I WANT YOU (END)

By SriNNingsih

1.7M 138K 1.9K

Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak d... More

PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
Extra Part 4
Persiapan untukmu, Ace!
Hello

67

9.4K 993 31
By SriNNingsih

"Salsabila!" Ricard tertegun karena bukan Nathalia yang berdiri di depan matanya.

FLASHBACK ON

"Ayo kita ke Altar!" Ujar Duke Aaron.

Thalia terdiam lama, ia khawatir dirinya akan kembali terluka jika keluar dari ruangan yang telah menyekapnya beberapa hari itu. Ekspresi wajah Thalia amat rumit, Duke Aaron menatapnya penuh tanda tanya.

"Ada yang mengganggu pikiranmu, Sayang?" Tanya Duke Aaron.

Thalia mengangguk, "Ruangan ini di lapisi sihir, Ayah. Dan itu hanya berlaku untukku. Karenanya aku tidak bisa kemanapun hingga hari ini. Tapi, bagaimana Ayah bisa mengetahui aku disini?" Tanya Thalia.

"Ratu Julie sudah memberitahuku kalau ruangan ini sudah aman dari kekuatan sihir. Karena kontrak efektivitasnya memang sampai hari di mana kamu menikah, Sayang." Jawab Duke Aaron. "Tapi sebelumnya, dia memang tidak memberitahuku dimana ruangan tempatmu berada, kami semua kesulitan mencarimu. Dan karena hari ini merupakan hari pernikahanmu dengan Sang Raja. Maka, aku juga mempunyai hak atas dirimu dan menuntut pada Ratu Julie untuk bisa mengantarmu langsung ke altar. Karena kamu harta yang paling berharga untuk Ayah, Sayang." Jawab Duke Aaron membuat perasaan Thalia menghangat. "Aku yakin sihir itu sudah hilang. Ayo, kita ke altar sebelum semuanya terlambat." Ucapnya lagi.

Thalia tak banyak bicara, ia berjalan bersama Ayahnya menuju altar. Gadis itu terdiam menatap jalan yang ia lalui, Thalia sadar tidak menuju altar melainkan menuju istana Pangeran Kedua, ia menaiki kereta sebentar agar lebih cepat sampai menuju tempat tujuan. Netra emas madunya melirik sang Ayah yang masih memandang lurus ke depan, sesekali sang Ayah membenahi dan menjaga gaun pernikahan milik Thalia agar tidak rusak dan kotor.

'Kenapa tak ada satupun pengawal yang berjaga di sepanjang jalan aku lewat ya. Apalagi di istana Pangeran Kedua yang nampak sepi.' Ujar Thalia dalam hati.

Kereta berhenti, keduanya kembali berjalan menuju ruangan yang tertutup pintu. Raymond dan William membuka pintu lebar pintu yang tertutup.

Kedua netra emas madunya membola sempurna melihat pemandangan di depan matanya. Sebuah altar sederhana dimana Ace sudah menunggunya. Ia memakai tuxedo yang sempat di abaikan Ricard akibat ukurannya yang kebesaran. Gejolak hatinya tiba-tiba membuncah. Rasa rindu, marah, sakit, kesal, bahagia semuanya bercampur menjadi satu. Ia tak menyangka bahwa yang menunggunya ialah laki-laki pemilik separuh hatinya, bukan Ricard seperti yang ia khawatirkan.

'Bagaimana bisa?' Tanya Thalia masih belum percaya apa yang terjadi di depan matanya.

"Ayah, apa maksudnya ini?" Tanya Thalia masih belum percaya dengan pemandangan di depannya.

Duke Aaron tertawa pelan. "Rencana mendadak kita bertiga." Ujarnya.

Thalia menatap Ayahnya tak percaya. "Rencana bertiga?"

Duke Aaron mengangguk, ia mengantar Thalia ke depan altar untuk menyerahkan putri semata wayangnya kepada Ace yang sudah tersenyum menatap Thalia yang datang kearahnya.

"Lebih tepatnya rencana Ace. Aku dan Xandros hanya membantunya." Ucap Duke Aaron.

Thalia mendelik "Kakak di sini?" Ia mengedarkan matanya ke seluruh ruangan, tak ada satu orang pun kecuali Ace dan pendeta disana. Thalia menyadari bahwa tak ada tamu penting di acara mereka. Hanya keluarga Thalia, dan beberapa orang yang ia kenal dari Shadow Knight. 'Kenapa mereka bisa sampai disini?' Thalia kembali bertanya-tanya dalam hati. Ia bingung karena lama tersekap di dalam ruangan berlapis sihir hingga ia merasa asing dengan dunia luarnya.

"Xandros di tempat lain, ia mempunyai tugas resmi yang penting untuk di lakukan." Duke Aaron tertawa pelan. Thalia menatap Duke Aaron dengan wajah rumitnya.

Xandros di tempat lain dengan penampilannya yang menyerupai Duke Aaron--Ace lah yang menjadi pelaku utama merubah Xandros seperti Duke Aaron. Dengan langkah berwibawanya, ia mengantar Salsabila dengan gaun pernikahannya menuju Altar Istana. Setelah mengantarkan Salsabila, Xandros kembali menghilang di ruangan tersebut tanpa di ketahui siapapun.

Alexandros tidak mau tertinggal ke acara pernikahan adik tersayangnya. Ia bergegas menuju istana Pangeran kedua dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kecurigaan. Suasana lenggang karena penjagaan istana yang hanya memperketat istana utama dan altar membuat istana pangeran kedua menjadi terabaikan.

Bukan hanya itu, dampak dari Duke Aaron menarik semua pasukan juga mengakibatkan sang Ratu lebih mengirimkan prajurit untuk menjaga wilayah perbatasan, karena ada tempat yang harus sang Ratu lindungi. Prajurit yang tidak berangkat ke perbatasan mendapat tugas menjaga istana. Raja Ricard pun mematuhi semua yang di perintahkan Ratu Julie kepadanya. Jadi, Raja Ricard hanya fokus ke pesta pernikahannya saja.

Saat tiba di depan altar, Duke Aaron menyerahkan pengawasan serta segala tugasnya sebagai sang Ayah kepada Ace sang calon suami Thalia. "Ace Ellenius! Aku sebagai Ayah sekaligus Wali dari Nathalia Zeyrav menyerahkan harta terbesarku padamu. Aku titipkan dia kepadamu. Aku percayakan kebahagiaannya kepadamu. Bimbinglah dia, baik dalam kelebihan ataupun kekurangannya. Jangan sekalipun kau membuatnya terluka dan bersedih, jika hal itu sampai terjadi. Maka, aku akan mengambil harta jiwaku kembali dari sisimu!" Duke Aaron menyampaikan pesannya kepada Ace dengan nada tegas seorang Ayah yang memang berat melepas putri tersayangnya.

Tangan Ace meraih tangan Thalia dari Duke Aaron. "Saya berjanji akan melaksanakan segala pesan yang Ayah berikan padaku. Dengan segenap jiwa dan raga, aku akan menjaga, melindungi, serta membuatnya bahagia sampai maut memisahkan. Ayah jangan pernah ragu kepadaku! Separuh jiwaku ada padanya, separuh hatiku juga miliknya. Aku mencintai putri Anda, Thalia." Jawab Ace dengan nada tegas dan lugasnya.

Tak terasa bulir bening jatuh dari sudut mata Thalia, perasaannya benar-benar menghangat. Ia terharu karena ada 2 orang pria yang begitu mencintainya di kehidupan asingnya ini. Thalia yang sudah lama tak merasakan kasih sayang seorang Ayah dan tak pernah sekalipun merasakan kasih sayang yang di berikan oleh seorang laki-laki atas dirinya sebagai wanita.

Thalia pertama kali merasakan itu semua, ia sangat bersyukur bisa di beri kesempatan merasakan perasaan hangat itu meskipun raga dan dunia ini bukanlah miliknya. Thalia tak berani membayangkan, jika suatu saat nanti ia tiba-tiba menghilang dari dunia ini dan kehilangan 2 orang yang kini telah membuatnya jatuh cinta untuk kesekian kali.

Jemari kekar Ace menyeka lembut air mata yang keluar dari sudut mata Thalia. "Kau sudah siap, Sayang?" Tanyanya.

Thalia mengangguk tanpa ragu, "Aku siap!"

Pernikahan sederhana yang hanya di hadiri segelintir orang-orang terdekat membuat suasana semakin khidmat. Pendeta yang sudah berdiri di hadapan Ace dan Thalia pun memulai acara pernikahan sederhana tersebut.

"Kepada kedua mempelai, Tuan Ace Ellenius dan Nona Nathalia, aku persilahkan untuk mengikrarkan janji suci setia di hadapan Dewi Keabadian." Sahut pendeta setelah selesai memberikan serangkaian pesan dan membaca doa.

Ace meraih kedua tangan Thalia, mereka berdua berdiri berhadapan dengan kedua mata berbinar saling menatap lembut penuh sarat kebahagiaan, terutama Thalia.

"Saya, Ace Ellenius mengambil engkau separuh jiwaku Thalia Navgra di dalam ragamu yang sempurna Nathalia Zeyrav untuk menjadi istri saya. Untuk saling memiliki dan menjaga. Dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, sehat maupun sakit, dan saling mengasihi dan menghargai sampai maut memisahkan. Sesuai dengan hukum dari Sang Dewi Alam Keabadian, inilah janji setiaku yang tulus padamu." Ace mengikrarkan janji sucinya dengan lantang, tanpa ada rasa ragu.

Thalia membeku, ia terkejut karena Ace tidak hanya menikahi Nathalia Zeyrav, tetapi juga menikahi jiwanya sendiri Thalia Navgra yang ada di dalam raga Nathalia.

Setelah hening beberapa saat, Thalia tersentak karena genggaman Ace sedikit mengerat. Gadis itu segera mengambil nafas, ia berusaha tenang meski di dalam dirinya sudah porak-poranda akibat kinerja jantungnya bekerja 2 kali lebih cepat.

"Saya, Nathalia Zeyrav bersama didalam diriku Thalia Navgra. Bersedia mengambil engkau untuk menjadi suami saya. Untuk saling memiliki dan menjaga. Dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, sehat maupun sakit, dan saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan. Sesuai dengan hukum dari Sang Dewi Alam Keabadian, inilah janji setiaku untukmu." Thalia mengikrarkan janjinya dengan suara sedikit bergetar menahan perasaan haru karena ingin menangis bahagia.

Pendeta melanjutkan prosesi setelah ikrar janji suci. Xandros yang sudah hadir di dalam ruangan meskipun terlambat mulai melangkahkan kakinya mendekati sang pendeta dan kedua mempelai. Yasmin memberikan nampan berukuran kecil dengan kotak bludru kecil berwarna merah yang berisi sepasang cincin pernikahan kepada Xandros. Pria itu menyerahkan cincin tersebut di depan kedua mempelai.

"Cincin ini bulat, seperti simbol yang memiliki arti tanpa awal dan tanpa akhir, sebagai lambang kasih sayang dari Sang Dewi Keabadian yang tanpa awal dan tanpa akhir. Atas dasar itulah, cincin ini menyatakan bagi kedua mempelai untuk meniru kasih sayang Sang Dewi dalam kehidupan rumah tangga. Dengan mengasihi pasangan tanpa awal, juga tanpa akhir." Papar pendeta yang memberikan pesan kepada kedua mempelai.

Thalia menatap jari manis tangan kirinya yang kini sudah melingkar cincin putih dengan siluet emas membingkainya dan berhiaskan tiga berlian cantik tertanam di tengahnya. Ia sedikit menyesal karena kehilangan cincin tunangannya tempo hari akibat ulah Ricard yang melepaskannya. Ace tersenyum, ia menatap Thalia lembut. Kini, giliran Thalia menyematkan cincin pasangannya ke jari manis tangan kiri Ace. Cincin dengan kedua warna putih dan emas tanpa batu berlian bertengger cantik di jari manis Ace.

Pendeta tersenyum samar karena prosesi pernikahan sudah selesai ia laksanakan. "Saya persilahkan kedua mempelai memberikan ciuman kasih sayangnya untuk pertama kali sebagai pasangan suami dan istri." Sahut pendeta kemudian sebagai titik akhir acara pernikahan.

Ace meraih tudung veil transparan yang menutupi wajah cantik Thalia. Ia membukanya dan merapikan sedikit ke belakang, jemari tangan kanan Ace mengelus lembut pipi Thalia sambil sedikit menariknya agar posisi mereka saling mendekat.

Ciuman lembut sukses mendarat. Ace sedikit melumatnya meskipun hanya sebentar. Thalia memejamkan matanya menikmati ciuman lembut yang Ace berikan. Suara tepuk tangan memecah keheningan ruangan tersebut.

Thalia membuka matanya setelah tautan bibir mereka terlepas, tampak jelas sorot kelegaan dan kebahagiaan yang terpancar dari keduanya. Tak ada lagi yang bisa memisahkan keduanya terkecuali takdir dan maut.

"Aku mencintaimu, Istriku." Ucap Ace, ia mengecup puncak kening Thalia.

Thalia merasakan desiran aneh di puncak keningnya, ia merasakan kecupan itu hangat, dan lembut. Tapi seperti memiliki arus listrik yang mampu membuat Thalia merasakan sengatan sensasinya. Wajahnya merona merah, ia sadar sudah menjadi seorang istri sekarang. "Aku juga mencintaimu, suamiku." Jawabnya dengan suara pelan karena malu.

FLASHBACK OFF

Acara pernikahan di hari yang sama dengan tempat yang berbeda pun selesai di laksanakan. Meskipun, salah satunya menghasilkan kegemparan yang luar biasa. Rencana Ace terbilang sangat mendadak dan sangat beresiko untuk gagal. Karena ia buta dan tak tahu dimana Thalia berada.

Tapi, pria bernetra merah bertekad mempertahankan wanitanya. Ia tak ingin siapapun memiliki wanita yang telah ia tandai. Rencana yang awalnya kurang matang, seketika menjadi sempurna dan peluang keberhasilannya besar. Karena Ace mendapat dukungan dari Duke Aaron dan Alexandros.

Dengan ekspresi tenang, datar, dan dingin, Ace terus memantau ketika rencananya di jalankan. Sesekali ia menggunakan sihirnya jika di perlukan. Senyuman miring tersungging di wajahnya, ketika ia teringat kembali apa yang sudah mereka lakukan.

"Kau masih berhutang penjelasan kepadaku, Tuan Ace!" Ujar Thalia yang kini melepas gaun pengantinnya yang amat berat itu karena permintaan Ace.

Netra merahnya menatap Thalia lembut, senyuman tersungging di wajahnya yang rupawan. "Setelah semuanya selesai, aku akan menjelaskan." Jawabnya. "Ayo! Aku bantu untuk melepaskan gaunmu. Kita harus segera mengenakkan baju yang ringan karena akan ada kejutan besar menanti."

Thalia mendengus kesal, "Tak adakah rasa malu atau berdebar bahkan segan darimu, Tuan?" Protes Thalia yang melihat mimik wajah santai Ace di depannya. Hanya dirinya yang berusaha mati-matian untuk tidak mati lemas karena jantungnya tidak sopan terus berdebar.

Thalia sempat berpikir, secepat itu Ace akan melakukan ritual unboxing dirinya. Karena pria itu segera menarik dan menyeretnya ke kamar Ace setelah pemberkatan pernikahan selesai. Bayangan mesum Thalia hancur seketika karena Ace hanya ingin membantunya mengganti gaun berat dengan pakaian lain yang ringan.

Jiwa Thalia memang sudah dewasa, ia sudah berumur 32 tahun di dunianya, tetapi masih setia dengan status single. Jadi, wajar kalau di otaknya sudah tersusun banyak situasi-situasi mesum yang membuatnya kelimpungan sendiri. Thalia bukan wanita sebaik itu, tetapi ia tak pernah punya kesempatan berdekatan dengan laki-laki manapun dan tak pernah berbuat aneh-aneh seperti memanggil pria penghibur. Karena jam terbang profesinya amat tinggi serta kesempurnaan fisik dan materi yang Thalia punya membuat laki-laki berpikir dua kali untuk mencoba mendekatinya.

'Sejujurnya, aku sedikit geli karena menikah dengan brondong muda berusia 20 tahun di dunia ini. Meskipun, aku berada di tubuh Nathalia yang masih berusia 18 tahun. Tapi, jiwaku sudah setua itu 30an tahun.' Batin Thalia geli bercampur sedih mengingat usia aslinya sudah berkepala tiga.

🌹🌹🌹

Bagi yang penasaran tentang Umur Thalia, Nathalia, dan Ace sudah terungkap ya.. Hahahaha...
Sengaja weh tak aku bahas di awal..

Banyak yang mengira Thalia umur 21 th uda jadi spesialis. Terlalu muda kak! Dunia fiksi tak selamanya indah.. Meski aku gila n suka ngayal. Tapi, aku masih waras buat alur ngehalunya.. 😵‍💫😵‍💫😵‍💫
Itu pun kalau di rasa masih kemudaan. Ya mohon maaf yah, kesalahan tetap di Author..😁 🙏

Thalia sama denganku.. "Perawan Tua" yang asyik bekerja hingga lupa "Menikah" 😂😂😂 Tau2 kepala tiga sudah menyambut.. 😂😂

Udah double up ya.. Habis tabunganku..
Sabar dulu..

Ada anak soalnya 😂😂

Salam Semangat bagi Ibu Rumah Tangga

NING SRI 😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 180K 45
Julia gadis 12 tahun yang meninggal akibat menghirup kebocoran gas, tiba-tiba terbangun di tubuh balita kecil! Bagaimana ini? Balita itu bahkan belum...
598K 17.2K 21
Judul Sebelumnya : My Cold Husband Selena Azaerin, itulah namanya, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, dia tak pernah kehilangan sif...
645K 39.8K 67
Serena memiliki hobi yang aneh, gadis itu senang menghancurkan rumah tangga orang lain. Bagi Serena, menghancurkan rumah tangga orang lain adalah sua...
464K 43.4K 91
(SIDE STORY ADA DI GOODNOVEL) Seorang gadis yatim piatu meninggal dunia dengan cara yang sangat mengenaskan. Ia mati terbakar di dalam panti asuhan t...