I WANT YOU (END)

By SriNNingsih

1.8M 138K 1.9K

Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak d... More

PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
Extra Part 4
Persiapan untukmu, Ace!
Hello

68

10.6K 1K 19
By SriNNingsih

"Apakah kau kecewa, Ricard?" Tanya Salsabila. Wanita bernetra abu-abu sedikit kecewa melihat ekspresi wajah pria yang tak lain adalah suaminya sendiri.

Ricard amat terkejut karena pengantin wanita bukanlah Nathalia seperti yang telah ia rencanakan bersama Ratu Julie. Pria itu tak bisa berbuat banyak, selain Salsabila kini sudah resmi menjadi istrinya, Ratu Julie pun menahan amarah karena rencana yang telah ia susun rapi menjadi berantakan.

"Apa kau sengaja melakukan ini, Bila?" Tanya Ricard.

Salsabila mengangguk "Aku tidak rela kamu bersanding dengan Nona Nathalia. Aku benar-benar tidak sanggup melihatnya." Ujar Salsabila dengan suara tercekat.

"Tapi, kau membuat semua menjadi rumit, Bila. Aku sudah pernah bilang padamu, aku tidak akan meninggalkanmu. Aku menikahi Nathalia untuk kemajuan kerajaanku dan agar aku bisa lebih berkuasa mengendalikan keluarga Zeyrav. Keuntungan akan di dapat kerajaan dengan memaksa Duke Aaron untuk ikut berkontribusi dengan bergabung di sisi Kerajaan." Papar Ricard. "Harusnya kau bisa lebih bersabar, Bila."

Salsabila kembali menangis sesenggukan, hatinya sesak karena Ricard menolak kehadirannya. "Tidak tahukah kau, kalau Ayahku sudah menjadi Duke?" Tanya Salsabila. "Ratu mengangkat Ayah menjadi seorang Duke. Bukankah itu hal baik, Ricard. Ayahku lah yang akan memberikan kontribusi lebih besar kepada Kerajaan nantinya."

Ricard tak mengetahui bahwa Ibunya mengangkat seorang Baron menjadi Duke. Hatinya tersentil karena Ibunya sedikit lancang tidak memberitahu sebelumnya. Meskipun sedikit lega karena ada pengganti Duke Aaron, ada rasa tidak terima di hati Ricard karena gagal memperistri Nathalia. Ia benar-benar tidak terima Nathalia menghilang di hari sakral mereka.

"Baiklah! Lalu kenapa kau bisa ada di sini? Kenapa kau bisa menggantikan posisi Nathalia? Apa Nathalia memintamu atau kau sendiri yang mengusulkan?" Pertanyaan Ricard membuat Salsabila mematung. "Aku tidak akan memaafkanmu, Bila. Jika memang benar Nathalia menghilang karena ulahmu." Netra birunya menatap tajam ke arah Salsabila. Seolah-olah ia ingin menelanjangi semua isi otak Salsabila.

Salsabila menelan ludahnya kasar, ia sedikit gugup. "Maafkan aku, Ricard!"

FLASHBACK ON

2 hari sebelum pernikahan Nathalia setelah pengusiran Duke Aaron dari istana karena mencegah pertemuan Ayah dan Anak tersebut agar tidak merusak alur rencana Ratu Julie.

Duke Aaron meninggalkan istana megah itu dengan langkah lebarnya. Ia harus menemui Ace. Karena pria itu tahu apa yang terjadi sebenarnya. Duke Aaron tidak bisa membiarkan putrinya menderita untuk kedua kalinya. (I Want You, Ch 65)

Duke Aaron memerintahkan tangan kanannya Findle untuk mencari keberadaan Ace secepat mungkin. Ia yakin, Ace tidak akan jauh-jauh dari lingkungan Istana, mengingat Thalia juga berada di Istana meskipun tidak tahu disembunyikan dimana.

Findle mendapat laporan jika Ace berada di ruang rahasia yang letaknya di dalam bar, letaknya juga tak jauh dari istana. Tanpa menunggu waktu lagi, Duke Aaron segera pergi menemui Ace di bar tersebut.

Ruangan penuh dengan orang-orang yang sedang menikmati dunia, aroma beer, wine, serta minuman keras lainnya memenuhi indra penciuman Duke Aaron. "Aku ingin bertemu Pangeran Ace." Ucapnya pada salah satu bartender yang sedang bertugas di balik mejanya.

Kedua mata coklat milik bartender sedikir bergetar, ia tahu orang yang mencari Pangeran Kedua bukanlah orang sembarangan. Ia ragu-ragu untuk memberitahukan dimana tempat rahasia Pangeran Ace. "Anda siapa? Dan ada keperluan apa?" Tanyanya.

Duke Aaron menatap tajam kearah bertender karena terlalu membuang waktunya. "Aku Duke Zeyrav. Katakan pada junjunganmu Duke Zeyrav mempunyai urusan dengannya."

Di saat bersamaan di balik pintu yang berbentuk rak tempat minuman pun terbuka. Ace muncul dari dalam pintu tersebut. Duke Aaron sedikit lega karena ia sudah menemukan Ace tanpa membuang banyak tenaga. Tanpa basa-basi ia langsung mencengkram kerah baju Ace, membuat netra merahnya menatap lawan penuh dengan aura ingin membunuh.

Ketika sadar di depan matanya merupakan Duke Zeyrav, Ayah Thalia, perlahan tatapan Ace sedikit melunak. Ia tahu alasan Duke Aaron datang menemuinya.

"Mari Tuan, ikuti saya!" Ujar Ace kembali masuk kedalam ruangannya.

"Apa yang terjadi?" Tanya Duke Aaron.

Ace bersandar di kursi empuknya. Ia mulai menceritakan rentetan kejadian hingga kabar tentang pernikahan yang akan di gelar oleh Sang Ratu. Ia juga menjelaskan bahwa pernikahan tersebut merupakan niat sang Ratu untuk mengikat Thalia dan keluarga Zeyrav agar tunduk kepada peraturan Kerajaan. Mengingat pemimpin saat ini di pegang penuh oleh Raja Ricard dan Ratu Julie.

Duke Aaron terperangah mendengar Kerajaan Renegades akan menyerang Kerajaan Orthello akibat pengedaran obat berbahaya beserta kasus keguguran yang memang di sengaja untuk mendukung penyempurnaan sihir hitam. Duke Aaron tahu jika Kerajaan Renegades memang pemilik sihir hitam murni yang sudah turun menurun.

"Kita harus menyelamatkan Nathalia sebelum penyerangan di mulai!" Ujar Duke Aaron.

"Saya memiliki rencana dan pastinya melibatkan pihak musuh terutama wanita yang menjadi sumber penderitaan Nathalia." Jawab Ace.

Duke Aaron mengernyit, "Apakah wanita itu putri dari Baron Smith Snowhite? Nona Salsabila?" Tanyanya.

Ace mengangguk, "Benar, tapi aku masih belum memiliki cara agar Salsabila mau membantu kita!"

Duke Aaron tersenyum miring. "Aku tahu caranya. Untuk kesempatan kali ini, pasti akan aku gunakan untuk membalas perbuatan Salsabila kepada Nathalia."

"Apa yang terjadi, Tuan Duke?" Tanya Ace.

"Findle, bawa kesini!" Perintahnya pada pria kepercayaannya.

Findle beranjak mendekat dan menyerahkan sebuah kotak kayu kecil yang di gunakan untuk menyimpan barang berharga. Duke Aaron menerima dan membuka kotak kayu tersebut. Di dalamnya terdapat anting-anting serta sedikit bercak darah yang mengering. Ace menatap benda tersebut, ia menunggu Duke Aaron menjelaskan tentang benda di depan matanya itu.

"Peristiwa yang membuat putriku jatuh dari tebing dan koma selama 5 bulan. Aku hanya mempunyai anting-anting ini sebagai bukti, karena benda ini di temukan di genggaman erat tangan putriku." Papar Duke Aaron.

Netra merah Ace melebar, ia tahu anting-anting tersebut milik siapa. Karena di saat yang bersamaan Ace berada di sana, menyaksikan semua rentetan yang menyebabkan Nathalia jatuh koma dalam waktu yang lama.

"Aku mencurigai Nona Salsabila dan Raja Ricard terlibat dalam peristiwa itu." Sambung Duke Aaron.

Ace tersenyum miring, "Mari kita pergi ke kediaman Salsabila untuk memastikan. Kebetulan sekali di anting-anting ini terdapat bercak darah yang mengering. Aku akan menganalisanya menggunakan sihirku."

Duke Aaron terkejut. "Jangan gegabah! Jika kau melakukan hal itu tentu akan ada bayarannya. Sihir untuk menganalisa darah merupakan Sihir Terlarang."

"Tidak perlu khawatir, Tuan Duke. Tujuanku hanyalah menyelamatkan Thalia. Selebihnya, aku akan meminta tolong kepada Tuan Duke dan Tuan Alexandros." Jawab Ace dengan ekspresi datarnya. "Beberapa dari petugas keamanan juga akan bergabung, kita tidak akan menggeledah rumah seseorang tanpa di dampingi petugas keamanan kan? Setelah ketemu buktinya petugas keamanan akan membawa Salsabila untuk diadili." Ucap Ace.

"Petugas keamanan? Kau akan melibatkan pihak istana?" Tanya Duke Aaron.

Ace tersenyum miring "Tentu saja tidak, Tuan Duke!"

Keesokan harinya, kepulangan Alexandros membuat kediaman Zeyrav semakin heboh. Ia telah mendengar kabar bahwa istana akan menyelenggarakan pesta pernikahan, bukan dengan wanita pilihannya melainkan dengan adiknya, Nathalia.

Alexandros pulang dengan amarah yang menggebu-gebu, ia tak setuju adik tercintanya menikah dengan pria plin-plan yang tak bisa setia kepada pasangannya. Alexandros juga tak terima dengan pengusirannya, akibat ia dilarang untuk menemui adiknya sendiri.

Xandros akhirnya mengikuti Ayahnya pergi menuju kediaman Salsabila. Ia pun setuju ikut bergabung bersama Ace untuk menyelamatkan Nathalia.

"Mungkin kedatangan kita tidak akan di sambut baik oleh Tuan Smith." Celetuk Duke Aaron yng memecah keheningan di dalam kereta kuda.

"Mengapa demikian, Ayah?" Tanya Xandros.

"Smith tidak akan terima jika kita sedikit melakukan hal yang tak sopan di kediamannya nanti." Jawab Duke Aaron.

"Kalau begitu ayah jangan khawatir. Tuan Smith masih berada di Istana. Pria itu akan menetap disana mungkin sampai acara pernikahan Raja Ricard bwrlangsung." Jawab Xandros yakin.

"Bagaimana bisa kau mengetahuinya, Nak?" Tanya Duke Aaron heran.

"Sebelum pulang, aku pergi ke istana dulu, Ayah. Ingin memastikan kabar tersebut dan berakhir di usir dari istana. Aku dilarang bertemu dengan Nathalia adikku sendiri, Ayah." Jawab Xandros sedikit menggebu-gebu akibat emosi.

"Tidak hanya kamu saja, Nak. Ayah juga mengalami hal serupa." Jawab Duke Aaron.

"Sepertinya, Raja Ricard dan Ratu Julie memang sengaja tak membiarkan kita bertemu Nathalia. Aku curiga mereka memiliki rencana yang tidak baik." Timpal Xandros. Ace hanya diam memperhatikan pembicaraan antara Ayah dan Anak. Tak lama kereta kuda pun sampai di kediaman Snowhite.

Melihat lambang kereta kuda membuat para pengawal dan pelayan di kediaman Snowhite kalang kabut. Tak ada kabar, surat ataupun pemberitahuan bahwa Duke Zeyrav akan mendatangi kediaman mereka.

"Salam hormat Pangeran Ace, Tuan Duke Zeyrav, dan Tuan Muda Alexandros." Sahut kepala pelayan.

"Terimakasih atas sambutannya." Ucap Duke Aaron. "Kami mohon maaf jika kedatangan kami kesini membuat keributan." Sambungnya.

"Suatu kehormatan bagi kami bisa menyambut kedatangan Tuan Duke." Kepala pelayan menunduk hormat. "Akan tetapi, kami memohon maaf sebelumnya karena Tuan Baron Snowhite dan istrinya tidak berada di dalam. Hanya ada Nona Salsabila saja."

Kepala pelayan segera mempersilahkan masuk tamu besar. Segera beberapa pelayan mempersiapkan teh dan kudapan sebagai jamuan. Dan sebagian dari mereka mempersiapkan Nona Salsabila sebagai perwakilan Tuan Rumah.

"Salam untuk Pangeran Ace, Tuan Duke Zerav, dan Tuan Muda Alexandros. Semoga dewi keabadian senantiasa memberikan berkahnya untuk Anda!" Salsabila memberikan salam sesuai etiket kerajaan.

"Terimakasih, Nona." Jawab Duke Aaron.

Salsabila kembali mempersilahkan ketiganya untuk duduk dan menikmati sedikit kudapan yang telah di persiapkan. "Maafkan saya tidak menyambut kedatangan Tuan dengan baik. Karena sejujurnya, saya dan Ayah tidak mendapatkan kabar tentang kedatangan Guan hari ini."

"Tidak apa-apa, Nona. Justru kami meminta maaf karena kedatangan kami sungguh mendadak." Jawab Duke Aaron lugas dan tanpa senyum di wajahnya.

"Tentu pasti ada kepentingan mendesak yang membuat Tuan datang kesini. Kiranya saya dapat mewakili sebagai perantara yang nantinya akan saya sampaikan pesan Tuan kepada Ayah dan Ibu saya." Kata Salsabila lembut dan tersenyum manis.

Duke Aaron memanggil Yasmin untuk menyerahkan kotak kayu. Ia meletakkannya di meja tepat di depan mata Salsabila. Gadis bernetra abu-abu terdiam dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Kotak apa ini, Tuan?" Tanya Salsabila.

Duke Aaron tersenyum miring, "Bukalah. Kau pasti tahu benda apa itu?"

Salsabila tersenyum, ia meraih kotak tersebut dan membukanya perlahan. Kedua mata Salsabila melebar, rahangnya sedikit mengeras, dan tubuhnya menegang sempurna. Ia terpaku dengan benda yang ada di dalam kotak tersebut. Sebuah anting berlian putih yang sangat ia kenal, bahkan ia masih menyimpan pasangannya. Ace tersenyum samar hampir tak kentara setelah melihat gelagat Salsabila, gadis itu memang tak pandai mengolah ekspresinya.

Tak lama petugas keamanan pun datang, mereka memakai setelan resmi berwarna hitam dan Raymond sebagai ketuanya. "Salam Pangeran Ace, Tuan Duke, Tuan Muda Zeyrav dan Nona Salsabila." Salamnya.

"Kedatangan kalian tepat waktu, meskipun sedikit terlambat." Ucap Ace membuat Raymond mengdengus kesal.

"Saya yakin anda mengetahui perihal dan asal usul anting tersebut. Bukan begitu Nona Salsabila?" Tanya Ace dengan nada dinginnya penuh penekanan.

Salsabila menggelengkan kepala, ia segera meletakkan kasar kotak tersebut di atas meja. "Tidak, aku tidak tahu apapun tentang kotak tersebut, Pangeran Ace."

"Saya sudah pastikan, Nona berbicara demikian. Raymond, periksa ruangan pribadinya jangan sampai ada yang terlewatkan. Dan periksa pula kedua telinganya!" Titah Ace.

"Baik, Pangeran!" Jawabnya.

Raymond segera meminta rekannya perempuan untuk memeriksa kondisi tubuh Salsabila. Dan sebagian mereka Raymond perintahkan untuk menggeledah kamar tidur Salsabila.

"Kalian tidak sopan jika menggeledah rumah orang seenaknya. Saya bisa menuntut kalian!" Seru Salsabila.

"Jika Nona melakukannya, maka akan semakin mempermudah pekerjaanku hari ini." Ujar Ace terkekeh.

Salsabila tak bisa menghentikan 2 pria dan 1 wanita yang berjalan menuju ruangan pribadinya. Mereka berjalan dengan langkah cepat dan tegas. Beberapa pelayan mencoba menghalangi namun tidak bisa. Ruangan Salsabila pun di geledah.

Salsabila juga di dekati oleh wanita berbaju hitam. Wanita tersebut menatap datar Salsabila. "Mohon maaf, Nona. Saya akan memeriksa Anda hanya sebentar."

Salsabila refleks berdiri dan melangkah mundur menjauhi perempuan berbaju hitam tersebut. "Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Salsabila dengan suara bergetar.

"Tenanglah, dia akan memeriksamu sebentar." Ujar Xandros yang sedari tadi diam tetapi gemas ingin mematahkan tulang belulang Salsabila.

Salsabila mengangguk ragu, ia berkeringat dingin. Ini pertama kali baginya mendapat perlakuan seperti itu. Salsabila kembali duduk, ia mencoba menenangkan diri dengan pikiran-pikiran naifnya. 'Tidak apa-apa, semua baik-baik saja. Benda itu sudah aku simpan dengan baik.' Batinnya berusaha tenang.

Wanita berbaju hitam segera memeriksa kedua telinga Salsabila. Telinga kanan baik-baik saja, hanya terdapat satu lubang anting. Ia beralih memeriksa telinga kirinya, sebelah alisnya terangkat. Di telinga kiri, ia mendapati lubang anting-anting yang robek, tepat di sebelah lubang anting baru yang tertutupi rapi oleh anting-antingnya yang ia pakai.

Setelah memeriksa bagian telinga, wanita itu mengambil jarum yang berbentuk seperti jarum suntikan dengan kantung kulit di ujungnya. "Mohon maaf, Nona. Saya izin mengambil sedikit darah Anda."

Salsabila menatap horor wanita itu. "Untuk apa?"

"Untuk memeriksanya, Nona. Jangan khawatir, ini tidak lah sakit." Ujarnya. Kemudian dengan lihainya, wanita itu menusukkan jarumnya tepat di pembuluh darah vena, ia membiarkan darah mengalir memenuhi kantung kulit yang berukuran kecil.

Segera ia mencabutnya setelah di rasa darah yang ia dapatkan cukup. Wanita tersebut segera menekan tempat tusukan agar darah tidak mengalir keluar dengan tangan kirinya. Sementara tangan kanannya menyerahkan jarum tersebut pada Ace.d

Tak menunggu lama, Ace segera mengambil anting-anting di kotak kayu tersebut. Ia meletakkannya di telapak tangannya, satu tetes darah baru dari Salsabila membasahi bercak darah yang mengering. "Perhatikan, Tuan Duke. Jika anting-anting ini bersinar dengan sinar putih maka terkonfirmasi bahwa anting dengan bercak darah tersebut sesuai dengan darah milik Nona Salsabila. Sebaliknya jika berwarna hitam, maka anting-anting tersebut bukan milik Nona Salsabila." Papar Ace.

"Aku mengerti!" Jawab Duke Aaron.

Ace memejamkan matanya, ia fokus dengan merapalkan mantra terlarang di dalam hatinya. Sebuah lingkaran sihir terlarang bersinar merah di sekitar tangan Ace. Salsabila melebarkan matanya, ia baru mengetahui kalau Pangeran Kedua bisa melakukan sihir.

Perlahan sinar merah di tangan Ace berubah menjadi putih. Anting tersebut mengeluarkan sinar putih yang sangat menyilaukan mata. Sebuah tanda yang tak bisa di sangkal. Duke Aaron menatap tajam kepada Salsabila.

Tak lama Raymond pun datang kembali dari kamar Salsabila dengan membawa kotak bludru hitam yang tampak berdebu. Kedua mata Salsabila membelalak melihat kotak tersebut. Ia menyimpannya di laci kecil yang tersembunyi di bawah tempat tidur. Ia yakin tidak akan ada orang yang tahu tempat tersembunyinya itu.

"Kami mendapatkan ini, Pangeran!" Ujar Raymond.

Pangeran Ace segera meraih kotak hitam tersebut. Ia membuka kotak tersebut. Sebuah gaun putih dan satu set perhiasan di dalamnya. Ace ingat gaun putih itu sempat di pakai Salsabila saat itu, jemarinya menaih anting-anting yang hanya tinggal sebelah. Ace mensejajarkan kedua anting tersebut.

Duke Aaron melemparkan tatapan tajam penuh rasa ingin membunuh kepada Salsabila. Wanita tersebut membeku, ia menggigil akibat mendapatkan tatapan intinidasi dari Duke Zeyrav. "Apa yang kau perbuat pada putriku? Di malam festival berburu berlangsung?" Tanya Duke Aaron dengan nada dingin penuh penekanan.

Salsabila tergagap "S-sa-saya tidak melakukan apapun, Tuan Duke." Ujar Salsabila. "Saya dan Pangeran Ricard tidak melakukan apapun kepada Nathalia!" Sambungnya dengan nada penuh ketakutan. Kedua matanya mulai memanas.

Xandros terkekeh "Jadi kau tidak sendiri dan bersama Pangeran Ricard saat itu?" Tanya Xandros dengan pertanyaan yang membuat Salsabila terdiam seketika. Gadis itu menyadari pembelaannya malah membuka rahasia yang sudah ia dan Ricard simpan rapat-rapat.

"Tangkap gadis itu! Aku ingin dia di adili seadil-adilnya!" Seru Duke Aaron.

"Tunggu! Aku mohon jangan menangkapku, Tuan Duke. Aku tidak sengaja melakukannya." Pinta Salsabila dengan wajah memelas. Wanita itu berdiri dengan memasang postur tubuh memohon kepada Duke Aaron.

Senyuman miring terbit di wajah Ace. "Lakukan apa yang aku perintahkan. Maka kau aku bebaskan! Bagaimana?" Duke Aaron dan Xandros kompak melebarkan kedua matanya, begitu juga dengan Salsabila. Mereka terkejut dengan penuturan Ace.

"Apa yang kau lakukan? Kau ingin membebaskan wanita yang hampir mencelakai putriku?" Tanya Duke Aaron kesal.

"Tentu tidak, Tuan Duke." Jawab Ace, pria tersebut berdiri dan meraih sebilah pedang milik Raymond yang berdiri di sampingnya.

Ace mengarahkan ujung pedang tajamnya tepat di leher Salsabila. Membuat wanita tersebut jatuh terkulai di lantai dingin, kedua kakinya lemas seketika. "Aku tak akan segan menebas kepalamu saat ini juga jika kau tidak melakukan apa yang aku katakan, Nona Salsabila!" Kedua netra merah Ace berkilat marah, aura membunuhnya mulai menguar.

Salsabila menangis sesenggukan, ia memohon untuk di lepaskan. "Saya tidak sengaja melakukannya, Pangeran! Mohon maafkan saya."

"Aku tidak menerima permintaan maaf darimu, Nona Salsabila. Tapi, aku akan memberimu perintah untuk membantuku membebaskan Nathalia dari cengkraman Ricard. Pria yang kau puja." Jawab Ace. "Tapi, jika kau berkhianat. Maka detik itu juga, aku akan mengakhiri nyawamu, Nona!"

Keringat dingin membanjiri tubuh Salsabila "Akan aku lakukan, Pangeran. Percayalah padaku!" Sahut Salsabila kemudian.

Ace tersenyum miring, "Besok datanglah ke istana! Aku ingin kau menggantikan posisi Nathalia sebagai mempelai wanita!"

Kedua mata Salsabila melebar sempurna. "Apa?"

"Kau akan menggantikan posisi Nathalia. Ingat! Jangan sampai ketahuan saat ikrar janji suci hingga kamu resmi menjadi istrinya!" Tegas Ace penuh dengan penekanan. "Bagaimana? Kau setuju melakukannya?" Tanya Ace sembari menekan ujung pedangnya ke kulit leher Salsabila.

Gadis itu meringis merasakan mata pedang menempel pada kulit lehernya. "Akan saya lakukan!"

"Bagus!" Jawab Ace dengan senyuman terukir penuh makna di wajahnya.

Ace juga sudah mempersiapkan aula di istananya. Ia merubah tempat itu menjadi Altar sederhana. Gaun pengantin cadangan milik Thalia dan Ace sudah di persiapkan oleh Yasmin. Duke Aaron tertegun melihat persiapan yang sudah di lakukan pria bernetra merah tersebut.

Ace berdiri di depan Duke Aaron, "Besok di saat acara Raja Ricard berlangsung. Izinkan saya menikahi Nathalia, Tuan Duke." Ujar Ace. "Bersediakah Tuan Duke, menjemputnya untuk saya?"

Hati Duke Aaron menghangat, "Tanpa kau meminta pun, aku akan menjemput putriku. Kau jangan khawatir, Nak!" Jawab Duke Aaron menepuk pelan kedua bahu Ace.

Continue Reading

You'll Also Like

641K 59.8K 32
Ibuku bilang, selama ini kami harus hidup susah dan terus-menerus bersembunyi karena ayahku sangat membenci kami dan ingin membunuh kami. Namun ... K...
1.3M 180K 45
Julia gadis 12 tahun yang meninggal akibat menghirup kebocoran gas, tiba-tiba terbangun di tubuh balita kecil! Bagaimana ini? Balita itu bahkan belum...
472K 28.4K 46
{Warning! Masih tahap revisi dan banyak typo berterbangan!} Hal yang Evelyn inginkan hanya kasih sayang keluarga. Tidak begitu sulit kedengarannya, t...
311K 32.7K 35
Amadia Dulce Fidel merupakan bangsawan dari keluarga Fidel. Tepatnya, putri pertama Grand Duke Baltasar Andres Fidel. Dia diasingkan oleh keluarganya...