van dan segera masuk dari pintu belakang untuk membantu Renner dan Iqbal.

Dan benar saja, tak lama berselang, BOOM, sebuah bom molotov masuk dari lubang jendela tadi, membakar ruko yang mereka tempati.

"Syar!! Lu nggak liat dari mana ini?!" bentak Renner.

"Negatif. Langsung aja kita pindah!" balas Syarla cepat.

Di tengah kepulan asap, mereka berusaha keluar dari ruko tersebut. Untungnya rute belakang ini cukup mudah untuk mereka akses. Dengan cepat, mereka langsung menaiki van yang sudah siap tancap gas.

Renner medudukkan diri di belakang van. Jantungnya berdegup kencang. Mereka selamat.
Untuk saat ini.

⏳⏳⏳

"Good job hari ini, Sabila, Ega, dan Anna." ujar Dokter Bayu di ruang istirahat, ketika mereka semua selesai shift. Hari itu memang hari yang hectic, selain operasi pasien kritis tadi, Dokter Bayu dan Ega juga harus melakukan operasi hematoma. Anna dibanjiri dengan beragam pasien di IGD yang juga membuat suster-suster IGD kewalahan.

Ega dan Anna langsung pamit pulang. Sementara Sabila terduduk lelah, operasi selama 4 jam tadi menguras tenaganya. Ia mengirim pesan ke Renner, meski ia tahu tidak akan dibaca.

Sabila 🚑🆘
Kamu baik-baik aja kan?
Hari ini IGD kayak kapal pecah.
Operasi terlamaku, 4 JAM!! 🙁
Ditunggu kepulangannya, Kapten.

"Pak Trisno udah stabil kan, akhirnya?" suara Dokter Bayu memecah fokus Sabila yang dari tadi menatap HP-nya.

"Eh- Udah kok Dok. Udah masuk ke ruang rawat inap biasa. Lega akhirnya." jawab Sabila.

Dokter Bayu mengangguk, "Untung stok darah kita banyak ya. Dan, beneran well done dalam resurrection pasien, Sabila. Kadang itu sulit dilakukan di ruang operasi."

"Iya, Dok. Makasih." balas Sabila.

"Oh iya, kalau kamu mau rotasi ke unit lain, silahkan ya. Saya tau kamu memang punya interest di IGD, tapi kalau kamu mau coba jadi residen dokter lain, nanti saya atur." sahut Dokter Bayu.

"Oke, saya pikirkan, Dok." jawab Sabila.

Ternyata, interaksi dengan Dokter Bayu tidak seburuk yang ia pikirkan. Dan tampaknya, ia akan bisa bekerja sama dengan Dokter Bayu. Lagi. 

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

174K 8.5K 29
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
209K 6.2K 50
(Mohon maaf untuk chapter awal yang masih berantakan) Bagi Marchella mengenal Kevin adalah hal yang paling membahagiakan selama ia hidup di dunia. S...
202K 31.1K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
5.1K 476 23
COMPLETED! _____ Datangnya sangat mengejutkan, perginya tanpa jejak. ingin ku sebut hantu tetapi ia masih bernafas di bumi. ____Alifia Bestari____ Kh...