Headmaster [BL]

Av Hulk_Ijok

254K 12.4K 335

[MINIMAL FOLLOW LAH YA BIKIN CERITA SUSAH โ€ผ๏ธ] [Ganti Cover๐Ÿ’ž] [BANTU PROMOSI CERITA INI. TERIMA KASIH ๐Ÿ’ž๐Ÿ’] "... Mer

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11 ๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
23
24
25
26
27
28
29
30

22

4.4K 221 5
Av Hulk_Ijok

Happy reading 🦅

menemani malming anda
yang jomblo.

typo tandai

"AKKKHHH!!!"

plak
pukk
pangg

"Akhh, udah! gue mohon berhenti!."

"Hahaha berhenti!? MIMPI!!. Salahin tuh teman lo!."

Plak!
pukk!

"AKHHHH!! SI-SIALAN!."

"HAHAHA! MAMPUS LO! RASAIN INI!."

PLAK!

"AKHH! Sabrina!, lo bukan manusia lo monster!."

"Emang gue monster!, denger ya karena gue belum berhasil nge-culik Gabriel, lo yang harus nanggung semua nya." Sabrina mengangkat kepala Saka yang menunduk.

cuih.

"Mimpi! kalo lo bisa nge-culik Gabriel." Sabrina terkekeh pelan.

"Oh ya!?, lo liat orang yang disamping gue? dia yang bakalan nge-culik Gabriel. Sini lo." Orang yang disamping Sabrina menghampiri dengan perlahan-lahan dan membuka masker yang menutupi wajahnya.

"LO!!? ANJING!!."

.
.
.
.

Tiga orang terlihat sedang kesusahan seperti mencari sesuatu dari laptop Darren, Darren dengan lihai memainkan jari-jarinya di keyboard laptop.

"Mana nomor plat mobil nya?." Darren mengangkat tangan sebelah meminta nomor plat. Afgan dengan sigap memberikan nya.

"Ren?, kamu benar bisa?." Darren hanya berdehem ia masih fokus pada laptop nya.

Kling!

pencarian terkait dengan nomor plat mobil itu berhasil membuat Afgan, Gabriel dan Darren merasa senang.

"Lebih baik sekarang kita ke alamat itu." Darren dan Gabriel mengangguk, Saat hendak pergi,

"Sayang, kamu pulang aja ya." Tahan Darren saat Gabriel ingin ikut.

"Gak! aku mau bantu kalian!."

"Sayang ingat kamu itu gak boleh kecapean."

"Sayang aku gak papa kok, aku ikut ya? please."

"Gak!." Dengan cepat Darren membawa Gabriel ke mobil dan sesampai nya di mobil, "Gan, kamu tunggu disini saja, saya akan membawa Gabriel pulang dahulu."

"hM, jangan terlalu formal ngomong sama saya pak." Darren hanya berdehem dan langsung pergi meninggalkan tempat itu.

"Ren! aku mau bantu kalian! Gimana sihh." Gabriel memalingkan wajahnya kearah jendela mobil.

"Sayang, dengerin aku kamu itu lagi hamil gak boleh kecapean, okey."

"Tau ah!." Darren dan Gabriel pun sampai di apartemen Darren. Ya Gabriel dan Darren mulai sekarang akan tinggal dan hidup dalam satu atap itu atas permintaan Darren, ia ingin memulai hidupnya dengan orang yang ia cintai.

Darren membuka pintu mobil sebelah Gabriel, Gabriel yang seperti masih marah keluar dari mobil sambil mengoceh tidak jelas, Darren hanya menggeleng kecil melihat tingkah Gabriel.

"Aku udah telepon bunda dan mamah untuk jagain kamu, Kamu jangan lupa istirahat ya." Ucap Darren sambil membuka pintu dan Gabriel hanya berdehem.

Darren dan Afgan sudah sampai di lokasi, Gabriel? ia sudah dijaga oleh mamah dan bunda nya.

Tok tok tok.

"Permisi!?." Terdengar sahutan dari dalam dan pintu mulai terbuka, memperlihatkan seorang pria yang sedikit berisi, bukan otot tapi lemak

"Iya ada apa?."

.
.
.
.

"Maafin aku ya mas, aku teh belum bisa nemuin keberadaan anaknya mas." Terlihat seorang pria sedang duduk di bangku taman sambil menatap bintang-bintang di langit.

Tes.

"Ekhm!." Mendengar suara batuk Faisal yang tadi nya melihat kearah langit langsung melihat kesumber suara.

"Loh! pak dokter?, pak dokter teh kenapa disini?." Faisal langsung berdiri kearah Dokter itu.

"Loh? memang nya saya gak boleh disini?."

"Eh— bu-bukan gitu maksud nya teh,  pak dokter gak kerja?."

"Saya lagi istirahat." Faisal hanya ber'oh'ria.

"Sok atuh duduk, nanti teh pegel kalo berdiri terus." Dokter dan Faisal duduk bersebelahan.

"Pak dokter teh apa kabar?."

"Baik, kalo kamu apa kabar."

"Ah! kalo saya teh pasti baik kabarnya, apa lagi semenjak saya kerja di rumah pak Zitlan, pak dokter."

"Jangan panggil pak dokter lagi, panggil aja Joshua."

Joshua maherdarvin Dokter Internasional yang dikagumi oleh banyak orang dan menginspirasi banyak anak muda masa depan.

"OHH!! PAK DOKTER JOSHUA YANG TERKENAL ITU NYAK?!." Joshua terkekeh kecil melihat ekspresi wajah Faisal.

"Kalo lagi diluar gini panggil Joshua aja jangan ada 'pak dokter' nya, okey." Faisal mengangguk kecil.

"I-iya mas Joshua..." cicit Faisal.

"Mas?." Ucap Joshua memastikan apa yang diucap Faisal. Dan Faisal hanya mengangguk.

"Saya teh pengen banget ketemu sama mas Joshua, dari dulu saya teh cita-citanya pengen jadi dokter sama kayak mas Joshua."

"Terus kenapa gak sekolah kedokteran?."

"Ah! mas Joshua gak liat apa aku pake baju apa." Faisal menunjukkan baju seragam supirnya.

"Memang nya kenapa kalo kamu supir?."

"Saya teh ngerasa gak pantas."

"Dengerin saya, semua orang itu bebas memilih cita-citanya mau cita-cita dari yang bawah sampai yang tinggi, itu gak ada masalah sama kamu yang cuma supir. Setiap universitas kampus gak pernah mandang mahasiswa nya, mereka gak peduli dengan status miskin-kaya nya, yang mereka lihat itu usaha dan prestasi belajar kita."

"Walaupun gitu saya teh gak punya uang mas, masa saya harus ngutang dulu kan gak lucu."

"—Ah! saya teh pulang dulu nyak takut dicari sama pak Zitlan dan sekeluarga, mari."

Faisal berjalan menjauh dari tempat tadi, sampai terdengar suara perut lapar.

"Aduh! perut saya teh mau pulang makannya nanti aja nyak." Faisal mengusap pelan perutnya sambil melihat ke sekitar, mencari tempat makan sampai mata nya tertuju pada sebuah warung pecel lele.

"Bang! pecel lele nya satu porsi nyak!." Faisal mendudukkan dirinya sambil menunggu pecel lele nya disajikan, setelah beberapa menit pecel lele nya sudah siap disajikan.

"Sok atuh! dimakan." Faisal mengangguk lalu memakan makanan dihadapannya.

setelah beberapa lama makan terdengar suara handphone nya, Faisal dengan cepat memeriksa siapa yang menelepon dan ternyata Vina yang menelpon nya.

"Halo buk? ada apa?."

"Sal tolong beliin makanan di cafe X ya, beli nya tiga porsi."

"Siap buk!." Vina mematikan telepon nya, Sementara Faisal langsung bergegas pergi tidak lupa untuk ia membayar makanan.

Diperjalanan Faisal mencari tempat yang dimaksud oleh Vina sampai akhirnya ketemu.

Faisal masuk dan langsung memesan makanan 3 porsi, "Mohon ditunggu ya, bapak bisa duduk dahulu untuk menunggu makanannya." Ucap salah satu pegawai di cafe itu. Faisal menuruti yang dikatakan pegawai itu.

Ia duduk di salah satu kursi yang berdekatan dengan tempat pemesanan, hingga mata nya tertuju pada dua orang yang baru mendudukkan diri disalah satu kursi yang berdekatan dengan nya.

Awalnya Faisal tidak ambil pusing mendengar apa yang dua orang itu bicara kan, sampai...

"Sesuai rencana kita, lo harus deketin Gabriel dan buat Darren cemburu bila perlu sampai mereka putus, setelah itu lo tau kan apa yang harus lo lakuin."

"Gue tau, sekarang lebih baik kita rayain kemenangan kita karena udah berhasil nge-culik Saka." Pria itu mengangkat gelas nya untuk bersulang dengan wanita didepannya.

Pembicaraan dua orang itu didengar jelas oleh Faisal, ia awalnya mengira yang dimaksud kedua orang itu bukan Gabriel yang iya kenal, tapi setelah mendengar salah satu dari mereka menyebut nama Darren ia menjadi yakin Gabriel yang dimaksud adalah Gabriel yang ia kenal.

Faisal yang ingin menghampiri kedua orang itu tidak jadi karena pegawai tadi memanggil nya hingga Faisal mengurungkan niatnya

"Ini ya pak pesanan nya, terimakasih telah berkunjung." Faisal hanya mengangguk dan langsung pergi, ia ingin menceritakan tentang pembicaraan yang ia dengar.

Faisal melaju dengan kecepatan rata-rata, sungguh ia ingin menceritakan tentang kedua orang itu kepada Gabriel.

.
.
.
.

Tok tok tok.

"Iya tunggu sebentar." pekik Vina dari dalam, saat ia membuka pintu terlihat Darren dan Afgan yang nampak kelelahan dengan cepat ia membawa keduanya masuk.

"Darren!!." Gabriel berlari memeluk Darren.

"Hikss aku khawatir tau! kalian berdua lama banget! hikss."

Darren mengusap pelan punggung Gabriel, "Maaf ya bikin kamu khawatir, kita berdua lama karena orang yang kita temui ternyata bukan pelakunya, 3 hari yang lalu malam nya, mobil milik nya sempat hilang tapi setelah pagi hari mobil sudah berada di garasi. Jadi kita masih cari orang yang curi mobil itu, dan ternyata orang yang mencuri nya orang yang sama." Jelas Darren, Afgan sudah tidak kuasa menahan air matanya rasa nya dia ingin sekali memutar waktu.

Gabriel melepas pelukannya beralih melihat kearah Afgan, melihat keadaan Afgan yang memprihatinkan Gabriel dengan sigap memeluk Afgan, di situ lah untuk kedua kalinya tangisan Afgan pecah.

"GABRIEL! HIKSS GUA TAKUT HIKSS SAKA KENAPA-KENAPA—g-gua takut."













































TBC....

Wah-wah benar-benar nih orang yang culik Saka, mau mati kali yak?

Pada ngapel nih ceritanya?
yang gak ngapel kita sama😂

aku berharap untuk malming ini hujan, biar pada mampus gak bisa ngapel.

Pabai💞

Fortsett รฅ les

You'll Also Like

1.1M 50.5K 33
Banyak adegan 18+ nya, bocil minggir... Andhara Faresta, biasa di panggil Andhara atau Dhara cowok yang baru sadar ternyata dirinya belok dan terjeba...
75.5K 8.3K 7
Alis pemuda itu terangkat. Dia menatap Radev dari ujung rambut sampai ke kaki. "Adek gua punya temen modelan gini ternyata." Siapa sangka yang dihada...
1.9M 87.1K 46
Di satukan oleh keponakan crush Kisah seorang gadis sederhana, yang telah lama menyukai salah satu cowo seangkatannya waktu sekolah dulu, hingga samp...
76.6K 3K 32
Tentang Shaka Kenziana Pratama yang mencintai seorang pemimpin mafia, Adnan Juansara, Awalnya keduanya bahagia, Namun ada kejadian tak terduga yan...