cinta dan kita | mencintai da...

By jejes0i2

337 44 0

Zanara dengan perasaan mati rasa nya. *** 5 detik, tapi bagi Zanara kenangan 5 detik itu seperti 5 tahun. da... More

prolog
01 | cinta dan kita
02 | cinta dan kita
04 | cinta dan kita
05 | cinta dan kita
06 | cinta dan kita
07 | cinta dan kita
08 | cinta dan kita

03 | cinta dan kita

17 4 0
By jejes0i2

vote dulu!

follow ig: jejes0i2_

selamat membaca, semoga suka, aamiin.

"aku merindukan seseorang yang tidak akan pernah kutemukan lagi"

***

Zanara menghela napas lega sambil merenggangkan otot-otot tangan yang pegal. gadis itu baru selesai mengerjakan soal matematika.

Zanara beranjak dari duduknya, menuju kantin untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan meminta untuk diisi.

dikantin, banyak sekali aneka jajanan yang sangat menggiurkan dimatanya. perempuan berkerudung putih syar'i itu memilih untuk membeli mie ayam favoritnya, dengan bakso bakar, cilung, dan pop ice coklat.

"ra, sini!" panggilan Jessi membuatnya menoleh ke sumber suara, lalu kesana setelahnya.

Jessi memang sudah duluan keluar kelas, untuk menempati meja yang akan mereka pakai untuk makan.

"udah mesen belum lo?" seperti biasa, gadis itu sudah stand bay dengan seblak ditangannya. Zanara merinding melihat kuah seblak itu yang sangat merah. entah mengapa dari semua gadis diindonesia yang sangat menyukai seblak, ia sendiri yang tidak suka dengan makanan satu itu. tidak tau alasannya.

"udah" balas Zanara.

seorang pria dengan nampan ditangannya menghampiri meja Jessi dan Zanara "ini neng, mie ayam spesialnya" ujar mamang itu

Zanara mengambil mangkok yang berada di atas nampan itu lalu memberi selembar uang berwarna ungu padanya "hatur nuhun mang"

semua makanan yang Zanara pesan sudah ada di depan mata, perempuan itu langsung melahapnya setelah membaca doa.

mereka berdua akhirnya selesai dengan ritual makannya. suara sendawa Jessi terdengar membuat Zanara menoleh sinis padanya "gasopan"

Jessi tampak melotot "gasopan gimana sih ra? namanya lagi sendawa masa mau gue tutup mulut"

Zanara tak menjawab, matanya menyapu pemandangan sekitar kantin. jajanan yang tadi masih banyak sudah tinggal sedikit.

perempuan itu beranjak diikuti Jessi yang mengekor seperti anak ayam dibelakangnya. Zanara menarik Jessi agar berjalan disampingya.

mereka berdua berjalan sampai kekelas, sudah ramai penghuni didalamnya.

"RA, pena yang lo pinjemin ilang ra. gatau kemana" baru melangkahkan kaki sekelas, suara Adit sudah masuk kegendang telinganya

perempuan itu menoleh "kok bisa sih dit?"

"lo kan tau, pada panjang tangan semua disini. meleng dikit udah ilang tuh pena" jelas Adit dengan wajah tak bersalah

Zanara mengedikan bahunya acuh "yaudah"

"TERUS gue pake apa nulisnya? lo bawa pena lagi?"

"kagak"

"LAH?!"

"itu sih desi" sahut Jessi yang sedari tadi hanya menyimak obrolan

"apaan tuh desi?" tanya Ciko

"derita situ!" jawab para kaum hawa bebarengan membuat para kaum Adam tercengang

"lah anjir!"

***

dibelahan bumi yang lain, seorang laki-laki dengan sarung dan peci dikepalanya sedang duduk diserambi masjid dengan Al-Qur'an ditangannya. laki-laki itu sedang memurajaah kembali hafalan yang sudah sedikit hilang dari otaknya.

"eh nan, sendirian aja?" laki-laki itu menoleh, mendapati teman sepondoknya

"biasakan salam"

laki-laki bersarung biru itu nampak menyengir "lupa aku" ujarnya

"iya, saya sendiri" jawab laki-laki yang sedang memurajaah, menjawab pertanyaan temannya.

"oh, kalo gitu saya masuk dulu yo. Assalamualaikum" laki-laki bersarung biru itu masuk setelah mendapat jawab dari temannya.

"Assalamualaikum Gus" lagi, seorang perempuan dengan cadar yang menutupi separuh wajahnya, datang menghampiri nya. laki-laki itu tidak menoleh, tatapannya masih tertuju pada mushaf al-quran "Waalaikumsalam, kenapa Ning?"

perempuan tadi nampak terdiam sebentar, lalu berucap "tadi ana disuruh Abah, untuk memanggil Gus Adnan ke ndalem. ada yang mau dibicarakan" ujar perempuan bercadar itu, dengan suara yang lembut.

laki-laki bernama Adnan itu mengkerut kan dahinya, kemudian mengangguk pelan "iya, nanti saya kesana bilangin Abah"

perempuan tadi tersenyum dibalik cadarnya, "kalo gitu saya permisi Gus, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Adnan menghela napas panjang, pasti Abah dari Ning-Zara, perempuan bercadar tadi akan mempertanyakan soal kemarin.

laki-laki itu beranjak, lalu berjalan setelahnya menuju ndalem.

***

Zanara menghela napas gusar, entah mengapa ia tiba-tiba merasa sesak didadanya. seperti ada sesuatu yang terjadi tanpa ia ketahui.

"kenapa ya?"

Zanara meminta izin kepada guru mapel untuk ketoilet. gadis itu memilih untuk berwudhu agar hatinya kembali tenang.

setelah selesai gadis itu kembali kekelas dengan perasaan sedikit lega. Jessi menyenggol lengannya saat sudah duduk "kenapa lo ra?"

Zanara menggeleng pelan, "gapapa"

Jessi menatap Zanara intens, seperti sedang menyelidiki temannya sesuatu. tangan Zanara sontak memukul lengan Jessi ketika wajah perempuan itu mendekat padanya "apaan sih lo jes?"

"benerankan gaada yang lo sembunyiin dari gue?"

"gaada jes, santai"

Jessi mengangguk, lalu kembali memandang guru yang berada didepan

"oke class, pelajaran hari ini cukup sampai disini saja. ada yang mau ditanyakan?" semua murid menggeleng, tanda tidak ada yang mau bertanya.

"kalau gitu ibu akhiri, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu. pulangnya nunggu bel berbunyi, jangan ada yang keluar-keluar ya? adit tolong dibilangin teman-temannya"

kelas yang tadi sunyi langsung ramai setelah Bu Lina keluar. para laki-laki langsung merapat di pojok, untuk mabar game. sedangkan para wanita sibuk berdandan entah memakai bedak, ataupun liptint.

Zanara hanya memperhatikan, tidak mau ikut-ikutan. gadis itu memilih untuk membuka cikinya.

"woi bagi liptint dong!"

"ih, liptint gue gatau dimana. tadikan dipinjem Cia"

"bedak mana bedak?!"

"alis gue beda sebelah ga sih?"

"bedak gue dempul kaga?!"

"asep lo bisa maen kaga sih? noob banget dah!"

"bisa lah, easy ini mah!"

"WOI KENAPA PERUNCING GUE ADA BEKAS PENSIL ALISNYA BAMBANG?!"

"SORRY GE, GUE YANG MAKE. GA TAJEM SOALNYA NI PENSIL ALIS!"

"gue udah cantik belum?"

"ratain noh liptint lo!"

Zanara terkekeh geli melihat teman-temannya yang sangat geger, hanya karena make-up. kelas sudah tidak kondusif, ketua kelas mereka sedang asik-asiknya bermain game.

Zanara teringat sesuatu, "ADIT BUKU GUE YANG LO PINJEM MANA?!" teriak Zanara pada Adit. cowok itu menoleh lalu berpikir "lupa gue ra" ucapnya tanpa rasa bersalah

"KOK NGUNJAK! cariin kagak mau tau gue"

"ih ra, lupa gue. besok dah gue cariin"

"SE-KA-RANG! gaada besok-besok. mau gue pake belajar. lusa ada ulangan, buruan cariin!"

"mager ra, lagi epep gua"

"BODOAMAT, gue gapeduli. sampe besok gaada, ga gue pinjemin lagi! awas lo!"

Zanara beranjak setelah mendengar bunyi bel. perempuan itu tak menghiraukan suara Adit yang memanggil namanya.

Zanara tiba di halte, menunggu angkot yang lewat. ia tidak membawa motor karena motornya sedang di pake sang kakak bekerja.

sembari menunggu, Zanara memilih untuk memesan es yang berada di seberang. perempuan itu menyebrang, setelah dirasa tidak ada kendaraan yang mau melintas.

"bu es boba coklat satu ya"

Zanara menyapu pemandangan sekitar, suara geluduk terdengar. perempuan itu mendongak, menatap awan hitam sudah menggepul di langit .

"nih dek"

Zanara menoleh, mengambil es coklat itu "berapa bu?"

"delapan ribu aja"

setelah memberi uang, Zanara kembali ke halte. pas sekali Angkot hijau berhenti didepannya. gadis itu langsung masuk, bergabung dengan penumpang yang lain.

Zanara memilih duduk dipaling pojok, karena bisa melihat pemandangan dari jendela yang terbuka. cairan bening turun dari atas, hujan ternyata sudah turun.

Zanara membiarkan wajah nya tersembul angin, sesekali perempuan itu menyedot es coklatnya.

"bang kiri!" ujar Zanara saat sudah sampai rumah

setelah memberi uang, gadis itu turun dan langsung kerumah.

suara pertengkaran antara pria dan wanita terdengar di telinganya, Zanara menghela napas panjang. pasti orang tuanya kembali bertengkar masalah keuangan.

salah satu keinginan Zanara ingin sukses karena ia ingin merasakan adem nya keluarga tanpa banyak pertengkaran. Bapaknya hanyalah pekerja supir angkot sedangkan Mamahnya, hanya Irt.

Zanara duduk di teras rumah, menyumpal telinganya dengan earphone agar tidak mendengar suara pertengkaran itu.

perempuan itu terlalu memendam semuanya sendiri, disaat teman-temannya bercerita tentang masalah yang mereka hadapi, Zanara hanya menyimak tidak berniat menceritakan masalah kehidupannya juga. gadis itu tidak mau semua orang tau tentang masalah yang ia hadapi, biarkan saja dirinya mati membawa semua beban cerita dibenaknya.

seseorang menyenggol lengannya membuat Zanara membuka matanya, ternyata Bapaknya. gadis itu mengambil earphonenya. "baru pulang?" tanya Bapaknya

"iya, nara masuk dulu ya?" setelah mencium tangan Bapaknya, Zanara langsung masuk mencari Mamahnya untuk salim.

Zanara merebahkan tubuhnya pada kasur miliknya. "pusing juga gaada tempat cerita, haha"

***

dibelahan bumi yang berbeda beda, tapi di waktu yang sama. dua orang perempuan dan dua orang laki-laki sedang duduk di atas sejadah. jam menunjuk angka 03.00 mereka sedang melakukan doa, setelah selesai sholat tahajud.

perempuan dengan balutan mukenah merah maroon polos menatap ke atas dengan tangan yang mengadah " Ya Allah, hilangkan perasaan hati ini jika ia bukan ditakdirkan buat hamba. tapi, jika ia diciptakan untuk hamba maka buatlah pertemuan kembali dengan hati yang menyatu"

laki-laki dengan sarung hitam kotak-kotaknya juga melakukan hal yang sama "Ya Allah, hamba tidak tahu harus menerima perjodohan itu atau tidak. karena hati hamba sudah terisi wanita lain. wanita yang berhasil mengambil hati hamba, setelah merasakan trauma akan mencintai. tolong takdirkan yang terbaik buat hamba, Ya Allah. engkaulah maha mengetahui"

perempuan dengan mukenah merah muda polos juga sedang berdoa "Ya Allah, hamba sangat mencintai salah satu ciptaan mu yang merupakan seorang Gus dari ponpes Alkhusyain. alangkah baiknya, jika ia ditakdirkan buat menjadi jodoh hamba. permudahlah ia menjalani hari-harinya. hamba salah satu perempuan yang senang, jika melihat orang yang hamba cintai, bahagia"

laki-laki dengan sarung biru polosnya berdoa, mengadahkan tangannya "Ya Allah, jodohkan lah ia dengan hamba. jika ia bukan jodoh hamba melainkan jodoh orang lain. hamba juga orang, Ya Allah."

mereka berdoa di waktu yang sama dan tempat yang berbeda. mereka saling mendoakan satu sama lain, dan siapakah yang akan menang melawan pertarungan langit ini?

***

gimana part ini menurut kalian?

ada yang mau disampaikan kepada mereka?

terimakasih sudah membaca <3

follow ig :
jejes0i2

Continue Reading

You'll Also Like

65.6K 3.3K 51
rangkaian kata insya allah bermotivasi dan bermanfaat untuk hijrah
220K 4.9K 71
imagines as taylor swift as your mom and travis kelce as your dad
38.9K 922 23
plagiat? jauh jauh! 'Ih amit amit gue punya suami yang spek ustadz, bisa bisa nanti ngeceramahin gue 24 jam. Apalagi pakaiannya yang pake sarung atau...