My Little Baby (END) ✓

By AyyaKanawut

71.5K 8.4K 2.4K

Di usia nya yang baru menginjak 27 tahun Mew Manuel Damarion Harus siap di jodohkan oleh orang tua nya, alasa... More

Perkenalan Tokoh
01 || Di Kejar Nikah 🍓
03 || Calon menantu 🍓
04|| ingin mengikat 🍓
05 || resmi mengikat 🍓
06 || Kantor Manuel 🍓
07 || Bayi sakit 🍓
08 || Kembali 🍓
09 || Rencana 🍓
10 || Kelulusan 🍓
11 || Pernikahan 🍓
12 || first time 🍓
13 || Istri Kecil 🍓
14 || tingkah Gasena 🍓
15 || Ikan putih-putih 🍓
16 || Gasena anak baik 🍓
17 || Ice cream 🍓
18 || Manuel & Gasena
19 || Gasena Agresif 🍓
20 || sakit lagi? 🍓
21 || Mulai nakal 🍓
22 | Gasena rewel 🍓
23 || Keseharian 🍓
24 || Gasena & Adek bayi 🍓
25 || Keluarga kecil (END) 🍓

02 || Gara-gara Mochi 🍓

3.3K 371 194
By AyyaKanawut

Manuel meminum teh yang di buatkan sang mama dan mengambil Jas kerjanya cepat, sang mama menahan tangan Manuel. "Mau kemana? Sarapan dulu yang bener kamu ini udah jarang pulang juga!" Kesal sang mama.

"Mau jemput Gasena nanti dia telat datang sekolah emang mama mau?" tanya Manuel dan sang mama langsung melepaskan pegangannya, senyum sang mama merekah. "Yaudah sana cepet jangan sampe menantu Mama di hukum karena kamu ya Manu!" Manuel mengangguk kecil, kecupan Manuel berikan di kening sang mama.

"Manu berangkat duluan pah," pamit Manuel pada sang papa, sang papa mengangguk dengan mengunyah menikmati sarapan yang di buat oleh sang istri.

Manuel berjalan meninggalkan orang tuanya, sang mama melihat ke arah suaminya. "Anak kita udah mulai gerak papa! Seneng banget bentar lagi mama punya menantu," ujar sang mama pada suaminya, sang papa mengangguk kecil. "Papa juga seneng kalau dia mau cepet nikah."

Manuel berjalan ke arah parkiran setelah menekan tombol yang ada di kunci mobil manuel masuk ke dalam kursi kemudi, Manuel menyalakan mobilnya.

Memang Manuel tidak memakai supir karena sudah terbiasa menggunakan mobil sendiri, lagipula lebih nyaman menyetir sendiri daripada di setir orang lain.

Mobil Manuel mulai berjalan meninggalkan rumah ketika gerbang besar itu di buka dengan lebar, Mobil Manuel melaju pelan meninggalkan pekarangan rumahnya.

Manuel melihat jam di tangannya, masih ada waktu untuk menjemput Gasena. Manuel sudah berjanji akan mengantarkan Gasena ke sekolah, tapi tadi Manuel di paksa mama nya untuk sarapan lebih dulu.

Manuel jarang datang ke rumah utama karena Manuel memiliki rumah nya sendiri, Manuel sudah menjadi CEO muda dan menurut Manuel memiliki rumah sendiri itu lebih efektif karena jika Manuel pulang larut malam tidak menganggu istirahat orang tua nya.

Jarak rumah Manuel tidak terlalu jauh dengan Gasena jadi bisa sedikit lebih lambat Manuel membawa mobil miliknya Tapi Manuel tidak ada waktu untuk membelikan Gasena sesuatu, Manuel ada meeting penting juga.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya memakan waktu 15 menit mobil Manuel mulai sampai di komplek perumahan Gasena. Suara klakson Manuel terdengar dan Gerbang langsung di buka.

Manuel masuk ke dalam rumah besar milik Gasena, Manuel melihat Gasena dan bunda nya yang sedang mengobrol atau lebih jelasnya Gasena sedang merengek terlihat dari wajahnya yang sendu dan bibirnya melengkung kebawah.

Mama nya pernah bilang, Gasena itu sangat menyukai Mochi jadi setiap ingin mochi selalu rewel dan bunda nya itu keras jika tidak maka tidak akan di berikan walaupun Gasena menangis.

Manuel keluar dari mobil, suara pintu mobil yang di tutup membuat keduanya menoleh. "OM MANU!!" teriakan itu membuat Manuel mendongak, Gasena berlari menghampiri Manuel dan langsung memeluk tubuh besarnya.

Manuel terdiam, mencerna apa yang Gasena lakukan. "Bunda nakal, tidak berikan Asen mochi. Asen ingin Mochi Om, marahin bunda Asen Om." Gasena menunjuk ke arah sang bunda, mengadukannya pada Manuel.

Manuel mendongak menatap sang bunda, Manuel menurunkan jari telunjuk Gasena dan sedikit menunduk. Sampai menangis hanya menginginkan mochi, Manuel mengusap pipi basah Gasena.

"Jangan di denger manu, Gasena ini semalam rewel karena terlalu banyak memakan Mochi." Sang bunda melarang Manuel memberikan Gasena mochi. "Asen tidak apa-apa bunda, bunda ini!" Gasena melepaskan pelukannya dan menghentakan kaki nya kesal.

"Asen, dengarkan om coba sini om lihat gigi Asen." Gasena berbalik arah dan melihat Manuel, Manuel menangkup wajah Gasena. Anak manis itu membuka mulutnya lebar memperlihatkan Gigi sehat dan wangi, Manuel terkekeh ada Gigi bayi sedikit tajam disana.

"Bagaimana Jika Mochi nya Om ganti dengan mainan, Asen mau?" tanya Manuel berusaha untuk bernegosiasi dengan Gasena. "Benar? Om akan berikan mainan apa untuk Asen?" tanya Gasena dengan semangat.

"Apapun yang Asen mau, Asen mau apa?" tanya Manuel lagi, Gasena melihat ke arah bunda nya meminta Izin. "Halah, Asen meminta Izin bunda tetap jika tidak bunda Izinkan Asen marah kan?"

"Bunda," rengek Gasena meminta bunda nya mengizinkan. "Iya, bunda Izinkan tapi jangan terlalu mahal kasian Kak Manu nya harus jajanin Asen yang tidak cukup uang sedikit." Sang bunda mengizinkan, Gasena mengangguk semangat.

"Yay!! Ayo Om kita berangkat sekolah Asen ada Ujian, nanti pulang sekolah Om jemput Asen lagi Okie?" Manuel mengangguk kecil, Manuel menjawil hidung Gasena.

Manuel menuntun tangan kecil itu ke arah kursi penumpang, Manuel membuka pintu mobilnya Gasena duduk disana tak lupa Seatbelt Manuel pasangkan juga di tubuh Gasena.

Manuel menutup pintu pelan dan kembali berjalan ke kursi kemudi, Manuel menunduk hormat ke arah bunda Gasena. "Manu izin bawa Gasena, Bunda." Sang bunda mengangguk kecil, Manuel masuk ke dalam Mobil dan menutup pintu mobil.

Suara klakson terdengar karena mobil Manuel segera berjalan keluar dari pekarangan rumah besar milik Gasena, Gasena melihat ke arah depan dan seperti mencari sesuatu disana.

"Mencari apa?" tanya Manuel dan Gasena menoleh pelan. "Asen mencari sesuatu tidak ada permen om?" tanya Gasena pada Manuel, Manuel menggelengkan kepalanya.

"Om tidak pernah membeli Permen, nanti Pulang Asen sekolah Om belikan permen ya supaya Asen tidak bosan." Gasena cemberut tapi tak ayal tetap mengangguk dengan senang, Manuel mengusap rambut Gasena. 

🍓🍓

Mobil milik Manuel berhenti di depan gerbang sekolah Gasena, Manuel terkekeh kecil ketika si manis tidak bisa membuka Seatbelt.

Manuel membantu Gasena melepaskan Seatbelt, Gasena menoleh ke arah Manuel. "Om, terimakasih banyak ya Om! Sudah antarkan Asen ke sekolah, nanti Jangan lupa jemput Asen untuk beli mainan yang Om bilang tadi!" Seru Gasena mengayunkan tangan Manuel.

"Iya, nanti Om jemput seperti biasa okey? Semoga Lancar Ujiannya, jika nilai Asen nanti tinggi ada Hadiah tambahan dari Om." Gasena terlihat senang, mata bulat itu berbinar. "Benar Om? Om tidak tipu Asen kan?!" tanya Gasena lagi, antusias sekali.

"Iya dong, nanti Om beri hadiah." Gasena mengangguk semangat, anak manis itu melihat ke arah gerbang. "Teman Asen sudah datang, Byee om bertemu lagi nanti!" Gasena keluar dari mobil Manuel segera mungkin.

Manuel membuka kaca Mobilnya, wajahnya terlihat datar ketika orang yang Gasena sebut teman itu malah merangkul Gasena. "Siapa dia," gumam Manuel sedikit tidak suka dengan tatapan teman Gasena.

Manuel menghela napasnya pelan dan mulai menyalakan mesin mobilnya, Mobil Manuel melaju dengan kecepatan sedang setelah Gasena masuk ke dalam Sekolah.

Manuel menunduk saat ada panggilan telepon masuk. "Hallo, kenapa?" tanya Manuel to the Point. ["Ada meeting bego!! Buruan ke kantor!"] Manuel mendengkus dan mematikan sambungan teleponnya. 

🍓🍓🍓

Manuel memijat pangkal hidungnya lelah, di depannya ada perdebatan yang sedang terjadi dan Manuel tidak mengerti apa yang mereka semua debatkan.

Manuel hanya mendengarkan saja, karena dari mereka tidak ada yang mau mengalah dan selalu ingin paling unggul. Padahal Manuel tidak berniat melakukan kerja sama dengan mereka, walaupun mereka menawarkan Harga tinggi.

"Bagaimana menurut anda, tuan Manuel?" Manuel mendongak saat ada yang bertanya pada dirinya, Manuel melihat Ke arah Off. Off mengangguk kecil, pria itu beranjak dari duduknya.

"Sa—"

"Tunggu dulu tuan Off, saya boleh berbicara kan?" Off menghentikan ucapannya dan mengangguk kecil membiarkan orang itu untuk berbicara. "Terimakasih untuk tuan Off, untuk tuan Manuel mohon izin saya akan menjelaskan sesuatu."

Wanita itu beranjak dan menghampiri Manuel dengan Tubuh yang sedikit di lenggok kan, Manuel hanya diam saja karena ini masih Jam kerja. "Menurut saya apa yang di jelaskan oleh papa saya itu ada benarnya Tuan Manuel, papa saja menjelaskan dari mulai inti hingga ke penyelesaian apa tuan Manuel tidak tertarik?" Wanita itu bertanya dengan mendekat pada Manuel.

Gadis itu duduk di meja depan Manuel, Manuel menatapnya datar. Tatapan itu tidak membuat si Gadis gentar untuk mendekati pria mapan ini, gadis itu menunjuk dada bidang Manuel dengan jari lentiknya.

"Apakah tuan Manuel tidak tertarik sama sekali? Apakah itu tidak membuat anda berubah pikiran?" tanyanya lagi, badannya sedikit di condongkan ke depan berusaha menggoda Manuel.

Suara ponsel yang berdering mengalihkan Manuel, senyum tipis terlihat di wajah Manuel sekarang. "hallo, kenapa bayi?" tanya Manuel dengan suara lembutnya. ["Om Manu hiks...,"]

Tangisan itu membuat Manuel terkejut, Manuel melihat nama nya benar itu Gasena tapi mengapa bayi besar ini menangis. "Asen? Kenapa Asen menangis? Coba jelaskan dengan Om, Asen kenapa?"

["Om Manu hiks... Asen ingin pulang, Gigi Asen sakit sekali. Gigi nakal dengan Asen, Asen tidak suka sakit gigi."] Manuel paham, Gasena sepertinya memakan Mochi lagi tanpa izin bundanya.

"Om ke sekolah Asen sekarang ya, tunggu sebentar. Asen nya jangan nangis terus, nanti tenggorokan Asen sakit. Tunggu sebentar, Om berangkat sekarang." Manuel mematikan sambungan teleponnya setelah mengatakan itu, Manuel melihat semua orang dan Off menatap Manuel curiga.

"Meeting saya Tutup dan tidak ada negosiasi untuk menandatangani kerja sama, saya tidak menerima kerja sama ini dan terimakasih sudah berusaha menggoda saya tapi saya tidak tertarik dengan perempuan." Manuel mengambil Kunci mobil dan juga dompetnya, Manuel berjalan meninggalkan ruangan meeting.

Manuel mencari kontak bunda Gasena dan langsung menelponnya tidak membutuhkan waktu lama panggilan di angkat. "Hallo bunda, maaf menganggu. Manu cuma mau minta Izin, Gasena tadi telepon Manu sambil nangis katanya Giginya sakit Manu izin bawa Gasena ke dokter gigi," ujar Manuel menjelaskan tujuannya menelpon.

["Astaga! Itu anak nakal benar-benar membuat bunda pusing, dia tidak ada menelpon Bunda pasti takut bunda marahi. Yasudah Manu, bunda minta tolong jaga Gasena. pasti dia tidak mau bertemu bunda kesempatan sekali dia dekat dengan calon suaminya jadi tidak terkena Omelan bunda."] Manuel terdiam dan tersenyum tipis mendengar ucapan sang bunda.

"Terimakasih banyak bunda, manu izin tutup teleponnya." Manuel langsung mematikan sambungan telepon sepihak, Manuel masuk ke dalam Mobilnya dan menjalankan mobil itu pelan. 

🍓🍓🍓

Manuel mengikuti Guru yang tadi dirinya tanya ruangan Gasena, Sepertinya itu Guru yang bertugas di kantornya tidak bertugas mengajarkan anak-anak.

Sekolah Gasena sangat sepi mungkin karena semua anaknya sedang belajar, tapi Gasena mengatakan sedang ujian. Manuel berhenti di depan kelas Gasena, Guru itu mengetuk pintu.

Semua mata tertuju pada Pintu masuk, Manuel melihat guru dan teman-teman Gasena sedang membujuk Gasena yang tidak mau beranjak dari tempatnya.

Gasena menyembunyikan wajah di lipatan tangan bertumpu pada meja belajar, Manuel meminta Izin untuk masuk ke dalam. Manuel mendekati kursi Gasena, Manuel berjongkok di sana.

Isakan kecil dari Gasena terdengar. "Gasena, ini Om Manu mana coba Om lihat Gigi yang sakitnya." Gasena mengangkat wajahnya setelah suara itu terdengar, Gasena memeluk Manuel dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Manuel. "Gigi Asen nakal Om Hiks... Sakit sekali, Asen tidak suka sakit Gigi."

"Gasena makan apa di kantin tadi?" tanya Manuel pada teman sebangku Gasena, berbeda dengan yang pagi Manuel lihat. "Gasena memakan Mochi Om," jawabnya dan Manuel sudah menebak.

Manuel mengangkat tubuh Gasena dan menggendongnya Ala Koala, Manuel melihat dua guru yang memperhatikan nya. "saya Om nya, saya sudah mendapatkan Izin dari orang tua Gasena. Saya meminta Izin Gasena pulang lebih dulu sekarang," ujar Manuel pada dua Guru itu.

"Baik tuan, Gasena cepat sembuh supaya bisa berkumpul dengan teman-teman lagi." Guru yang sedang mengajar mengusap lengan Gasena, Manuel menerima tas yang sudah di rapikan semua barang Gasena oleh teman sebangkunya. "Terimakasih Banyak," ujar Manuel lagi, Manuel berpamitan keluar dari kelas Gasena. 

Rengekan Gasena masih terdengar mungkin semakin sakit Gigi anak manis itu jadi tidak bisa berhenti mengeluh, Manuel mengusap punggung Gasena.

"Gigi nakal hiks... Asen tidak suka dengan Gigi, nanti sembuh Asen buang semua gigi nakalnya hiks...," Isakan itu semakin terdengar, menangis pun masih bisa mengomel.

"Asen ingin membeli sesuatu tidak sebelum ke dokter gigi?" tanya Manuel dan Manuel terkejut melihat Gasena yang mengangkat wajahnya, Gasena menatap Manuel.

Wajah itu benar-benar penuh dengan air mata. "Om benar? Ingin berikan Asen apapun?" tanya Gasena dengan pelan, anak manis memegang pipi nya juga. Manuel terkekeh dan mengangguk kecil, Gasena kembali memeluk leher Manuel.

"Asen tidak mau pulang nanti bunda marah-marah banyak dengan Asen, Asen ingin ke rumah mama Arin." Gasena mengatakan keinginan nya, tentu saja Manuel mengangguk mengizinkan. "Baiklah kita periksa ke dokter baik dulu setelah itu ke rumah mama Arin." Gasena mengangguk kecil, Manuel menekan tombol di mobilnya.

"Asen ingin pangku Om, tidak mau duduk sendirian." Manuel akan berjalan ke kursi penumpang tapi Gasena mengatakan itu, Manuel mengangguk kecil.

Manuel masuk ke kursi kemudi dan sedikit memundurkan Kursi nya, Manuel duduk dengan Gasena di pangkuannya. "Stt... Jangan menangis terus bayi, nanti gigi nya semakin sakit." Manuel mengusap punggung Gasena.

Mobil Manuel melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan ibu kota, memang tidak terlalu ramai karena masih jam kerja dan juga jam belajar. Manuel melihat ponselnya yang menyala, Off menelpon tapi Manuel menghiraukan panggilan itu melihat Gasena yang menangis Manuel tidak tega melihatnya.

Semoga Gasena mau di obati jadi sakit Gigi nya sedikit berkurang, ini pertama Kali Manuel mendekati seseorang yang usianya jauh di bawah Manuel ternyata memang tidak terlalu buruk.


Kasian banget bayi mochi sakit Gigi tapi tetep aja gak akan kapok makan Mochi dia, selama ada tetep bakal dia makan tuh Mochi emang sebucin itu dengan Mochi.

Mereka ada Part Nikahnya kok tapi kita pdkt dulu yekan, biar liat Tingkah Manuel yang Gengsi padahal cemburu berat pas Gasena di deketin orang.

Wkwk

Vote and komen jangan lupa

See you next part 👋

Continue Reading

You'll Also Like

6.9K 771 28
" aku tidak bisa melihatmu seperti orang orang tapi aku bisa tebak kau pasti sangat tampan " -kavin " dan kau sangat cantik " - Julian
801K 58.7K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
96.3K 12.1K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...