Headmaster [BL]

By Hulk_Ijok

255K 12.5K 336

[MINIMAL FOLLOW LAH YA BIKIN CERITA SUSAH ‼️] [Ganti Cover💞] [BANTU PROMOSI CERITA INI. TERIMA KASIH 💞💐] "... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11 🔞🔞
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
24
25
26
27
28
29
30

23

2.3K 124 4
By Hulk_Ijok

Happy reading 🌛

Tok tok tok.

"Sebentar bunda buka dulu ya pintunya, mungkin itu Faisal."

Sina membuka pintunya dan benar saja itu Faisal, terlihat ada dua buah plastik di kedua tangannya.

"Ini buk makanan nya." Vina mengambil kantong plastik itu.

Dan langsung masuk, di ikuti Faisal. Faisal terkejut melihat Afgan yang menangis tersedu-sedu,

"Maaf... saya teh lancang mengganggu urusan pribadi keluarga ini. Tadi sewaktu saya nunggu antrian, saya teh denger ada dua orang yang nyebut nama den Gabriel, den Darren dan den Saka, mereka teh kayak kesenangan gitu bisa berhasil membuat kalian takut dan cemas."

"Mang mamang tau siapa orang itu?." Afgan bangkit dari duduknya memegang kedua bahu Faisal.

"Maaf... saya teh gak tau orang nya, saya juga gak liat." Afgan melepaskan pegangan nya di bahu Faisal.

Prangg!!.

Suara jendela pecah menggema di seluruh ruangan membuat mereka semua tersentak melihat kearah jendela.

Terlihat Bongkahan batu dengan kertas menempel pada batu, Darren dengan pelan mengambil batu itu membuka kertasnya dengan pelan, semua yang berada di ruangan itu penasaran dengan isi kertasnya.

13.1.20.9.

"Apa isi nya, Darren?."

Darren menunjukan tulisan itu kepada semua orang yang berada di situ, termasuk Faisal. Afgan dengan mengambil kertas itu dari tangan Darren.

"Apa arti angka ini." mereka semua menggeleng kecil.

Afgan tidak sengaja melihat tulisan kecil  sangking kecilnya orang yang memiliki bola mata normal tidak dapat melihat nya.

"Tunggu ini ada angka kecil di bagian bawah."

Afgan meminta bolpoin pada Gabirel, dengan sigap Gabriel mengambil bolpoin nya.

Afgan menulis dengan pelan agar dirinya tidak salah menulis angka, karena tulisan itu terlalu kecil hingga dirinya saja hampir tidak melihat nya.

10.9.14.13.1.23.1.18.14.15.C.

Afgan menunjukkan tulisan angka dan satu huruf itu kepada orang yang berada disitu.

"Gan, lebih baik kita kekantor ku saja. tidak baik bagi kesehatan Gabirel, Gabriel bisa stres dengan masalah ini." Bisik Darren ke Afgan dengan pelan Afgan mengangguk kecil.

"Bun, Mah, aku mau kekantor, aku titip Gabirel." Sina dan Vina mengangguk setuju, mereka juga khawatir jika Gabriel bisa stres dengan masalah ini.

"Maaf! saya lancang bagaimana jika saya bantu den Darren dan Afgan?."

Darren dan Afgan saling memandang, lalu mengangguk. Mereka keluar meninggalkan Vina, Sina dan Gabriel. Elang dan Zitlan memang tidak berada di sana karena ada urusan kantor.

.
.
.
.

Ruangan itu tampak gelap Karena hanya memiliki satu bola lampu yang menerangi meja itu, terlihat 3 tiga orang sedang memikirkan angka-angka yang mereka dapatkan tadi.

Banyak kertas yang isinya angka-angka tadi, Mereka belum mampu memecahkan masalah angka-angka itu,

Afgan sampai frustasi mata nya kembali memerah, menahan tangis nya.

"Den Afgan, kalo aden mau nangis sok atuh jangan ditahan, kalo ditahan teh bikin sakit." Afgan tak kuasa menahan air mata nya lagi,

"Mang, saya khawatir sama Saka, saya takut dia kenapa-kenapa."

"Stt! gak boleh gitu atuh, berdoa sama yang diatas karena hanya kuasa-NYA yang dapat membantu kita." Afgan mengangguk dan mengusap matanya.

"Gimana Ren!?, udah bisa mecahin angka-angka itu?." Darren menggeleng kecil.

"Den, boleh saya lihat kertas nya." Darren memberikan kertas itu ke Faisal.

Faisal diam melihat kedua angka yang cukup sulit diartikan, tapi melihat angka-angka itu iya teringat dengan mas-nya.

"Mas! mas teh nulis apa?." pria itu menunjukkan kertas yang ditulis dengan angka.

"Buat apa mas bikin itu?."

"Mas teh mau ajak anak-anak main detektif-detektifan."

"Tapi gimana mecahin nya? pasti susah, Faisal aja ngeliat nya udah langsung nyerah."

"Cara nya teh itu mudah. Gini-gini nyak A itu abjad urutan keberapa?."

"Satu."

"Kalo P?." Tampak Faisal remaja itu menghitung menggunakan jari-jarinya.

"16."

"Nah!, kalo angka nya gini artinya apa?."
Dikertas terdapat angka 1.16.1." Faisal remaja tampak kembali berfikir.

"Apa!." Ya arti nya 'apa'.

"Tah itu kamu teh tau."

"Den! Saya tau!." Darren dan Afgan dibuat kaget oleh Faisal.

"Mamang tau?." tanya Afgan, ia berharap Faisal tidak membohongi diri nya dan Darren.

"Iya!. Ini teh angka nya sesuai urutan abjad kita! A = 1 dan seterusnya." Darren dan Afgan tampak senang, terlebih Afgan dirinya sangat-sangat senang.

A=1  B=2  C=3  D=4  E=5  F=6  G=7  H=8
I=9  J=10  K=11  L=12  M=13  N=14 
O=15  P=16  Q=17  R=18  S=19  T=20  U=21  V=22  W=23  X=24  Y=25  Z=26

"Jadi 13.1.20.9. itu..."

13.1.20.9.
MATI

Mata ketiga nya membulat mengetahui arti dari angka itu, mereka menenangkan diri dan kembali mengartikan angka yang kedua.

10.9.14.13.1.23.1.18.14.15.C.
JLN MAWAR NO

"Tunggu arti c itu apa?." Mereka bertiga kembali berfikir.

"Tunggu!, kalo angka bisa jadi abjad..."

"ABJAD BISA JADI ANGKA!." pekik Afgan dan Faisal bersamaan.

10.9.14.13.1.23.1.18.14.15.C.
JLN MAWAR NO 3

Mereka bertiga tersenyum.

.
.
.
.

Dikamar terlihat dua wanita sedang menjaga seorang remaja yang sedang hamil, Vina mengusap kepala anaknya sementara Sina mengusap perut calman.

"Mamah mau tanya," Gabriel mengadah kearah Vina. "Waktu kamu tau kamu hamil, kamu ada gak rasa gak mau nerima bayi itu?." Tanya Vina, sebenarnya dirinya sangat ingin mempertanyakan hal itu saat mengetahui anaknya hamil, namun tidak bisa dikarenakan adanya masalah.

"Eummm..."

"GAK!! ak-aku gak mau hamil!! hikss.., nanti gimana sekolah aku! aku masih banyak cita-cita hiksss!!." Darren melihat nya dengan tatapan sayu sungguh ucapan Gabriel membuat hati nya sakit.

Darren mendekati tubuh Gabriel untuk memeluk Gabriel, namun Gabriel menepis tangan Darren, tanpa perduli Darren kembali memeluk Gabriel namun kali ini Darren sangat mengeratkan pelukannya sampai-sampai Gabriel tak mampu melawannya.

"GAKKK!!! hiksss gimana kalo keluarga kita gak hiksss menerimanya, aku takutt hiksss."

"Sttt! keluarga kita pasti menerimanya, aku janji. Kalau pun keluarga kita gak menerima nya, aku akan ada buat kamu."

"Sayang, aku mohon jangan berniatan untuk menggugurkan kandungannya, bayi itu gak salah, lagi pula kita melakukan hubungan intim itu atas kemauan kita sendiri." Mendengar tuturan Darren yang begitu panjang ia menyadari bahwa anaknya tidak salah, namun bukan itu yang membuat nya khawatir dan takut tapi, keluarga.

Gabriel mulai tenang Darren tetap memeluk tubuh milik Gabriel, "Aku janji akan menjadi Daddy yang baik untuk bayi kita, aku janji." Darren mengajungkan jari kelingkingnya.

"Janji?." jari kelingking Gabriel dan Darren saling melingkar.

Cup~

"Mamah sama bunda berharap, kamu gak akan ngelakuin hal yang tidak baik untuk keselamatan bayi nya." Gabriel mengangguk dan tersenyum.

"Sudah sekarang kamu tidur," Gabriel memejamkan matanya setelah itu ia terlelap tidur, Vina dan Sina keluar dari kamar tidak ingin menganggu tidur putra dan calman.

.
.
.
.

"Umphh!." Terlihat seorang remaja baru diculik oleh dua orang ber Hoodie hitam dan bertopeng LED.

"Bagus akhirnya kita berhasil nge-culik dia."































TBC...

Nah loh siapa tuh yang diculik.

Hahaha ada yang udah tau belum sih trik-trik angka-angka itu.

Tatah angkel onty

Continue Reading

You'll Also Like

331K 17.8K 19
[VOTE AND COMMENT] [Jangan salah lapak‼️] "Novel sampah,gua gak respect bakal sesampah itu ni novel." "Kalau gua jadi si antagonis udah gua tinggalin...
23.6K 1.6K 5
[1] Seorang center idol grup pria populer di Korea Selatan tiba tiba dikabarkan memiliki skandal dengan seorang Omega non-selebriti padahal diketahui...
76.8K 3K 32
Tentang Shaka Kenziana Pratama yang mencintai seorang pemimpin mafia, Adnan Juansara, Awalnya keduanya bahagia, Namun ada kejadian tak terduga yan...
52.5K 2.4K 13
"baby" • • •B×B area!!!! •18+/21+ •Homophobic menjauh •Bahasa kasar!!!